BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan pemahaman mendalam tentang strategi yang dirumuskan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan dalam mengembangkan daerah pesisir pantai sebagai objek pariwisata di Kabupaten Pacitan. Untuk mencapai tujuan itu, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Moleong menyatakan bahwa: Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian. Fenomena itu dapat berupa perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik. Fenomena tersebut dituliskan dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (2010: 6). Peneliti
menggunakan
metode
deskriptif
kualitatif
karena
permasalahan yang kompleks, dinamis, dan penuh makna sehingga penelitian disesuaikan dengan tujuan awal yakni mendapatkan data dengan cara menginterpretasikan kata-kata sehingga dapat diperoleh gambaran yang mendalam tentang strategi pengembangan daerah pesisir pantai sebagai objek pariwisata di Kabupaten Pacitan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur, tepatnya di instansi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda 41
42
dan Olah Raga serta tiga wilayah pantai yang mewakili wilayah timur (Pantai Soge di Kecamatan Ngadirojo), tengah (Pantai Teleng Ria di Kecamatan Pacitan) dan barat (Pantai Klayar di Kecamatan Donorojo). Penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 September 2013 sampai tanggal 23 Oktober 2013.
C. Subjek Penelitian Subjek atau sasaran dalam penelitian ini ialah instansi dan orangorang yang dapat memberikan informasi mengenai latar belakang dan keadaan objek penelitian sehingga dihasilkan data yang akurat. Subjek dalam penelitian ini adalah: 1. Kepala Bidang
Pengembangan Pariwisata di Dinas Kebudayaan,
Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Pacitan. 2. Kepala Desa Sendang, Kecamatan Donorojo. 3. Kepala Urusan Pemerintahan Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo. 4. Bapak Yoko, salah satu tokoh masyarakat di sekitar Pantai Teleng Ria, Kecamatan Pacitan. 5. Ibu Semi, salah satu pedagang di Pantai Teleng Ria.
D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah peneliti sendiri. Peneliti terjun ke lapangan untuk melihat dan mengamati aktivitas pengembangan daerah pesisir pantai sebagai objek pariwisata. Peneliti
43
adalah “key instrument” atau alat penelitian utama. Menurut Nasution, hanya manusia sebagai instrumen yang dapat memahami makna interaksi antar manusia, membaca gerak muka, menyelami perasaan dan nilai yang terkandung dalam ucapan atau perbuatan responden (Nasution, 2002: 9). Dikarenakan peneliti merupakan instrumen penelitian itu sendiri, maka peneliti melakukan validasi terkait kesiapan melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan yaitu Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga, sektor pantai yang mewakili tiga wilayah, yaitu Pantai Klayar (barat), Pantai Teleng Ria (tengah) dan Pantai Soge (timur). Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode deskriptif kualitatif serta penguasaan wawasan terhadap subjek penelitian yaitu Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga, wilayah Pantai Klayar, Pantai Teleng Ria, Pantai Soge, Komunitas nelayan dan pedagang di Pantai Teleng Ria, serta mitra kerjasama pihak swasta. Pihak yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori tentang strategi dan tentang pengembangan wilayah pesisir sebagai objek pariwisata.
E. Data dan Sumber Data 1. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari narasumber. Data primer dalam penelitian ini berupa hasil
44
wawancara peneliti tentang strategi pengembangan daerah pesisir pantai sebagai objek pariwisata pantai di Kabupaten Pacitan. Strategi pengembangan pariwisata tersebut meliputi strategi pengembangan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah seperti yang dijelaskan oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga. Ada pula strategi pengembangan pariwisata pantai yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah desa setempat. Selain data primer tentang strategi, peneliti juga mendapatkan data tentang faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan pariwisata pantai, serta data tentang pengelolaan kerjasama yang melibatkan tiga pilar good governance, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat. 2. Data Sekunder Data sekunder ialah data yang diperoleh dari sumber lain selain dari narasumber. Data tersebut berupa dokumen-dokumen terkait dan notulensi peneliti. Untuk data sekunder dalam penelitian ini adalah data kunjungan wisata dan PAD Pariwisata Tahun 2012-2013, booklet panduan wisata yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga serta Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2016. Dokumen-dokumen tersebut digunakan sebagai dasar untuk melakukan crosscheck data primer yang telah diperoleh.
45
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukakan yaitu: 1. Wawancara Menurut Moleong wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (2010: 187). Lebih jauh Lincoln dan Guba menjelaskan
dalam
Moleong
(2010)
maksud
mengadakan
wawancara, antara lain: a. Mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain. b. Merekonstrusi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami di masa lalu c. Memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami di masa yang akan datang (2010:187). Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan
dengan
menggunakan
petunjuk
umum
wawancara, di mana peneliti membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan dan tidak perlu ditanyakan secara berurutan. Petunjuk wawancara hanyalah berisi petunjuk secara garis besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat seluruhnya tercakup (Moleong, 2010: 187).
46
Narasumber yang dipilih dalam penelitian ini merupakan narasumber yang dapat memberikan informasi sesuai dengan tujuan penelitian. Narasumber tersebut merupakan informan yang menguasai persoalan-persoalan yang akan diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang tepat untuk diterapkan dalam pengembangan wilayah pesisir pantai sebagai objek pariwisata, sehingga informan yang dipilih pun merupakan stakeholder yang memiliki pengetahuan di bidang tersebut, mulai dari
Kepala
Bidang
Pengembangan
Pariwisata
di
Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga sebagai informan kunci. Selanjutnya peneliti mencoba membandingkan realita di lapangan antara pantai yang sudah dikelola pemerintah dengan pantai yang belum dikelola pemerintah. Oleh karena itu, peneliti juga melakukan wawancara ke tiga daerah pantai yang mewakili wilayah barat yaitu Pantai Klayar, wilayah tengah yaitu Pantai Teleng Ria dan wilayah timur yaitu Pantai Soge. Dari ketiga pantai tersebut, Pantai Soge merupakan salah satu pantai yang belum dikelola oleh pemerintah maupun swasata, sehingga peneliti tertarik untuk mengetahi informasi terkait hal tersebut dari tokoh masyarakat maupun pemerintah desa terkait. Peneliti mencoba menghimpun data dari wawancara narasumber untuk menyusun strategi yang akomodatif bagi pengembangan daerah pesisir sebagai objek pariwisata di Kabupaten Pacitan.
47
2. Pengamatan/ Observasi Pada
teknik
penelitian
ini
peneliti
merupakan
pemeranserta sebagai pengamat. Pada proses pengamatan ini peneliti tidak sepenuhnya sebagai pemeranserta (tidak menjadi anggota), namun masih tetap melaksanakan proses pengamatan. Peneliti masih pula mengikuti aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat
yang
diamati
sehingga
masih
memungkinkan
melakukan pengamatan. (Idrus, 2009:103). Pada teknik penelitian ini peneliti sudah jelas diindentifikasi sebagai peneliti, namun tetap menjalin relasi yang baik dengan subjek penelitian dan masyarakat di sekitar tempat penelitian. Observasi yang dilakukan peneliti adalah melakukan pengamatan terhadap situasi dan aktivitas di Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga ketika akan meminta izin melaksanakan penelitian serta ketika melakukan wawancara di instansi tersebut. Observasi yang dilakukan selanjutnya adalah meliputi situasi dan kondisi daerah pesisir pantai, ketersediaan sarana dan prasarana pariwisata, serta aktivitas masyarakat di daerah pesisir tersebut.
3. Dokumentasi Dokumentasi yang dimaksud adalah menggunakan dokumendokumen terkait yang dapat mendukung penelitian, sehingga
48
peneliti dapat mendapatkan data dan mengolah data penelitian tersebut. Dokumentasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah
mengabadikan
hasil
wawancara
peneliti
dengan
narasumber, baik dalam bentuk catatan, gambar dan juga rekaman suara sebagai data primer. Sedangkan sebagai data sekunder peneliti menggunakan Data Kunjungan Wisata dan PAD Kabupaten Pacitan tahun 2012-2013, dokumen dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga, booklet panduan wisata yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga serta Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2016.
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Penelitian ini menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data berupa triangulasi sumber. Menurut Patton dalam Moleong (2010) triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
49
berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Moleong, 2010: 330).
H. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan Teknik Analisis Data seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam Muhammad Idrus (2009: 148) yang disebut sebagai model interaktif. Model interaktif ini terdiri dari tiga hal utama yaitu: (1) reduksi data; (2) penyajian data; dan (3) penarikan kesimpulan/ verifikasi. Ketiga kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Gambaran model interaktif yang diajukan Miles dan Huberman ini adalah sebagai berikut:
50
Gambar. 4 Model Interaktif Teknik Analisis Data Miles dan Huberman Muhammad Idrus (2009) mengemukakan bahwa dalam model interaktif, tiga jenis kegiatan analisis dan kegiatan pengumpulan data merupakan proses siklus dan interaktif. Dengan sendirinya peneliti harus memiliki kesiapan kesiapan untuk bergerak aktif di antara empat sumbu kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak di antara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi selama penelitian. Berikut ini adalah tahapan-tahapan teknik analisis data:
1. Tahap Pengumpulan Data Dalam proses analisis data interaktif ini kegiatan yang pertama adalah proses pengumpulan data. Pada tahap ini peneliti melakukan proses pengumpulan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data seperti yang telah dijelaskan di awal, yaitu dengan menggunakan teknik pengamatan/ observasi, wawancara dan dokumentasi. Proses
51
pengumpulan data tersebut harus melibatkan sisi aktor (informan), aktivitas, latar atau konteks terjadinya peristiwa. Tahap pengumpulan data yang dilakukan peneliti dimulai dengan mengumpulkan data primer melalui wawancara dengan narasumber yaitu Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata di Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga, Kepala Desa Sendang di wilayah Pantai Klayar, Kepala Urusan Pemerintahan Desa Sidomulyo di wilayah Pantai Soge, tokoh masyarakat di sekitar Pantai Teleng Ria, komunitas pedagang di Pantai Teleng Ria dan mitra kerja pihak swasta pengeloa pantai. Data juga diperoleh melalui hasil observasi dan dokumentasi sebagai pendukung dari data primer. 2. Tahap Reduksi Data Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus sejalan dengan penelitian berlangsung. Lazimnya dari hasil observasi peneliti akan diperoleh banyak data yang berupa catatan- catatan narasi di lapangan. Catatan-catatan itu bukanlah data yang akan ditampilkan begitu saja dalam laporan penelitian, namun harus melalui proses reduksi data yang menjadi sangat penting karena peneliti harus memilah dan memilih data mana dan data dari siapa yang harus lebih dipertajam. Selanjutnya
52
data tersebut dapat dimasukkan dalam kelompok tertentu sehingga menjadi jembatan agar memperoleh data yang lebih relevan. 3. Sajian Data Langkah berikutnya setelah proses reduksi data berlangsung adalah penyajian data, yang dimaknai Miles dan Huberman sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan mencermati penyajian data ini, peneliti akan lebih mudah memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang seharusnya dilakukan. Penyajian data yang dilakukan peneliti adalah upaya untuk menyusun sekumpulan informasi yang telah diperoleh di lapangan ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami.
4. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan Tahap akhir proses pengumpulan data adalah verifikasi dan penarikan kesimpulan, yang dimaknai sebagai penarikan arti data yang telah ditampilkan. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam proses ini adalah melakukan pencatatan pola-pola dan tema yang sama, pengelompokan, dan pencarian kasus-kasus negatif (kasus khas, berbeda, mungkin pula menyimpang dari kebiasaan yang ada di masyarakat) (Idrus, 2009: 147-151). Pada tahap ini peneliti mulai mencari makna dari data yang terkumpul. Selanjutnya peneliti mencari arti dan penjelasannya serta
53
menyusun pola-pola hubungan tertentu yang mudah dipahami dan ditafsirkan. Data tersebut dihubungkan dan dibandingkan antara satu dengan lainnya sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan yang ada.