23
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Jintung. Kondisi bangunan SD Negeri 1 Jintung sudah baik dan baru menjalani renovasi beberapa ruangan. SD Negeri 1 Jintung memiliki 6 ruang kelas, yaitu ruang kelas I sampai kelas VI. Selain itu, juga terdapat 1 ruang kantor guru, 1 dapur, 1 gudang dan 1 mushola. Di SD Negeri 1 Jintung juga sudah terdapat 1 gedung sebagai perpustakaan dan 2 WC, satu untuk siswa dan satu untuk guru. SD Negeri 1 Jintung berlokasi di pedesaan, tepatnya yaitu di Dukuh Beji, RT 02/RW 02, Desa Jintung, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Sekolah ini terletak di antara pemukiman warga dan menghadap ke utara. Secara geografis letak Desa Jintung di sebelah utara berbatasan dengan desa Argosari, sebelah selatan berbatasan dengan desa Pasir, sebelah timur berbatasan dengan desa Banjararjo, dan sebelah barat berbatasan dengan desa Srati. Sekolah ini terletak di daerah pegunungan atau dataran tinggi. Keadaan siswa SD Negeri 1 Jintung sebagian besar berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah, karena sebagian besar mata pencaharian orang tua sebagai petani meskipun ada beberapa siswa yag berasal dari keluarga yang berada/mampu. 3.2 Variabel Penelitian Dalam melaksanakan penelitian, seorang peneliti harus menentukan variabel-variabel penelitian dan selanjutnya merumuskan hipotesis berdasarkan hubungan antara variabel penelitian. Variabel Penelitian merupakan suatu atribut dan sifat nilai orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu sesuai yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
23
24
3.2.1
Variabel Bebas Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebuah perubahannya atau timbulnya variable-variabel dependen (terikat) Sugiyono (2010:61) dalam penelitian ini yang berperan sebagai variabel bebas adalah penggunaan alat peraga garis bilangan dan dengan menggunakan metode demonstrasi. 3.2.2
Variabel Terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena
adanya variabel bebas. Sugiyono (2010:61) dalam penelitian hal ini variabel terikatnya adalah tingkat keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya mampu lebih baik dan dinyatakan dalam bentuk nilai yang diberikan guru. 3.3 Rencana Tindakan Menurut Kasihani Kasbolah (1998:13), penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Berdasarkan definisi penelitian tindakan kelas dari beberapa pakar di atas, maka dapat dirumuskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Rancangan penelitian berupa rancangan PTK yang diaplikasikan dalam beberapa siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observation) dan refleksi (reflection). Kasihani Kasbolah (1998:112), menyatakan empat model penelitian tindakan kelas yaitu sebagai berikut : 1. Model Ebbut (1985) 2. Model Kemmis dan Mc Tanggart (1988) 3. Model Ellio (1991) 4. Model Mc Kernan (1991) Dari beberapa model penelitian tindakan kelas di atas, peneliti menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart, karena mudah dipahami dan dilaksanakan. Menurut Suharsimi Arikunto (2007:16-19), bahwa model Kemmis dan Mc Taggart terdiri atas empat tahap yaitu sebagai berikut :
25
1) Menyusun rancangan tindakan (planning) Dalam tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. 2) Pelaksanaan Tindakan (Acting) Tahap pelaksanaan ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan rancangan tindakan kelas. 3) Pengamatan (Observing) Tahapan pengamatan yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. 4) Refleksi (Reflecting) Peneliti melakukan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukannya. Jika ternyata hasilnya belum memuaskan, maka perlu adanya rancangan ulang untuk diperbaiki, dimodifikasi dan jika perlu disusun scenario baru untuk siklus siklus-siklus berikutnya. Tahapan-tahapan tahapan tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut ini :
Gambar 2 Model Penelitian Tindakan Kelas Pelaksanaan penelitian terdiri pra siklus dan 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan, masing-masing masing pertemuan dibu dibutuhkan waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Adapun uraian kegiatan dan waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :
26
Tabel 1 Jadwal Perbaikan Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika No. 1 2 3 4 5 6
Kegiatan Siklus I Pertemuan 1 Siklus I Pertemuan 2 Siklus I Pertemuan 3 Siklus II Pertemuan 1 Siklus II Pertemuan 2 Siklus II Pertemuan 3
Tempat
Hari/Tanggal
Waktu
SDN I Jintung
Rabu, 3 April 2013
07.15-08.25
SDN I Jintung
Kamis, 4 April 2013
07.15-08.25
SDN I Jintung
Senin, 8 April 2013
07.15-08.25
SDN I Jintung
Rabu, 10 April 2013
07.15-08.25
SDN I Jintung
Kamis, 11 April 2013
07.15-08.25
SDN I Jintung
Senin, 15 April 2013
07.15-08.25
3.4 Data dan Cara Pengumpulannya Sejalan dengan data yang akan dikumpulkan dan sumber data yang ada maka teknik pengumpulan data meliputi : 3.4.1
Observasi Pengamatan dilakukan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pengamatan
meliputi guru dalam mengajar dan siswa dalam belajar. 3.4.2
Tes Untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan
pembelajaran tindakan. Tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal penjumlahan bilangan sesuai dengan siklus yang ada.
3.5 Instrumen Penelitian 3.5.1
Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran yang
berlangasung dengan menggunakan metode demonstrasi yang dilakukan oleh peneliti. Apakah sudah sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan atau belum. Observasi dilakukan oleh observer. Adapun yang menjadi observer dalam penelitian ini adalah teman sejawat. Instrument yang digunakan terdiri dari dua lembar observasi. a) Lembar observasi aktifitas guru dalam belajar.
27
Tabel 2 Kisi-kisi lembar observasi aktifitas guru. No.
Aspek yang dinilai
1
Tahap persiapan
2
Tahap pelaksanaan
Nomor 1, 2, 3
-
Pembukaan demonstrasi
4, 5
-
Pelaksanaan demonstrasi
6, 7, 8
-
Penutupan demonstrasi
9, 10
b) Lembar observasi partisipasi/keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam lembar observasi memuat ranah efektif dan psiko motorik yang akan diobeservasi selama proses pembelajaran berlangsung. Berikut ini adalah kisi-kisi lembar observasi aktifitas siswa. Tabel 3 Kisi-kisi lembar observasi aktifitas siswa No.
Aspek yang dinilai
No. Item
1
Keaktifan
2
Keberanian
5
3
Kerjasama
6,7
3.5.2
1, 2, 3, 4
Soal Tes Siklus I dan Siklus II Lembar tes diberikan kepada siswa pada akhir setiap siklus dan dikerjakan setiap
individu yang digunakan untuk menunjukkan hasil belajar yang dicapai pada siklus dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. Kisi-kisi yang digunakan dalam menyusun tes sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan. Soal tes yang digunakan berjumlah 15 butir. Berikut ini adalah kisi-kisi soal tes : Standar kompetensi menggunakan bilangan bulat dengan media garis bilangan dalam pemecahan masalah.
28
Tabel 4 Kisi-kisi post tes siklus 1 Kompetensi Dasar
Materi
Indikator
Butir Soal
5.2 Menjumlahkan Menjumlahkan Menjumlahkan bilangan positif dan 1, 2, bilangan bulat bilangan bulat positif. . dengan garis Menjumlahkan bilangan positif dan 3, 4, 5, 6, bilangan negatif. 7 . Menjumlahkan bilangan negatif dan 8, 9, 10 negatif. Tabel 5 Kisi-kisi post tes siklus 2 Kompetensi Dasar
Materi
5.2 Mengurangkan Mengurangkan bilangan bulat bilangan bulat dengan garis bilangan
Indikator Mengurangkan bilangan positif dan positif.
Butir Soal 1, 2,
Mengurangakn bilangan positif dan 3, 4, 5, 6 negatif. Mengurangkan bilangan negatif dan 7, 8, 9, 10 negatif.
3.5.3
Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes Dalam penelitian ini, kriteria utama terhadap data hasil penelitian adalah valid,
reliabilitas, dan obyektif. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat. Dengan demikian data yang valid adalah data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Kalau dalam obyek penelitian terdapat warna merah, maka peneliti akan melaporkan warna merah. Bila peneliti membuat laporan yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada obyek, maka data tersebut dapat dinyatakan tidak valid. Ada dua macam validitas penelitian, yaitu: 1. Validitas internal, berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai. 2. Validitas eksternal, berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil. Bila
29
sampel penelitian representatif, instrumen penelitian valid dan reliabel, cara pengumpulan dan analisis data benar, maka penelitian akan memiliki validitas eksternal tinggi. Tingkat validitas suatu instrument dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrument dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri (corrected item to total correlation). r > 0,20
: Tidak ada validitas
0,20 ≤ r < 0,40 : validitas rendah 0,40 ≤ r < 0,60 : Validitas sedang 0,60 ≤ r < 0,80 : Validitas tinggi 0,80 ≤ r < 1,00 : Validitas sempurna Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Suatu data dikatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu yang berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda. Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman sebagai berikut: a ≤ 0,7
: Tidak dapat diterima
0,7 < a ≤ 0,8
: dapat diterima
0,8 < a ≤ 0,9
: Reliabilitas bagus
a > 0,9
: Reliabilitas memuaskan
Setelah diuji validitas dari 15 item soal yang akan digunakan sebagai soal evaluasi pada penelitian ini memperoleh 10 soal valid dan 5 soal tidak valid, seperti tampak pada tabel di bawah ini:
30
Tabel 6 Validitas Butir Soal Siklus I No Soal
Nilai r
Keterangan
1
0,14
Tidak Valid
2
0,483
Valid
3
0,259
Tidak Valid
4
0,56
Valid
5
0,19
Tidak Valid
6
0,6
Valid
7
0,6
Valid
8
0,52
Valid
9
0,52
Valid
10
0,61
Valid
11
0,69
Valid
12
0,64
Valid
13
0
Tidak Valid
14
0,547
Valid
15 0,35 Keterangan: Signifikansi r tabel = 0,461
Tidak Valid
Tabel 7 Rekapitulasi Validitas Butir Soal Siklus I Keterangan
No Soal
Jumlah
Valid
2, ,4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14
10
Tidak Valid
1, 3, 5, 13, 15
5
Total
15
Reliabilitas butir soal siklus I yaitu 0,235, nilai r tabel yaitu 0,456. Jadi, Koefisien reliable < r tabel. Artinya butir soal siklus I yaitu tidak reliabel.
31
Tabel 8 Validitas Butir Soal Siklus II No Soal
Nilai r
Keterangan
1
-0,01
Tidak Valid
2
0,517
Valid
3
0,221
Tidak Valid
4
0,602
Valid
5
0,041
Tidak Valid
6
0,556
Valid
7
0,556
Valid
8
0,523
Valid
9
0,136
Tidak Valid
10
0,617
Valid
11
0,727
Valid
12
0,734
Valid
13
0,213
Tidak Valid
14
0,556
Valid
15
0,484
Valid
Tabel 9 Rekapitulasi Validitas Butir Soal Siklus II Keterangan
No Soal
Jumlah
Valid
2, ,4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 14, 15
10
Tidak Valid
1, 3, 5, 9, 13
5
Total Keterangan: Signifikansi r tabel = 0,456
15
Reliabilitas butir soal siklus II yaitu 0,142, nilai r tabel yaitu 0,456. Jadi, Koefisien reliable < r tabel. Artinya butir soal siklus II yaitu tidak reliabel.
32
3.5.4
Analisis Tingkat Kesukaran Soal Setiap soal memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-beda. Berikut ini analisis tingkat kesukaran soal dalam penelitian ini: Tabel 10 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tes Siklus I No Butir Soal
Nilai P
Keterangan
1
0,842
Mudah
2
0,842
Mudah
3
0,789
Mudah
4
0,842
Mudah
5
0,842
Mudah
6
0,526
Sedang
7
0,211
Sukar
8
0,684
Sedang
9
0,211
Sukar
10
0,684
Sedang
11
0,631
Sedang
12
0,684
Sedang
13
0,211
Sukar
14
0,263
Sukar
15
0,526
Sedang
Berikut ini hasil rekapitulasi tingkat kesukaran soal yang terdiri dari soal mudah, sedang, dan sukar. Tabel 11 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Soal Siklus I Tingkat Kesukaran
No. Soal
Jumlah
Mudah
1, 2, 3, 4, 5
5
Sedang
6, 8, 10, 11, 12, 15
6
7, 9, 13, 14
4
Total
15
Sukar
33
Tabel 12 Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus II No Butir Soal
Nilai P
Keterangan
1
0,737
Mudah
2
0,842
Mudah
3
0,842
Mudah
4
0,789
Mudah
5
0,632
Sedang
6
0,526
Sedang
7
0,368
Sedang
8
0,737
Mudah
9
0,421
Sedang
10
0,684
Sedang
11
0,737
Mudah
12
0,684
Sedang
13
0,263
Sukar
14
0,368
Sedang
15
0,526
Sedang
Tabel 13 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Soal Siklus II Tingkat Kesukaran
No. Soal
Jumlah
Mudah
1, 2, 3, 4, 11
5
Sedang
5, 6, 7, 9, 10, 12, 14, 15
9
13
1
Total
15
Sukar
3.6 Indikator Kinerja Peningkatan hasil belajar siswa dapat diukur dengan tingkat ketuntasan siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran. Siswa dikatakan tuntas belajar apabila telah mecapaii tingkat penguasaan materi 70% ke atas. Kriteria keberhasilan siswa ditetapkan untuk mengukur tingkat keberhasilan agar guru dapat mengetahui keadaan kondisi awal dan kondisi akhir, sehingga guru mempunyai bekal dalam upaya perbaikan. Adapun kriteria ditetapkan
34
untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam upaya perbaikan pembelajaran yang ditempuh sebagai berikut : a) Peningkatan pemahaman siswa dinyatakan berhasil, jika 70% dari jumlah siswa terlibat aktif dalam pembelajaran mampu mengkomunikasikan hasil pembelajaran. b) Peningkatan hasil belajar siswa dinyatakan berhasil, jika 70% dari jumlah siswa tuntas dalam belajar.
3.7 Analisis Data Data kuantitatif akan diolah melalui analisis deskriptif, sedangkan data kualitatif diolah dalam bentuk paparan narasi yang menggambarkan kualitas pembelajaran. Caranya dengan membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada setiap siklus. Analisis data dilakukan bersama atau setelah pengumpulan data.