BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di SD Negeri Palasari yang terletak di Jalan
Pangeran Sugih No. 23 Kelurahan Kotakulon Kecamatan Sumedang Selatan (45312) Kabupaten Sumedang. Adapun beberapa alasan peneliti memilih SD Negeri Palasari sebagai lokasi penelitian adalah 1) Ditemukannya permasalahan dalam pembelajaran menyimpulkan isi cerita anak; 2) Lokasi sekolah yang strategis dan mudah dijangkau oleh kendaraan umum ; 3) Kepala sekolah dan guru sangat mendukung diadakannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diharapkan
dapat
memperbaiki
proses
dan
hasil
dalam
pembelajaran
menyimpulkan isi cerita anak dengan pembaharuan yang dilakukan terhadap proses
pembelajaran
khususnya
berkaitan
dengan
metode
dan
teknik
pembelajaran. Kondisi fisik sekolah ini cukup baik dan memiliki 12 ruangan yang terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah dan guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang musholah, 1 gudang, dan 2 toilet. 2.
Waktu Penelitian Pengambilan data awal pada materi menyimpulkan isi cerita anak di SD
Negeri Palasari Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang dilakukan pada tanggal 6 Januari 2016. Penelitian ini dilakukan dengan perkiraan waktu sekitar enam bulan terhitung dari bulan Januari 2016 hingga bulan Juni 2016. B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Palasari Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang yang berjumlah 28 orang, terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan. Adapun Alasan peneliti memilih kelas V SD Negeri Palasari sebagai subjek penelitian didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu hasil wawancara guru yang menyatakan bahwa kemampuan menyimpulkan isi cerita anak pada kelas V SD 37
Negeri Palasari masih sangat rendah, hasil observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa permasalahan tersebut terbukti dialami oleh siswa. Dari 28 orang siswa ada satu orang siswa yang tidak masuk ketika pengambilan data awal, sehingga subjek yang diteliti ketika pengambilan data awal berjumlah 27 siswa. Saat pengambilan data awal terdapat 2 orang siswa yang sudah tuntas dan 25 orang siswa dinyatakan belum tuntas sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan yaitu 75. Oleh sebab itu, perlu adanya inovasi pembelajaran yang dapat membawa perubahan dalam pembelajaran, agar siswa lebih termotivasi dan menunjukkan peningkatan minat belajar, sehingga upaya ini dilakukan sebagai usaha perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran dalam materi menyimpulkan isi cerita anak yang dapat memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa. C. Metode dan Desain Penelitian 1.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kasbolah (1999, hlm. 13) “PTK merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas”. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Arikunto, dkk (2009: 106-107) mengatakan bahwa: “tujuan PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional pendidik dalam menangani proses belajar di dalam kelas. Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan tindakan alternatif dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Fokus penelitian ini terdapat pada tindakan yang direncanakan oleh guru, yang selanjutnya akan diterapkan pada peserta didik, kemudian dievaluasi apakah berhasil atau tidak.” Adapun manfaat dari PTK diutarakan oleh Sumadayo (2013, hlm. 24), yang menyatakan bahwa,“Manfaat yang dapat dipetik jika guru mau dan mampu melaksanakan PTK terkait dengan komponen pembelajaran, antara lain: a) Inovasi pembelajaran, b) Pengembangan kurikulum ditingkat sekolah dan ditingkat kelas dan c) Peningkatan profesionalisme guru.
38
Penjelasan di atas memantapkan peneliti untuk menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Upaya perbaikan tersebut dilakukan dengan melakukan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang terjadi di dalam kelas baik saat proses maupun hasil belajar siswa dalam materi menyimpulkan isi cerita anak di kelas V, sehingga diharapkan setelah diadakan PTK maka akan memberikan perbaikan dan meningkatkan proses belajar mengajar serta hasil belajar siswa di dalam kelas. 2.
Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain model
penelitian Kemmis dan Taggart. Penelitian dengan model ini dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai ada perubahan hasil dan tujuan penelitian tercapai. Peneliti memilihdesain penelitian dari Kemmis dan Taggart karena sederhana danbanyak digunakan dalam penelitian tindakan kelas. Dalam desain ini terdapat beberapa siklus perbaikan. Pelaksanaan setiap siklus terdiri dari empat langkah yaitu mulai dari perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observing), refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali. Tahapan tersebut dilakukan pada setiap siklus sampai tujuan penelitian dapat tercapai. Model Kemmis dan Mc Taggart ini dapat digambarkan sebagai berikut.
3. 4. 5. 6.
Gambar 3.1 Gambar 3.1 Desain PTK model Kemmis & Taggart Wiriaatmadja (2005, hlm. 66) 39
Dari Gambar 3.1 di atas, terlihat bahwa model Kemmis dan Taggart memiliki empat tahap dalam melakukan penelitian, yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. a.
Perencanaan Tahap perencanaan menggambarkan secara rinci hal-hal yang perlu
dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan. Perencanaan tindakan merupakan kegiatan yang disusun sebelum penerapan metode GIST melalui teknik IOC untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyimpulkan isi cerita anak kelas V di SDN Palasari Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Perencanaan ini berisikan segala sesuatu yang dapat menunjang hasil belajar siswa yang telah ditargetkan, seperti penyiapan perangkat pembelajaran yang meliputi skenario pembelajaran, media, sumber dan alat pembelajaran, instrumen observasi, dan lembar evaluasi. b. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan tindakan merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk melaksanakan semua perencanaan yang telah disusun, yakni dengan penerapan metode GIST melalui teknik IOC untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyimpulkan isi cerita anak kelas V di SDN Palasari Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Selain itu, dalam tahap pelaksanaan ini dilaksanakan kegiatan pengumpulan data yang terdiri dari observasi kinerja guru dan aktivitas siswa serta evaluasi hasil belajar siswa. c.
Observasi Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan langsung seluruh kegiatan yang terjadi selama tindakan. Observasi dilakukan secara langsung oleh observer dengan mengamati pelaksanaan pembelajaran baik kinerja guru yang dalam tindakan sebagai pelaksana, maupun aktivitas siswa melalui lembar observasi. d. Refleksi Refleksi merupakan langkah untuk mengkaji ulang hasil yang diperoleh dari observasi dengan cara melakukan analisis dan evaluasi data. Refleksi berguna untuk memberi makna terhadap proses dan hasil belajar siswa sehingga dapat menentukan perlu tidaknya tindak lanjut dalam mencapai tujuan akhir.
40
D. Prosedur Penelitian Prosedur yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu berbentuk siklus yang akan terus berlangsung lebih dari satu siklus tergantung tingkat keberhasilan dari target yang dicapai sesuai dengan yang telah direncanakan. Pada akhir pembelajaran diharapkan hasil belajar siswa kelas V di SDN Palasari Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang dapat meningkat. Secara umum penelitian ini dibagi menjadi empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi, lebih jelasnya tahapan penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1.
Tahap Perencanaan Tindakan Ada beberapa langkah kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan, di
antaranya sebagai berikut: a) Permintaan izin penelitian kepada kepala sekolah SD Negeri Palasari. b) Melakukan pembelajaran di kelas V, dengan keterangan peneliti sebagai pelaksana bukan observer. Artinya peneliti di sini bertugas sebagai guru pengajar. c) Memperoleh data tentang gambaran umum keadaan kelas beserta siswa dan memperoleh masalah yang terjadi pada kelas tersebut. d) Mengidentifikasi masalah. e) Melakukan wawancara pada guru wali kelas V dan beberapa siswa kelas V SD Negeri Palasari. f) Menganalisis masalah dari penyebab-penyebab terjadinya permasalahan tersebut. g) Menentukan obat/tindakan yaitu metode GIST (Generating Interaction between Schemata and Text) melalui teknik Inside – Outside – Circle (IOC). h) Mempersiapkan skenario pembelajaran. 2.
Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap pelaksanaan, peneliti berperan sebagai seorang pengajar.
Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan dalam tindakan kelas mengenai penerapan metode GIST melalui teknik IOC untuk meningkatkan hasil belajar
41
siswa kelas V pada materi menyimpulkan isi cerita anak di SDN Palasari adalah sebagai berikut. Kegiatan Awal (5 menit) 1. Guru mengkondisikan siswa pada situasi belajar yang kondusif (merapikan tempat duduk dan berdoa). 2. Guru mengecek kehadiran siswa. 3. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa berkaitan dengan materi yang akan dipelajari (manfaat membaca). 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 5. Guru memberi motivasi kepada suswa agar berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Kegiatan Inti (80 menit) Eksplorasi 1. Siswa bertanyajawab berkaitan dengan materi. 2.
Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai kalimat utama, ide pokok, dan langkah menyimpulkan suatu cerita.
Elaborasi 1. Siswa diperlihatkan sebuah gambar untuk mengisi skemata awal terhadap teks yang akan dibacanya. 2.
Siswa dibagi kedalam 7 kelompok (kelompok yang dibentuk heterogen), satu kelompok terdiri dari 4 orang
3.
Setiap kelompok dibagikan LKS
4.
Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk membaca petunjuk pengerjaan LKS.
5.
Siswa diberikan waktu sekitar 3 menit untuk membaca penggalan paragraf yang diperolehnya.
6.
Siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk mengerjakan LKS.
7.
Siswa diberi kesempatan untuk membaca petunjuk mengerjakan LKS selanjutnya.
8.
Seluruh siswa berkumpul ditengah kelas dan dibagi ke dalam dua kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 14 orang untuk mempermudah siswa mengerjakan soal nomor 2
42
9.
Kelompok 1 membentuk lingkaran kecil, mereka berdiri melingkar menghadap keluar. Sedangkan kelompok 2 membentuk lingkaran besar, mereka berdiri melingkar menghadap ke dalam. Sehingga setiap siswa yang membentuk lingkaran kecil nantinya akan berhadapan dengan siswa yang berada di lingkaran besar.
10. Setiap pasangan siswa dari lingkar kecil dan besar saling berbagi informasi. Siswa yang berada di lingkaran kecil (dalam) dipersilahkan memulai terlebih dahulu membacakan paragraf pertama cerita yang telah dibagikan, pasangan yang berada di lingkaran besar mendengarkan. Pertukaran informasi dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu bersamaan namun tetap dengan nada bicara yang tenang (tidak terlalu keras). Setelah itu, siswa yang berada di lingkaran besar (lingkaran luar) dipersilahkan bergantian membacakan paragraf pertama cerita yang telah dibagikan, pasangan atau siswa yang berada dilingkaran kecil (lingkaran dalam) mendengarkan, kemudian seluruh siswa mencatat kesimpulan paragraf yang telah mereka dibaca. 11. Siswa yang berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser searah perputaran jarum jam sambil bernyanyi. Di tengah-tengah lagu, guru mengatakan “STOP”. Nyanyian dan perputaran pun dihentikan, mereka memperoleh pasangan masing-masing berdasarkan perputaran lingkaran besar yang dikontrol oleh nyanyian bersama 12. Siswa bertukar informasi dengan pasangan barunya, begitu seterusnya. 13. Siswa dipersilahkan duduk bersama kelompok awal yaitu yang terdiri dari 4 orang untuk mendiskusikan hasil yang diperolehnya, mereka bersama-sama berdiskusi untuk menentukan kesimpulan cerita yang akan ditulis pada lembar LKSnya. 14. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil LKS di depan kelas. 15. Guru bersama seluruh siswa menyimpulkan hasil LKS. Konfirmasi 1. Siswa diberikan kata-kata pujian atas keaktifan, disiplin, dan kerjasamanya saat mengikuti proses pembelajaran.
43
Kegiatan Akhir (20 menit) 1. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. 2.
Guru membagikan lembar evaluasi.
3.
Guru memberi tindak lanjut kepada siswa. Guru menutup pembelajaran, siswa berdoa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran
3.
Tahap Observasi Tahapan observasi berkaitan dengan tugas observer selaku peneliti. Pada
tahap ini observer
bertugas untuk melakukan pengamatan selama tindakan
(penelitian) berlangsung. Pengamatan yang dilakukan berhubungan dengan pengumpulan data aktivitas siswa dan kinerja guru dengan menggunakan instrumen yang telah ditentukan pada tahap perencanaan. Pada tahap observasi Suhardjono (dalam Hanifah, 2014, hlm. 39) menyatakan: Pada tahap ini, peneliti (atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang dperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/ penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Guru yang dimaksud adalah peneliti, karena peneliti di sini berperan juga sebagai pengajar. Semua aktivitas yang terjadi ketika penelitian direkam menggunakan berbagai macam instrumen penelitian seperti lembar observasi kinerja guru, lembar observasi aktivitas siswa, catatan lapangan, serta dokumentasi saat kegiatan berlangsung. Hal-hal di atas merupakan pengamatan ketika proses pembelajaran. Peneliti juga melakukan pengamatan evaluasi hasil belajar siswa. Hasil belajarnya adalah keterampilan membaca pemahaman dalam menyimpulkan isi cerita anak. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan, yakni dalam hal menjelaskan ide pokok, menentukan ide pokok cerita pada setiap paragraf, menyebutkan tiga langkah menyimpulkan isi cerita, dan menyimpulkan isi cerita dengan memperhatikan isi cerita dan pilihan kata yang sesuai dengan cerita yang telah dibacanya. Instrumen yang digunakan adalah format penilaian tes hasil belajar menyimpulkan isi cerita anak. 44
4.
Tahap Analisis dan Refleksi Refleksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru (peneliti) untuk
mengetahui keberhasilan atau kegagalan dari keseluruhan kegiatan atau tindakan yang telah dilakukan selama proses pembelajaran. Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi atau suatu langkah mengevaluasi terhadap tindakan awal yang telah dilakukan, jika dalam tahap refleksi peneliti menemukan suatu kendala terhadap tindakan awal (siklus I) yang menyebabkan belum tercapainya tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka peneliti melakukan perencanaan ulang dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada dalam siklus I. Setelah melakukan refleksi peneliti kembali melakukan tindakan (siklus II) dan seterusnya sampai tujuan penelitian yang dirumuskan dapat tercapai. Ada beberapa rujukan pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini, yang merujuk pada pendapat dari Sumadayo (2013, hlm. 60) diantaranya sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g.
Apa efek dari tindakan tersebut? Apa sebabnya? Apa kendala yang dihadapi? Mengapa kendala tersebut muncul? Apakah ada peningkatan dalam praktik kependidikan? Mengapa? Perlukah pemikiran ulang tentang tema penelitian? Perlukah dilakukan perencanaan ulang? Alternatif tindakan mana yang dipandang lebih tepat? Apakah perlu penelitian tindakan tahap berikutnya?
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Penelitian tindakan kelas membutuhkan suatu teknik pengumpulan data dan alat untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpul data merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan sejumlah informasi yang dibutuhkan selama penelitian berlangsung. Sedangkan alat pengumpul datanya biasa disebut dengan instrumen. Jadi instrumen ini merupakan alat atau media yang digunakan untuk mengumpulkan informasi. Misalnya teknik yang digunakan adalah observasi, maka instrumennya adalah lembar observasi. 1.
Teknik Pengumpul Data
a. Observasi Menurut Best (dalam Hanifah, 2014, hlm. 65) “Observasi langsung akan memberikan sumbangan yang sangat penting dalam penelitian deskriptif. Jenis-
45
jenis informasi tertentu dapat diperoleh dengan baik melalui pengamatan langsung oleh peneliti”. Sedangkan dalam Kasbolah (1998, hlm. 91) “Observasi tidak lain dari upaya untuk mengamati pelaksanaan tindakan. Secara lebih operasional dapat dinyatakan bahwa observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat sampingannya”. b. Wawancara Salah satu metode pengumpul data adalah dengan cara wawancara. Wawancara digunakan peneliti untuk memperoleh informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden. Menurut Soehartono (dalam Hanifah, 2014, hlm. 63), “Wawancara
(interview) adalah pengumpulan data
dengan
mengajukan
pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden dan jawaban-jawaban responden, dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder)”. c. Catatan Lapangan Catatan lapangan dilakukan saat peneliti berada dalam tahap pengumpulan data. Catatan lapangan dibuat untuk memperoleh data yang terjadi di kelas selama proses pembelajaran. Sehingga, peneliti dapat merefleksi diri terhadap tindakan yang telah dilakukan, apabila tidak mencapai target maka perlu dilakukan tindakan selanjutnya.Menurut pendapat Wiriaatmadja (2005, hlm.125) “Catatan lapangan memuat deskriptif berbagai kegiatan suasana kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial, dan nuansa-nuansa lainnya”. d. Tes Hasil Belajar Tes biasanya dipakai untuk mengukur atau menilai hasil belajar siswa. Menurut Sudjana (dalam Hanifah, 2014, hlm. 69) mengatakan bahwa, “Tes sebagai alat penilaian belajar adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan)”. Tes dilakukan untuk melihat keberhasilan pembelajaran siswa yang telah dilaksanakan dan melihat apakah tindakan yang digunakan dapat meningkatkan hasil belajar atau tidak.
46
2.
Insturmen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: a.
Format Observasi Format observasi digunakan agar kegiatan yang terjadi di dalam kelas
yang tidak teramati oleh peneliti dapat terlihat oleh observer. Hal tersebut dapat membantu peneliti untuk mengumpulkan data dari objek dalam penelitian. Adapun hal-hal yang di observasi dalam penelitian ini adalah kinerja guru dan aktivitas siswa yang terjadi selama proses pembelajaran. Dalam penelitian ini, format observasi yang digunakan adalah untuk mengetahui kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran menyimpulkan isis cerita anak dengan penerapan metode GIST melalui teknik IOC. Observasi kinerja guru difokuskan berdasarkan kegiatan pembelajaran, mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, sampai kegiatan akhir. Sedangkan observasi aktivitas siswa difokuskan pada tiga aspek yang diamati yaitu keaktifan , kerjasama, dan kedisiplinan (format lembar observasi terlampir). b. Format Wawancara Wawancara yang digunakan untuk penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan mengenai proses pembelajaran dalam materi menyimpulkan isi cerita anak dengan menerapkan metode GIST melalui teknik IOC. Wawancara yang digunakan untuk mewawancarai guru berkaitan dengan pesan, kesan dan pendapat guru mengenai pembelajaran menyimpulkan isi cerita anak dengan menerapkan metode GIST Melalui teknik IOC, mengenai ketepatan penerapan metode GIST melalui teknik IOC untuk pembelajaran menyimpulkan isi cerita anak dan mengenai perbaikan dalam pelaksanaan penerapan metode GIST melalui teknik IOC. c.
Catatan Lapangan Catatan lapangan berisi mengenai apa yang dilihat, didengar, dan dialami
selama proses pembelajaran mengenai materi menyimpulkan isi cerita anak
47
dengan menerapkan metode GIST melalui teknik IOC yang difokuskan pada kinerja guru dan aktivitas siswa sehingga dengan catatan lapangan ini akan terlihat kejadian-kejadian pada saat proses pembelajaran. d. Tes Hasil Belajar Instrumen tes hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini berupa format penilaian yang berisi aspek-aspek pengetahuan dan keterampilan dalam materi menyimpulkan isi cerita anak, dalam aspek pengetahuannya yaitu menjelaskan pengertian ide pokok, menentukan ide pokok masing-masing paragraf, menjelaskan langkah-langkah membuat kesimpulan, sedangkan dalam aspek keterampilan menyimpulkan isi cerita anak terdapat dua aspek yang dinilai yaitu, pertama, isi kesimpulan sesuai dengan isi cerita (kesimpulan memuat ide pokok; tokoh, tempat, waktu, dan peristiwa sesuai dengan isi cerita; dan kesimpulan yang dibuat runtut). Kedua, memperhatikan pilihan kata yang tepat (tidak menggunakan kata dalam bahasa daerah; tidak menggunakan kata secara berlebihan; tidak menggunakan kata sambung yang berulang-ulang). F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1.
Teknik Pengolahan Data Pada tahap ini dikumpulkan data-data yang diperoleh dari berbagai macam
instrumen yang digunakan pada saat penelitian. Data-data yang diperoleh tersebut meliputi data hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dan data hasil tes belajar siswa. Data-data tersebut kemudian dikelompokkan menjadi data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif terdiri atas data hasil observasi, wawancara, dan catatan lapangan, sedangkan data kuantitatif berupa data hasil tes belajar siswa. Kemudian keseluruhan data tersebut diolah dengan melakukan pemberian skor pada setiap aspek yang diamati. Nilai akhir siswa diperoleh dari jumlah skor yang didapatkan dibagi skor ideal dan kemudian dikalikan 100. Nilai akhir yang diperoleh siswa kemudian akan dibandingkan dengan nilai KKM yang telah ditentukan. Data yang diolah dalam penelitian ini adalah data proses dan data hasil.
48
a.
Pengolahan Data Proses Pengolahan data proses ini berkaitan dengan instrumen yang digunakan,
yakni adalah lembar perencanaan pembelajaran, lembar observasi kinerja guru,dan lembar observasi aktivitas siswa. Pertama lembar perencanaan pembelajaran, data hasil perencanaan pembelajaran ditafsirkan dengan menggunakan skor pada setiap indikator dari aspek yang diamati. Aspek yang diukur dalam observasi perencanaan meliputi Perumusan tujuan pembelajaran, pengembangan materi, Pemilihan metode GIST, tahapan pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar. Setiap aspek tersebut mempunyai skor ideal tiga. Kemunculan indikator dalam format observasi perencanaan pembelajaran mendapatkan skor tiga apabila semua indikator dilaksanakan, mendapatkan skor dua apabila dua indikator dilaksanakan, mendapatkan skor satu jika hanya satu indikator saja yang dilaksanakan dan mendapatkan skor nol apabila tidak ada satupun indikator yang dilaksanakan. Jumlah indikator yang diperoleh kemudian dicari persentasenya dengan menggunakan rumus persentase yang ada pada instrumen penelitian yaitu jumlah indikator yang diperoleh dibagi jumlah seluruh indikator masing-masing aspek dikali 100%kemudian dicari interpretasinya. Kedua, Pengolahan lembar observasi kinerja guru. Aspek yang dinilai mencakup pembelajaran yang dilakukan oleh guru mulai dari kegiatan awal, inti, dan akhir, dengan melakukan penskoran pada kolom aspek yang dinilai yaitu berupa penilaian objektif tiap indikator yang nampak pada saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaian tersebut memperhatikan deskriptor penilaian yang telah ditentukan. Aspek penilaian terdiri dari angka 0, 1, 2 dan 3. Skor akhir diperoleh dari skor perolehan pada setiap aspek yang dijumlahkan dan dibagi dengan skor maksimal kemudian dikalikan 100%. Adapun cara perhitungan presentase skor akhir, yaitu:
Persentase Skor :
Jumlah skor yang diperoleh Jumlah skor ideal
x 100 %
Persentase yang telah didapatkan kemudian diinterpretasikan berdasarkan lima kriteria, dengan acuan kriteria pada Tabel 3.1 di bawah ini.
49
Tabel 3.1Kriteria persentase observasi kinerja guru Rentang Penilian Kriteria penilaian 81 % - 100% Baik Sekali 61% - 80% Baik 41% - 60% Cukup 21% - 40% Kurang 0% - 20% Kurang Sekali Dalam (Hanifah, 2014: 80) Ketiga yakni format observasi aktivitas siswa, Teknik pengolahan data aktivitas siswa selama pembelajaran dilakukan dengan mengisi lembar observasi aktivitas siswa. Dalam aktivitas siswa ada tiga aspek yang diamati yaitu keaktifan, kerjasama, dan kedisiplinan. Skor tertinggi dari aspek yang diamati adalah tiga dan terendah adalah nol. Dari tiga aspek yang diamati terdiri dari tiga indikator penilaian. Siswa akan mendapat skor tiga jika tiga indikator tersebut muncul, jika hanya dua indikator yang muncul maka mendapatskor dua, dan akan mendapat skor satu jika hanya satu indikator yang muncul dan apabila tidak ada indikator yang muncul maka mendapatkan skor nol. Skor akhir diperoleh dari menjumlahkan skor setiap aspek dan dibagi sembilan kemudian dikalikan dengan 100%. Perhitungan yang digunakan sama halnya dengan perhitungan persentase dalam kinerja guru, yaitu: Persentase Skor :
Jumlah skor yang diperoleh Jumlah skor ideal
x 100 %
Tahap selanjutnya adalah membuat persentase skor yang telah didapatkan ke dalam kriteria penilaian dengan acuan tabel di bawah ini. Tabel 3.2Kriteria persentase observasi aktivitas siswa Rentang Penilian 81 % - 100% 61% - 80% 41% - 60% 21% - 40% 0% - 20%
Kriteri penilaian Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
Dalam (Hanifah, 2014: 80)
50
b. Pengolahan Data Hasil Pengolahan data hasil dalam penelitian ini sangatlah penting karena salahsatu tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pengolahan data hasil digolongkan pada pengolahan data kuantitatif karena diolah dengan menggunakan angka-angka atau dengan kata lain menggunakan penghitungan statistik. Teknik pengolahan data untuk tes hasil belajar dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu menentukan skor dari setiap nilai soal, menghitung jumlah skor yang diperoleh setiap siswa, memberikan nilai angka, dan merekapitulasi presentase ketuntasan.Data hasilbelajar siswa kelas V SD Negeri Palasari terdiri dari aspek kognitif dan psikomotor. Aspek kognitif terdapat pada soal nomor 1 sampai 3 dan untuk aspek psikomor terdapat pada soal nomor 4 yaitu menyimpulkan isi cerita anak adapun kriteria yang dinilai yaitu kesesuaian isi cerita anak dengan rentang skor antara nol – tiga dan pilihan kata dengan rentang skor antara nol – tiga. Sehingga skor maksimal yang dapat diperoleh siswa adalah 6. Kriteria indikator dalam penskoran setiap aspek terdapat pada format penilaian hasil tes belajar siswa (terlampir). Nilai akhir didapat dari jumlah skor yang diperoleh siswa dibagi skor maksimal dan dikalikan 100. Teknik ini digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa maka pengolahan hasil belajar siswa ini menggunakan kriteria ketuntasan
minimum
(KKM).
KKM
Bahasa
Indonesia
untuk
materi
menyimpulkan isi cerita anak adalah 75.00, jika siswa mendapat nilai ≥ 75.00 dinyatakan sudah tuntas, jika siswa mendapatkan nilai < 75.00 dinyatakan belum tuntas. Adapun perhitungan KKM mata pelajaran bahasa Indonesia kompetensi dasar menyimpulkan isi cerita anak adalah sebagai berikut. Tabel 3.3Tabel Penentuan KKM Kompetensi Dasar Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat
Kriteria Ketuntasan Minimum Kompleksitas Daya Dukung Intake Siswa 75
77
73
Jumlah 225 75
KKM
51
Cara untuk menafsirkan KKM yaitu dengan memberikan rentang skor pada setiap kriteria yang telah ditetapkan. Adapun rentang skor KKM dalam KTSP, yaitu sebagai berikut. Tabel 3.4Rentang Nilai Kriteria Ketuntasan Minimum Kriteria Kompleksitas Indikator
Kategori Rentang Skor Tinggi 50-64 Sedang 65-80 Rendah 81-100 Daya Dukung Sarana dan Tinggi 81-100 Prasarana Sedang 65-80 Rendah 50-64 Intake Siswa Tinggi 81-100 Sedang 65-80 Rendah 50-64 Adapun kriteria penetapan KKM pada kompetensi dasar ini, yaitu sebagai berikut: a. Kompleksitas Tingkat kompleksitas adalah tingkat kesulitan atau kerumitan materi dari kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa. Indikator tingkat kompleksitas dari standar kompetensi ini adalah sebagai berikut: 1.
Memerlukan ketelitian yang tinggi untuk memahami materi.
2.
Membutuhkan alokasi waktu yang lama.
3.
Memerlukan metode pembelajaran yang menarik dan suasana belajar yang menyenangkan untuk menyampaikan materi. Tingkat kompleksitas dari kompetensi dasar menyimpulkan isi cerita anak
dalam beberapa kalimat di kelas V SD Negeri Palasari Kabupaten Sumedang termasuk dalam kategori sedang dengan skor 75. Hal tersebut dikarenakan dari tiga indikator yang telah ditetapkan hanya dua indikator yang terpenuhi, yaitu indikator satu dan indikator dua, sedangkan indikator tiga, yaitu memerlukan metode pembelajaran yang menarik dan suasana belajar yang menyenangkan untuk menyampaikan materi masih belum terpenuhi. b. Daya Dukung
52
Kemampuan daya dukung dalam pembelajaran dapat terlihat dari kompetensi guru dan sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah. Adapun indikator daya dukung yang diperlukan dalam pembelajaran menyimpulkan isi cerita anak, yaitu sebagai berikut: 1. Tersedianya buku sumber yang relevan, seperti buku pelajaran bahasa Indonesia dan buku cerita anak. 2. Tersedianya ruang kelas lengkap dengan meja dan kursi. 3. Tersedianya papan tulis dan peralatan lain sebagai pendukung pembelajaran. Daya dukung dari kompetensi dasar menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat di kelas V SD Negeri Palasari Kabupaten Sumedang termasuk dalam kategori sedang dengan skor 77. Hal tersebut dikarenakan dari tiga indikator yang telah ditetapkan hanya dua indikator yang terpenuhi, yaitu indikator dua dan indikator tiga, sedangkan indikator satu, yaitu tersedianya buku sumber yang relevan, seperti buku pelajaran dan buku cerita anak masih belum tersedia. c.
Intake Siswa Intake siswa
adalah
tingkat
kemampuan
rata-rata
siswa secara
keseluruhan. Adapun indikator intake peserta didik dalam kompetensi dasar ini adalah sebagai berikut. 4. Sebagian siswa mempunyai kemampuan penalaran yang tinggi. 5. Sebagian siswa cakap atau terampil menerapkan konsep. 6. Sebagian siswa teliti dan cermat dalam menyelesaikan tugas. Intake siswa dalam kompetensi dasar menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat di kelas V SD Negeri Palasari Kabupaten Sumedang termasuk kedalam kategori sedang dengan skor 73. Hal ini disebabkan hanya terdapat sebagian siswa yang memenuhi indikator satu dan dua dan terdapat sebagian siswa yang tidak memenuhi indikator tiga yaitu Sebagian siswa teliti dan cermat dalam menyelesaikan tugas. Standar kompetensi ini memilki kriteria: kompleksitas sedang, daya dukung sedang, dan intake siswa sedang. Kompleksitas Daya dukung
= 75 = 77
53
Intake siswa Nilai
=
Nilai
=
= 73
= 75 Jadi, KKM dari kompetensi dasar ini adalah 75, sehingga siswa akan tuntas apabila mendapatkan nilai 75. 2.
Analisis Data Menurut Moleong (dalam Hanifah, 2014, hlm. 75) “Proses analisis data
dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, hasil pengamatan yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, gambar foto, dan sebagainya.” Menurut Patton (dalam Hanifah, 2014, hlm. 74), bahwa “Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisir ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.” Maka, analisis data merupakan suatu upaya untuk meringkas data yang telah dikumpulkan secara akuratdan benar. Dengan kata lain analisis data mencoba melaporkan hasil atau temuan dari data yang dikumpulkan. Miles dan Huberman (dalam Hanifah, 2014, hlm. 76) mengemukakan bahwa „aktivitas dalam analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: data reduction, data display, dan conclusion’. Langkah-langkah analisis ditujukan pada Gambar 3.2 berikut ini.
Gambar 3.2 Analisis Data Miles dan Huberman (Dalam Hanifah, 2014, hlm. 77) Penjelasan analisis data Miles dan Huberman adalah sebagai berikut: a)
Reduksi data (data reduction) adalah merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. b) Penyajian data (data display) setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data.
54
c)
Kesimpulan (conclusion) adalah kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tahap pertama yaitu reduksi data, reduksi yang dilakukan dalam penelitian
ini yaitu membuat rangkuman intisari dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dan tes hasil belajar yang tetap terjaga kebenarannya. Selanjutnya data reduksi tersebut disusun dan digolongkan berdasarkan kinerja guru dan aktivitas siswa. Kedua, Penyajian data setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah proses paparan data yang dimaksud dengan prosses ini adalah proses penampilan data secara lebih sederhana. Data disajikan berdasarkan jenisnya, yakni data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif disajikan dalam bentuk tabel, sedangkan data kualitatif disajikan dengan deskripsi. Penyajian data dalam penelitian ini adalah menyajikan data dengan sederhana ke dalam bentuk paparan naratif, grafik, dan tabel. Ketiga, kesimpulan. pembuatan kesimpulan ini dengan cara pengambilan inti penyajian yang lebih singkat dan padat, sehingga dapat menjawab setiap rumusan masalah yang telah dibuat. G. Validasi Data Validasi data dilakukan untuk memperoleh keabsahan atau kebenaran suatu data. Selain itu, tujuan dilakukannya validasi agar peneliti dapat membuktikan proses, prosedur dan solusi yang diterapkan sudah sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. Bentuk validasi yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2005, hlm. 168) adalah “Member chek, Triangulasi, Saturasi, Eksplanasi saingan, Audit trail, dan Expert opinion.” Berdasarkan teknik validasi data yang dikemukakan oleh Hopkins di atas, validasi yang akan digunakan oleh peneliti yaitumember chek, triangulasi dan expert opinion. Berikut adalah alasan pengunaan bentuk valiasi tersebut. 1. Member check Alasannya karena dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpul data, jadi dibutuhkan bentuk validasi untuk memeriksa kembali keterangan-keterangan atau kebenaran data informasi yang diperoleh selama penelitian. Misalnya data yang telah diperoleh dari hasil wawancara yang bersifat 55
terbuka kepada beberapa siswa akan dilakukan member check kepada guru wali kelas V. Hal tersebut dilakukan karena guru wali kelas lebih mengetahui karakteristik dan keadaan setiap siswanya. 2. Triangulasi Alasan menggunakan teknik triangulasi karena penelitian ini menggunakan beberapa jenis instrumen sehingga dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan triangulasi. Berikut contoh dari pelaksanaan triangulasi. Berdasarkan catatan lapangan pada saat proses pembelajaran menyimpulkan isi cerita anak, terdapat siswa yang saat ditugaskan untuk berdiskusi bersama kelompoknya, dia hanya diam saja. Namun, saat dibandingkan dengan data yang terdapat pada lembar observasi siswa dan nilai hasil evaluasi, data tersebut tidak mengalami keajegan. Hal ini dikarenakan hasil tes siswa tersebut baik. Setelah diwawancara, siswa tersebut merasa tidak nyaman dengan teman sekelompoknya. 3. Expert opinion Alasannya karena penelitian ini sangat membutuhkan arahan atau masukan terhadap masalah-masalah penelitian yang telah peneliti peroleh, dalam hal ini peneliti mengadakan konfirmasi kepada pihak ahli dalam penelitian ini. MisalnyaKegiatan validasi dengan melakukan expert opiniondilakukan pada pembuatan soal evaluasi siklus II. Peneliti menanyakan kepada dosen pembimbing bapak Drs. Dadan Djuanda, M.Pd. mengenai cerita anak yang digunakan dalam LKS dan soal evaluasi untuk siklus II apakah harus sama persis dengan yang digunakan di siklus I maka didapat kesimpulan bahwa soal yang digunakan dalam setiap siklus berbeda-beda baik dari segi redaksi kalimatnya maupun cerita anak yang digunakan namun dengan tingkat kesukaran yang sama. Hal ini bertujuan agar soal benar-benar mengukur kemampuan siswa, karena siswa mengisi soal bukan hanya menghapal soal sebab sebelumnya soal tersebut pernah diberikan, melainkan karena siswa memang benar-benar memahami materi pelajaran yang telah diajarkan.
56