BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakter Subjek Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terfokus pada rumusan masalah dan tujuan penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Kumpulrejo 01 pada mata pelajaran Matematika pada pokok bahasan operasi penjumlahan bilangan bulat. 3.1.2 Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Kumpulrejo 01 yang terletak di desa Randuares, kelurahan Kumpulrejo, kecamatan Argomulyo, kota Salatiga. Letak Sekolah Dasar ini cukup strategis karena terletak di tepi jalan dekat pemukiman warga. Selain itu kondisi lingkungan sekitar SD yang asri membuat suasana nyaman dalam pelaksanaan pembelajaran. 3.1.3 Subjek Penelitian Berdasarkan judul penelitian yaitu Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Number Heads Together Berbantuan Mistar Mobil Mainan Kelas 4 SD Negeri kumpulrejo 01 kota Salatiga tahun pelajaran 2012/2013, maka subjek penelitiannya adalah siswa kelas 4 SDN Kupulrejo 01 yang terdiri atas 21 siswa.
23
24
TABEL 3.1 ALOKASI WAKTU PENELITIAN NO. 1
PELAKSANAAN
JANUARI
PENELITIAN
1
2 3
FEBRUARI 4 1
2
3
4
MARET
APRIL
1 2
1 2
3 4
3 4
PROPOSAL PTK
SIKLUS 1 PERENCANAAN 2
TINDAKAN OBSERVASI REFLEKSI SIKLUS II PERENCANAAN
3
TINDAKAN OBSERVASI REFLEKSI
4
PELAPORAN
3.2 Variabel yang Diselidiki Pada penelitian ini ditetapkan tiga variable yang digunakan, variablevariabel tersebut antara lain yaitu : Variabel Independen atau Variabel bebas yaitu unsur yang mengikat munculnya unsur lain, jadi variable bebas merupakan gejala yang sengaja mengikat terhadap variable terikat. Dalam penelitian ini mengunakan model pembelajaran Number Heads Together berbantuan Mistar Mobil Mainan (X). Variabel Dependen atau variable terikat yaitu unsur yang diikat oleh adanya variable bebas. Dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika (Y).
25
3.3 Prosedur Penelitian Di dalam sub bab ini akan dipaparkan hal-hal yang menyangkut masalah : (1) perencanaan tindakan (2) pelaksanaan tindakan (3) observasi (4) analisis data Penelitian ini menggunakan metode ”Classroom Action Research” yang disingkat CAR atau penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun langkah-langkah penelitian yang akan ditempuh untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada kelas 4 SDN Kumpulrejo 01 dapat silihat dalam bagan berikut :
Bagan 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas (Kemmis & McTaggart, 1990:14)
26
Untuk lebih memperjelas rincian prosedur
tindakan yang akan
dilaksanakan terdiri atas 2 siklus dengan tiga kali pertemuan tiap siklusnya, adalah sebagai berikut: Siklus I a. Perencanaan Tahap ini meliputi : (1.) Mengidentifikasi
dan merumuskan materi dalam proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran NHT berbantuan mistar mobil minan. (2.) Membuat rencana pembelajaran dengan model pembelajaran NHT berbantuan mistar mobil mainan. (3.) Mempersipkan alat peraga mistar mobil mainan. (4.) Membuat lembar observasi yang akan digunakan oleh observer dalam mengamati pelaksanaan pembelajaran. (5.) Menentukan waktu pelaksanaan.
b. Pelaksanaan tindakan Pelaksaan tindakan merupakan suatu kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Adapun langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai berikut : 1. Pembukaan a) Salam dan doa b) Absensi siswa c) Pengkondisian kelas (mempersiapan kelangkapan belajar) d) Apersepsi e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang penjumlahan bilangan bulat 2. Kegiatan inti (1.) Eksplorasi Guru bertanya pada siswa “ada berapa jenis bilangan yang ada dalam pembelajaran matematika yang kalian ketahui?” (2.) Elaborasi
27
i.
Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang penjumlahan bilangan bulat melalui media pembelajaran mistar mobil mainan untuk memperjelas pembelajaran.
ii.
Guru menunjuk beberapa siswa maju ke depan kelas untuk menghitung penjumlahan bilangan bulat menggunakan media pembelajaran mistar mobil mainan.
iii.
Guru membagi siswa dalam kelompok kecil, satu kelompok terdiri atas 4 – 5 orang siswa dan guru membagikan nomor untuk setiap siswa untuk penerapan model pembelajaran NHT.
iv.
Masing-masing kelompok diberikan lembar kerja siswa dan mistar mobil mainan, kemudian siswa berdiskusi mengerjakan setiap soal yang diberikan oleh guru menggunakan mistar mobil mainan. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan maka akan dibahas
v.
bersama-sama. Guru menunjuk nomor siswa untuk menjelaskan kepada teman-temannya hasil diskusi dari kelompok mereka. (penerapan NHT) (3.) Konfirmasi i.
Guru meminta siswa untuk kembali ketempat duduk masing-masing dan merapikan tempat duduk seperti semula.
ii.
Guru memberikan reward bagi kelompok yang paling rajin dalam berdiskusi.
iii.
Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai hal-hal yang belum dipahami oleh siswa.
3. Kegiatan akhir i.
Guru bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan.
ii.
Guru memberika evaluasi kepada siswa.
iii.
Guru bersama dengan siswa membahas hasil evaluasi
iv.
Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.
v.
Tutup pembelajaran
28
c. Observasi Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat guru. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan model pembelajaran NHT berbantuan mistar mobil mainan dalam peningkatan hasil belajar matematika pada materi penjumlahan bilangan bulat. Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan dengan indikator pengamatan sebagai berikut : (1.) Aspek yang diobservasi guru : i.
Memotivasi siswa dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
ii.
Penjelasan guru tentang materi
iii.
Kegiatan pembelajaran
iv.
Metode dan alat peraga yang digunakan
v.
Memberi kesempatan siswa untuk bertanya
vi.
Cara menyapaikan konsep
vii.
Cara menggunakan alat peraga
(2.) Aspek yang diobservasi siswa : i.
Motivasi dalam mengikuti pembelajaran
ii.
Semangat siswa dalam bertanya
iii.
Keaktifan menjawab pertanyaan dari guru
iv.
Keberanian siswa dalam mengerjakan soal didepan papan tulis,Siswa yang aktif mengerjakan soal dipapan tulis dengan menggunakan alat peraga (termasuk yang tunjuk jari)
v.
Keaktifan siswa dalam mengerjakan evaluasi
vi.
Pemahaman siswa terhadap konsep yang berlanjut pada keterampilan siswa
vii.
Pemahaman siswa tentang konsep
d. Analisis Data dan Refleksi Teknik analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah teknik analisis kritis dengan mendeskripsikan temuan data dan membandingkannya dengan indikator-indikator kinerja yang sudah ditentukan. Adapun indikator
29
kinerja yang ditentukan apabila ada peningkatan jumlah siswa menguasai materi operasi penjumlahan bilangan bulat (pada kondisi awal) dan apabila ada peningkatan jumlah siswa yang mampu mengorganisasikan operasi penjumlahan bilangan bulat pada akhir siklus. Siklus II Pada siklus II pun kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti pada siklus I hanya saja waktu pelaksanaan akan disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia di SD tempat dilakukannya penelitian dengan kompetensi dasar yang berbeda. Siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada siklus I. a. Perencanaan Tahap ini meliputi : (1.) Mengidentifikasi
dan merumuskan materi dalam proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran NHT berbantuan mistar mobil minan. (2.) Membuat rencana pembelajaran dengan model pembelajaran NHT berbantuan mistar mobil mainan. (3.) Mempersipkan alat peraga mistar mobil mainan. (4.) Membuat lembar observasi yang akan digunakan oleh observer dalam mengamati pelaksanaan pembelajaran. (5.) Menentukan waktu pelaksanaan. b. Pelaksanaan tindakan Pelaksaan tindakan merupakan suatu kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Adapun langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai berikut : 1. Pembukaan I. Salam dan doa II. Absensi siswa III. Pengkondisian kelas (mempersiapan kelangkapan belajar) IV. Apersepsi V. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang penjumlahan bilangan bulat
30
2. Kegiatan inti a. Eksplorasi Guru bertanya pada siswa “materi apa yang telah kalian baca dalam buku paket?” b. Elaborasi i. Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang pengurangan bilangan bulat melalui mistar mobil mainan untuk memperjelas pembelajaran. ii. Guru menunjuk beberapa siswa maju ke depan kelas untuk menghitung pengurangan bilangan bulat menggunakan mistar mobil mainan. iii. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil, satu kelompok terdiri atas 4 – 5 orang siswa dan guru membagikan nomor untuk setiap siswa untuk penerapan model pembelajaran NHT. iv. Masing-masing kelompok diberikan lembar kerja siswa dan mistar mobil mainan, kemudian siswa berdiskusi mengerjakan setiap soal yang diberikan oleh guru menggunakan mistar mobil mainan. v. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan maka akan dibahas bersama-sama. Guru menunjuk nomor siswa untuk menjelaskan kepada teman-temannya hasil diskusi dari kelompok mereka. (penerapan NHT) c. Konfirmasi i. Guru meminta siswa untuk kembali ketempat duduk masing-masing dan merapikan tempat duduk seperti semula. ii. Guru memberikan reward bagi kelompok yang paling rajin dalam berdiskusi. iii. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai hal-hal yang belum dipahami oleh siswa. 3. Kegiatan akhir i.
Guru bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan.
ii.
Guru memberika evaluasi kepada siswa.
iii.
Guru bersama dengan siswa membahas hasil evaluasi
iv.
Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.
31
v.
Tutup pembelajaran
c. Observasi Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat guru. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan model pembelajaran NHT berbantuan mistar mobil mainan dalam peningkatan hasil belajar matematika pada materi penjumlahan bilangan bulat. Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan dengan indikator pengamatan sebagai berikut : (1.) Aspek yang diobservasi guru : i. Memotivasi siswa dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai ii. Penjelasan guru tentang materi iii. Kegiatan pembelajaran iv. Metode dan alat peraga yang digunakan v. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya vi. Cara menyapaikan konsep vii. Cara menggunakan alat peraga (2.) Aspek yang diobservasi siswa : i. Motivasi dalam mengikuti pembelajaran ii. Semangat siswa dalam bertanya iii. Keaktifan menjawab pertanyaan dari guru iv. Keberanian siswa dalam mengerjakan soal didepan papan tulis,Siswa yang aktif mengerjakan soal dipapan tulis dengan menggunakan alat peraga (termasuk yang tunjuk jari) v. Keaktifan siswa dalam mengerjakan evaluasi vi. Pemahaman siswa terhadap konsep yang berlanjut pada keterampilan siswa vii. Pemahaman siswa tentang konsep
32
d. Analisis Data dan Refleksi Teknik analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah teknik analisis kritis dengan mendeskripsikan temuan data dan membandingkannya dengan indikator-indikator kinerja yang sudah ditentukan. Adapun indikator kinerja yang ditentukan apabila ada peningkatan jumlah siswa menguasai materi operasi penjumlahan bilangan bulat (pada kondisi awal) dan apabila ada peningkatan jumlah siswa yang mampu mengorganisasikan operasi penjumlahan bilangan bulat pada akhir siklus. 3.4 Teknik dan alat pengumpulan data 3.4.1 Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa kelas 4 dalam mata pelajaran Matematika di SD Negeri Jumpulrejo 01, kota Salatiga setelah dilaksanakan model pembelajaran Number Head Together melalui mistar mobil mainan adalah: a. Observasi Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian ketika peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi sangat
sesuai
digunakan
dalam
penelitian
yang
berhubungan
dengan
kondisi/interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok. Dalam menggunakan teknik observasi cara yang paling efektif adalah melengkapi blangko pengamatan sebagai instrumen. Beberapa contoh kriteria observasi peningkatan hasil belajar dalam rangka PTK dapat dikemukakan sebagai berikut : (1.) Peningkatan perasaan puas para siswa (2.) Peningkatan perasaan ingin tahu pra siswa (3.) Peningkatan jumlah, jenisdan/mutu produk belajar yang dihasilkan siswa (4.) Peningkatan prestasi akademik konvensional (5.) Penurunan frekuensi terjadinya miskonsepsi terhadap materi belajar b. Tes Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal. Tes merupakan seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan
33
jawaban yang dijadikan penetapan skor angka. Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan di akhir kegiatan pada tiap siklus dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek penelitian. c. Dokumentasi Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen–dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Peneliti menggunakan metode ini untuk memperoleh data awal tentang nama siswa dan nilai hasil ulangan Matematika siswa kelas 4 di SD Negeri Kumpulrejo 01 Kota Salatiga. 3.4.2 Instrumen pengumpulan data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui tingkat pemahaman dan hasil belajar matematika siswa kelas 4 di SD Negeri Kumpulrejo 01 Kota Salatiga setelah menggunakan model pembelajaran Number Head Together berbantuan Mistar Mobil Mainan adalah: a. Lembar observasi Seperti yang kita ketahui bahwa pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian ketika peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Data yang ingin diperoleh adalah untuk mengetahui penerapan pembelajaran dengan model Number Head Together melalui mistar mobil mainan terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas 4 SDN Kumpulrejo 01 kota Salatiga. Maka dari itu, lembar observasi dibedakan menjadi dua yaitu lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa. Untuk lembar observasi aktivitas guru digunakan rentang skor 1-4 dengan 10 item. Skor maksimal dari kegiatan pengamatan pembelajaran yang dirancang yaitu 100. Kriteria yang ditetapkan berdasarkan skor tersebut dapat dikategorikan dalam tingkat ”kurang” jika skor hasil pengamatan 0 – 25, tingkat “cukup” jika skor hasil pengamatan 26 – 50, tingkat “baik” jika skor hasil pengamatan 51 – 75, tingkat “sangat baik” jika skor hasil pengamatan 76 – 100. Adapun kisi-kisi lembar observasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
34
Tabel 3.2 Kisi-kisi observasi aktivitas guru No
1 2 3
Indikator
Skor Penilaian 1
2
3
4
Mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti kegiatan belajar mengajar. Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Kejelasan dalam menyampaikan materi sebagai pengantar. Kejelasan dalam menyampaikan cara kerja
4
model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together
5
6
Kejelasan dalam menyampaikan aturan dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan memberikan bimbingan dan arahan saat siswa melakukan kerja kelompok. Kemampuan memberikan stimulus pada siswa
7
untuk mengungkapkan pola pikir yang mereka pahami.
8
9
10
Kemampuan merespon pola pikir yang diungkapkan oleh siswa. Kemampuan menanamkan konsep materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Kemampuan dalam memberikan arahan saat siswa merangkum.
Indikator yang dirumuskan pada kisi-kisi observasi aktivitas guru pada tabel 3.2 sesuai dengan standar proses dan sintaks model pembelajaran Number Head Together.
35
Tabel 3.3 Kisi-kisi observasi aktivitas siswa No
Skor Penilaian
Indikator 1
1
2
3
4
5 6 7
8
9 10
2
3
4
Siswa tertarik dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together Semangat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Siswa antusias dengan kegiatan belajar yang dilakukan. Pemahaman siswa dengan cara kerja pembelajaran yang dilakukan. Respon siswa dalam menanggapi bimbingan guru. Keaktifan siswa dalam bekerja kelompok. Keaktifan siswa dalam menyampaikan pemikiran. Kemampuan siswa memaparkan hasil kerja kelompok mereka. Kemampuan siswa dalam memberikan tanggapan atas kegiatan belajar yang dilakukan. Kemampuan siswa dalam membuat rangkuman.
Indikator yang dirumuskan pada kisi-kisi observasi aktivitas guru pada tabel 3.3 sesuai dengan standar proses dan sintaks model pembelajaran Number Head Together.
c. Soal tes tertulis Soal tes yang diberikan adalah soal test tertulis yang berbentuk pilihan ganda sejumlah 20 soal yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman
36
siswa dalam pembelajaran. Tes ini diberikan di akhir pertemuan siklus. Adapun kisi-kisi soal dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.4 Format kisi-kisi penulisan soal evaluasi Siklus I Standar
Kompetensi
kompetensi
dasar
5.
5.2
Menunjukkan
Menjumlahkan
Menjumlahkan
bilangan bulat pada
dan
bilangan bulat
garis bilangan.
Indikator
Nomor soal letak 1, 2, 3, 14
mengurangkan
Menjumlahkan
4, 6, 7, 11
bilangan bulat.
bilangan bulat positif dan positif. Menjumlahkan
8, 15, 19, 20
bilangan bulat positif dan negatif.
5, 10, 12, 16
Menjumlahkan bilangan
bulat 9, 13, 17, 18
negatif dan positif Menjumlahkan bilangan
bulat
negatif dan negatif.
37
Tabel 3.5 Format kisi-kisi penulisan soal evaluasi Siklus II Standar
Kompetensi
kompetensi
dasar
5.
5.3
Menuliskan
Menjumlahkan
mengurangkan
suatu bilangan
dan
bilangan bulat.
Menuliskan
Indikator
Nomor soal lawan 1, 2, 14, 20
3, 4, 5
mengurangkan
pernyataan/kalimat
bilangan bulat.
pengurangan
ke
bentuk penjumlahan atau sebaliknya Mengurangkan bilangan
6, 7, 8, 10, bulat 13
positif dan positif Mengurangkan bilangan
bulat 11, 15, 19
positif dan negatif. Mengurangkan bilangan
16, 18 bulat
negatif dan positif Mengurangkan bilangan
bulat 9, 12, 17
negatif dan negatif.
3.5
Indikator kinerja Pada penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil bila 80% siswa
berhasil memperoleh nilai 65, yakni skor standar ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan di awal tahun pelajaran 2012/2013.
38
3.6
Analisis Data Teknik análisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekriptif
kualitatif dan deskripsi kuantitatif, karena data yang diperoleh akan di analisis adalah berbentuk kata-kata atau penjelasan (deskriptif kualitatif) dan berbentuk angka-angka (deskripsi kuantitatif). Untuk keperluan analisis data kualitatif diperoleh dari lembar observasi, sedangkan untuk keperluan analisis data kuantitatif diperoleh dari tes yaitu tes tertulis yang berbentuk uraian. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus 1 dan nilai tes setelah siklus 2. Sedangkan untuk data kualitatif menggunakan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Analisis data kuantitatif Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Langkah pertama dalam proses pengolahan hasil belajar adalah penskoran dari data mentah berdasarkan hasil belajar siswa baik pada pre test maupun post test. Penskoran adalah proses pengubahan jawaban-jawaban soal tes menjadi angka-angka. Angka-angka hasil penilaian tersebut selanjutnya diubah menjadi nilai-nilai untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Dalam penelitian ini peneliti menghitung nilai dari setiap siswa dan menghitung rata-rata dari seluruh siswa. 3.7 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Dalam pengumpulan data penelitian dibutuhkan instrument penelitian. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Instrument penelitian berkaitan dengan kegiatan pengumpulan data dan pengolahan data, sebab instrument penelitian merupakan alat bantu pengumpulan dan pengolahan data tentang variabel-variabel yang diteliti. 3.7.1 Uji validitas Instrument Sebelum soal diberikan kepada siswa, maka untuk menguji valid dan tidaknya suatu item menggunakan uji validitas instrument.
39
a) pengujian validitas konstrak (construct validity), pengujian ini dapat digunakan pendapat dari ahli. Dalam hal ini setelah instrument dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. (Sugiono 2010:177) b) pengujian validitas isi (content validity), untuk instrument yang berbentuk test, dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrument dengan materi pelajaran yang telah diajarkan (Sugiyono 2010:182) Untuk melakukan uji validitas, metode yang dilakukan adalah dengan mengukur korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara keseluruhan. Tahap-tahap yang harus dilakukan untuk melakukan pengujian validitas menurut Santosa dan Azhari (2005:248-249) adalah: 1) mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur 2) melakukan uji coba pada beberapa responden 3) mempersiapkan tabel tabulasi jawaban 4) menghitung nilai korelasi antara nasing-masing skor butir jawaban dengan skor total dari butir jawaban. Langkah-langkah untuk menghitung nilai korelasi menggunakan bantuan SPSS adalah sebagai berikut: a) masukkan data pada sheet SPSS b) dari menu Analyze, pilih correlation, kemudia klik bivariates c) masukkan variabel pada kolom variabel, klik pilihan pearson d) klik ok 3.7.2 Uji Reliabilitas Instrument Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatankan valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat. Menurut Santosa dan Azhari (2005:251), reabilitas adalah ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain kesempatan. Uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0. Pada program SPSS, metode ini dilakukan dengan metode Cronbach Alpha, dimana suatu pertanyaan dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.60. Adapun langkah–langkah dalam SPSS untuk mengetahui tingkat reliabelnya menurut Santosa dan Azhari (2005:251-252), adalah sebagai berikut:
40
1) Buka file data yang akan di uji 2) Dari menu analyze, pilih menu scale, klik menu reliability analysis 3) Masukkan variabel jawaban dalam kolom item. Klik list item labels 4) Klik menu statistics, klik scales, dan scale item if deleted 5) Klik continue 6) Pada pilihan model klik alpha 7) Klik ok 3.7.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa yang menjawab benar. Tingkat kesukaran berkisar dari 0 sampai dengan 1. Makin besar tingkat kesukaran makin mudah soal tersebut begitu pula sebaliknya makin kecil tingkat kesukaran makin sukar soal tersebut (Rahmah Zulaiha, 2008:14). Menurut Zulaiha (2008:15), Tingkat kesukaran soal pilihan ganda diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: TK = Tingkat kesukaran soal pilihan ganda JB = Banyak siswa yang menjawab benar n
= Banyak siswa
Menurut Zulaiha (2008:14), tingkat kesukaran dibagi menjadi 3 kategori yaitu soal sukar, soal sedang, dan soal mudah. Berikut ini adalah kriteria tingkat kesukaran soal. TK < 0, 3
= Sukar
0,3 ≤ TK ≤ 0,7
= Sedang
TK > 0,7
= Mudah