BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian dilaksanakan di Kampus V Pabelan, Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Jl. Ahmad Yani No. 200 Kartasura
Surakarta.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap yang secara garis besar dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Pengajuan Judul Skripsi Penyusunan Proposal Seminar Proposal Pengumpulan Data Penulisan Modul Validasi Desain Revisi Desain Validasi II Revisi II Uji Coba Produk Revisi Produk Produk Masal Penyusunan Laporan Akhir
Bulan Mar April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari
38
39 B. Metode Pengembangan 1. Model Pengembangan Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development/RD). Metode Penelitian dan Pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009: 407). Model pengembangan yang digunakan adalah model prosedural yang diadaptasi dari model pengembangan desain instruksional menurut Dick & Carey.
2. Prosedur Pengembangan Dalam penelitian ini diperlukan prosedur kerja yang sistematis dan terarah sehingga diharapkan dapat terencana dengan baik. Adapun prosedur kerja yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini mulai dari pemilihan materi sampai uji coba produk.
40 Mulai
Pengkajian Mata Kuliah
Pengkajian Pembuatan Media
Potensi dan Masalah Pengumpulan Data Pengembangan & Penyusunan Produk
Validasi Desain Revisi Desain Uji Coba Produk
Revisi Produk Uji Coba Pemakaian
Revisi Produk Produk Masal
Selesai Gambar 3.1 Bagan Alur Prosedur Pengembangan
Pengkajian Penggunaan Media
41 a. Pengkajian Materi, Pengkajian Penggunaan Media Pemilihan materi merupakan kegiatan menentukan topik atau materi yang nantinya akan disampaikan kepada pengguna. Membuat peta materi berisi
persiapan
pembuatan
ayunan
edukatif,
langkah
pengerjaan,
keselamatan kerja, rangkuman materi, tugas pembelajaran, tes formatif, kunci jawaban. Untuk itu perlu ditetapkan siapa penggunanya. Hal ini bertujuan untuk menentukan apakah model pembelajaran tersebut baik atau tidak. Pengguna dari media pembelajaran ini nantinya adalah mahasiswa semester IV Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS Surakarta.
b. Potensi dan Masalah Potensi adalah segala sesuatu
yang bila didayagunakan akan
memiliki nilai tambah. Potensi yang ada pada mata kuliah praktik las dan tempa lanjut yaitu membuat suatu produk berupa barang jadi. Apabila dikembangkan lagi produknya bisa dijual dan akan memberi keuntungan bagi instansi tersebut. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Salah satu pemasalahan yang ada pada pembelajaran praktik las dan tempa lanjut yaitu belum adanya modul pembelajaran.
c. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan peneliti sebagai bahan yang nantinya akan digunakan untuk membuat modul pembelajaran yaitu dengan cara studi pustaka, interview dan angket.
d. Pengembangan dan Penyusunan Produk Produk
yang
akan
dikembangkan
adalah
berupa
modul
pembelajaran. Prosedur pengembangan produk yang dilakukan sesui pada gambar 3.1. Menurut
Sudjana
dan
Rivai
penyusunan modul adalah sebagai berikut:
(2007:133),
langkah-langkah
42 1) Menyusun Kerangka Modul Langkah-langkah penyusunan kerangka modul adalah sebagai berikut: a) Menetapkan atau merumuskan tujuan instruksional umum menjadi tujuan instruksional khusus. b) Menyusun butir-butir soal evaluasi guna mengukur pencapaian tujuan khusus. c) Mengidentifikasi pokok-pokok materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan khusus. d) Menyusun pokok-pokok materi dalam urutan yang logis. e) Menyusun langkah-langkah kegiatan belajar siswa. f) Memeriksa langkah-langkah kegiatan belajar untuk mencapai semua tujuan. g) Mengidentifikasi alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan belajar dengan modul itu. 2) Menulis Program Secara Rinci Program secara rinci pada modul terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut: a) Pembuatan petunjuk guru b) Lembaran kegiatan siswa c) Lembaran kerja siswa d) Lembaran jawaban e) Lembaran tes f) Lembaran jawaban tes
e. Validasi Desain Setelah peneliti selesai menyusun produk, hasil penyusunan produk kemudian divalidasi kepada tim ahli, proses ini disebut expert judgement. Pada penelitian ini expert judgement dilakukan kepada dua tim ahli yaitu ahli uji isi materi modul dan uji ahli media pembelajaran dengan menggunakan angket.
43 Proses uji isi materi dilakukan untuk menilai apakah materi modul telah sesui dan dapat digunakan dalam pembelajaran praktik las dan tempa lanjut. Sementara uji ahli media dilakukan untuk menilai apakah media berbentuk modul ini layak dan efektif digunakan sebagai penunjang materi perkuliahan.
f. Revisi Desain Revisi desain dilakukkan setelah desain produk divalidasi oleh ahli pengkajian produk. Revisi desain dilakukan berdasarkan masukan ahli pengkajian produk untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan desain produk. Untuk menyempurnakan hasil revisi desain maka dikonsultasikan lagi revisi desain kepada ahli pengkajian produk. Setelah dinyatakan layak maka hasil revisi desain diujicobakan pada beberapa mahasiswa yang akan menggunakan produk tersebut.
g. Uji Coba Produk Menurut Sugiyono (2011:414), “Dalam bidang pendidikan, desain produk langsung bisa di uji coba setelah divalidasi dan direvisi.” Dalam uji coba produk peneliti mengumpulkan informasi untuk penyempurnaan produk. Pada uji coba produk, peneliti melakukan uji coba kelompok kecil yang dilakukan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS Surakarta.
h. Revisi Produk Revisi produk ini dilakukan setelah uji coba produk, revisi ini bertujuan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dan memperbaiki produk berdasarkan tanggapan dari mahasiswa.
i. Uji Coba Pemakaian Setelah
revisi
pada uji
coba produk
diperbaiki,
maka
selanjutnya produk tersebut diujikan kembali. Dalam tahap ini produk
44 tersebut tetap harus dinilai kekurangan yang muncul untuk perbaikan lebih lanjut. Uji coba pemakaian dilakukan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS Surakarta.
j. Revisi Produk Revisi produk ini dilakukan apabila pemakaian produk dalam uji coba pemakaian terdapat kekurangan dan masukan yang perlu untuk diperbaiki.
k. Produk Akhir Produk akhir yang dibuat berupa modul pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran mata kuliah praktik las dan tempa lanjut. C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data digunakan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yang kemudian dianalisis. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan cara:
1. Studi Pustaka Data diambil juga dari studi pustaka yang berhubungan dengan objek penelitian sehingga nantinya diharapkan akan dapat membantu peneliti untuk membuat suatu keputusan terhadap hasil dari penelitian yang telah penulis lakukan.
2. Interview Pengambilan data dari interview ini dilakukan melalui wawancara kepada mahasiswa, tool man dan dosen pengampu untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan garis besar isi modul yang nantinya akan ditulis ke dalam modul.
45 3. Kuisioner (Angket) Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu kuisioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuisioner dapat berupa pertanyaan-pernyataan tertutup atau terbuka dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet. Penyusunan butir-butir angket sebagai alat ukur didasarkan pada kisi- kisi angket yang telah dibuat sebelumnya. Setelah indikator ditetapkan, kemudian dituangkan kedalam butir-butir angket yang terdiri dari butir positif dan butir negatif. Dalam penelitian pengembangan ini digunakan instrumen berupa lembar wawancara dan angket untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Menurut Sugiyono (2011:194). Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dengan dosen pengampu mata kuliah praktik las dan tempa lanjut PTM FKIP UNS untuk memperoleh informasi dari permasalahan yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2011:199), “Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.”
1. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini adalah berupa angket, yaitu suatu
46 daftar pernyataan yang harus ditanggapi oleh responden sendiri dengan memilih alternatif jawaban yang sudah ada.
a. Kisi-kisi Angket Sebelum menyusun angket, terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Konsep alat ukur ini berupa kisi-kisi angket. Konsep ini dijabarkan ke dalam variabel dan indikator yang dijadikan pedoman dalam menyusun item-item angket sebagai instrumen pengukuran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel kisi-kisi angket. (lampiran).
b. Butir Angket Penyusunan butir-butir angket sebagai alat ukur disasarkan pada kisi-kisi angket yang telah dibuat sebelumya. Setelah indikator ditetapkan, kemudian dituangkan kedalam butir-butir angket. Penelitian ini penulis menggunakan 18 butir angket untuk validasi media, 17 butir angket untunk validasi isi dan 20 butir angket untuk uji coba produk.
c. Prosedur Penyusunan Angket Prosedur yang penulis tempuh dalam penyusunan angket selama penelitian adalah sebagai berikut: 1) Menetapkan tujuan Tujuan penyusunan angket ini adalah untuk memperoleh data tentang kelayakan modul interaktif sebagai media pembelajaran alternatif dalam proses pembelajaran. 2) Menetapkan aspek yang ingin diungkap Untuk memperjelas aspek yang ingin diungkap maka digunakan kisi-kisi angket. 3) Menentukan jenis dan bentuk angket Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah angket tertutup. 4) Menyusun angket
47 Angket tersusun atas item-item terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dengan mengacu pada kisi-kisi angket. 5) Menentukan skor Dalam angket ini setiap item mempunyai alternatif jawaban dan skor. Dari alternatif jawaban tersebut diberikan skor. Ada berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian Administrasi, Pendidikan dan Sosial antara lain adalah: a) Skala Likert b) Skala Guttman c) Rating Scale d) Semantic Deferential Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rating scale. Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban pada setiap item instrument. D. Teknik Analisis Data Analisis data yang dilakukan dari validasi para ahli dengan menggunakan teknik analisis deskriptif, menghitung skor angket yang diperoleh untuk menilai kualitas produk berupa modul pembelajaran mengelas tingkat lanjut. Data yang terkumpul dalam penelitian ini berupa skor dengan interval 1-4 yang merupakan data kuantitatif dengan model rating scale.Perhitungan prosentase rating scale menurut Sugiyono (2009:99) bisa dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: P
= Angka Prosentase
Skor Ideal = (Skor Jawaban Tertinggi)x(Jumlah Keseluruhan Butir Instrumen)x(Jumlah Responden)
Menurut Sugiyono (2009:120) arti angka-angka pada model rating scale interval 1-4 sebagai berikut:
48
4 berarti sangat setuju
= sangat baik
3 berarti setuju
= cukup baik
2 berarti tidak setuju
= tidak baik
1 berarti sangat tidak setuju = sangat tidak baik Table 3.2. Kriteria Prosentase Instrumen Penelitian dengan Skala 1-4 Dibagi Rata NO. Prosentase 1 < 26 % 2 26-50% 3 51-75% 4 76-100% (Dalam Skripsi Fajar Mandela Putra: 2015:71)
Kriteria Sangat Tidak Baik Tidak Baik Cukup Baik Sangat Baik
Lembar validasi ahli media dan ahli materi terdapat catatan untuk memberikan masukan/saran dari para ahli. Data tersebut akan dimasukkan dalam revisi produk. Teknik analisis data yang digunakan untuk angket mahasiswa dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis setiap butir angket yang sudah di kuantitatifkan melalui tahapan sebagai berikut : 1. Mengkuantitatifkan Data Mengkuantitatfikan data merupakann suatu langkah untuk mengubah data kualitatif yang diperoleh dari hasil pengisian angket menjadi data kuantitatif yaitu dengan pemberian skor. Adapun ketentuan pemberian skor pada data kualitatif menurut Sugiyono (2011:135) adalah sebagai berikut: Tabel 3.3. Aturan Pemberian Skor Keterangan SS (Sangat Setuju) S (Setuju) C (Cukup) TS (Tidak Setuju) STS (Sangat Tidak Setuju)
Skor 5 4 3 2 1
49 2. Menentukan Persentase Setelah seluruh data yang diperoleh terkumpul, kemudian dalam Sugiyono (2009:99) dihitung persentasenya dengan rumus:
Table 3.4. Kriteria Persentase Instrumen Penelitian dengan Skala 1-5 Dibagi Rata (sumber: Arikunto, 2008: 35) No.
Prosentase
1 2 3 4 5
< 21% 21-40% 41-60% 61-80% 81-100%
Kriteri Sangat tidaka baik (buruk) Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik