BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Ngombak Desa Ngombak Kecamatan
Kedungjati
Kabupaten
Grobogan.
Waktu
penelitian
ini
dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan (Arikunto, 2007). Tindakan tersebut dilakukan oleh guru dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas Juli April Mei Juni Januari No. Pelaksanaan - Maret 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Bimbingan dan Proposal PTK 2. Siklus 1 Perencanaan Pelaksanaan Observasi Refleksi 3.
Siklus 2 Perencanaan Pelaksanaan Observasi Refleksi
4.
Pelaporan
37
38
Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas IV sejumlah 27 peserta didik yang terdiri dari 13 peserta didik laki-laki dan 14 peserta didik perempuan. Karakteristik peserta didik kelas IV yang masih berumur antara 10-11 tahun menunjukkan karakteristik menuju tahap berpikir konkret/nyata. Kondisi sosial ekonomi orangtua/wali cukup beragam. Sebagian besar orangtua peserta didik berprofesi sebagai petani dan buruh. Kondisi daerah yang dikelilingi lahan hutan yang tak tergarap dijadikan sebagai tempat untuk bercocok tanam. Selain itu daerah juga jauh dari perkotaan sehingga akses untuk jaringan internet masih ada kesulitan, hal ini menyebabkan sebagian besar peserta didik masih kurang menguasai teknologi. Sehingga peserta didik kekurangan informasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, akibatnya hasil belajar peserta didik khususnya dalam mata pelajaran IPA masih rendah. 3.2 Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. 3.2.1 Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian tindakan kelas ini adalah penerapan model pembelajaran discovery. Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, berdiskusi, membaca sendiri, dan mencoba sendiri, agar anak dapatbelajar sendiri. 3.2.2 Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada Penelitian Tindakan Kelas ini ada dua macam, yaitu: 1. Motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV semester genap tahun ajaran 2013/2014.
39
Motivasi belajar adalah dorongan yang muncul dalam diri peserta didik yang memberikan arah dan membangkitkan semangat untuk belajar. 2. Hasil belajar IPA peserta didik kelas IV semester genap tahun ajaran 2013/2014. Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman atau akibat yang diperoleh peserta didik yang mencakup bidang kognitif, bidang afektif dan bidang psikomotor setelah melakukan kegiatan belajar dalam bentuk nilai yang diperoleh melalui tes. 3.3 Rencana Tindakan Penelitian tindakan kelas ini direncanakan menggunakan model spiral Stephen Kemmis dan Robbin Mc Taggart dengan satu perangkat yang menggambarkan adanya empat langkah pada setiap siklus yang meliputi perencanaan, implementasi tindakan/pelaksanaan, observasi, serta refleksi (Depdiknas, 1999:21).
Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akan dilaksanakan dalam beberapa siklus sampai motivasi dan hasil belajar peserta didik telah mencapai
40
indikator kinerja sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh peneliti. Tahapan dalam setiap siklus antara lain: Siklus I a.
Tahap perencanaan Tahap perencanaan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1) Identifikasi masalah dan perumusan masalah untuk menyamakan persepsi antara peneliti dan guru kelas tentang model discovery (penemuan). 2) Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran dari mata pelajaran IPA yang akan diajarkan. 3) Menyusun dan mengembangkan skenario pembelajaran (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). 4) Menyiapkan materi pembelajaran dan media pembelajaran yang diperlukan. 5) Menyusun lembar kerja kelompok yang digunakan peserta didik untuk eksperimen. 6) Menyusun instrumen tes (soal evaluasi) untuk peserta didik. 7) Menyusun format observasi tindakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran.
b. Tahap implementasi tindakan dan observasi Tahap implementasi tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1) Tahap implementasi tindakan sesuai dengan yang telah disusun dalam RPP. 2) Guru menyampaikan materi singkat dan mendemonstrasikan percobaan yang akan dilakukan. 3) Peserta didik mengamati percobaan yang dilakukan guru. 4) Peserta didik dibagi menjadi kelompok kecil dengan anggota 4-5 peserta didik dalam setiap kelompok.
41
5) Guru membagikan lembar kerja kelompok dan alat peraga kepada masing-masing kelompok. 6) Setiap kelompok melakukan percobaan dan tugas guru sebagai pembimbing. 7) Setelah bereksperimen, peserta didik dalam kelompok membuat rangkuman hasil eksperimen. 8) Masing-masing kelompok diminta untuk menyampaikan hasil diskusi dari eksperimen yang dilakukan. 9) Peserta didik bersama guru membahas hasil diskusi dan membuat kesimpulan bersama. 10) Setelah melakukan eksperimen dan menemukan kesimpulan, peserta didik mendapat soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu dan mandiri. Tahap observasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1) Dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 2) Observer
mengamati
jalannya
pembelajaran
untuk
menilai
kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung. 3) Observer melakukan pengamatan terhadap proses pelaksanaan tindakan dengn mengisi lembar observasi peserta didik dan guru. 4) Observer menilai hasil tindakan sesuai format observasi yang telah disiapkan dan memberikan kesan pendapat. c.
Tahap refleksi Tahap refleksi dilakukan untuk mencatat dan mengevaluasi semua hasil yang ditemukan, baik kelemahan dan kelebihan yang muncul pada siklus pertama, selanjutnya hasil refleksi pada siklus pertaman dijadikan acuan untuk perbaikan pada siklus kedua.
Siklus II Pada siklus II, kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti pada siklus I. Akan tetapi, waktu pelaksanaan disesuaikan dengan alokasi waktu
42
yang tersedia di Sekolah Dasar tempat dilakukannya penelitian. Siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada Siklus I.
43
Tabel 3.2 Sintaks Model Pembelajaran Discovery No. 1.
Tahap Persiapan
Keterangan Dalam penerapan model pembelajaran Discovery, guru harus melakukan tahap persiapan terlebih dahulu sebelum menerapkannya di dalam kelas.
Kegiatan Guru a. Menentukan tujuan pembelajaran. b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya) c. Memilih materi pelajaran. d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik sedara induktif (dari contohcontoh generalisasi). e. Mengembangkan bahanbahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik. f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik. g. Melakukan penilaian proses
Kegiatan Peserta Didik
44
dan hasil belajar peserta didik. 2.
Aplikasi Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Tahap pemberian rangsangan untuk menimbulkan kebingungan melalui proses tanya jawab atau mendengarkan.
Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)
Tahap perumusan masalah yang relevan dengan bahan pelajaran dan merumuskan hipotesis untuk menjawab permasalahan yang dipilih.
Guru menghadapkan peserta didik pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Guru bertanya dengan mengajukan persoalan atau menyuruh peserta didik membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agendaagenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran. Kemudian, salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis.
Peserta didik dihadapkan pada suatu permasalahan yang menimbulkan kebingungan melalui kegiatan tanya jawab dengan guru atau mendengarkan penjelasan guru.
Peserta didik dihadapkan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran dan mengidentifikasi satu masalah untuk dirumuskan dalam hipotesis dan dibuktikan kebenarannya.
45
Data collection (pengumpulan data)
Tahap pengumpulan data oleh peserta didik untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis.
Guru memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.
Peserta didik mengumpulkan informasi sebanyak mungkin untuk menjawab pertanyaan dan membuktikan hipotesis melalui kegiatan membaca, mengamati, wawancara, eksperimen (percobaan sendiri), dan sebagainya.
Data processing (pengolahan data)
Tahap pengolahan informasi yang telah diperoleh untuk pembentukan konsep dan generalisasi.
Guru memberikan kesempatan dan membimbing peserta didik dalam mengolah data dan informasi yang telah diperoleh baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.
Peserta didik mengolah data yang diperoleh untuk membentuk konsep dan generalisasi. Peserta didik akan mendapat pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis.
Tahap menemukan suatu konsep melalui contohcontoh yang dijumpai dalam kehidupan seharihari.
Verification (pembuktian)
Guru memberikan kesempatan kepada pesrta didik untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
Peserta didik dibimbing untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contohcontoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
46
Generalization (menarik Tahap menarik sebuah kesimpulan/generalisasi) kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.
Guru membimbing peserta didik untuk belajar menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu. Sehingga peserta didik dapat merumuskan suatu kesimpulan dengan kata-kata/tulisan tentang prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.
Peserta didik menarik kesimpulan atau generalisasi dari permasalahan yang dipecahkan berdasarkan hasil verifikasi.
47
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mengetahui minat dan peningkatan hasil belajar peserta didik kelas IV pada mata pelajaran IPA di SDN 02 Ngombak setelah menerapkan model pembelajaran discovery (penemuan) adalah: 1. Observasi Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian. Teknik observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana implementasi model pembelajaran discovery dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA di kelas IV SDN 02 Ngombak. 2. Angket Angket merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Teknik angket digunakan untuk mengukur tingkat motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPA dengan penerapan model pembelajaran discovery di kelas IV SDN 02 Ngombak. 3. Tes Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes. Teknik tes digunakan sebagai alat ukur hasil belajar peserta didik untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik dalam menerima materi ajar serta tingkat pemahaman dalam pembelajaran IPA di kelas IV SDN 02 Ngombak.
48
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mengetahui motivasi dan peningkatan hasil belajar IPA peserta didik kelas IV di SDN 02 Ngombak setelah menerapkan model pembelajaran discovery adalah: 1. Lembar Observasi Lembar observasi yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini berupa lembar observasi terhadap praktik pembelajaran dengan implementasi model pembelajaran discovery. Pengisian lembar observasi ini dilakukan oleh observer dengan melingkari salah satu skor yang telah tersedia
sesuai dengan hasil yang diamati oleh observer
terhadap aktivitas guru pada kegiatan pembelajaran. Untuk mendapatkan data observasi yang valid digunakan lembar observasi (terlampir) yang telah disesuaikan berdasarkan kisi-kisi observasi pada tabel 3.3 berikut:
49
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Implementasi Model Pembelajaran Discovery No. 1. 2.
3.
Aspek Melakukan Persiapan. Kegiatan Awal
Kegiatan Inti Stimulation (stimulasi/pemberian rangsang)
Problem statement (pernyataan/identifika si masalah) Data collection (pengumpulan data)
Data processing (pengolahan data)
Verification (pembuktian)
4.
Generalization (menarik kesimpulan) Kegiatan Akhir
Nomor Item 1, 2
Jumlah Item 2
a. Melakukan apersepsi dan motivasi. b. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
3,4
2
5
1
a. Memfasilitasi siswa membaca materi yang berisi permasalahan. b. Melakukan tanya jawab untuk menghadapkan siswa pada masalah. a. Memfasilitasi siswa untuk mengidentifikasi masalah. b. Memfasilitasi siswa untuk menyusun hipotesis. c. Memfasilitasi siswa bekerja dalam kelompok. d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari informasi. e. Memfasilitasi siswa untuk membuktikan hipotesis. f. Memfasilitasi siswa untuk mengolah informasi. g. Memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pengetahuan baru. h. Memfasilitasi siswa untuk menemukan dan menyusun konsep. i. Memfasilitasi siswa menyusun kesimpulan berdasarkan konsep. a. Melakukan refleksi bersama siswa. b. Memberikan penguatan kepada siswa. c. Melakukan tindak lanjut.
6,7
2
8,9
2
10
1
11
1
12
1
13,14
2
15
1
16
1
17,18
2
19,20
2
21
1
22,23
2
24
1
25,26
2
Indikator Persiapan perlengkapan belajar.
Jumlah item
26
50
Tabel 3.4 Kategori Lembar Observasi Implementasi Model Pembelajaran Discovery Jarak Interval =
Jarak Interval =
Skor maksimal – Skor minimal Jumlah kelas interval 104 − 26 4
=
78
Skor Lebih dari 85 66 sampai 85 46 sampai 65 26 sampai 45
4
= 19,5
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang
2. Lembar Angket Lembar angket dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini berisi
beberapa butir pernyataan dengan menggunakan Skala Likert yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif berupa katakata antara lain: sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Skor untuk butir pernyataan yang sifatnya positif yaitu sangat setuju (4), setuju (3), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (1). Sebaliknya untuk pernyataan yang bersifat negatif yaitu sangat setuju (1), setuju (2), tidak setuju (3), sangat tidak setuju (4). Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak menyusun butir-butir instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.
51
Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Angket Motivasi Belajar IPA
No.
Indikator Motivasi Belajar
Nomor Pernyataan Positif
1.
Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
1,3,6
2,4,5
2.
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Adanya harapan dan cita-cita masa depan. Adanya penghargaan dalam belajar.
9,11,12
7,8,10
13,14,15
16,17,18
19,21,23
20,22,24
28,29,30
25,26,27
31,33,34
32,35,36
3. 4. 5. 6.
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Adanya lingkungan belajar yang kondusif.
Nomor Pernyataan Negatif
Tabel 3.6 Skor Butir Pernyataan Dalam Skala Likert Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Sangat Setuju
4
4
Setuju
3
3
Tidak Setuju
2
2
Sangat Tidak Setuju
1
1
Tabel 3.7 Kategori Motivasi Belajar IPA Jarak Interval = Jarak Interval =
Skor maksimal – Skor minimal Jumlah kelas interval 108 − 27 4
=
81 4
= 20,25
No.
Skor
Kategori Minat Belajar
1.
Lebih dari 86
Sangat Tinggi
2.
67 sampai 86
Tinggi
3.
47 sampai 66
Rendah
4.
27 sampai 46
Sangat Rendah
52
3. Soal Tes Tes diberikan untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung melalui respon seseorang terhadap pertanyaan. Tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran. Tes diberikan setelah akhir pembelajaran. Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Prasiklus Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda.
7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda
7.2 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda. Jumlah
Nomor butir soal
Jumlah butir soal
7.1.1 Mengidentifikasi macam-macam gaya.
1, 2, 9, 13, 16, 17, 19, 24
8
7.1.2 Menyebutkan contoh penerapan gaya dalam kehidupan seharihari.
5, 7, 8, 12, 15, 18, 20
7
7.1.3 Mendeskripsikan contoh gaya dapat mengubah bentuk benda.
3, 6, 11, 21, 22, 25
6
7.2.1 Mendeskripsikan gaya dapat mengubah arah benda.
4, 10, 14, 23
4
45
45
Indikator
53
Tabel 3.9 Kisi-kisi Soal Siklus 1 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.
Indikator
Jumlah butir soal
8.1.1 Mengidentifikasi macam-macam sumber energi panas beserta contohnya.
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 31, 32, 33
8.1.2 Mengidentifikasi cara-cara perpindahan panas
10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 34, 35, 45
8.1.3 Mengidentifikasi benda konduktor dan isolator.
17, 18, 19, 20, 21, 36
6
8.1.4 Menjelaskan pengertian sumber bunyi.
22, 23, 37, 40, 43, 44
6
8.1.5 Mengidentifikasi jenis dan sifat bunyi.
24, 25, 26, 27, 28, 38, 39
7
29, 30, 41, 42
4
45
45
8.1.6 Mengidentifikasi cara-cara perambatan bunyi. Jumlah
Nomor butir soal
12
10
54
Tabel 3.10 Kisi-kisi Soal Siklus 2 Standar Kompetensi 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar 8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya.
Nomor butir soal
Jumlah butir soal
8.2.1 Mengidentifikasi macam-macam energi alternatif.
1, 2, 3, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 23, 26, 29, 31
15
8.2.2 Menjelaskan cara penggunaan energi alternatif.
4, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 18, 19, 24, 25, 28, 32, 37, 38, 44
16
13, 22, 27, 30
4
33, 34, 35, 39, 40
5
8.3.2 Menjelaskan cara pembuatan karya/model 36, 41, 42, yang menunjukkan 43, 45 perubahan energi gerak akibat pengaruh udara.
5
Indikator
8.2.3 Mengidentifikasi keuntungan dan kelemahan energi alternatif. 8.3 Membuat suatu karya/model untuk menunjukkan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara, misalnya roket dari kertas/balingbaling/pesawat kertas/parasut. Jumlah
8.3.1 Membuat karya/model yang menunjukkan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara.
45
Soal prasiklus dan siklus disajikan dalam bentuk soal pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban. Skala pengukuran yang digunakan pada instrumen ini adalah skala Guttman sehingga akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “benar” dan “salah” dengan teknik skoring untuk jawaban benar 1 (satu) dan untuk jawaban salah 0 (nol) (Sugiyono, 2010). Uji instrumen butir soal pra siklus dan siklus I diujicobakan pada peserta didik kelas V di SDN Salatiga 03 dan SDN 02 Ngombak dengan responden 39
45
55
siswa SDN Salatiga 03 dan 24 siswa di SDN 02 Ngombak, jadi jumlah responden seluruhnya adalah 63 peserta didik. Sedangkan uji instrumen butir soal siklus II diujicobakan pada peserta didik kelas V SDN 02 Ngombak sebanyak 24 responden. 3.4.3 Uji Validitas Istilah valid sangat sukar dicari penggantinya. Ada yang mengganti istilah valid dengan sahih, sehingga validitas diganti menjadi kesahihan. Istilah lain dari valid ada yang menggunakan istilah cermat, sehingga validitas diterjemahkan dengan istilah kecermatan. Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan guna untuk mengetahui seberapa cermat suatu instrumen dalam mengukur apa yang akan diukur (valid). Butir soal dikatakan valid apabila memiliki indeks korelasi minimal lebih dari 0,3. Apabila ada nomor butir yang memiliki indeks korelasi kurang dari 0,3 maka butir tersebut harus dikeluarkan dari analisis data selanjutnya karena tidak valid (dalam Eko Putro Widyoko, 2012). a)
Validitas Angket Motivasi Dari 36 butir pernyataan yang diujikan terdapat 27 pernyataan yang
dinyatakan valid dan 9 pernyataan dinyatakan tidak valid karena memiliki koefisien correlated item total correlation kurang dari 0,3 Hasil rekapitulasi uji validitas pernyataan pada angket motivasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas Butir Pernyataan Angket Motivasi Belajar IPA Soal valid Soal tidak valid 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 6, 10, 11, 12, 13, 20, 29, 31, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 32, 33 34, 35, 36 27 9 Butir soal yang dipakai 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 32, 34, 35, 36
Jumlah
36
27
56
b)
Validitas Butir Soal Prasiklus Dari 25 butir soal yang diujikan terdapat 18 soal yang dinyatakan
valid dan 7 soal dinyatakan tidak valid. Hasil rekapitulasi uji coba butir soal prasiklus dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.12 Hasil Uji Validitas Butir Soal Pra Siklus Soal valid Soal tidak valid 1, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 22, 2, 8, 9, 11, 16, 21, 25 23, 24 18 7 Butir soal yang dipakai 1, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24 c)
Jumlah 25
18
Validitas Butir Soal Siklus I Dari 45 butir soal yang diujicobakan, terdapat 33 butir soal valid dan
12 butir soal yang tidak valid. Hasil rekapitulasi uji coba butir soal siklus I dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.13 Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus 1 Soal valid Soal tidak valid 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 4, 9, 11, 12, 20, 25, 29, 30, 23, 24, 26, 27, 28, 31, 32, 37, 38, 39, 43 33, 34, 35, 36, 40, 41, 42, 44, 45 33 12 Butir soal yang dipakai 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 32, 34, 35, 36, 40, 41, 42, 44, 45 d)
Jumlah
45
30
Validitas Butir Soal Siklus II Dari 45 butir soal yang diujikan, terdapat 30 butir soal yang
dinyatakan valid dan 15 butir soal dinyatakan tidak valid. Hasil rekapitulasi uji coba butir soal siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
57
Tabel 3.14 Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus 2 Soal valid Soal tidak valid 1, 2, 3, 9, 10, 11, 13, 14, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 26, 27, 4, 5, 6, 7, 8, 12, 15, 16, 21, 28, 30, 31, 32, 33, 36, 37, 24, 25, 29, 32, 34, 35 38, 39, 40, 41, 42, 44, 45 30 15 Butir soal yang dipakai 1, 2, 3, 9, 10, 11, 13, 14, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 44, 45
Jumlah
45
30
3.4.4 Uji Reliabilitas Kata relibilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam bahasa Inggris, berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya. Instrumen tes dikatakan dapat dipercaya (reliable) jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten) apabila diteskan berkali-kali. Uji reliabilitas adalah untuk menguji konsistensi alat ukur, apakah hasilnya tetap konsisten jika pengukuran diulang pada sampel yang sama untuk waktu yang berbeda. Instrumen yang tidak reliabel (ajek) tidak dapat dikatakan konsisten untuk pengukuran sehingga hasil pengukuran tidak dapat dipercaya. Indeks reliabilitas instrumen dapat dilihat pada output kotak Reliability Statistics, pada kolom Cronbach’s Alpha. Kolom N of Items, menunjukkan banyaknya nomor item atau nomor butir pada instrumen yang bersangkutan. Jika indeks nilai Alpha menunjukkan angka lebih besar dari standar minimal yang ditentukan yaitu 0,7 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut adalah reliabel (dalam Eko Putro Widyoko, 2012). a)
Reliabilitas Angket Motivasi Pada uji reliabilitas angket motivasi diperoleh hasil koefisien
reliabilitas sebesar 0,867 dan setelah butir pernyataan yang tidak valid dibuang, koefisien reliabilitasnya menjadi 0,871. Dengan demikian pernyataan pada angket motivasi dapat digunakan sebagai instrumen penelitian yang reliabel. Hasil uji reliabilitas angket motivasi dapat dilihat pada tabel berikut:
58
Tabel 3.15 Hasil Uji Reliabilitas Butir Pernyataan Angket Motivasi Belajar IPA Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.867
36
Tabel 3.16 Hasil Uji Reliabilitas Butir Pernyataan Angket Motivasi Belajar IPA Setelah Pernyataan Tidak Valid Dibuang Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.871
b)
27
Reliabilitas Soal Prasiklus Pada uji reliabilitas soal prasiklus diperoleh hasil koefisien reliabilitas
sebesar 0,820 dan setelah butir soal yang tidak valid dibuang diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,811. Dengan demikian butir soal pada prasiklus dapat digunakan sebagai instrumen penelitian yang reliabel. Hasil uji reliabilitas angket motivasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.17 Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal Pra Siklus Reliability Statistics Cronbach's Alpha .820
N of Items 25
59
Tabel 3.18 Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal Pra Siklus Setelah Butir Soal Tidak Valid Dibuang Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.811
c)
18
Reliabilitas Soal Siklus I Pada uji reliabilitas soal siklus I diperoleh hasil koefisien reliabilitas
sebesar 0,886 dan setelah butir soal yang tidak valid dibuang, koefisien reliabilitasnya menjadi 0,891. Dengan demikian butir soal pada siklus I dapat digunakan sebagai instrumen penelitian yang reliabel. Hasil uji reliabilitas angket motivasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.19 Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal Siklus I Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.886
45
Tabel 3.20 Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal Siklus 1 Setelah Butir Soal Tidak Valid Dibuang Reliability Statistics Cronbach's Alpha .891
d)
N of Items 33
Reliabilitas Soal Siklus II Pada uji reliabilitas soal siklus II diperoleh hasil koefisien reliabilitas
sebesar 0,909 dan setelah butir soal yang tidak valid dibuang menjadi 0,927. Dengan demikian butir soal pada siklus II dapat digunakan sebagai
60
instrumen penelitian yang reliabel. Hasil uji reliabilitas angket motivasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.21 Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal Siklus II Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.909
45
Tabel 3.22 Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal Siklus II Setelah Butir Soal Tidak Valid Dibuang Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.927
3.4.5
30
Uji Tingkat Kesukaran Asumsi yang digunakan dalam memperoleh kualitas soal yang baik selain
memenuhi validitas dan reliabilitas adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesukaran soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksud adalah adanya kategori soal yang mudah, sedang, dan sukar secara proporsional. Tingkat kesukaran dipandang dari kemampuan peserta didik dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut pandang guru sebagai pembuat soal. Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus (Nana Sudjana, 2013:141) sebagai berikut: 𝐵
I=𝑁 Keterangan: I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal B = banyaknya siswa yang menjawab benar untuk setiap butir soal N = jumlah siswa seluruhnya Kriteria indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut: 0 – 0,33
= soal kategori sukar
61
0,34 – 0,66 = soal kategori sedang 0,67 – 1,00 = soal kategori mudah a) Taraf kesukaran soal prasiklus Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal prasiklus dapat dilihat pada tabel 3.23 berikut: Tabel 3.23 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Prasiklus
Sukar
1, 2, 3, 4, 5, 6, 11, 12, 14, 17, 19, 20, 23, 24, 25 7, 8, 10, 13, 14, 16, 18, 22 -
Nomor Soal Valid yang Digunakan 1, 3, 4, 5, 6, 12, 14, 17, 19, 20, 23, 24 7, 10, 13, 15, 18, 22 -
Total
25
18
Indeks Kesukaran Mudah
Sedang
Nomor Soal
Jumlah Persentase 12
67%
6
33%
-
-
18
100%
b) Taraf kesukaran soal siklus I Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal siklus I dapat dilihat pada tabel 3.24 berikut: Tabel 3.24 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus I Indeks Kesukaran Mudah
Nomor Soal
Sukar
2, 4, 5, 6, 7, 9, 21, 26, 30, 32, 33, 37, 40, 44 1, 3, 8, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 27, 29, 31, 34, 35, 36, 38, 41, 42, 43, 45 12, 13, 28, 39
Total
45
Sedang
Nomor Soal Valid yang Digunakan 2, 5, 6, 7, 21, 26, 32, 40, 44
Jumlah
Persentase
9
30%
1, 3, 8, 10, 14, 15, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 27, 34, 35, 36, 41, 42, 45
19
63%
13, 28
2
7%
30
30
100%
62
c)
Taraf kesukaran soal siklus II Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal siklus II dapat dilihat pada tabel 3.25 berikut: Tabel 3.25 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus II
Indeks Kesukaran Mudah
Sedang
Sukar Total
Nomor Soal 5, 9, 11, 14, 15, 16, 18, 20, 27, 30, 32, 33, 34 2, 3, 7, 8, 10, 17, 19, 21, 22, 23, 25, 28, 29, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 43, 45 1, 4, 6, 12, 13, 24, 26, 31, 35, 38, 44 45
Nomor Soal Valid yang Digunakan 9, 11, 14, 18, 20, 27, 30, 33
Jumlah
Persentase
8
27%
2, 3, 10, 17, 19, 22, 23, 28, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 43, 45
16
53%
1, 13, 26, 31, 38, 44 30
6
20%
30
100%
3.5 Indikator Kinerja 3.5.1
Indikator proses Indikator proses dalam penelitian ini merupakan indikator ketercapaian dalam proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran discovery (penemuan) pada mata pelajaran IPA. Penerapan model discovery ini dinyatakan tercapai jika berada pada kategori baik atau sangat baik. Kategori baik dinyatakan apabila guru dan peserta didik melaksanakan
semua
kegiatan
sesuai
dengan
langkah-langkah
pembelajaran model discovery dan tidak ada catatan berupa masukan atau perbaikan dari observer. 3.5.2 Indikator hasil Indikator hasil penelitian ini dijabarkan sebagai berikut: 1)
Motivasi belajar peserta didik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dikatakan berhasil jika 75% dari jumlah peserta didik memiliki kategori motivasi belajar tinggi dan sangat tinggi.
63
2)
Hasil belajar peserta didik Indikator hasil dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dinyatakan berhasil meningkatkan hasil belajar peserta didik jika 80% dari 27 peserta didik kelas IV di SD Negeri 02 Ngombak mendapatkan nilai ≥ 64 sebagai hasil belajar IPA pada tahap evaluasi akhir sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA yaitu 64.
3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif yaitu berbentuk angka-angka yang diperoleh dari tes tertulis dan deskriptif kualitatif yaitu berupa kata-kata atau penjelasan yang diperoleh dari lembar observasi. 3.6.1 Analisis Data Lembar Observasi Data hasil observasi dalam penelitian ini berupa hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran discovery. Observasi dilaksanakan oleh observer selama pembelajaran siklus I dan siklus II berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengukur apakah guru mampu melaksanakan pembelajaran discovery dengan baik. Lembar observasi implementasi model pembelajaran discovery pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN 02 Ngombak terdiri dari 26 pernyataan yang dibagi dalam 3 tahap pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Dalam lembar observasi, observer mengamati aktivitas mengajar yang dilakukan guru dan harus melingkari salah satu dari 4 angka yang terdapat dalam setiap pernyataan. Angka 1 jika pernyataan dilakukan guru dalam kategori kurang, angka 2 jika pernyataan dilakukan guru dalam kategori cukup, angka 3 jika dilakukan guru dalam kategori baik, dan angka 4 jika dilakukan guru dalam kategori sangat baik. Setelah pernyataan diisi semua, akan dihitung jumlah keseluruhan skor yang diperoleh guru serta rataratanya. Peneliti membuat 4 kategori untuk menyimpulkan skor total yang diperoleh dari aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran
64
discovery yaiyu kurang, cukub, baik, dan sangat baik dengan rentang interval skor pada setiap kategori sebagai berikut: Jarak Interval =
Skor maksimal – Skor minimal
Jarak Interval =
Jumlah kelas interval 104 − 26 4
=
78 4
= 19,5
Berdasarkan hasil perhitungan interval di atas, maka kategori untuk rentang skor adalah sebagai berikut: Kurang
= 26 sampai 45
Cukup
= 46 sampai 65
Baik
= 66 sampai 85
Sangat baik
= lebih dari 85
Dari jumlah skor yang diperoleh dari observasi yang dilakukan observer, kemudian disimpulkan apakah guru dapat melaksanakan penerapan model pembelajaran discovery dengan kategori kurang, cukup, baik, atau sangat baik. Peneliti menetapkan bahwa guru dikatakan berhasil menerapkan model pembelajaran discovery jika dalam kategori baik atau sangat baik dengan melaksanakan semua langkah-langkah pembelajaran discovery dan tidak ada catatan dari observer. 3.6.2 Analisis Data Lembar Angket Motivasi Setiap peserta didik mengisi lembar angket motivasi belajar IPA yang dibagikan guru. Dalam lembar angket tersebut terdapat 27 penyataan yang terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif. Dalam setiap pernyataan terdapat 4 pilihan yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, sangat setuju. Tugas peserta didik adalah mengisi salah satu dari 4 pilihan jawaban tersebut dengan memberikan tanda centang (√). Perhitungan skor yang dilakukan dengan memberikan skor 1, 2, 3, atau 4 berdasarkan pernyataan positif dan negatif yang dijawab oleh peserta didik. Untuk pernyataan positif, skor 1 jika menjawab sangat tidak setuju, skor 2 jika menjawab tidak setuju, skor 3 jika menjawab setuju, skor 4 jika menjawab
65
sangat
tidak
setuju.
Sedangkan
untuk
pernyataan
negatif
berlaku
kebalikannya, skor 1 jika menjawab sangat setuju, skor 2 jika menjawab setuju, skor 3 jika menjawab tidak setuju, skor 4 jika menjawab sangat tidak setuju. Selanjutnya hasil jawaban peserta didik dijumlahkan untuk disimpulkan dalam kategori motivasi belajar IPA yang telah ditentukan oleh peneliti. Ada 4 kategori motivasi belajar yaitu rendah, sangat rendah, tinggi, sangat tinggi dengan rentang interval skor pada setiap kategori sebagai berikut: Jarak Interval =
Jarak Interval =
Sk or maksimal – Skor minimal Jumlah kelas interval 108 − 27 4
=
81 4
= 20,25
Berdasarkan hasil perhitungan interval di atas, maka kategori untuk motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 02 Ngombak adalah sebagai berikut: Sangat rendah
= 27 sampai 46
Rendah
= 47 sampai 66
Tinggi
= 67 sampai 86
Sangat tinggi
= lebih dari 86
Dari hasil perhitungan di atas akan dapat disimpulkan kategori motivasi belajar IPA setiap peserta didik. Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas ini dikatakan berhasil jika 75% dari jumlah seluruh peserta didik meliliki kategori motivasi belajar IPA tinggi dan sangat tinggi. 3.6.3 Analisis Data Butir Soal Tes Data mengenai hasil belajar IPA peserta didik diperoleh dari tes tertulis pada prasiklus, siklus I, dan siklus II. Ter tertulis berupa soal pilihan ganda. 18 soal untuk prasiklus, 30 soal untuk siklus I, dan 30 soal untuk siklus II. Skor yang diperoleh adalah 1 jika peserta didik menjawab butir soal dengan jawaban benar dan 0 jika peserta didik menjawab butir soal dengan jawaban salah. Untuk menentukan nilai peserta didik dilakukan penjumlahan
66
seluruh jawaban benar yang berhasil dijawab oleh peserta didik dengan rumus sebagai berikut: Nilai =
Jumlah jawaban benar Jumlah soal
x 100
Berdasarkan hasil perhitungan rumus di atas, maka akan diperoleh nilai setiap peserta didik. Peneliti menetapkan ketentuan bahwa Penelitian Tindakan Kelas ini dinyatakan berhasil jika 80% dari jumlah peserta didik kelas IV SDN 02 Ngombak mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan KKM (KKM=64) dalam mata pelajaran IPA.