22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model spiral dari Kemmis dan Targat. Penelitian ini akan dilaksanakan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 (dua) siklus. Dalam setiap siklus terdiri dari 3 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap implementasi dan observasi, dan tahap refleksi. 3.1.2 Lokasi Penelitian Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas 6 SDN Batiombo 02 Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Peserta didik kelas 6 ini berjumlah 23 anak yang terdiri dari 13 peserta didik perempuan dan 10 peserta didik laki-laki, pada mata pelajaran Matematika dengan materi “Faktorisasi Prima untuk menentukan FPB dan KPK. Alasan pemilihan tempat penilitan tersebut adalah karena peneliti sebagai guru yang mengampu atau wali kelas di sekolah tempat bertugas. Sekolah Dasar Negeri Batiombo 02 terletak di Dusun Padurekso Desa Batiombo Kelurahan Batiombo Kecamatan Bandar Kabupaten Batang. Jarak tempuh ke Sekolah Dasar Negeri Batiombo 02 dari pusat kota Batang kurang lebih 7 km. Suasana Sekolah asri dengan suasana pedesaan, di sekitar lokasi sekolah terdapat perumahan warga, persawahan, dan sungai. 3.1.3 Subjek Panelitian Subyek penelitian adalah peserta didik kelas 6 SDN Batiombo 02 Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Peserta didik kelas 6 ini berjumlah 23 anak yang terdiri dari 13 peserta didik perempuan dan 10 peserta didik laki-laki, semester 1 tahun pelajaran 2013/2014. Sebagian besar orang tua/wali peserta didik bermata pencaharian bertani, buruh, TKI. Kondisi ini menyebabkan perhatian orang tua terhadap pendidikan anaknya masih kurang, karena rata-rata peserta didik ikut nenek atau saudaranya. Orang tua peserta didik kurang memperhatikan perkembangan kemajuan belajar putra-putrinya. Khususnya kegiatan belajar peserta didik dirumah, tugas atau pekerjaan rumah, mempelajari kembali materi pelajaran masih kurang perhatian dari orang
23
tua. Apalagi ikut membantu membimbing belajar putra-putrinya di rumah. Kenyataan ini diketahui guru langsung dari jawaban sebagian besar peserta didik ketika ditanya di dalam kelas. Dengan demikian motivasi untuk belajar sangat rendah. 3.1.4 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2013-2014, antara bulan Juli sampai dengan bulan September 2013. Kegiatannya meliputi: persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan. Tabel 3.1.4 Jadwal Kegiatan Penelitian No
Kegiatan
Juli 1
1
Penyusunan Proposal
2
Persiapan Siklus 1
3
Pelaksanaan Siklus 1
4
Pelaporan Siklus 1
5
Persiapan Siklus 2
6
Pelaksanaan Siklus 2
7
Pelaporan Siklus 2
8
Laporan Akhir
2
3
Agustus 4 1
2
3
September 4
1
2
3
4
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, Arikunto (2002:99). Perhatian utama penelitian pendidikan terletak pada pembahasan dan analisis terhadap hasil-hasil pengukuran. Pembahasan hasil penelitian ini akan menjadi lebih efektif apabila peneliti memiliki kriteria yang tepat terhadap hasil. Kriteria ini berupa batasan operasional tentang hasil. Batasan operasional ini adalah suatu bukti tentang variabel-variabel yang diteliti dan akan diterima oleh peneliti. Variabel atau faktor penelitian memiliki peranan sangat penting dalam suatu penelitian pendidikan. Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian.
24
Ada juga yang menganggap variabel sebagai gejala sesuatu yang bervariasi. Variabel penelitian dibedakan menjadi: 1) Variabel bebas Variabel bebas atau variabel penyebab (independent variables) Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati. Variabel bebas dalam penelitian ini melalui model pembelajaran berbasis masalah tentang FPB dan KPK. 2) Variabel terikat Variabel terikat atau variabel tergantung (dependent variables). Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak muncul, atau berubah. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar mata pelajaran Matematika. Hasil belajar berupa prestasi belajar Matematika adalah besarnya skor yang diperoleh peserta didik kelas 6 dari tes formatif Matematika materi Faktorisasi Prima untuk menentukan FPB dan KPK. Dalam penelitian ini dicari korelasi ada tidaknya hubungan antara ke dua variabel. Jika ada, hubungan tersebut positif atau negatif. Suatu hubungan dikatakan positif jika ada perubahan naik/peningkatan suatu nilai satu variabel diikuti pula dengan peningkatan nilai pada variabel berikutnya. Sedangkan jika terjadi sebaliknya dimana peningkatan nilai suatu variabel diikuti dengan penurunan nilai pada variabel yang lain maka hubungan ini dikatakan negatif. Variabel input yang terkait dengan peserta didik yaitu hasil belajar. Hasil belajar adalah skor perolehan nilai post tes peserta didik setelah mengikuti evaluasi pembelajaran pada Siklus 1 dan Siklus 2. 3.2.2 Definisi Operasional 1) Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning). Model Pembelajaran Berbasis Masalah juga dikenal dengan nama lain seperti project based teaching, experienced based education, dan anchored instruction. Model Pembelajaran Berbasis Masalah merujuk pada pola-pola pembelajaran di mana guru banyak menjelaskan konsep atau keterampilan kepada sejumlah kelompok peserta didik dan menguji keterampilan peserta didik melalui latihan-latihan di bawah bimbingan dan
25
arahan guru. Dengan demikian, tujuan pembelajaran distrukturkan oleh guru untuk memaksimalkan penggunaan waktu belajar peserta didik. Penggunaan Pembelajaran berbasis masalah secara khusus melibatkan peserta didik bekerja pada masalah dalam kelompok kecil yang terdiri dari lima orang dengan bantuan guru sebagai tutor. Masalah disiapkan sebagai konteks pembelajaran baru. Analisis dan penyelesaian terhadap masalah itu menghasilkan perolehan pengetahuan dan keterampilan pemecahan masalah. Permasalahan dihadapkan sebelum semua pengetahuan relevan diperoleh dan tidak hanya setelah membaca teks atau mendengar ceramah tentang materi subjek yang melatar belakangi masalah tersebut. Hal inilah yang membedakan antara PBL dan metode yang berorientasi masalah lainnya. Tutor berfungsi sebagai pelatih kelompok yang menyediakan bantuan agar interaksi pebelajar menjadi produktif dan membantu pebelajar mengidentifikasi pengetahuan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah. Proses PBL akan menjadi lengkap bila peserta didik melaporkan hasil apa yang dipelajari. 2) Hasil Belajar Matematika Hasil belajar adalah perubahan kemampuan yang dimilikaki peserta didik melalui pengalaman belajar Matematika. Hasil belajar yang diteliti pada aspek kognitif mencakup pengetahuan dan pemahaman. Hasil belajar pada aspek ini diukur dengan menggunakan tes tertulis berupa soal uraian. Hasil belajar yang diperoleh peserta didik dinyatakan dalam skor dengan indikator keberhasilan mencapai 85% atau lebih ketuntasan secara klasikal sesuai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Hasil belajar dalam ranah afektif dan psikomotorik meliputi mengajukan dan menjawab pertanyaan, berinteraksi dengan media serta mengkomuni- kasikan. Kenerja peserta didik diukur melalui observasi yang menyatakan terlaksana/dilakukan atau tidak.
3.3 Rencana Tindakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) direncanakan untuk perbaikan peningkatan hasil belajar peserta didik dalam dua siklus, Siklus 1 dan Siklus 2. Penelitian dinyatakan berhasil apabila persentase ketuntasan belajar peserta didik setelah diadakan penelitian sesuai target yang ditentukan. Bila ternyata belum mencapai target yang ditentukan akan dilanjutkan ke siklus berikutnya. Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu
26
penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Setyadin dan Wiyono, 2010:5), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada Siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut,
Gambar 3.1
Model Penelitian Tindakan dari Kemmis dan Taggart Penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur atau siklus dari berbagai kegiatan pembelajaran. Kemmis dan Mc Taggart, (1992) menyatakan prosedur PTK dilaksanakan dengan 4 kegiatan utama atau tahapan yaitu Plan (perencanaan). Action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Alur pelaksanaan PTK dapat digambarkan seperti pada Gambar berikut:
27
Gambar 3.2 Alur Pelaksanaan PTK Siklus 1 Prosedur tindakan pada Siklus 1 dilakukan dalam empat tahap, yaitu Perencanaan (Planning), Pelaksanaan Tindakan (Acting), Pengamatan (Observing) dan Refleksi (Reflecting). 1. Perencanaan (Planning) Perencanaan meliputi mengadakan kesepakatan dengan teman sejawat, perijinan pelaksanaan penelitian kepada Kepala Sekolah, mengidentifikasikan keperluan seperti
28
sasaran penelitian, fasilitas yang dimiliki sekolah, menyiapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), LKS, materi yang akan diajarkan. Menyusun perangkat dan instrumen penelitian seperti RPP tiga kali pertemuan mata pelajaran Matematika materi Faktorisasi Prima untuk menentukan FPB dan KPK, buku ajar peserta didik, soal test dan lembar observasi. Perencanaan kegiatan meliputi menyajikan materi, mengevaluasi, menganalisa hasil evaluasi belajar peserta didik dan mengadakan perbaikan dan pengayaan. 2. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Tindakan merupakan pelaksanaan RPP untuk tiga kali pertemuan yang telah dipersiapkan. Tindakan yang akan dilaksanakan secara garis besar adalah meningkatkan hasil belajar Matematika pada materi Faktorisasi Prima untuk menentukan FPB dan KPK. Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dijabarkan sebagai berikut: 1. Tahap kegiatan awal, meliputi: a. Observasi awal b. Tes awal: untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dalam memahami konsep pengolahan data sebelum diadakan tindakan, yang nantinya digunakan sebagai nilai awal yang diperlukan dalam pembagian kelompok melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Di samping itu, diperlukan dalam pengolahan nilai peningkatan hasil belajar peserta didik melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah. 2. Perencanaan, adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi: a. Membuat skenario pembelajaran, menyusun RPP. b. Membuat lembar observasi untuk melihat kondisi belajar mengajar di kelas ketika Model Pembelajaran Berbasis Masalah diterapkan. c. Mendesain alat evaluasi untuk melihat apakah materi pembelajaran matematika telah dikuasai oleh peserta didik. 3. Pelaksanaan tindakan, kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dibuat. 4. Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah menurut para ahli adalah: Pembelajaran berbasis masalah memiliki tahapan-tahapan yang harusdilaksanakan. Tahapan tersebut terdiri dari lima tahapan seperti yang dikemukakan oleh Arends
29
(dalam Dasna dan Sutrisno), 2007). Tahapan tersebut antara lain adalah sebagai berikut: 1) Mengorientasikan siswa pada masalah. Tahapan ini merupakan tahapan awal dimana peserta didik dihadapkan pada permasalahan yang akan dipecahkan. Kegiatan diawali dengan apersepsi terhadap pengetahuan yang telah dimiliki oleh peserta didik. Kemudian guru melakukan motivasi dan penggalian konsepsi awal dengan menampilkan fenomena-fenomena yang terkait dengan materi yang akan dipelajari. Setelah itu guru memunculkan permasalahan berdasarkan pada fenomena yang telah diamati berupa pertanyaanpertanyaan sehingga mampu memotivasi dan menarik perhatian peserta didik. 2) Mengorganisasi pesera didik. Pemecahan maslah merupakan proses dan situasi yang terorganisasi sehingga mampu mencapai tujuan dengan baik. Pada tahap ini, siswa dioganisasikan untuk membentuk kelompok-kelompok yang akan memecahkan permasalahan. Tahap inipun meliputi penginformasian logistik untuk penyelidikan, tugas-tugas belajar peserta didik serta pemodelan pembelajaran yang akan dilakukan oleh peserta didik. Tahap ini dapat dikatakan pula sebagai tahap persiapan penyelidikan. 3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Penyelidikan adalah inti dari pembelajaran berbasis masalah, penyelidikan yang dilakukan meliputi pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, serta memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimen merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, guru mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasi permasalahan. 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil. Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan hasil karya dan pameran. Hasil karya lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu videotape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya) program komputer, dan sajian multimedia. Hasil karya tersebut kemudian disajikan dan guru berperan sebagai organisator pada penyajian tersebut.
30
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah. 6) Guru membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan ketrampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Pada tahap ini guru membantu peserta didik melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan prosesproses yang digunakan selama berlangsungnya pemecahan masalah.
Pertemuan ke-1 Kegiatan Awal a) Motivasi dan apersepsi.
Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi: a) Peserta didik dapat memahami bilangan bulat. b) Peserta didik dapat memahami konsep tentang bilangan prima. c) Peserta didik dapat menentukan FPB dua bilangan. d) Peserta didik dapat menentukan KPK dua bilangan. e) Memahami definisi FPB dan KPK. f) Mengerjakan tugas LKS secara kelompok untuk dipresentasikan.
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi: 1) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; 2) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; 3) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja kelompok;
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik.
31
2) Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: 1) Menyimpulkan materi 2) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran 3) Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan ke-2 Kegiatan Inti Kegiatan Awal a) Motivasi dan apersepsi.
b) Melakukan tanya jawab dan diskusi tentang materi sebelumnya. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru memfalitasi peserta didik untuk: a) Menentukan FPB tiga bilangan. b) Menentukan KPK tiga bilangan. c) Memahami definisi FPB dan KPK tiga bilangan. d) Mengerjakan Tugas LKS secara kelompok untuk dipresentasikan.
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: 1) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis tentang FPB dan KPK. 2) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut. 3) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. 4) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.
32
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi adalah: 1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik. 2) Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: 1) Menyimpulkan materi 2) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran 3) Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan ke-3 Kegiatan Inti Dalam kegiatan inti guru: 1) Membahas hasil kerja kelompok yang telah dikerjakan pada pertemuan pembelajaran yang lalu. 2) Memotivasi peserta didik untuk menanyakan materi pembelajaran yang belum jelas. 3) Memberi kesempatan peserta didik memberikan tanggapan atas pertanyaan yang muncul di kelasnya. 4) Melaksanakan evaluasi penilaian hasil belajar peserta didik.
Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: 1) Menyimpulkan materi 2) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran
3. Pengamatan (Observing) Pengamatan kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung untuk mencatat dan mendokumentasikan pelaksanaan tindakan sesuai format lembar observasi yang telah dipersiapkan, dibantu oleh teman sejawat. Pengamatan difokuskan proses
33
pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada setiap pertemuan tiap siklus. Keaktifan peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. Sebagai bahan refleksi.
4. Refleksi (reflecting) Tahap reflesi pelaksanaan tindakan yang telah berlangsung setiap siklus, guru/peneliti dan observer/teman sejawat menganalisa hasil pengamatan dan temuantemuan yang tercatat dalam lembar pengamatan. Hasil tes peserta didik dikoreksi, dinilai dan dianalisis untuk diketahui tingkat keberhasisal pelaksanaan perbaikan pembelajaran.PESERTA DIDIK dipilih sebagai sampel yang memperoleh nilai dibawah KKM sebelum tindakan dan masih mendapat nilai hasil belajar yang sama, peserta didik yang memang sudah tuntas ditas KKM sejak sebelum tindakan dan peserta didik yang berhasil tuntas setelah diadakan tindakan perbaikan,diajak wawancara dan dicatat dalam notulen hasil wawanca untuk dianalisa sebagai masukan untuk tindakan siklus berikutnya. Data–data yang diperoleh berupa hasil ulangan peserta didik, hasil pengamatan/observasi teman sejawat, notulen catatan hasil wawancara peserta didik dan hasil domentasi, foto kegiatan pelaksanaan tindakan ditelaah bersama teman sejawat. Telaah terhadap tujuan penelitian, hasil analisis dan interpretasi data yang diperoleh dari pelaksanaan rencana tindakan, untuk menetapkan atau mengevaluasi ketercapaian tujuan perbaikan pembelajaran. Simpulan dari interpretasi data dan refleksi merupakan sebagai masukan kegiatan perbaikan siklus selanjutnya.
Siklus 2 Langkah-langkah yang dilakukan dalam Siklus 2 ini relatif sama dengan penelitian yang dilaksanakan pada Siklus 1, Tindakan Siklus 2 dilakukan empat tahap yaitu: sama dengan kegiatan penelitian Siklus 1 dengan melakukan perbaikan berdasarkan hasil temuan hasil refleksi pada Siklus 1. dengan kenyataan yang ditemukan dilapangan sebagai tindak lanjutnya.
34
3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknis tes dan non tes. 3.4.1 Teknik Tes Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi atau achievement test yaitu test yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu (Suharsimi Arikunto, 1996: 139), secara tertulis berbentuk tes uraian. Tes uraian sangat tepat untuk mengungkapkan kemampuan peserta didik dalam mengingat, memahami dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang dipelajari. Hasil Tes digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam menguasai, menyerap materi pembelajaran pada ranah kognitif, serta mengukur tingkat pencapaian indikator kinerja. Hasil tes diperoleh melalui tes tertulis. Butir soal tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah butir tes uraian dan pilihan ganda, karena untuk mengetahui taraf serap peserta didik agar lebih bervariasi dalam mengukur hasil belajar mengingat, memahami, menerapkan, mengorganisasikan ide/gagasan seperti dalam ranah kognitif taksonomi Bloom. Soal tes dikembangkan berdasarkan SK dan KD mata pelajaran Matematika kelas 6 Semester 1. Instrumen yang diperlukan dalam mengumpulkan data PTK dapat dipahami dari dua sisi, yaitu sisi proses dan sisi hal yang diamati (Susilo dan Kisyani, 2006). Adapun instrumen dalam penelitian ini yaitu lembar observasi untuk mengetahui aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran dan tes evaluasi hasil belajar yang berupa tes uraian. Data terkumpul melalui beberapa cara yang akan disebutkan di bawah ini. Pengumpulan data selaian dari subjek penelitian adalah dengan alat pengumpulan data teknik non tes yaitu observasi dan hasil notulen catatan hasil wawancara kepada perwakilan peserta didik terpilih setelah pelaksanaan tindakan perbaikan menggunakan lembar observasi. Teknik tes yaitu data hasil ulangan peserta didik setelah pelaksanaan penelitian. Evaluasi berupa tes tertulis berbentuk uraian dengan kisi-kisi sebagai berikut:
35
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Evaluasi Siklus 1 Standar Kompetensi 1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar
Item soal Indikator
1.1 Menggunaka 1. Menggunakan n sifat-sifat Faktorisasi Prima Untuk operasi hitung Menentukan FPB dari termasuk Dua Bilangan. operas 2. Menggunakan campuran Faktorisasi Prima Untuk FPB, dan Menentukan KPK dari KPK Dua Bilangan 3. Memecahkan Soal Cerita Yang Berkaitan Dengan Sifat-Sifat Operasi Hitung
No
Jumlah
1, 2
5
3, 4
5
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Evaluasi Siklus 2 Standar Kompetensi 1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Indikator Dasar 1.1 Menggunakan 1. Menggunakan Faktorisasi sifat-sifat Prima Untuk Menentukan operasi hitung FPB dari tiga Bilangan. termasuk operas 2. Menggunakan campuran Faktorisasi Prima Untuk FPB, dan KPK Menentukan KPK dari tiga Bilangan 3. Memecahkan Soal Cerita Yang Berkaitan Dengan Sifat-Sifat Operasi Hitung
Item soal No Jumlah 1, 2 5
3, 4
5
3.4.2 Teknik Non Tes Observasi atau Pengamatan Observasi dan Catatan Lapangan yaitu dengan pengamatan dan pencatatan suatu obyek yang difokuskan pada keaktifan peserta didik dalam PBM. Observasi keaktifan peserta didik yang diamati adalah perilaku yang memenuhi indikator aktif dalam
36
pembelajaran. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan butir-butir soal. Sebelum melaksanakan penelitian penulis membuat kisi-kisi instrumen yang akan digunakan dalam proses penelitian tindakan kelas. Kisi-kisi instrumen berisi berisi tentang: 1) konsep yang dijabarkan dalam variabel-variabel, indikator-indikator yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, dan masing-masing indicator selanjutnya dijadikan pedoman dalam penyusunan instrumen, 2) Item instrumen adalah item-item lembar observasi dan tes/evaluasi hasil belajar sebagai tolok ukur didasarkan atas kisi-kisi instrumen yang telah dibuat sebelumnya, dan 3) setelah indikator-indikator ditetapkan kemudian dituangkan ke dalam item-item instrumen yang disusun sesuai tujuan penelitian. Kegiatan observasi dilakukan dengan data aktifitas pembelajaran, baik data guru ataupun peserta didik. Kegiatan observasi ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1. Observer menyiapkan lembar pengamatan untuk memotret situasi kelas baik situasi guru atau situasi peserta didik. 2. Observer mengumpulkan data observasi. Tabel 3.3 Format Pengamatan/Observasi Skala Nilai No Aspek yang dinilai 1 2 3 4 1. Pengelolaan kelas 2. Penjelasan materi 3. Pemanfaatan alat peraga 4. Pelaksanaan PBL 5. Keberanian peserta didik 6. bertanya 7. Pembuatan rangkuman Pelaksanaan evaluasi Jumlah Nilai rata-rata
5
Dokumentasi, dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil data nilai ulangan sebelum dan setelah pelaksanaan, pada peserta didik kelas V SD Negeri Batiombo 02 Semester 1 Mata Pelajaran Matematika Tahun Pelajaran 2013/2014. Wawancara, wawancara dilakukan dengan observer kepada sampel peserta didik terpilih berdasarkan perolehan hasil tes atau nilai ulangan selama tindakan penelitian tiap siklusnya.
37
3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Instumen Validasi data bergantung pada validasi instrumennya. Data yang bebentuk angka (Kuantitatif) menggunakan validitas teoritik artinya data berupa hasil belajar peserta didik antar siklus. Data kualitatif (observasi) divalidasi melalui triangulasi: triangulasi sumber, data berasal dari beberapa sumber. Data juga diperoleh dengan menggunakan face validality yang artinya peneliti dan observer melakukan cross cheek data. 3.6 Tehnik Analisis Data Analisis data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, mengabstraksi, mengorganisasi data secara sistematis dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menjawab jawaban terhadap ditjen penelitian (Ditjen Dikti, 1999:43). PTK bertujuan bukan untuk digeneralisasikan, melainkan untuk memperoleh bukti kepastian apakah terjadi perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan sebagaimana yg diharapkan. Analisis data difokuskan pada sasaran/ variabel/ objek yang akan diperbaiki/ ditingkatkan, yaitu hasil belajar peserta didik. Analisis kualitatif terhadap data PTK dapat dilakukan
dengan
tahap-tahap:
menyeleksi,
menyederhanakan,
mengklasifikasi,
memfokuskan, mengorganisasi (mengaitkan gejala secara sistematis dan logis), membuat abstraksi atas kesimpulan makna hasil analisis. Model analisis kualitatif yang terkenal adalah model Miles & Hubberman (1992: 20) yang meliputi : reduksi data (memilah data penting, relevan, dan bermakna dari data yang tidak berguna), sajian deskriptif (narasi, visual gambar, tabel) dengan alur sajian yang sistematis dan logis, penyimpulan dari hasil yg disajikan (dampak PTK dan efektivitasnya). Model analisis ini dapat digambarkan sebagai berikut:
38
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Reduksi Data
Verivikasi/Penarikan Kesimpulan
Gambar 3.3 Model Analisis Dampak Efektivitas PTK Analisis data dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data. Berdasarkan data dari lembar observasi dan lembar jawaban peserta didik serta catatan selama observasi, kemudian dilakukan analisis. Semua data dibahas bersama peneliti dengan kedua teman sejawat. Selanjutnya dilakukan refleksi dan ditarik kesimpulan. Prestasi belajar peserta didik dianalisis untuk diketahui tingkat persentase ketuntasan belajar berdasarkan KKM yang telah ditetapkan.Prestasi belajar dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes antar siklus. Analisis data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, mengabstraksi, mengorganisasi, data secara sistematis dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menjawab jawaban. Analisis data dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data. Berdasarkan data dari lembar observasi dan lembar jawaban peserta didik serta catatan selama observasi dan hasil notulen wawancara kepada perwakilan peserta didik, kemudian dilakukan analisis, dibahas bersama dengan teman sejawat. Selanjutnya dilakukan refleksi dan ditarik kesimpulan. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil belajar per siklus dengan cara presentase yaitu dengan cara menghitung peningkatan ketuntasan belajar peserta didik secara individual jika peserta didik tersebut mampu mencapai skor minimal 60 dan ketuntasan klasikal, jika peserta didik yang memperoleh ≥60 ini jumlahnya mencapai 75% atau lebih dari jumlah seluruh peserta didik dan masing-masing dihitung
39
dengan menggunakan rumus: analisis tersebut dilakukan dengan menghitung ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut: a. Menghitung nilai evaluasi akhir dengan cara: Nilai evaluasi akhir
skor yang diperoleh
skor maksimal
100
b. Menentukan ketuntasan belajar individu, rumus yang digunakan adalah deskriptif prosentase yang menggambarkan besarnya tingkat penguasaan konsep materi pembelajaran, yaitu: TP =
n 100% N
Keterangan: TP : Persentase penguasaan materi N
: Skor yang diperoleh
N
: Skor maksimal
c. Menentukan ketuntasan hasil belajar peserta didik secara klasikal, rumus yang digunakan adalah deskriptif prosentase, yaitu: P = n1 100 % n
Keterangan: P
: tingkat ketuntasan belajar secara klasikal
n1
: jumlah peserta didik yang tuntas belajar secara individu
n
: jumlah total peserta didik Untuk data kualitatif diperoleh observasi pembelajaran guru pada saat
melaksanakan pembelajaran Matematika peserta didik kelas 6 SDN Batiombo 02, yang dianalisis menggunakan anilis diskriptif dengan mendiskusikan hasil pengamatan observer dicocokkan hasil catatan peneliti. 3.7 Indikator Kinerja Pada penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila 85% atau lebih peserta didik secara klasikal berhasil tuntas dengan perolehan nilai ≥60 yakni skor standar ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah pada awal tahun pelajaran 2013/2014.