BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada Bank Syariah yang telah terdaftar (listed) di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), selama tahun 2011- 2015. Data yang digunakan dalam penelitian ini yakni data sekunder yang berasal dari Bank Syariah di Indonesia, meliputi Dana Pihak Ketiga (DPK), Penempatan dana dan Pembiayaan Bermasalah serta data variabel dependen yang berupa Profitabilitas Bank Syariah, diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah yang dikeluarkan oleh OJK tahun 2011-2015, melalui website Otoritas Jasa Keuangan yaitu www.ojk.go.id. penelitian dilaksanakan mulai Januari 2017 sampai dengan Juli 2017. B. Desain penelitian penelitian ini untuk mengetahui hubungan yang bersifat mempengaruhi antara dua variabel atau lebih maka penelitian ini adalah menggunakan desain penelitian kasual yang mana memiliki tujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variabel (variabel independen) terhadap variabel lainnya (variabel dependen) (Sugiyono,2014). C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel Penelitian ini menggunakan variabel independen Dana Pihak Ketiga (DPK), Penempatan Dana, dan Pembiayaan Bermasalah, serta variabel dependen Profitabilitas Bank Syariah.
42
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
1. Variabel Independen (Bebas). a. Dana Pihak Ketiga (DPK) Dana pihak ketiga adalah sejumlah uang yang dimiliki pihak bank dan berasal dari pihak luar yang menyimpan uangnya baik berupa, tabungan, giro, dan deposito. Dengan kata lain, uang yang dimiliki bukan milik bank sendiri tapi titipan dari pihak luar. Bank hanya sebagai lembaga yang menghimpun kemudian akan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Rata – rata jumlah Dana pihak ketiga (DPK) pertahun dihitung dengan rumus sebagai berikut :
DPK =
Jumlah Dana Pihak Ketiga Pertahun Total Dana Pihak Ketiga
x 100%
b. Penempatan Dana Penempatan dana adalah penitipan jangka pendek oleh bank syariah karena kelebihan likuiditasnya. Salah satu bukti penitipan jangka pendek Bank Syariah pada Bank Indonesia adalah Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). SBIS merupakan piranti moneter yang sesuai prinsip pada Bank Syariah yang diciptakan dalam rangka pelaksanaan pengendalian moneter. Dalam penelitian ini penempatan dana diukur menggunakan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). Penempatan dana dapat dirumuskan sebagai berikut : Bonus SBIS = Nilai Nominal SBIS x (Jangka Waktu SBIS/360) x Tk.Imbalan SBIS
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
c. Pembiayaan Bermasalah Kegiatan pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan syariah tidak dapat terlepas dari yang namanya risiko pembiayaan, seperti nasabah tidak mampu membayar kewajibannya kepada pihak bank, sehingga menimbulkan yang namanya pembiayaan macet atau bermasalah. Dalam penelitian ini pembiayan bermasalah diukur menggunakan rasio Non Performing Financing (NPF). Non Performing Financing (NPF) merupakan rasio yang digunakan oleh bank untuk menilai risiko dalam pembiayaan. Nilai NPF yang rendah menunjukan risiko pembiayaan bermasalah juga rendah. Sebaiknya bank menganalisa terlebih dahulu setiap nasabah/debitur yang akan melakukan permohonan pembiayaan, jika hal ini dapat dilaksanakan dengan baik maka risiko pembiayaan tersebut dapat diminimalisir.Dengan adanya ketentuan dari Bank Indonesia sebaiknya setiap bank harus menjaga NPF-nya dibawah 5%. Pembiayaan bermasalah dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
NPF
x 100%
2. Variabel Dependen (Terikat) a. Profitabilitas Bank Syariah. Profitabilitas biasanya diukur menggunakan rasio perbandingan. Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur dan membandingkan kinerja profitabilitas bank adalah ROE (Return On Equity) dan ROA (Return On Asset). Dalam penelitian ini profitabilitas diukur menggunakan Return On Aset (ROA). ROA digunakan untuk mengukur profitabilitas bank karena
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
Bank
Indonesia
sebagai
pembina
dan
pengawas
perbankan
lebih
mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank, diukur dengan aset yang dananya sebagian besar dari dana simpanan masyarakat. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank,dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan aset(Dendawijaya). ROA dirumuskan sebagai berikut :
x 100%
ROA Tabel 3.1 Operasional variabel Variabel
Ukuran
Skala
X1
Dana Pihak Ketiga (DPK)
DPK =
x 100%
Rasio
X2
Penempatan Dana
Bonus SBIS = Nilai Nominal SBIS x (Jangka Waktu SBIS/360) x Tk.Imbalan SBIS
Rasio
X3
Pembiayaan Bermasalah (NPF)
Y
Profitabilitas Bank Syariah (ROA)
Jumlah Dana Pihak Ketiga Pertahun Total Dana Pihak Ketiga
NPF ROA
x 100% x 100%
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan Statistika Perbankan Syariah Indonesia Desember 2015 sebanyak 35 bank terdiri dari 12 Bank Umum Syariah, 22 Unit Usaha Syariah, dan 1 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank yang dalam kegiatannya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Rasio Rasio
46
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional, yang berkedudukan di dalam negeri maupun diluar negeri, yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah. 2. Sampel Sampel yang digunakan adalah bank syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selama tahun 2011 – 2015 yang memenuhi kriteria penelitian. Pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Teknik purposive sampling dilakukan dengan memilih sampel dengan tujuan tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria sampel yang ditetapkan oleh peneliti sebagai berikut: 1. Bank umum syariah yang terdaftar di OJK pada tahun 2011 - 2015 yang dapat diakses dengan baik melalui www.ojk.go.id. 2. Bank syariah yang mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkap dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. 3. Bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas devisa. 4. Bank tersebut bukan merupakan unit kerja dari perusahaan perbankan konvensional. 5. Bank syariah yang memperoleh laba pada tahun 2011-2015
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
6. Bank syariah yang melakukan penempatan dana pada Bank Indonesia berupa Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) maupun (FASBIS).
Tabel 3.2 Sampel Penelitian No Kriteria 1 Jumlah bank umum syariah yang ada di indonesia 2 Bank syariah yang tidak mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap pada tahun 2011-2015 3 Bank umum syariah yang tidak memperoleh laba pada tahun 2011-2015 Jumlah Bank Total sample ( Jumlah bank X 5 Tahun) Sumber : Data yang diolah
Jumlah 12 (1) (4) 7 35
Berdasarkan proses pemilihan sample, maka bank umum syariah yang menjadi sample adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Data Bank Umum Syariah No Nama Perusahaan 1 PT. Bank Muamalat Indonesia 2 PT. Bank Syariah Mandiri 3 PT. Bank BRI Syariah 4 PT. Bank Bukopin Syariah 5 PT. Bank Panin Syariah 6 PT. Bank BCA Syariah 7 PT. Bank BNI Syariah Sumber : Laporan otoritas jasa keuangan (www.ojk.go.id)
Kode BMI BSM BRIS BBS BPS BCAS BNIS
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Studi Pustaka
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
Dengan melakukan studi pustaka, dan mengkaji berbagai literatur seperti jurnal, dan sumber lain yang berkaitan dengan masalah penelitian. 2. Dokumentasi Menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan periode 2011-2015 yang diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan dan website resmi bank yang menjadi sampel dari penelitian. Variabel independen Dana Pihak
Ketiga,
Penempatan
Dana,
dan
Pembiayaan
Bermasalah
menggunakan tahun 2011-2015 dan variabel dependen Profitabilitas Bank Syariah, juga menggunakan tahun 2011-2015.
F. Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, karena penelitian ini akan menganalisa masalah yang diwujudkan dengan nilai tertentu. Penelitian ini juga menggunakan teknik analisa regresi berganda karena menguji hubungan antara satu variabel dependen terhadap lebih dari satu variabel independen. 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). (Ghozali, 2013 : 17). 2. Uji Asumsi Klasik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dilakukan pengujian terlebih dahulu dengan menggunakan uji asumsi klasik agar penelitian yang akan dilakukan dapat dikatakan cukup baik. Uji asumsi klasik juga digunakan karena penelitian ini menggunakan data sekunder. Terdapat beberapa model yang digunakan untuk melakukan uji asumsi klasik, yaitu: Uji Normalitas, Uji Multikolonieritas, Uji Autokorelasi, dan Uji Heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji T dan Uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal, jika dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2013 : 147). Untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan: 1) Uji data dengan metode grafik P-P plot Cara
untuk
mendeteksinya
adalah
dengan
melihat
penyebaran data pada sumber diagonal dengan grafik Normal P-P Plot
of
Regression
Standarlized Residual
sebagai dasar
pengambilan keputusannya. Jika menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal, maka residual pada model regresi tersebut terdistribusi secara normal dan memenuhi asumsi normalitas. 2). Uji data dengan non parametric Kolmogorov Smirnov (K-S)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
Analisis statistik non parametric Kolmogorov Smirnov (K-S) yang dapat melihat langsung normal atau tidaknya data dengan membuat hipotesis. Dasar keputusannya adalah jika Asymp. Sig. (2-tailed) bernilai >0,05. Jika kurang dari 0,05, maka data tersebut dikatakan tidak normal. b. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2013 : 95). Multikolinieritas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2013 : 95). c. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka disebut ada problem autokorelasi. (Ghozali, 2013 : 99). Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan melakukan uji Durbin – Watson (DW test) yang hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji: H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0) HA : ada autokorelasi (r ≠ 0) d. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah alam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskesdastisitas
atau
tidak
terjadi
Heteroskedastisitas
(Ghozali,
2013:125). Untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas dilakukan dengan cara melihat grafik plot dari nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Heteroskedastisitas dapat ditentukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di- standardized. Dasar analisis : 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik - titik yang ada membentuk pola tertentu
yang
menyempit),
teratur
(bergelombang,
melebar
maka
mengindikasikan
kemudian
telah
terjadi
heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan dibawah
angka
0
pada
sumbu
Y,
maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas. Dalam uji heteroskedastisitas grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati- hati secara visual kelihatan normal, namun secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan di samping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik glesjer. Uji glesjer adalah uji untuk mengetahui apakah sebuah model regresi memiliki indikasi heteroskedastisitas dengan cara meregres absolud residual. Dasar pengambilan keputusannya adalah: 1) Jika nilai signifikan (nilai Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi probabilitasnya) <0,05, maka distribusinya tidak normal 2) Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) >0,05 maka distribusinya normal. 3. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi berganda karena menguji satu variabel dependen terhadap lebih dari satu variabel
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
independennya. Analisis regresi berganda menggunakan uji F untuk menguji beberapa variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependennya, sedangkan uji T untuk mengetahui pengaruh satu variabel independen dalam menerangkan variabel dependen. Adjusted R square, untuk melihat persentase pengaruh variabel independen yang dimasukan dalam penelitian terhadap variabel dependen. a. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan setiap variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti setiap variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antar pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2013 : 87). Koefisien determinasi memiliki kelemahan yaitu bias terhadap jumlah variabel yang dimasukan ke dalam model. Jika variabel independen bertambah, pasti R2 meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Banyak penelitian menganjurkan menggunakan nilai Adjusted R2 yang dapat naik atau turun jika variabel
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
independen ditambahkan ke dalam model. Menurut Gujarati (2013) dalam Ghozali (2013 : 87) jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R2 negatif, maka nilai adjusted R2 dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R2 = 1, maka adjusted R2 = R2 = 1 sedangkan jika nilai R2 = 0, maka adjusted R2 = (1 – k) / (n – k), jika k > 1, maka adjusted R2 akan bernilai negatif. b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen / terikat. Ho : b1 = b2 = …….. = bk = 0 Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang dignifikan terhadap variabel dependen. Ha : b1 ≠ b2 ≠ ……. ≠ bk ≠ 0 Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005 :88). Menurut Ghozali (2013 : 88) untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: 1)
Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat
ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
2)
Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut
tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ho ditolak dan menerima Ha. c. Uji Signifikansi Parameter (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Ho : bi = 0 Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Ha : bi = 0 Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifiakan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013 : 88). Menurut Ghozali (2013 : 89) cara melakukan uji t adalah sebagai berikut: 1)
Quick look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. 2)
Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. d. Persamaan Regresi Berganda Variabel independen dalam penelitian ini adalah Dana Pihak Ketiga, Penempatan Dana, dan Pembiayaan Bermasalah. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Profitabilitas Bank Syariah. Persamaan yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = a+ b1 X1 +b2 X2 +b3 X3 + e Keterangan : Y
: Profitabilitas bank syariah
a
: Konstanta
b1, b2, b3, : Koefisien regresi variabel independen X1
: Dana pihak ketiga
X2
: Penempatan dana
X3 e
: Pembiayaan bermasalah : Residual error
http://digilib.mercubuana.ac.id/