BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Periode penelitian yang digunakan periode empat tahun yaitu 2010 sampai dengan tahun 2013. Populasi dari penelitian yang dilakukan yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara tidak langsung karena data dan informasi diperoleh dengan mengakses situs Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id dan situs Indonesia Capital Market Directory (ICMD) www.icmd.com.sa B. Desain Penelitian Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah kausal yaitu penelitian untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variabel). Penelitian ini untuk melihat pengaruh Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, dan Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan. C. Definisi dan Operasional Penelitian 1.
Variabel Dependen Variabel Dependen adalah variabel yang di pengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011). Variabel yang digunakan sebagai variabel dependen dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan. Nilai perusahaan diukur menggunakan Price Book Value yang menggambarkan seberapa
33 http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan (Weston dan Bringham, 2000). PBV =
2.
Nilai Buku Lembar saham x 100 Harga saham Lembar Saham
Variabel Independen Variabel bebas (independent) adalah tipe variabel yang menjelaskan
atau
mempengaruhi
variabel
lain.
Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional yang dijelaskan dibawah ini : a.
Kebijakan Hutang Kebijakan Hutang (DER) adalah setiap perusahaan menganalisa sejumlah faktor dan kemudian menetapkan struktur pendanaan yang di targetkan. Target ini selalu berubah dengan perubahan kondisi, tetapi pada setiap saat manajemen perusahaan terdapat bayangan dari struktur dana yang ditargetkan. (Weston dan Copeland (1992) dalam Diana (2011). DER = TL x TE
100
Dimana : DER = Kebijakan Hutang, TL = Total Liabilities, TE = Total Equity b.
Kebijakan Dividen
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Kebijakan Dividen adalah kebijakan terkait pada penentuan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan ke pemegang saham atau akan dijadikan laba ditahan. Kebijakan ini melibatkan dua pihak selain itu dua pihak ini mempunyai kepentingan yang berbeda yaitu pihak pertama principal (pemegang saham) dan pihak kedua agent (pihak manajemen) (Hermuningsih, 2009). DPR = DPS x 100 EPS
Dimana : DPR = Kebijakan Deviden, DPS = Deviden Per Share, EPS = Earning Per Share. 3.
Kepemilikan Manajerial Kebijakan manajerial adalah para pemegang saham sebagai pemilik perusahaan dari pihak manajemen yang aktif ikut pengambilan keputusan pada suatu perusahaan. Dalam hal ini manajer mempunyai peranan penting karena manajer mempunyai peranan penting karena manajer melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan serta pengambil keputusan (Downes dan Goodman, 1999). MOWN = Kepemilikan Saham Manajerial Jumlah Saham Beredar
http://digilib.mercubuana.ac.id/
x 100
36
4.
Kepemilikan Institusional Kepemilikan ini memiliki arti penting dalam memonior manajemen karena dengan adanya kepemilikan instusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Monitoring tersebut tentunya akan menjamin kemakmuran untuk pemegang saham (Adriani, 2011). INST = Kepemilikan Saham Institusional Jumlah Saham Beredar
x 100
D. Ringkasan Operasional Variabel Tabel 3.1 Ringkasan Operasional Variabel Variabel Penelitian Nilai Perusahaan (Weston dan Bringham, 2000) Kebijakan Hutang (Diana, 2011) Kebijakan Dividen (Hermuningsih, 2009) Kepemilikan Manajerial (Downes dan Goodman, 1999) Kepemilikan Institusional (Adriani, 2011)
Operasionalisasi
Skala Pengukuran
PBV = Harga Saham Per Lembar x 100 Nilai Buku Per Lembar DER = Total Liabilities Total Equity
DPR = Deviden Per Share Earning Per Share
x
x
100
100
Rasio Rasio
Rasio
MOWN = Kepemilikan Saham Manajerial Jumlah Saham Beredar
x 100
Rasio
INST = Kepemilikan Saham Institusional x 100 Jumlah Saham Beredar
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Rasio
37
E. Populasi dan Sampel 1.
Populasi Populasi menurut Sugiyono (2008:115) adalah wilayah generalisasi terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 – 2013.
2.
Sampel Sampel yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Maksud dari purposive sampling yaitu pemilihan sampel yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan (Sekaran, 2000). Kriteria dalam pemilihan sampel meliputi : Tabel 3.2 Proses Seleksi Sampel KETERANGAN
JUMLAH
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010 – 2013 Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan secara konsisten periode 2010 – 2013 Perusahaan yang mengalami merger dan akuisisi pada periode tahun pengamatan Perusahaan yang menggunakan mata uang asing dalam laporan keuangannya selama periode pengamatan
141 (17)
Perusahaan yang mengalami delisting selama periode pengamatan
(11)
Perusahaan yang tidak mempublikasikan kepemilikan saham oleh manajemen selama periode pengamatan
(70)
Jumlah Sampel (23 x 4 tahun)
92
Sumber : Data sampel yang diolah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
(11) (9)
38
F. Teknik dan Pengumpulan Data Sesuai dengan jenis data yang diperlukan yaitu data sekunder, maka metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode studi kepustakaan dan studi observasi. Metode studi kepustakaan yaitu suatu cara yang dilakukan dimana dalam memperoleh data dengan menggunakan cara membaca dan mempelajari buku-buku dan jurnal yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam lingkup penelitian ini. Sedangkan metode studi obsenrvasi yaitu suatu cara mendapatkan data dengan menggunakan dokumenstasi yang berdasarkan pada laporan keuangan yang telah dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia melalui ICMD dimana data yang digunakan merupakan data time-servis. G. Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan analisis yang mempunyai tujuan untuk mengetahui gambaran umum dari semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dengan cara melihat tabel statistik deskriptif yang menunjukan hasil pengukuran mean, nilai minimal, dan maksimal, serta standar deviasi semua variabel tersebut. 2. Asumsi Klasik Penggunaan uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan atas model regresi yang digunakan pada penelitian ini. Tujuan lainnya untuk memastikan bahwa di dalam model regresi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
yang digunakan mempunyai data yang terdistribusikan secara normal, bebas dari autokorelasi, multikolinieritas serta heterokedastisitas. a. Uji Normalitas Uji Normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas dan variabel terikat memiliki distribusi normal dan tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data secara normal atau mendekati normal (Ghozali, 2005) untuk menguji normalitas data dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama dengan melihat grafik normal probability plot dasar pengambilan keputusan dari tampilan grafik normal probability plot yang mengacu pada Imam Ghozali 2005), Pengujian ini digunakan untuk menguji normalitas residual suatu model regresi adalah dengan menggunakan uji KolmogorovSmirnov. Dasar pengambilan keputusan dalam uji Normalitas adalah : 1. Jika p < 0,05 maka distribusi data tidak normal 2. Jika p > 0,05 maka distribusi data normal b. Uji Heterokedastisitas Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan yang lain. Apabila varians dari residual satu pengamatan
ke
pengamatan
yang
lain
tetap
disebut
homoskedastisitas. Sedangkan apabila varians dari residual satu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
observasi ke obsercasi lain maka berbeda maka disebut heterokedastisitas.
Model
regresi
yang
baik
adalah
homoskedastisitas, tidak terjadi heterokedastisitas dengan melihat grafik residual SRESID. Deteksi ada tidaknya dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y dan Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi –Y sesungguhnya) yang telah di standardized (Ghozali, 2001). c. Uji Multikolonieritas Tujuan dari uji multikolonieritas adalah untuk menguji apakah model regresi memiliki korelasi antar variabel bebas. Multikolonieritas terjadi jika terdapat hubungan linier antara independen yang libatkan dalam model. Jika terjadi gejala multikolonieritas yang tinggi maka standar eror koefisien regresi akan semakin besar, akibatnya convidence internal untuk pendugaan parameter semakin lebar. Uji multikolonieritas ini dilakukan dengan meregresikan model analisis dan menguji korelasi antar variabel independen dengan menggunakan variance inflation factor (VIF). Nilai dari VIF > 0 dan nilai tolerance jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance kurang dari 0,10 dan tingkat kolinieritas lebih dari 0,95 maka terjadi multikolonieritas (Ghozali, 2005)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
d. Uji Autokorelasi Uji yang ketiga dalam asumsi lebih menguji autokorelasi. Uji autokorelasi terjadi apabila terdapat penyimpanan terhadap suatu observasi oleh penyimpangan yang lain atau terjadi korelasi diantara observasi menurut waktu dan tempat. Konsekuensi dari adanya korelasi dalam suatu model regresi adalah variabel tidak menggunakan dan tidak menggambarkan variabel populasinya lebih jauh lagi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi, salah satunya dengan uji dusbin watson (DW-Test). Uji Dusbin waston hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorelation)
dan
mesyaratkan adanya konstanta atau intercept dalam model regresi serta tidak ada variabel lagi diantara variabel independen (Ghozali, 2005). Kriteria pengambilan keputusan dalam uji Dusbin Watson adalah (Ghozali, 2005). 1. Jika 0 < DW < DL, maka terjadi autokorelasi positif 2. Jika DL < DW < DU, maka ragu-ragu terjadi autokorelasi 3. Jika 4- DU < DW < DU, maka tidak terjadi autokorelasi 4. Jika 4- DU < DW < 4- DL, maka ragu-ragu terjadi autokorelasi 5. Jika DW > 4- DL, maka terjadi autokorelasi negatif. Keterangan : DL : Batas bawah DW DU : Batas atas DW
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
3. Uji Kelayakan Model (Goodness Of Fit) Uji kesesuaian kai kuadrat atau test of goodness of fit adalah metode digunakan untuk mengetahui apakah suatu data yang telah diperoleh untuk menunjang suatu hipotesa telah memenuhi distribusi yang telah ditetapkan atau tidak. Metode ini dikembangkan oleh Pearson pada tahun 1900 sehingga disebut juga Uji Pearson. Uji kai kuadrat untuk satu sampel dapat dipakai untuk menguji apakah data sebuah sampel yang diambil menunjang hipotesa yang menyatakan bahwa populasi asal sampel tersebut mengikuti suatu distribusi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu uji ini disebut juga uji keselarasan (goodness of fit test), karena untuk menguji apakah sebuah sampel selaras dengan salah satu distribusi teoritis (seperti distribusi normal, uniform, binomial dan lainnya). a. Uji Koefisien Determinasi (R²) Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antar nol sampai satu (0
kemampuan variabel
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel – variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
b. Uji F-Statistik F-test untuk menguji apabila variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan dengan variabel terikat (Y), langkah langkahnya sebagai berikut 1.
Membuat formula hipotesis a. Ho : βi = 0 (hipotesis nihil) Yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antar variabel bebas (X i) secara simultan, dengan variabel terikat (Y). b) Ho : βi ≠ 0 (hipotesis alternatif)
Yang berarti ada
pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (X i) secara simultan, dengan variabel terikat (Y). 2.
Menentukan nilai F-tabel yang menggunakan level of significant sebesar 5%.
Uji signifikansi bersama – sama menggunakan uji F dapat ditulis dengan rumus : R2 /k F= 1 − R2 /n − k − 1 Keterangan : R2 = koefisien determinasi K = jumlah variabel n = banyaknya data c. Pengambilan keputusan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
1.
Jika P-value < α = 0.05, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat.
2.
Jika P-value > α = 0.05, maka H 0 diterima dan H 1 ditolak. Hal ini berarti variabel bebas secara simultan tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat. 4. Uji hipotesis a. Uji Statistik t Pengujian hipotesis dilakukan melalui regresi yang menggunakan program SPSS dengan membandingkan tingkat signifikasi (Sig t) masing – masing variable independen dengan taraf sig α = 0,05. Apabila tingkat signifikansinya (Sig t) lebih kecil daripada α = 0,05, maka hipotesisnya diterima yang artinya variable independent tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variable dependennya. Sebaliknya bila tingkat signifikansinya (Sig t) lebih besar daripada α = 0,05, maka hipotesisnya tidak diterima yang artinya variable independent tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya. Jika dinyatakan secara statistik adalah sebagai berikut : Ho = βi = 0 Hi = βi = 0 T hitung dicari dengan persamaan sebagai berikut: t − hitung =
𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑅𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖 (𝑏𝑖) 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
Jika t- hitung > dari t- tabel ( α. df) maka Ho ditolak, dan Jika t- hitung < dari t- tabel ( α. df) maka Ho diterima b. Uji Analisis Regresi Berganda Pengujian ini dilakukan untuk menguji seberapa besar hubungan antara variabel independen dengan variabel depeden. Persamaan model regresi untuk menguji pengaruh kebijakan dividen, kebijakan hutang, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan dengan memasukan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol : PBV = 𝛼 + β1DER + β2DPR + β3MOWN + β4INST + Keterangan : PBV
= Price Book Value
𝛼
= Konstanta
β1DER
= Kebijakan Hutang
β2DPR
= Kebijakan Dividen
β3MOWN = Kepemilikan manajerial β4INST
= Kepemilikan institusional
e
= Error
http://digilib.mercubuana.ac.id/