BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2008) penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang melaksakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan proses pembelajaran di kelasnya melalui tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus. Penelitian tindakan kelas ini berupaya untuk mengubah kondisi kelas sekarang ke arah kondisi kelas yang di harapkan. Penelitian tindakan ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Peningkatan tersebut dilihat dari hasil penilaian proses hasil belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
3.1.2 Subjek Penelitian Tempat penelitian yang penulis lakukan adalah diruang kelas 4 SD Kanisius Cungkup Salatiga Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. Jumlah siswa kelas 4 SD Kanisius Cungkup Salatiga berjumlah 26 orang, adapun dengan jumlah 26 siswa yang terdiri dari 13 laki-laki dan 13 perempuan.
3.1.3 Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yang terdiri dari 4 pertemuan. Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 21 Mei 20016, pertemuan kedua pada hari Selasa tanggal 22 Mei 2016. Siklus II untuk pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 28 Mei 2016, dan
21
22
pertemuan kedua pada hari Selasa tanggal 29 Mei 2016. Lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan PTK Siklus
Pertemuan
Hari/Tanggal
Waktu
Materi
11
Senin 21 Mei 2016
08:00 - 09:00
2
Selasa 22 Mei 2016
08:00 - 09:00
1
Senin 28 Mei 2016
08:00 - 09:00
2
Selasa 29 Mei 2016
08:00 - 09:00
I
II
1. Penjumlahan dua pecahan berpenyebut sama. 2. Penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama. 1. Penjumlahan tiga pecahan. 2. Penjumlahan pada pecahan decimal. 1. Pengurangan pecahan berpenyebut sama. 2. Pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama. 3. Pengurangan pecahan dari bilangan asli. 1. Pengurangan tiga pecahan. 2. Pengurangan pecahan decimal.
3.2 Variabel Penelitian Sugiyono (2012: 38), mendefinisikan variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya.Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu Variabel Bebas (X) dan Variabel Terikat (Y).
23
3.2.1 Variabel Bebas (X) Sugiyono (2012: 39) mendefinisikan variabel bebas (independen) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) adalah model pembelajaran yang menitikberatkan belajar dengan kelompok dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru secara bersama-sama. Siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran, karena akan dituntut tanggungjawab setiap individu dan tanggungjawab kelompok. Hal ini akan menjadi suatu kompetisi atau pertarungan dalam hal akademik, setiap siswa berlomba-lomba untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Model STAD diharapkan siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, lebih bisa bekerjasama dengan teman lain, lebih bertanggungjawab, membantu satu sama lain dan membuat suasana pembelajaran lebih menyenangkan. Sehingga dengan model STAD akan mempengaruhi tingkat konsentrasi, kecepatan menyerap materi pelajaran, dan kematangan pemahaman terhadap sejumlah materi pelajaran sehingga hasil belajar mencapai optimal.
3.2.2 Variabel Terikat (Y) Sugiyono (2012: 39) mendefinisikan variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Penelitian ini, variabel terikatnya adalah hasil belajar Matematika pada kelas 4 SD Kanisius Cungkup Salatiga.
3.3 Prosedur Penelitian Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan kelas, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari model Suharsimi Arikunto (2013: 137) yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dan siklus 2
24
dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Adapun tahap-tahap metode penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada Gambar 3.1. Perencanaan
Refleksi
SIKLUS 1
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS 2
Pelaksanaan
Pengamatan
Gambar 3.1 Bagan PTK Model Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2013: 137). Kegiatan penelitian ini diawali demgan persiapan dan diakhiri dengan pembuatan laporan. Penelitian ini dilaksanakan memalui beberapa siklus. Setiap siklus yang dilaksanakan peneliti dalam pembelajaran dapat diuraikan sebagai berikut:
3.1.1 Perencanaan (planning). Pada tahap perencanaan, dilakukan pengamatan pembelajaran operasi hitung pecahan di kelas IV SD Kanisius Cungkup Salatiga. Dari hasil pengamatan selama pembelajaran diperoleh suatu permasalahan yaitu dalam kegiatan proses belajar mengajar siswa kurang terampil dalam dalam menyelesaikan soal-soal pecahan dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa. Dari masalah
25
tersebut, maka peneliti dalam tahap perencanaan ini dapat membuat sebuah perencanaan yaitu: a. Menentukan materi pelajaran Matematika, yaitu materi pecahan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). b. Menentukan tujuan pembelajaran. c. Merancang langkah-langkah pembelajaran Matematika yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). d. Menyiapkan media, alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS). e. Merancang
instrument
sebagai
pedoman
observasi
dalam
pelaksanaan
pembelajaran pecahan.
3.1.2 Tindakan (acting). Tindakan
sebagai
sebuah
pelaksanaan
dari
apa
yang
telah
direncanakan.tindakan dipadu oleh perencanaan yang telah dibuat dalam arti, perencanaan tersebut dilihat sebagai rasional dari tindakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Selama proses pembelajaran berlangsung, guru kelas IV bertindak sebagai guru sekaligus peneliti dengan di bantu teman sejawat sebagai observer. Adapun rencana pelaksanaan pada penelitian ini adalah: a. Perencanaan Tindakan Kegiatan yang akan dilakukan meliputi: 1) Mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran, 2) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b. Menyampaikan Materi Dalam penyajian materi guru menyampaikan materi penjumlahan dan penguranganberbagai bentuk pecahan serta melaksanakan tanya jawab dengan siswa. c. Belajar Kelompok
26
Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa secara heterogen. Setiap kelompok diberi lembar kerja kelompok yang harus didiskusikan bersama anggota kelompok. Setelah selesai diskusi, siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas dan salah satu anggota kelompok lain menanggapi. d. Tes Tes dilaksanakan secara individu dengan bentuk soal uraian yang berjumlah 5 soal dengan criteria penskoran yaitu: 1) Jawaban benar skor 20, 2) Jawaban salah skor 0. Penskoran berlaku untuk setiap pertemuan tiap siklus. e. Penentuan Skor Peningkatan Individu Setelah selesai mengerjakan kuis, guru bersama siswa mengoreksi jawaban dari kuis individu yang baru dikerjakan dan dihitung hasilnya untukmengetahui berapa skor perolehan individu dan skor perkembangan individu. Skor kelompok di hitung dengan cara menjumlahkan masing-masing skor perkembangan individu dan hasilnya dibagi dengan jumlah kelompok. Ketentuan perhitungan skor perkembangan individu, lebih dari 10 poin di bawah skor awal adalah 5 poin. 10 poin di bawah sampai 1 poin dibawah skor awal adalah 10 poin. Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal adalah 20 poin. Lebih dari 10 poin dari skor awal adalah 30 poin. Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skor awal) adalah 30 poin. f. Penghargaan Kelompok Guru memberikan penghargaan kelompok terhadap masing-masing kelompok dengan ketentuan: 1) Kelompok yang memperoleh poin rata-rata 6 sampai 15 sebagai kelompok baik, 2) Kelompok yang memperoleh poin rata-rata 16 sampai 25 sebagai kelompok hebat.
27
3) Kelompok yang memperoleh poin rata-rata 26 sampai 30 sebagai kelompok super.
3.1.3 Observasi atau Pengamatan (observing). Observasi atau pengamatan merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran pecahan.observasi
terhadap
proses
tindakan
yang
dilaksanakan
untuk
mendokumentasikan pengaruh tindakan yang dilaksanakan berorientasi ke masa yang akan dating dan memberikan dasar bagi kegiatan refleksi yang lebih kritis. Proses tindakan, pengaruh tindakan yang disengaja dan tidak disengaja, situasi tempat tindakan dilakukan, dan kendala tindakan semuanya dicatat dalam observasi yang terencana secara fleksibel dan terbuka. Pada tahap ini, dilakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang berlangsung dengan menggunakan format pengamatan, membuat catatan hasil pengamatan terhadap kegiatan dan hasil pembelajaran, mendokumentasikan hasil-hasil latihan dan penugasan siswa. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, peneliti mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran yang dicapai pada tindakan ini. Refleksi tersebut dapat dilakukan dengan: a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi hasil belajar, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan. b. Membahas hasil evaluasi, Lembar Kerja Siswa, dan lain-lain. c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.
28
3.1.4 Refleksi (reflecting). Kemudian berdasarkan refleksi yang telah dilakukan peneliti, peneliti dapat menentukan hal-hal yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Hal ini dilakukan demi tercapainya hasil pembelajaran yang diinginkan dan meningkatkan hasil belajar Matematika siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tersebut. Keputusan untuk menghentikan atau atau melanjutkan siklus disesuaikan dengan hasil pembelajaran yang diperoleh. Siklus dihentikan jika pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana yang telah mampu meningkatkan keterampilan berhitung pecahan siswa yaitu hasil belajar yang diperoleh 75% siswa sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 65. Siklus akan dilanjutkan jika 75% siswa belum mencapai Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 65.
3.2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: 1. Wawancara (inteveiew) Menurut Sugiyono (2012: 137) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan respondennya sedikit/kecil. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur (peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh) maupun tidak terstruktur (peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap sebagai pengumpulan datanya) dan dapat dilakukan secara langsung (tatap muka) maupun secara tidak langsung (melalui media seperti telepon). 2. Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan koesioner. Karena observasi tidak selalu dengan objek manusia tetapi juga objek-
29
objek alam yang lain. Menurut Sutrisno Hadi (dalam Suprijono (2012: 145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Kedua hal yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. 3. Tes Tes merupakan alat pengukur data yang penting dalam penelitian. Tes ini digunakan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa meningkat setelah diberi tindakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini menggunakan tes subjektif berbentuk esai (uraian) dengan instrument terpakai. 4. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan untuk mencari data tentang kelas dan namanama siswa yang akan dijadikan sampel pada penelitian, serta foto-fotosiswa saat proses kegiatan belajar mengajar.
3.3 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat bantu yang di gunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi keadaan tentang subyek yang sedang diteliti. Instrumen atau alat pengumpulan data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Menurut Arikunto (2007), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang di pilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya, alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan data inibisa berupa alat ukur koesioner, soal tes atau soal ujian, ceklis dan lain sebagainya. Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Tes Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Suharsimi Arikunto, (2012: 67). Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi.
30
Tes prestasi adalah tes yang digunakan untuk untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mengerjakan sesuatu. Jumlah soal tes sebanyak 5 soal dengan soal esai (uraian). Terdapat dua tes yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa, antara lain adalah sebagai berikut: a. Pre test yang diberikan pada awal sebelum diadakan tindakan yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar ketepatan siswa terhadap materi pecahan yang disampaikan. Tes ini dikerjakan oleh siswa secara individu. b. Post tes diberikan pada akhir tindakan yang dilakukan untuk menunjukan hasil belajar yang dicapai pada setiap tindakan. Tes ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Tes yang di laksanakan yaitu berupa tes tertulis, adapun kisi-kisi soal untuk siklus I dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Kisi- kisi Soal Evaluasi Siklus I Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
6. 6.3 Menggunakan Menjumlahkan pecahan dalam pecahan. pemecahan masalah.
Indikator 1. Memjumlahkan dua pecahan berpenyebut sama. 2. Menjumlahkan pecahan berpenyebut tidak sama 3. Menyelesaikan penjumlahan tiga pecahan. 4. Menjumlahkan pecahan desimal.
Item soal No Jumlah item item 1, 3 2 5
1
2
1
4
1
Soal test tertulis yang berbentuk uraian 5 soal yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran. Tes ini diberikan di disetiap akhir pertemuan ke 2 setiap siklus, adapun kisi-kisi soal siklus II dapat dilihat pada Tabel 3.3.
31
Tabel 3.3 Kisi- kisi Soal Evaluasi Siklus II Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. 6.4 Menggunakan Pengurangan pecahan dalam pecahan pemecahan masalah
Indikator 1. Melakukan operasi hitung pengurangan berpenyebut sama. 2. Melakukan operasi hitung pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama. 3. melakukan pengurangan pecahan dari bilangan asli. 4. Melakukan pengurangan tiga pecahan. 5. Melakukan operasi pengurangan pecahan satu desimal dan satu desimal.
Item soal No Jumlah item item 3 1
2
1
1
1
5
1
4
1
Sebelum digunakan dalam penelitian, tes divalidasi terlebih dahulu. Hal itu diperlukan untuk mengetahui kelayakan tes. Dalam penelitian ini validitas yang digunakan yaitu validitas isi. Menurut Sukardi (2008: 123) Validasi isi merupakan derajat dimana sebuah tes mengukur cakupan subsatansi yang ingin diukur. Validasi isi juga mempunyai peran yang sangat penting untuk tes pencapaian atau acheievement tes. Validasi isi pada umumnya ditentukan melalui pertimbangan para ahli.tidak ada formula matematis untuk menghitung dan tidak ada cara untuk menunjukan secara pasti. Tetapi untuk memberikan gambaran bagaimana suatu tes divalidasikan dengan menggunakan validasi isi, pertimbangan ahli tersebut dilakukan dengan cara seperti berikut: 1.
Para ahli diminta untuk mengamati secara cermat semua item dalam tes yang hendak divalidasikan.
2.
Para ahli diminta untuk mengoreksi semua item-item yang telah dibuat.
3.
Para
ahli
memberikan
pertimbangan
tentang
menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur.
bagaimana
tes
tersebut
32
Pertimbangan para ahli tersebut biasanya juga menyangkut, apakah semua aspek yang hendak diukur telah dicakup melalui item pertanyaan dalam tes, dengan kata lain perbandingan dibuat antara apa yang harus dimasukkan dengan apa yang ingin diukur. Sedangkan menurut Purwanto (2014: 120-121) validitas isi content validity merupakan pengujian validitas dilakukan atas isinya untuk memastikan apakah tes hasil belajar mengukur secara tepat soal yang ingin diukur. Validitas isi dapat dilakukan menggunakan satu dari tiga metode yaitu menelaah butir instrumen, meminta pertimbangan ahli dan analisis korelasi butir-total. Pengujian validitas isi yang dilakukan dengan menelaah butir item review mencermati kesesuaian isi butir yang ditulis dengan perencanaan yang dituangkan dalam kisi-kisi yang direncanakan. Review yang dilakukan agar materi butir tes hasil belajar yang dikembangkan tidak menyimpang dari kisi-kisi, butir-butir tes hasil belajar yang dinyatakan valid logically valid apabila setelah mencermati isi butirbutir soal yang ditulis telah menunjukkan kesesuaian dengan kisi-kisi. Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli expert judgement, yang memiliki kompetensi dalam suatu bidang untuk meminta pendapatnya dalam menilai ketepatan isi butir tes hasil belajar. Pemberian pendapat atau respon atas kesesuaian dengan dengan butir yang ditulis dengan kisi-kisinya kedalam dalam materi. 2. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan sebagai pedoman untuk melakukan observasi/pengamatan guna memperoleh data yang diinginkan. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran. Observasi sangat penting dilakukan dan dilaksanakan dengan sangat hati-hati dan serius dengan tujuan data yang diperoleh merupakan data yang benar-benar terjadi dan akurat. Observasi ini untuk mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran pecahan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Kisi-kisi observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 3.4.
33
Tabel 3.4. Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa No 1
Aspek Pengamatan Aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
2
Indikator a. Menerima materi pelajaran
b. Merespon dan menyelesaik an masalah
JUMLAH
Sub Indikator 1. Kesungguhan dalam mengerjakan tugas 2. Konsentrasi pada pelajaran 3. Ketertarikan pada materi pelajaran 1. Keaktifan dalam kelompok 2. Kemampuan bertanya 3. Keberanian mengenukakan pendapat atau jawaban 4. Kemandirian dalam mengerjakan soal 5. Kerjasama kelompok
Nomor Item
Jumlah Item
1
2
3
3
4, 5 6
7
7
8
9, 10 10
10
Observasi ini juga untuk mengamati aktivitas guru dalam mengajar pembelajaran pecahan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Kisi-kisi observasi aktivitas guru dapat dilihat pada Tabel 3.5.
34
Tabel 3.5. Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru No 1
Aspek Pengamatan Aktivitas guru selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
2
Indikator
Sub Indikator
a. Persiapan pembelajaran
1. Membentuk kelompok heterogen 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3. Menyampaikan model pembelajaran yang akan digunakan 1. Mengajukan pertanyaan kepada siswa dalam bentuk LKS 2. Mengarahkan jalannya diskusi 3. Mengendal ikan jalannya kegiatan presentasi kelompok 4. Memberikan tes individu 5. Menghitung skor perkembangan siswa 6. Menghitung skor perkembangan kelompok 7. Memberikan penghargaan terhadap kelompok 1. Membimbing siswa memberikan kesimpulan akhir
b. Pelaksanaa pembelajaran
c. Penutup
JUMLAH
Nomor Item
Jumlah Item
1
2 3
3
4
7
5
6
7
8
9
10
11
1
11
11
35
3.4 Teknik Analisis Data Tujuan analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memperoleh bukti kepastian apakah terjadi perbaikan, peningkatan atau perubahan dalam pembelajaran pecahan sebagaimana yang diharapkan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif. Sugiyono (2011: 337) berpendapat bahwa menganalisis data kualitatif menggunakan model alur. Teknik ini memiliki tiga alur kegiatan yang berlangsung secara bersamaan yaitu redukasi data atau pemilihan data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Data
hasil
penelitian
dianalisis
secara
deskriptif
komparatif
yaitu
membandingkan hasil setiap perolehan nilai pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif yang dinyatakan dalam bentuk angka. Adapun rumus yang digunakan adalah: 1.
Menghitung ketuntasan belajar. Data yang diperoleh dari nilai hasil belajar siswa dapat ditentukan ketuntasan
belajar
menggunakan
analisis
deskriptif
persentase
dengan
perhitungan: Ketuntasan = 2.
jumlah seluruh siswa
x 100.
Menghitung ketuntasan indikator kinerja. Data yang diperoleh dari nilai hasil belajar siswa dapat ditentukan ketuntasan indikator kinerja menggunakan analisis deskriptif persentase dengan perhitungan: Ketuntasan =
jumlah nilai siswa yang tuntas belajar individu
Keberhasilan
x 100.
jumlah siswa
kelas
dilihat
dari
jumlah
siswa
yang
mampu
menyelesaikan atau mencapai minimal dari nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 65 sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut.
36
3.
Menghitung hasil observasi guru. Untuk
menghitung
kinerja
guru
dalam
melaksanakan
model
pembelajaran maka dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Hasil observasi guru =
.
3.5 Indikator Keberhasilan Penelitian tindakan kelas diasumsikan berhasil bila dilakukan tindakan perbaikan kualitas pembelajaran, maka akan berdampak terhadap hasil belajar siswa. Menurut Saur (2014: 55) menyatakan bahwa “indikator keberhasilan hasil belajar secara klasikal minimal 75% dari jumlah siswa yang mencapai KKM yang di tetapkan yaitu 65”.