perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pustaka dari buku referensi dan karya ilmiah. Karya ilmiah yang digunakan adalah hasil penelitian serta jurnal yang berkaitan dengan stochastic frontier dan metode Bayesian. Adapun langkah-langkah penelitian, yaitu 1.
Menganalisis stochastic frontier
2.
mengkaji ulang model stochastic frontier distribusi normal-gamma, yaitu a)
menunjukkan distribusi bersama dari distribusi normal dan distribusi gamma serta menentukan mean dan variansi dari masingmasing distribusi,
b)
menentukan distribusi bersama dari kombinasi linear
,
c)
menunjukkan distribusi marginal dari fungsi distribusi eror, , dan menentukan mean dan variansinya,
d)
menentukan harga harapan dari fungsi densitas probabilitas Z bersyarat
3.
.
Mengestimasi parameter model stochastic frontier distribusi normalgamma dengan metode Bayesian, yaitu a)
menentukan fungsi likelihood,
b)
menentukan distribusi prior,
c)
menentukan distribusi posterior dan memaksimumkan distribusi posterior yang diperoleh dengan menyelesaikan persamaan turunan parsial pertamanya terhadap parameter
d)
yang disamakan dengan nol.
menentukan nilai estimasi parameter untuk .
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini dibahas kajian ulang model stochastic frontier distribusi normalgamma dan estimasi parameternya dengan metode Bayesian yang mengacu pada Steel dan Koop [13].
4.1 Stochastic Frontier Stochastic frontier merupakan pendekatan parametrik dengan model stochastic frontier memiliki dua error term yang tidak saling berkorelasi. Analisis ini dikembangkan oleh Aigner et al. [1] berdasarkan persamaan (2.1) pada data panel
Jika
dengan
dan
merupakan fungsi
, diperoleh
terhadap
dan
merupakan kombinasi
error. Data panel merupakan bentuk khusus dari pooled data atau penggabungan data antara data cross-section dan data time series, dengan merupakan unit dari data cross-section dan
merupakan data time
series. Berdasarkan persamaan (2.1) ke persamaan (2.2) dengan merupakan variabel output,
merupakan variabel input dan
merupakan
error dengan dua komponen yang tidak saling berkorelasi. Komponen pertama merupakan faktor error term yang bersifat random dan merepresentasikan statistic noise. Statistic noise merupakan gangguan simetris yang berasal dari sumber variasi data yang tidak dapat dimasukkan kedalam model, yang biasa dikenal dengan sesatan. Komponen kedua merupakan faktor error term yang merepresentasikan inefisiensi. Inefisiensi merupakan ketidakberaturan atau ketidakseimbangan antara input dan output, kemampuan menghasilkan ouput yang maksimal dan optimal dengan input yang ada merupakan ukuran yang diharapkan. Persamaan (2.1) dan (2.2) merupakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
interpretasi data pengamatan yang diharapkan untuk menghasilkan ouput yang maksimal dan optimal dengan input yang ada, dengan dua komponen error tersebut diasumsikan berdistribusi normal dan gamma. Variabel random berdistribusi normal standar,
dan variabel random
berdistribusi gamma,
Secara umum, variabel random
dan
berdistribusi secara identik dan
independen.
4.2 Distribusi Normal-Gamma Variabel random
yang berdistribusi normal dengan parameter
yang dinotasikan
dengan
. Jika
berdasarkan definisi 2.1.4 berlaku,
dan
mempunyai fungsi densitas probabilitas
maka
dan
serta
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
dan
dari persamaan (4.4), (4.5) dan definisi 2.1.5 berlaku,
Jadi, nilai mean dan variansi dari distribusi normal,
adalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
dan Persamaan (4.1) dikatakan variabel random
yang berdistribusi normal,
berdasarkan persamaan (4.3), (4.4), dan (4.6) mempunyai fungsi densitas probabilitas
dengan nilai mean dan variansinya adalah dan Variabel random
berdistribusi gamma dengan parameter
yang dinotasikan
Berdasarkan definisi 2.1.8 diperoleh
dan
dan
mempunyai fungsi densitas probabilitas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Berdasarkan persamaan (4.9), (4.10) dan definisi 2.1.9 diperoleh
Jadi, nilai mean dan variansi dari distribusi Gamma,
adalah
dan Selanjutnya, ditunjukan fungsi densitas probabilitas bersama dari variabel random
dan
. Berdasarkan persamaan (4.7), (4.8) dan definisi 2.1.10,
diperoleh
Jika konstanta bernilai
dan diambil sembarang dan
, maka
dengan
merupakan
dapat dinyatakan sebagai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
dan
Dengan melakukan transformasi,
dan
dengan jacobian dari transformasi tersebut diperoleh
berdasarkan persamaan (4.11) diperoleh fungsi densitas probabilitas untuk adalah
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
dengan
, dan
Selanjutnya, ditunjukan fungsi densitas probabilitas marginal untuk
.
Berdasarkan definisi 2.1.11 dan persamaan (4.13) diperoleh fungsi densitas probabilitas marginal untuk ,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
perpustakaan.uns.ac.id
dengan
digilib.uns.ac.id 28
merupakan fungsi kumulatif distribusi normal standar dan
merupakan
distribusi truncated normal pada variabel random
mean
dari
nonnegatif
, yang diperoleh berdasarkan
mempunyai fungsi densitas probabilitas untuk ,
sedemikian hingga,
Berdasarkan persamaan (4.14) diperoleh
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
perpustakaan.uns.ac.id
dengan
digilib.uns.ac.id 30
,
persamaan (4.12) diperoleh nilai mean adalah
dan berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
dan variansi adalah
Berdasarkan persamaan (4.15) dan definisi 2.1.15 diperoleh fungsi likelihood dari distribusi normal-gamma adalah
Selanjutnya, menentukan mean dari distribusi Berdasarkan (4.13), (4.14) dan definisi 2.1.14 diperoleh
bersyarat
.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
dengan nilai mean adalah
Persamaan (4.19) merupakan nilai yang diharapkan dari data pengamatan. Dasar dari penelitian ini adalah mengkaji ulang model stochastic frontier dan mengestimasi parameter model stochastic frontier berdistribusi normal-gamma dengan metode Bayesian. Berikut ini uraian dari estimasi parameter model stochastic frontier distribusi normal-gamma dengan metode Bayesian.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
4.3 Estimasi Parameter Estimasi parameter model stochastic frontier distribusi normal-gamma diperoleh dengan menggunakan metode Bayesian. Dalam metode Bayesian, estimasi parameter diperoleh dengan memaksimumkan distribusi posterior. Berdasarkan teorema bayes, distribusi posterior berasal dari fungsi likelihood dan distribusi prior. Pada subbab ini, pertama ditentukan fungsi likelihood dari distribusi
normal-gamma.
Kedua,
menentukan
distribusi
prior.
Ketiga,
menentukan distribusi posterior dan memaksimumkannya.
4.3.1 Fungsi Likelihood Fungsi likelihood dari distribusi normal-gamma berdasarkan persamaan (4.18) dapat dinyatakan sebagai
dengan
,
,
,
dan
4.3.2 Distribusi Prior Distribusi prior merupakan distribusi awal suatu variabel random sebelum dilakukan pengambilan sampel. Distribusi prior terbagi menjadi dua, yaitu distribusi prior conjugate dan distribusi prior noninformatif. Distribusi prior conjugate merupakan pemberian bentuk distribusi prior
yang sekawan
berdasarkan pola data, sedangkan distribusi prior noninformatif merupakan pemberian bentuk distribusi prior yang tidak sekawan dengan bentuk hasil identifikasi dari data. Pada estimasi parameter dengan metode Bayesian, distribusi posterior lebih mudah diperoleh menggunakan distribusi prior conjugate, yaitu himpunan distribusi yang setiap anggotanya dapat dikombinasikan dengan fungsi likelihoodnya tanpa menimbulkan kesulitan dalam perhitungan. Namun, dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
pembahasan ini tidak dapat digunakan distribusi prior conjugate dikarenakan fungsi likelihood distribusi normal-gamma belum mempunyai distribusi prior yang conjugate. Menurut Steel and Koop [13], distribusi posterior diperoleh dari fungsi likelihood dan kombinasi distribusi prior noninformatif. Distribusi prior untuk distribusi normal-gamma berdasarkan persamaan (4.20) dan
merupakan distribusi prior normal-gamma untuk
dinotasikan sebagai
dengan
. Menurut Steel dan Koop [13],
masing-masing distribusi prior diasumsikan,
dengan
merupakan fungsi indikator untuk economic regularity condition,
yaitu
Sebagai alternatif, prior untuk
yang proper dan sesuai, biasanya diasumsikan
berdistribusi normal-truncated normal. Distribusi prior untuk
dengan
adalah
merupakan distribusi prior dari distribusi gamma noninformatif
yang dinyatakan dalam persamaan
dengan melakukan tranformasi
maka
,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
diperoleh,
untuk
dan
maka
Persamaan (4.22) dapat dinyatakan sebagai distribusi prior invers gamma dengan parameter
dan
. Jika
dan
, maka distribusi prior invers gamma
dinyatakan sebagai
Distribusi prior untuk adalah
dengan
merupakan distribusi prior gamma noninformatif dengan parameter dan
yang dinyatakan dalam persamaan
dengan
. Berdasarkan persamaan (4.21), (4.23) dan (4.24)
diperoleh distribusi prior untuk masing-masing parameter, maka dapat ditentukan distribusi posteriornya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
4.3.3 Distribusi Posterior Distribusi posterior berdasarkan definisi 2.1.17 untuk kontinu adalah
atau
dengan
dan
,
dan
. Berdasarkan persamaan (4.20), (4.21), (4.23)
dan persamaan (4.24) dapat ditentukan distribusi posterior untuk masing-masing parameter. Berikut adalah uraian masing-masing distribusi posterior : 1. Distribusi posterior untuk
dengan
adalah
merupakan fungsi indikator. Berdasarkan kriteria
teorema Bayes, persamaan (4.20) dan (4.21) diperoleh
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Karena distribusi posterior untuk
adalah 1, tidak dapat dilakukan estimasi
terhadap parameternya. Berdasarkan persamaan (2.1) diperoleh
dengan asumsi kenormalan pada model regresi linier diperoleh estimasi parameter untuk
adalah
sehingga,
2. Distribusi posterior untuk
adalah
Berdasarkan kriteria teorema Bayes, persamaan (4.20) dan (4.23) diperoleh
Persamaan (4.27) tidak dapat diselesaikan secara analitis. Oleh karena itu, dilakukan penyelesaian dengan pendekatan lain, yaitu berdasarkan asumsi bahwa persamaan (4.1) diperoleh fungsi likelihood adalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Persamaan (4.28) merupakan distribusi dari sampel normal. Berdasarkan kriteria teorema Bayes, persamaan (4.28) dan (4.23) diperoleh
dan integralnya adalah
misal,
perpustakaan.uns.ac.id
diperoleh
digilib.uns.ac.id 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
sehingga,
Jadi, distribusi posterior untuk parameter
merupakan distribusi invers gamma dengan
dan
,
berdasarkan persamaan (2.1) diperoleh
dan
3. Distribusi posterior untuk
Berdasarkan
persamaan
adalah
(4.2),
berdistribusi gamma dengan parameter diperoleh fungsi likelihood
diberikan dan
maka
sampel
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan persamaan (4.30) dan (4.24) diperoleh
dan integralnya adalah
diperoleh
digilib.uns.ac.id 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
sehingga,
sedemikian hingga, distribusi posterior untuk gamma dengan parameter
adalah distribusi invers
dan
dinyatakan sebagai
Selanjutnya, berdasarkan persamaan (4.25), (4.26) dan (4.29) diperoleh distribusi posterior untuk masing-masing parameter, maka dapat ditentukan estimasi parameter dengan memaksimumkan persamaan (4.25), (4.26) dan (4.29).
4.3.4 Maksimum Distribusi Posterior Distribusi posterior diperoleh dari fungsi likelihood distribusi prior
dan
dari distribusi normal-gamma berdasarkan Teorema Bayes
pada persamaan (2.3). Distribusi posterior untuk
adalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
Selanjutnya, estimasi parameter distribusi normal-gamma dengan metode Bayesian dilakukan dengan memaksimumkan distribusi posterior. Karena fungsi merupakan bentuk eksponensial, penentuan nilai maksimumnya diperoleh berdasarkan fungsi
yang diubah ke dalam bentuk
logaritma natural dengan fungsi
diselesaikan berdasarkan
turunan parsial pertama terhadap parameternya, kemudian mengambil ruas kanan yang disamakan dengan nol. Berikut uraian dari masing-masing distribusi posterior yang dimaksimumkan : 1.
Nilai
maksimum
untuk
adalah
. Berdasarkan asumsi
dan
dan persamaan (2.1)
diperoleh
dengan
adalah vektor,
yang tidak diketahui dengan
adalah matriks dan
adalah vektor parameter . Persamaan (4.31) dapat
dinyatakan dalam matriks
Estimasi parameter
diperoleh dengan metode kuadrat terkecil, yaitu dengan
meminimumkan bentuk kuadrat error. Jumlah kuadrat error diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id
Persamaan (4.32) diturunkan secara parsial terhadap
digilib.uns.ac.id 44
dan disamakan dengan
nol sehingga diperoleh
2. Turunan parsial pertama untuk ln
adalah
dan menyamadengankan nol,
dan
Jadi, nilai maksimum distribusi posterior untuk
adalah
perpustakaan.uns.ac.id
dengan 3.
digilib.uns.ac.id 45
adalah fungsi digamma.
Turunan parsial pertama untuk ln
adalah
dan menyamadengankan nol,
dan
Jadi, nilai maksimum distribusi posterior untuk
adalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
dengan
adalah fungsi digamma.
Berdasarkan turunan parsial pertama terhadap masing-masing parameter distribusi posterior, diperoleh nilai maksimum dari distribusi posterior dan diperoleh pula nilai estimasi parameternya. Dengan distribusi posterior yang merepresentasikan inefisiensi teknis diberikan
dengan
merupakan distribusi
bersyarat
dan
merupakan distribusi posterior untuk . Pada proses ditentukan distribusi posterior untuk
terdapat
, dengan
merupakan distribusi yang merepresentasikan inefisiensi teknis, sehingga
dengan
dan
. Pada dasarnya,
fungsi densitas probabilitas
bersyarat
merupakan , dengan
diasumsikan sebagai fungsi yang merepresentasikan inefisiensi. merupakan fungsi densitas probabilitas
bersyarat
, dengan
diasumsikan sebagai fungsi yang merepresentasikan pengukuran efisiensi teknis. Dengan persamaan (4.33) dan (4.34) diperoleh nilai efisiensi dari setiap data pengamatan. Berdasarkan persamaan (4.25), (4.26) dan (4.29) yang diturunkan secara parsial terhadap parameter, diperoleh estimasi parameter yang merepresentasikan technical efficiency pada distribusi normal-gamma dengan metode Bayesian.
4.3.5 Contoh Kasus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
Untuk contoh ini diambil data sebaran tenaga kerja berdasarkan lapangan usaha dari tahun 2003-2009 (Buletin Ekonomi Moneter Dan Perbankan Vol. 14. No. 3 Januari 2012). Tabel 1. Sebaran Tenaga Kerja Berdasarkan Lapangan Usaha Pada Tahun 2003-2009 (dalam persen) Sektor 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Pertanian 46,38 43,33 43,97 42,05 41,24 40,30 39,68 Industri 12,39 11,81 12,72 12,46 12,38 12,24 12,24 Perdagangan, Hotel 18,59 20,40 19,06 20,13 20,57 20,69 20,93 dan Restauran Jasa 10,60 11,22 10,99 11,90 12,03 12,77 13,35 Sumber : Buletin Ekonomi Moneter Dan Perbankan Vol. 14. No. 3 Januari 2012
Hasil dan Pembahasan : Tabel 2. Hasil Efisiensi Sektor Pertanian Industri Perdagangan, Hotel dan Restauran Jasa Efisiensi
2003 2% 8% 5%
2004 2% 8% 5%
2005 2% 8% 5%
2006 2% 8% 5%
2007 2% 8% 5%
2008 2% 8% 5%
2009 3% 8% 5%
9% 79%
9% 81%
9% 72%
8% 93%
8% 73%
8% 61%
7% 65%
Data diolah dari sebaran tenaga kerja berdasarkan lapangan usaha pada tahun 2003-2009. Tabel 2 menunjukkan hasil analisis faktor input dan output, serta diberikan presentase tingkat efisiensi dari yang paling besar ke paling kecil dengan masing-masing nilainya sebesar 93% dan 61%, yang diperoleh berdasarkan model
dengan
nilai
estimasi
untuk Berdasarkan
, maka sektor pertanian
, sektor industri
persamaan
(4.35)
berarti,
jika
dan untuk setiap kenaikan satu satuan , sektor perdagangan
, sektor jasa
maka masing-masing sektor akan mengakibatkan kenaikan terhadap sebaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
tenaga kerja
sebesar 186; 81,4; 125; dan 58,7. Pada sektor pertanian, industri,
perdagangan
dan jasa memberikan tingkat efisiensi yang signifikan setiap
tahunnya. Dengan sektor jasa memberikan tingkat efisiensi sebesar 9% pada tahun 2003-2005, sedangkan tahun 2006-2009 mengalami penurunan secara signifikan. Sektoral yang lain memberikan tingkat efisiensi yang dengan rata-rata yang sama. Sektor industri sebesar 8%, sektor perdagangan sebesar 5% dan sektor petanian memiliki tingkat efisiensi dengan rata-rata presentase terkecil. Grafik 1. Rata-Rata Sebaran Tenaga Kerja Berdasarkan Lapangan Usaha
Sebaran tenaga kerja berdasarkan lapangan usaha di sisi sektoral diberikan dari empat sektor, yaitu pertanian, industri, perdagangan dan jasa. Berdasarkan Grafik 1 tampak terlihat bahwa sektor pertanian dengan rata-rata presentase sebesar 42,42% memiliki peran yang signifikan terhadap pergerakan sebaran tenaga kerja dan diikuti oleh perdagangan, industri, dan jasa dengan rata-rata presentase masing-masing sektor sebesar 20,05%; 12,32%; dan 11,84%. Grafik 2. Peranan Sektor Terhadap Sebaran Tenaga Kerja Tahun 2003-2009
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Berdasarkan Grafik 2 tampak terlihat bahwa pada tahun 2003 peran sektoral pertanian, industri, perdagangan dan jasa memberikan peran yang paling besar dengan rata-rata 21,99%, sedangkan pada tahun 2008 mempunyai peran yang paling kecil dengan rata-rata 21,5%. Grafik 3. Plot Distribusi Normal-Gamma
Grafik 3 menunjukkan bahwa probabilitas distribusi normal-gamma dengan
dan
menggambarkan bahwa dua
komponen distribusi error pada stochastic frontier terhadap sebaran tenaga kerja berdasarkan lapangan usaha pada tahun 2003-2009 yang simetris dan asimetris terhadap
nilai
meannya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50