BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian tersebut dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis mengambil lokasi di SMP Negeri 43 Bandung Jln. Kautamaan Istri No 31 Telp/Fax (022) 4234863 Bandung 40251. 2. Populasi Penelitian Menurut Sugiyono (2013:117), “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
kemudian
ditarik
kesimpulannya“. Maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 43 Bandung yang terdiri dari 11 kelas. Tabel 3.1 Gambaran Populasi Penelitian SMP Negeri 43 Bandung No
Kelas
Jumlah Siswa
1.
VII-1
35
2.
VII-2
35
3.
VII-3
34
4.
VII-4
35
5.
VII-5
34
6.
VII-6
35
7.
VII-7
34
8.
VII-8
34
9
VII-9
34
10.
VII-10
35
11.
VII-11
35
Jumlah Total
380
Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
3. Sampel Penelitian Sampel menurut Sugiyono (2013:118) adalah “bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut“. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu harus ditentukan teknik sampling yang akan digunakan. Dalam penelitian ini cara pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling. Masih menurut Sugiyono (2013:120) “probabililty sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Menurut Arifin (2011:222) “Cluster sampling adalah cara pengambilan sampel yang berdasarkan sekelompok individu dan tidak diambil secara individu atau perseorangan”. Random yang dimaksud dalam penelitian ini hanya digunakan untuk membantu dalam pengambilan sampel dimana digunakan untuk mengacak kelasnya saja berdasarkan kelompok yang sudah ada. Untuk menyesuaikan dengan desain penelitian yang digunakan yaitu one group pretest and posttest design, maka sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini hanya satu kelas saja. Langkah dalam pengambilan sampel dilakukan dalam satu tahap, yaitu dengan melakukan undian terhadap populasi yang ada. Maka berdasarkan hasil undian, dari 11 kelas VII yang ada, terpilihlah kelas kelas VII-4 SMP Negeri 43 Bandung yang berjumlah 35 siswa untuk dijadikan sampel dalam penelitian. B. Desain Penelitian Salah satu kegiatan dalam penelitian eksperimen adalah menentukan desain eksperimen. Dalam penelitian ini menggunakan desain One-group pretest and posttest design, karena dalam rancangan ini hanya melibatkan satu kelompok yaitu kelompok eksperimen yang diberikan pretest sebelum diberikan perlakuan (treatment) kemudian diberikan posttest setelah diberikan perlakuan (treatment). Desain dapat digambarkan seperti berikut :
Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42
Tabel 3.2 One-group pretest and posttest design O1 X O2 ( Arifin, 2011:77) X adalah perlakuan yang diberikan dan dilihat pengaruhnya dalam eksperimen tersebut. Perlakuan yang dimaksud berupa penggunaan model Cooperative Learning tipe Think Pair Square berbantuan aplikasi Microsoft PowerPoint. O1 adalah tes yang dilakukan sebelum perlakuan diberikan (pretest), sedangkan O2 adalah tes yang dilakukan setelah perlakuan diberikan (posttest). Hasil pengukuran yang dilakukan melalui posttest akan dibandingkan dengan hasil pretest untuk mengetahui adakah pengaruh model Cooperative Learning tipe Think Pair Square berbantuan aplikasi Microsoft PowerPoint terhadap peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa pada mata pelajaran TIK. C. Metode Penelitian Sugiyono (2013:3) mengatakan bahwa “secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu“. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi experimental design. Menurut Sugiyono (2013:114) “quasi experimental design digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian”. Oleh karena itu, penelitian ini hanya akan dilaksanakan pada satu kelompok saja yang dinamakan kelompok eksperimen tanpa adanya kelompok kontrol. Hal ini dikarenakan sulitnya menemukan kelas kontrol yang sebanding dengan kelas eksperimen disebabkan karakteristik siswa yang menjadi subjek penelitian di setiap kelas sangat beragam. Variabel dalam penelitian eksperimen ini terdiri dari dua jenis yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2013:61) “variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi , sedangkan variabel terikat Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43
merupakan variabel yang dipengaruhi”. Maka variabel dalam penelitian eksperimen ini meliputi : 1. Variabel bebas yaitu model Cooperative Learning tipe Think Pair Square berbantuan aplikasi Microsoft PowerPoint. 2. Variabel terikat yaitu hasil belajar ranah kognitif siswa pada aspek pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Untuk lebih jelasnya sebagai gambaran hubungan variabel penelitian ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.3 Hubungan Variabel Penelitian Variabel Terikat
Variabel Bebas
Model Cooperative Learning tipe
Think
Pair
Hasil Belajar
Hasil Belajar
Hasil Belajar
Ranah Kognitif
Ranah Kognitif
Ranah Kognitif
Aspek
Aspek
Aspek
Pengetahuan
Pemahaman
Penerapan (Y3)
(Y1)
(Y2)
X1Y1
X1Y2
X1Y3
Square
berbantuan aplikasi Microsoft PowerPoint. (X1)
Keterangan : X1Y1
: Penggunaan model Cooperative Learning tipe Think Pair Square berbantuan aplikasi Microsoft PowerPoint terhadap hasil belajar ranah kognitif aspek pengetahuan.
X1Y2
: Penggunaan model Cooperative Learning tipe Think Pair Square berbantuan aplikasi Microsoft PowerPoint terhadap hasil belajar ranah kognitif aspek pemahaman.
X1Y3
: Penggunaan model Cooperative Learning tipe Think Pair Square
Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44
berbantuan aplikasi Microsoft PowerPoint terhadap hasil belajar ranah kognitif aspek penerapan. D. Definisi Operasional Variabel-variabel yang telah diidentifikasi dan diklasifikasikan perlu didefinisikan secara operasional agar orang lain yang ingin melakukan penelitian serupa tidak salah menafsirkan konsep variabel yang dilakukan oleh peneliti. Dengan demikian definisi operasional dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Model Cooperative Learning tipe Think Pair Square Dalam penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Think Pair Square didalam proses pembelajaran di kelas sama halnya dengan model Cooperative Learning secara umumnya yaitu guru menyampaikan sekilas materi terlebih dahulu,kemudian guru membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri dari empat orang. Sebagai kegiatan awal guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah dan meminta siswa untuk berpikir sendiri dulu tentang jawaban dari pertanyaan tersebut. Lalu guru meminta siswa untuk berpasangan dengan salah satu dari teman kelompoknya dan mendiskusikan apa yang telah mereka pikirkan. Setelah itu guru meminta pasangan siswa untuk bergabung dengan pasangan lainnya untuk mendiskusikan kembali pertanyaan atau permasalahan tersebut yang nantinya hasil diskusi dapat dipresentasikan di depan kelas. 2. Aplikasi Microsoft PowerPoint Microsoft PowerPoint merupakan salah satu program aplikasi komputer yang dikembangkan oleh Microsoft untuk membuat presentasi. Dalam penelitian ini Microsoft PowerPoint digunakan oleh guru dalam menyajikan informasi dan sebagai alat bantu untuk menyampaikan materi pelajaran, sedangkan bagi siswa Microsoft PowerPoint digunakan untuk menyajikan hasil kerja kelompoknya. 3. Hasil Belajar Hasil belajar menunjukan ukuran kemampuan yang diperoleh siswa setelah kegiatan belajar berlangsung yang mana hasil belajar dalam tiga ranah Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam penelitian ini yang akan dikaji penulis adalah pada ranah kognitif berupa aspek pengetahuan (C1), aspek pemahaman (C2) dan aspek penerapan (C3). Hasil belajar dalam penelitian ini berupa skor-skor yang diperoleh siswa dari hasil pretest dan posttest pada mata pelajaran TIK. 4. Mata Pelajaran TIK Mata pelajaran TIK merupakan salah satu mata pelajaran yang harus ada pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang bertujuan agar siswa memahami teknologi informasi dan komunikasi. Mata pelajaran TIK dalam penelitian ini dikhususkan pada materi perangkat lunak (software) komputer, dimana materi tersebut digunakan sebagai materi pembelajaran untuk kelas VII tingkat SMP. E. Instrumen Penelitian Sugiyono (2013:133) mengungkapkan bahwa “instrument penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti”. Dengan demikian instrument dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa sebelum dan setelah diberikannya perlakuan yang menggunakan model Cooperative Learning tipe Think Pair Square berbantuan aplikasi Microsoft PowerPoint dalam proses pembelajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Tes hasil belajar yang digunakan berupa tes tertulis dengan bentuk tes objektif, karena jawaban dari tes objektif antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Menurut Arifin (2009:135) “Disebut tes objektif karena penilaiannya objektif. Siapapun yang mengoreksi jawaban tes objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti”. Dalam tes objektif siswa dituntut untuk memilih jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Bentuk tes objektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa soal pilihan ganda (multiple choice) yang mengacu pada kompetensi dasar Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46
dan indikator yang terdapat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Menurut Arifin (2009:138) “soal tes bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi”. Instrumen tes ini dibatasi hanya pada aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2) dan aspek penerapan (C3). F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Validitas Menurut Sugiyono (2013:173), “ instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur “. Untuk mengetahui validitas instrumen dalam penelitian ini maka digunakan uji statistik yaitu teknik korelasi Product Moment dengan rumus sebagai berikut: rxy = (Zainal Arifin, 2009:254) Keterangan rxy
= koefisien korelasi yang dicari
N
= jumlah responden
X
= jumlah jawaban item
Y
= jumlah item keseluruhan
Untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi dapat berpedoman pada tabel berikut:
Tabel 3.4 Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
47
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat kuat (Sugiyono, 2013:257)
Setelah diperoleh hasil validitas kemudian diuji tingkat signifikannya dengan menggunakan rumus:
(Sugiyono, 2013:257) Keterangan t = nilai t hitung r = koefisien korelasi n = jumlah banyak subjek Dimana jika thitung > ttabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n-2, maka soal tersebut valid. Untuk mengukur kelayakan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian sebelum diberikan kepada kelas eksperimen, maka dilakukan uji coba instrumen terlebih dahulu. Uji coba instrumen dilakukan kepada siswa diluar sampel penelitian yaitu kelas VII-6 SMP Negeri 43 Bandung yang berjumlah 35 orang dengan menggunakan tes objektif bentuk pilihan ganda sejumlah 35 butir soal. Sebelum instrumen di uji cobakan, penulis melakukan Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48
expert judgement instrumen penelitian kepada guru TIK atau ahli pada mata pelajaran yang di uji cobakan. Setelah hasilnya bagus, maka penulis memberikan instrumen kepada siswa untuk di uji coba. Berdasarkan hasil uji coba dapat diketahui validitas butir soal : Tabel 3.5 Validitas Butir Soal No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
r hitung 0,433 0,406 0,367 -0,254 0,566 0,403 0,471 0,436 0,115 0,228 0,459 0,622 0,385 0,399 0,517 0,222 0,384 0,395 0,430 0,385 0,342 0,394 0,402 0,612 0,438 -0,235 0,416 0,449 0,586 0,606 0,416
r tabel 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334
Validitas Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49
32 33 34 35
0,405 0,348 0,383 0,400
0,334 0,334 0,334 0,334
Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan hasil pengujian validitas butir soal dapat diketahui soal yang valid yaitu soal yang memiliki r hitung > r tabel, begitupun sebaliknya soal yang tidak valid yaitu soal yang memiliki r hitung < r tabel. Dengan demikian dari 35 butir soal yang di uji cobakan kepada siswa di luar sampel terdapat 5 butir soal yang tidak valid yaitu soal no 4, 9, 10, 16 dan 26. Soal yang tidak valid dianggap tidak layak untuk digunakan dalam penelitian. Jadi instrumen yang digunakan dalam penelitian berjumlah 30 butir soal yang akan dijadikan alat ukur hasil belajar ranah kognitif siswa pada saar pretest dan posttest. Perhitungan validitas alat ukur instrumen dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment,yaitu dengan mengkorelasikan jumlah skor ganjil dengan jumlah skor genap, kemudian diuji tingkat signifikansinya sehingga diperoleh data pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.6 Validitas Alat Ukur Instrumen rxy
Kriteria
t-hitung
t-tabel
Keterangan
0,776
Kuat
7,065
2,035
Valid
Kriteria pengujian adalah jika thitung lebih besar dari ttabel pada taraf kepercayaan 95 % (0,05) dengan derajat kebebasan (dk) = n-2 maka instrumen dinyatakan valid atau shahih. Dari perhitungan didapatkan thitung sebesar 7,065 lebih besar dari ttabel sebesar 2,035. Berdasarkan hasil pengujian tersebut maka instrumen penelitian dinyatakan valid. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A.
2. Uji Reliabilitas Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50
Menurut Sugiyono (2013:173), “instrumen yang reliable adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Spearman Brown (Split half) sebagai berikut:
(Sugiyono, 2013:185) Keterangan
:
ri
= reliabilitas internal seluruh instrument
rb
= korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
Apabila nilai reliabilitas lebih besar dari nilai rtabel maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel. Berdasarkan hasil uji coba dapat diketahui reliabilitas instrument sebagai berikut : Tabel 3.7 Reliabilitas Instrumen rhitung
rtabel
Keterangan
0,874
0,334
Reliabel
Instrumen sebagai alat pengumpul data dapat dinyatakan reliabel jika rhitung > rtabel. Dari tabel diketahui bahwa rtabel pada n = 35 dengan taraf signifikansi 0,05 adalah 0,334. Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan Spearman Brown (Split half) diperoleh rhitung sebesar 0,874. Dapat dilihat bahwa rhitung > rtabel ( 0,874 > 0,334 ), sehingga dapat disimpulkan bahwa item instrumen yang digunakan reliabel. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A.
3. Tingkat Kesukaran Soal Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51
Perhitungan tingkat kesukaran soal dilakukan untuk mengukur seberapa besar derajat kesukaran soal apakah soal tersebut tergolong mudah atau sulit. Suatu soal dikatakan baik apabila soal tersebut memiliki tingkat kesukaran yang seimbang, tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Untuk menghitung tingkat kesukaran soal bentuk objektif dapat menggunakan rumus tingkat kesukaran (TK) :
( Arifin, 2009:266) Keterangan : WL = jumlah siswa yang menjawab salah dari kelompok bawah WH
= jumlah siswa yang menjawab salah dari kelompok atas
nL
= jumlah kelompok bawah
nH
= jumlah kelompok atas
Langkah-langkah
yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum
menggunakan rumus diatas menurut Arifin (2009:266) yaitu sebagai berikut : a. Menyusun lembar jawaban siswa dari skor tertinggi sampai dengan skor terendah. b. Mengambil 27% lembar jawaban dari atas yang selanjutnya disebut kelompok atas dan 27% lembar jawaban dari bawah yang selanjutnya disebut kelompok bawah. Sisa sebanyak 46% disisihkan. c. Membuat tabel untuk mengetahui jawaban (benar atau salah) dari setiap siswa, baik untuk kelompok atas maupun kelompok bawah. Adapun kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal menurut Arifin (2009:270) adalah : a. Jika jumlah persentase sampai dengan 27% termasuk mudah. b. Jika jumlah persentase 28% - 72% termasuk sedang. c. Jika jumlah persentase 73% keatas termasuk sukar. Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran soal pada instrumen yang diuji cobakan dapat diketahui klasifikasi soal tersebut berdasarkan tingkat kesukarannya sebagai berikut : Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
52
Tabel 3.8 Pengelompokkan Tingkat Kesukaran Soal Tingkat Kesukaran Soal
Nomor Soal
Jumlah
Mudah >27 %
9, 16, 21, 22, 23, 27, 32
7
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 24, 25, 26, Sedang 28 % - 72 % Sukar >73 %
26
28, 29, 30, 31, 33, 34, 35 10, 19
2
Untuk melihat perhitungan uji tingkat kesukaran soal selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A. 4. Daya Pembeda Perhitungan daya pembeda dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa yang sudah menguasai kompetensi dasar dengan siswa yang belum menguasai kompetensi dasar. Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
(Arifin, 2009:273) Keterangan
:
DP
= daya pembeda
WL
= jumlah siswa yang gagal dari kelompok bawah
WH
= jumlah siswa yang gagal dari kelompok atas
N
= 27% x N
Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut dapat digunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel sebagai berikut : Tabel 3.9 Interpretasi Daya Pembeda Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
Index of discrimination
Item Evaluation
0,40 and up
Very good items
0,30 – 0,39
Reasonably good
0,20 – 0,29
Marginal items
Below – 0,19
Poor items ( Arifin, 2009:274)
Berdasarkan perhitungan daya pembeda maka diperoleh data pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.10 Pengelompokkan Daya Pembeda Daya Pembeda 0,40 and up (very good items)
0,30 – 0,39 (reasonably
Nomor soal 1, 2, 3, 5, 6, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 22, 24, 25,
items) Below – 0,19 (poor items)
23
28, 29, 30, 31, 34
7, 10, 21, 27, 32, 35 6
good) 0,20 – 0,29 (marginal
Jumlah
16, 23, 33
3
4, 9, 26
3
Untuk melihat perhitungan uji daya pembeda selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A. G. Teknik Pengumpulan Data Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah berupa tes hasil belajar dengan instrumen tes objektif. Tes objektif digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif dalam mengaplikasikan konsep yang telah diberikan sebelum dan setelah pembelajaran. Tes objektif yang digunakan adalah soal tes bentuk pilihan ganda (multiple choice). Soal tes bentuk pilihan ganda terdiri dari pokok persoalan dan pilihan jawaban. Kelebihan dan kekurangan tes objektif dengan bentuk soal pilihan ganda menurut Arifin (2009:143) adalah sebagai berikut : Kebaikan soal bentuk pilihan ganda, antara lain (a) cara penilaian dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan objektif (b) kemungkinan peserta didik menjawab dengan terkaan dapat dikurangi (c) dapat digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam berbagai jenjang kemampuan kognitif (d) dapat digunakan berulang-ulang (e) sangat cocok untuk jumlah peserta tes yang banyak. Adapun kelemahan tes bentuk pilihan ganda, antara lain (a) tidak dapat digunakan untuk mengukur kemampuan verbal dan pemecahan masalah (b) penyusunan soal yang benar-benar baik membutuhkan waktu lama (c) sukar menentukan alternatif jawaban yang benar-benar homogen, logis, dan berfungsi. Tes dalam penelitian ini dilakukan pada saat pretest untuk mengetahui hasil belajar awal siswa sebelum diberikan perlakuan dan posttest untuk mengetahui hasil belajar akhir siswa setelah diberikannya perlakuan. H. Teknik Analisis Data 1. Uji Normalitas Uji
normalitas
keabsahan/normalitas
merupakan sampel.
salah Uji
satu
cara
normalitas
untuk
memeriksa
dimaksudkan
untuk
memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pada penelitian ini, uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan program pengolah data SPSS versi 20.0 for Windows melalui uji normalitas one sample Kolmogorov Smirnov. Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05 maka distribusi adalah tidak normal, sedangkan apabila nilai signifikansi atau nilai probabililtas > 0.05 maka distribusi adalah normal. Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55
2. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji paired sample t-test, karena dalam penelitian ini hanya terdapat satu kelompok yaitu kelompok eksperimen. Uji paired sample t-test dilakukan untuk membandingkan rata-rata dari suatu sampel yang berpasangan (paired). Sampel berpasangan yang dimaksud adalah sebuah kelompok sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Menurut Aripin (2008:21) “kriteria pengujian yang digunakan dalam uji paired sample t-test yaitu jika nilai prob/signifikansi/p-value < α maka H0 ditolak, jika nilai prob/signifikansi/p-value ≥ α maka H1 ditolak”. Uji hipotesis dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan program pengolah data SPSS versi 20.0 for Windows yaitu dengan cara memilih paired sample t-test pada data analyze kemudian memasukkan data hasil posttest dan pretest pada aspek pengetahuan, aspek pemahaman dan aspek penerapan. Selanjutnya akan diperoleh hasil skor rata-rata pretest dan posttest, nilai t hitung dan nilai signifikansi. Selain itu penelitian ini menggunakan uji hipotesis dua pihak. Menurut Arifin (2011:203) “terima Ho jika t hitung berada diantara – t tabel s/d + tabel dengan taraf nyata tertentu. Jika diluar harga itu, maka Ho ditolak ”. I. Prosedur Penelitian Secara umum prosedur penelitian ini dijabarkan sebagai berikut : 1. Memilih Masalah Memilih penelitian dengan melakukan studi pustaka yang berasal dari beberapa literatur seperti buku bacaan, skripsi, internet dan sebagainya. 2. Studi Pendahuluan Melakukan studi pendahuluan dengan tiga objek, yaitu paper (skripsi, buku, dan internet), person (konsultasi dengan dosen pembimbing akademik, guru TIK di sekolah dan siswa di sekolah), place (berkunjung ke sekolah terkait melihat pengamatan di kelas, fasilitas belajar dan kondisi laboratorium komputer). Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56
3. Merumuskan Masalah Setelah melakukan studi pendahuluan kemudian merumuskan masalah dengan melakukan perumusan judul, membuat desain penelitian sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan diteliti. Kegiatan ini disertai konsultasi dengan dosen pembimbing akademik. 4. Merumuskan Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Setelah menemukan masalah peneliti kemudian merumuskan kerangka pemikiran yang ditindaklanjuti dengan perumusan hipotesis. 5. Memilih Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen yang menggunakan desain One-group experiment dalam bentuk One-group pretest and posttest design. 6. Menentukan Variabel dan Sumber Data Terdapat dua variabel penelitian yaitu model Cooperative Learning tipe Think Pair Square berbantuan aplikasi Microsoft PowerPoint dan hasil belajar. Sumber data didapatkan dari hasil pretest dan posttest. 7. Menentukan dan Menyusun Instrumen Penentuan dan penyusunan instrument penelitian dilakukan atas kerja sama dengan dosen pembimbing skripsi dan guru mata pelajaran TIK. 8. Mengumpulkan Data Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan menggunakn instrument tes, yang mana kelas eksperimen diberikan pretest sebelum adanya perlakuan, kemudian di kelas eksperimen diberikan perlakuan model Cooperative Learning tipe Think Pair Square berbantuan aplikasi Microsoft PowerPoint. Setelah kelas eksperimen menerima perlakuan, maka diberikan posttest untuk mengetahui hasil belajar ranah kognitif.
9. Analisis Data Dalam penelitian ini dilakukan proses analisis data yang terdiri atas uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
57
10. Menarik Kesimpulan Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini berdasarkan pengolahan data dari hasil pretest dan posttest dan kesimpulan dari rumusan masalah dan hipotesis dalam penelitian ini. 11. Membuat Laporan Penelitian Membuat laporan penelitian dalam bentuk tertulis berdasarkan pedoman penulisan karya ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) 2013.
Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu