BAB III METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel Variabel penelitian dapat diartikan sebagai (1) atribut mengenai sesuatu yang diamati dalam penelitian, (2) suatu konsep yang memiliki variasi nilai, (3) ciri dari individu, objek, gejala, peristiwa yang dapat terukur secara kuantitatif maupun kualitatif. Sesuai pernyataan dari Hatch dan Farhady (Sugiyono, 2011 : 60) „Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut, atau objek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek lainnya‟. Variabel terbagi menjadi dua yakni variabel bebas dan variabel terikat, adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Variabel Independen (Bebas) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat yang dikenal dengan istilah intervensi atau perlakuan. b. Variabel Dependen (Terikat) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel oleh variabel bebas yang dikenal dengan istilah perilaku sasaran atau target behavior. (Sunanto, 2006:12)
2. Definisi Operasional Variabel a. Variabel Bebas Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah ” media kartu kata bergambar”. Karena dalam penelitian ini peningkatan konsentrasi anak ADHD dalam membaca dipengaruhi oleh media yang diterapkan dalam pembelajaran yaitu kartu kata bergambar.
Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Variabel Terikat Variabel terikat dari penelitian ini adalah konsentrasi anak ADHD dalam membaca. dimana konsentrasi anak ADHD ini masih belum stabil hubungan kedua variabel tersebut digambarkan sebagai berikut: Variabel X
Variabel Y
Media Kartu kata bergambar
konsentrasi anak ADHD
Bagan 3.1 Variabel X dan Y
Kemampuan konsentrasi anak yang akan penulis teliti pada penelitian ini adalah konsentrasi pada pembelajaran membaca yang dialami anak ADHD kelas I SD BPI Bandung. Keaadaan anak yang diperoleh saat ini adalah: a. Cenderung menghindar dari tugas-tugas yang dirasakan berat sehingga jarang sekali mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan. b. Semangat belajar yang terlihat pada anak ini sangat rendah, hal tersebut terlihat karena anak tidak mampu berkonsentrasi terhadap objek dengan durasi waktu yang lama. c. Tidak dapat mengikuti pembelajaran khususnya pelajaran yang mengharuskan anak memilki keterampilan membaca seperti yang lain karena sulit mengikuti pembelajaran membaca yang guru ajarkan yang pada akhirnya anak tidak dapat menyelesaikan tugasnya. d. Ketidak percayaan diri anak sangat minim, terutama ketika dalam melakukan suatu tugas seperti dalam kehidupan sehari-hari dikelas menghapus papan tulis, ketika di suruh oleh guru untuk membaca didepan kelas. e. Setiap kali dalam pembelajaran anak selalu mudah teralihkan dengan suara-suara yang terdengar disekitar itu menyebabkan anak tidak mampu berkonsentrasi dan akan tiba-tiba lari untuk mencari sumber suara. Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2011: 2) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media kartu bergambar terhadap peningkatan konsentrasi anak ADHD dalam membaca. Arikunto (1997: 3) menyatakan bahwa, eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud melihat akibat dari suatu kelakuan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan subjek tunggal atau Single Subject Research (SSR) yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari perlakuan yang diberikan kepada subjek secara berulang-ulang pada waktu tertentu. Desain yang SSR yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain A-B-A.
Target behavior
Tampilan desain A-B-A dapat dilihat pada gambar berikut.
Baseline 1 (A1)
Intervensi (B)
Baseline 2 (A2)
Sesi
Grafik 3.1 Desain A-B-A Pada Desain A-B-A ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu pada tahap awal perilaku sasaran (target behavior) diukur secara kontinyu pada kondisi baseline Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(A1) dengan periode tertentu sampai data menjadi stabil, kemudian intervensi (B) diberikan,kemudian dilakukan juga pengukuran pada kondisi baseline 2 (A2) sebagai kontrol untuk kondisi intervensi sehingga akan menghasilkan kesimpulan yang lebih kuat. A1 (Baseline-1) Merupakan keadaan subjek sebelum mendapat perlakuan. Subjek diperlakukan secara alami tanpa treatmen dan diberikan secara berulang-ulang. Pada kegiatan ini peneliti memberikan soal test berisikan 5 gambar dan dilakukan sebanyak empat sesi. B (Intervensi) Merupakan keadaan treatmen. Subjek diberikan perlakuan secara berulang-ulang. Tujuannya untuk melihat tingkah laku berkaitan dengan kompetensi yang menjadi sasaran pembelajaran yang terjadi selama proses kegiatan pembelajaran. Tahap selanjutnya adalah peneliti melaksanakan intervensi (B) yaitu menerapkan penggunaan kartu kata didalam pembelajaran. Adapun proses penerapannya adalah sebagai berikut : 1. Diperlihatkan kartu pertama yang bergambar “Gajah” dengan gambar jelas yang bertuliskan suku kata “ga jah”. 2. Diperlihatkan kartu kedua yang bergambar “Gajah” dengan gambar buram bertuliskan suku kata “ga jah”. 3. Diperlihatkan kartu ketiga tanpa gambar hanya tinggal tulisan suku kata “ga jah”. A2 (Baseline 2) Tahapan ini merupakan pengulangan dari fase baseline A1 sebagai evaluasi sampai sejauh mana intervensi atau treatment yang diberikan berpengaruh kepada subyek, dengan memberikan kembali kartu kata bergambar untuk dibaca oleh subyek. Data yang diperoleh pada baseline kedua ini dengan melakukan observasi langsung ketika sedang membaca media kartu kata bergambar tanpa dilakukan intervensi lagi. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan durasi melihat berapa detik subyek dalam membaca media kartu kata bergambar dalam lima kartu kata. Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah 1 orang siswa kelas I SD DI SD BPI Bandung dengan hambatan ADHD yang mengalami hambatan konsentrasi . Nama
: NF
Jenis Kelamin
: laki-laki
Kelas
: I SD
Tempat tanggal lahir
: Bandung, 9 Juli 2005
Alamat
: Jalan Pasundan No. 40 Bandung
Kondisi anak saat ini anak tersebut cenderung memperlihatkan hambatan dalam memusatkan perhatian (konsentrasi) serta menunjukan impulsifitas dan hiperaktif yang mempengaruhi pada kemampuan belajar.
2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD BPI Bandung yang beralamat di Jalan Halimun No.40 Bandung.
D. Prosedur Penelitian 1. Observasi pendahuluan, Studi pendahuluan lapangan yang dilakukan oleh penulis bertujuan untuk mengetahui subjek dan memperoleh informasi tentang permasalahan yang dimilikinya. 2. Menentukan dan menetapkan perilaku yang akan diubah sebagai target behavior yaitu meningkatkan kemampuan konsentrasi anak ADHD dalam membca dan membuat program intervensi yaitu mendesain dan membuat media kartu kata bergambar.
3. Pengurusan surat izin a. Permohonan surat pengantar dari jurusan kepada fakultas untuk pengesahan judul dan pengangkatan dosen pembimbing. Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Permohonan surat pengantar dari fakultas kepada rektor untuk membuat surat pengantar kepada Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pemerintah Kabupaten Bandung. c. Permohonan izin Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pemerintah Kabupaten Bandung sebagai rekomendasi penelitian di SD Inklusi BPI Bandung. d. Surat pernyataan telah melaksanakan penelitian di SD Inklusi BPI Bandung. 4. Tahap pelaksanaan Pada tahap Pelaksanaan ini dilaksanakan dalam desain A-B-A yang mana memiliki langkah-langkah sebagai berikut: a. Menetapkan kemampuan dasar atau kondisi baseline-1 kemampuan penjumlahan sebanyak 4x sesi. Langkah pertama mengkondisikan subjek pada situasi belajar dengan subjek duduk dan berhadapan dengan peneliti, subjek diminta mengerjakan soal test yang sudah dipersiapkan. b. Melakukan perlakuan pada siswa atau intervensi penggunaan Media kartu kata bergambar terhadap kemampuan konsentrasi anak ADHD dalam membaca. Kegiatan ini dilakukan selama delapan kali intervensi, penilaian dilakukan pada saat intervensi pembelajaran (evaluasi proses pembelajaran). Adapun proses treatment (Langkah operasional media kartu kata bergambar) yang lebih jelas digambarkan sebagai berikut: (1) Anak diperkenalkan materi (media kartu bergambar), cara bermain, dan aturan media kartu kata bergambar. (2) Diperlihatkan kartu pertama yang bergambar “kuda” dengan gambar jelas yang bertuliskan suku kata “kuda”. (3) Diperlihatkan kartu kedua yang bergambar “kuda” dengan gambar buram bertuliskan suku kata “kuda”. (4) Diperlihatkan kartu ketiga tanpa gambar hanya tinggal tulisan suku kata “kuda ”.( peneliti mencatat soal dan berapa lama anak bisa diam). Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan media kartu bergambar maka dilakukan tahapan sesi baseline-2. Baseline-2 merupakan Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengulangan dari baseline-1 yaitu pemberian soal tes dan dilakukan sebanyak empat kali tes tanpa adanya perlakuan atau penggunaan media kartu kata bergambar.
E. Teknik Pengumpulan Data Menyusun instrumen adalah pekerjaan yang penting dilakukan dalam penelitian namun sebelum menyusun instrumen kita perlu mengetahui teknik pengumpulan datanya agar memperoleh hasil sesuai dengan variable yang ditentukan. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data dibagi kedalam 3 fase yaitu: 1. Fase baseline A, pada fase ini pengukuran membaca permulaan dilakukan beberapa sesi yang setiap harinya dilaksanakan tes satu sesi sampai menemui batas keajegan presentase kemampuan membaca. Pengumpulan data dilakukan dengan dengan cara memberikan tes membaca permulaan yang langsung kepada subyek. Peneliti akan melihat respond dan kemampuan dalam membaca permulaan dengan komponen penguasaan kosakata dengan menggunakan presentase. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan media kartu kata bergambar.
Tabel 3.1 Tabel Instrumen
Durasi NO Suku Kata Sesi 1 1
Gajah
2
Rusa
3
badak
4
singa
5
Harimau
Sesi 2
Sesi 3
Sesi 4
Dst.
Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
macan
7
Ular
8
Srigala
9
Bebek
10
Jerapah
2. Fase Intervensi (B), yaitu memberikan treatmen dengan menggunakan media kartu kata bergambar dilakukan sebanyak 8 sesi. Perlakuan yang diberikan terhadap subjek adalah gambar pertama jelas dengan tulisan
kata jelas yang
kemudian pada kartu berikutnya gambar memudar hingga tinggal katanya saja. Subjek diminta untuk membaca setiap kartu kata dari kartu kata pertama hingga kartu keempat yang hanya katanya saja. Pada fase intervensi diberikan perlakuan sebagai berikut : 1.
Mempersiapkan subjek dalam suasana yang tenang, memposisikan subjek didepan penelitian.
2.
Pelaksanaan treatmen tes membaca dengan media kartu kata bergambar seperti dibawah ini.
Gambar 3.1 Contoh kartu bergambar
Ditampiilkan gambar satu persatu dari kartu pertama hingga ketiga serta subyek diminta untuk membaca suku kata disetiap kartu yang ditampilkan.
Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Durasi waktu subyek mampu bersikap diam dan konsentrasi dalam menjalankan tahapan ini dicatat kedalam format peniaian.
3. Fase baseline A2, yaitu dilakukan kembali pengukuran konsentrasi dalam membaca kepada subjek yang sama seperti pada fase baseline A yang dilakukan sebanyak empat sesi. Dimana setiap sesianya dilakukan dalam satu hari didalam kelas pada jam pelajaran. Seperti pada fase baseline A1, pada fase baseline A2 juga hasil durasi konsentrasi subyek dicatat pada format presentase A2. Dengan tes dan prosedur penghitungan konsentrasi yang sama dapat ditarik kesimpulan dari hasil keseluruhan penelitian yang telah dilakukan. Sehingga dapat mengidentifikasi variable bebas (kartu kata bergambar) mempengaruhi variable terikat (konsentrasi) pada subjek penelitian yang didapat dari pengolahan data yang dikumpulkan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (2006: 222) tentang teknik pengumpulan data dalam penelitian bahwa “Hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun angka. Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara observasi, yaitu mencatat perilaku subyek ketika perilaku itu terjadi, yaitu dengan tes membaca yang pengolahannya menggunakan desain ABA (Baseline A1, Intervensi, dan Baseline A2), yaitu berupa persentase durasi konsentrasi subyek.
F. Instrumen Penelitian Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Arikunto (2010 : 203) menyatakan bahwa:
Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen dalam penelitian ini yang digunakan adalah berupa soal tes, dan format isian soal yang akan keluar (melalui teknik observasi). untuk mengetahui kemampuan awal (sesi A-1) menggunakan soal test, pada saat intervensi (B) format isian soal yang keluar, dan kemampuan akhir sebagai evaluasi (sesi A-2) menggunakan soal test. Untuk mempermudah pembuatan instrumen, peneliti membuat beberapa langkah yaitu: a. Membuat kisi-kisi Pembuatan kisi kisi berguna untuk untuk memberikan gambaran untuk menyusun pembuatan butir soal pada variabel yang telah ditentukan (terlampir). b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Perencanaan pembelajaran atau biasa disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. RPP digunakan untuk mempermudah penelitian karena rancangan atau skenario dapat ditentukan terlebih dahulu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Secara teknis rencana pembelajaran mencakup komponen-komponen berikut : (1)Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar. (2)Tujuan pembelajaran. (3)Materi pembelajaran. (4)Pendekatan dan metode pembelajaran. (terlampir) c. Pembuatan butir soal dan format isian soal yang akan keluar Pembuatan butir soal disesuaikan dengan indikator yang telah ditentukan pada kisi-kisi soal. Dari tujuan tersebut dibuat bentuk soal tes dan format isian soal yang akan keluar yang jumlah masing-masing sebanyak 5 soal (terlampir) d. Sistem penilaian butir soal (skala penilaian) Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penilaian butir soal terdiri dari dua kategori atau skala pengukuran yang diambil dari skala Guttman. Menurut Sugiyono (2011: 139) “skala pengukuran tipe dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya - tidak”; “benar-salah”; “pernah tidak pernah”; “positif – negatif”; dan lain-lain”, Peneliti pun memilih dua kategori penilaian yaitu benar-salah, Kategori benar diberi skor 1 dan kategori salah mampu diberi skor 0.
G. Uji Validitas Instrumen Instrumen yang baik adalah instrument yang pengukurannya sesuai dengan apa yang hendak diukur, sesuai pernyataan dari Gay (Sukardi, 2003: 121) bahwa „suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur‟. Validitas tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dengan teknik penilaian (judgement) menurut Margono (2007 : 188) “penentuan suatu alat ukur mempunyai validitas isi, biasanya dapat juga didasarkan pada penilaian para ahli dalam bidang tersebut”. Validitas isi dengan teknik penilaian ini digunakan untuk menentukan apakah tes tersebut sesuai antara tujuan dengan butir soal yang dibuat. Uji validitas dilakukan dengan cara menyusun butir soal yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, kemudian diminta penilaian (judgement) kepada tiga orang guru penilai yaitu guru SD BPI Bandung dan satu dosen Pendidikan Luar Biasa. Uji validitas dilakukan dengan cara menyusun soal-soal membca permulaan yakni dengan memecahkan variabel menjadi sub-variabel dan indikator setelah itu dituangkan dalam butir-butir pertanyaan atau soal kemudian diminta penilaian (judgement) kepada para ahli. Setelah instrumen dinilai (judgement), data yang terkumpul dinilai validitasnya dengan menggunakan rumus: P=
×100 %
Dimana: Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
P
: persentasi
F
: jumlah cocok
N
: jumlah penilai ahli / guru mata pelajaran Apabila semua item dinyatakan valid oleh para ahli dan tidak ada yang diperbaiki
maka instrumen tersebut dapat digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan (adapun hasil expert-judgement dalam penelitian ini terlampir).
H. Teknik Pengolahan Data dan Analis Data Proses pengelolaan dan analisis data yang sudah dikumpulkan melalui penelitian SSR ini menggunakan statistik deskriptif dengan tujuan memperoleh gambaran secara jelas tentang hasil intervensi dalam jangka waktu tertentu dengan mengguanakan grafik untuk memeperjelas gambaran dari pelaksanaan eksperimen sebelum diberikan perlakuan maupun setelah diberikan perlakuan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah memahami data, adakah peningkatan kemampuan konsentrasi anak ADHD dalam membaca setelah diberikan perlakuan tertentu, dalam jangka waktu tertentu dengan penggunaan media kartu kata bergambar. Sedangkan datanya dijabarkan dalam bentuk grafik. Adapun grafik yang digunakan adalah bentuk grafik garis. Mengenai analisis dan grafik ini Sunanto (2005: 36) menyatakan bahwa “dalam penelitian subjek tunggal banyak mempresentasikan data ke dalam bentuk grafik khususnya grafik garis”. Grafik memegang peranan utama dalam menganalisis data sebagaimana yang dikemukakan Sunanto (2005: 35) fungsi grafik diantaranya: a. Absis: garis horizontal (x) yang memberikan keterangan waktu (sesi, hari dan tanggal). b. Ordinat: garis vertikal (y) sebagai variabel terikat (persentase, frekuensi dan durasi) c. Titik Awal: merupakan pertemuan antara sumbu X dan sumbu Y sebagai suatu titik awal satuan variabel bebas dan terikat d. Skala: garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukan ukuran Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Label kondisi: keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen, misalnya kondisi satu ke kondisi lainnya. f. Garis perubahan kondisi: yaitu garis vertikal yang menunjukan adanya perubahan kondisi ke kondisi lainnya g. Judul grafik: judul yang menunjukan hubungan antara variabel bebas dan terikat.
1. Pengolahan Data Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan pengukuran persentase. “Persen atau persentase yang merupakan suatu pengukuran variabel terikat yang biasa digunakan oleh peneliti dan guru untuk mengukur perilaku dalam bidang akademik maupun sosial (Sunanto, 2005: 16). Persentase (%) dihitung dengan cara jumlah soal yang benar dibagi seluruh soal dikalikan seratus tes yang dikerjakan dengan benar 100% jumlah soal
NO Waktu / detik
Keterangan
1.
0
Sangat buruk
2.
12 - 23.9
Buruk
3.
24 - 35.9
Kurang
4.
36 - 47.9
Sedang
5.
48 - 59.9
Baik
6.
≥ 60.
Sangat baik
- 11.9
Tabel 3.2 Data Pengkategorian Kemampuan Konsentrasi anak ADHD dalam membaca
Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Analisis Data Analisis data merupakan tahap terakhir sebelum menarik kesimpulan. Setelah terkumpul, maka data tersebut kemudian diolah dan dianalisis ke dalam statistik deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara jelas dalam jangka waktu tertentu. Penyajian data diolah dengan menggunakan grafik atau diagram. Penggunaan analisis dengan grafik ini diharapkan dapat lebih menjelaskan gambaran dari pelaksanaan eksperimen, sebelum diberikan perlakuan (baseline) maupun pada saat setelah diberikan perlakuan (treatment) dan pelaksanaan pengukuran data dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Grafik merupakan suatu cara untuk menggambarkan suatu keadaan yang bersangkutan dengan bilangan agar lebih mudah untuk mengerti dan ditafsirkan. Grafik bermacam-macam jenisnya seperti grafik garis (poligon), grafik batang (histogram), grafik lingkaran dan grafik gambar. Grafik garis digunakan untuk menggambarkan keadaan yang senantiasa berubah, digunakan juga untuk mengadakan suatu perbandingan antara beberapa jenis selama periode tertentu. Desain SSR ini, menggunakan tipe garis yang sederhana. Sebelum membuat grafik ada empat prinsip dasar yang membantu agar grafik dapat
mengkomunikasikannya
informasi
kepada
pembaca,
yaitu
kejelasan,
kesederhanaan, penampilan dan desainnya. Sebelum membuat grafik perlu memahami komponen-komponen dasar grafik. Menurut Sunanto (2005: 36) grafik yang baik itu adalah: a) Akan menampilkan secara jelas perbedaan antara setiap data dan arahnya. b) Secara jelas memisahkan kondisi eksperimen c) Menghindari tumpang tindih dua data dalam satu grafik d) Memberikan keterangan pada label dan legend. e) Menggunakan proporsi dan skala yang tidak membingungkan pembaca. Selanjutnya
data
dipertanggungjawabkan
dianalisis secara
dengan ilmiah.
perhitungan Perhitungan
tertentu ini
yang
dilakukan
Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat dengan
menganalisis data setiap kondisi dan antar kondisi. Analisis dalam kondisi memiliki komponen yang meliputi: a. Panjang kondisi Panjang kondisi adalah banyaknya data dalam kondisi yang juga menggambarkan banyaknya sesi dalam kondisi tersebut. b. Kecenderungan arah Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam kondisi dimana banyaknya data yang berada di atas dan di bawah garis yang sama banyak. c. Tingkat stabilitas (level stability) Menunjukkan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Tingkat kestabilan dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data yang berada di dalam rentang 50% di atas dan di bawah mean. d. Tingkat perubahan (level change) Tingkat perubahan menunjukkan besarnya perubahan data diantara dua data. Tingkat perubahan merupakan selisih antara data pertama dengan data terakhir. e. Jejak data (data path) Jejak data merupakan perubahan dari data satu ke data lain dalam suatu kondisi dengan tiga kemungkinan yaitu menaik, menurun, dan mendatar. f. Rentang Rentang adalah jarak antara data pertama dengan data terakhir sama halnya pada tingkat perubahan (level change). Sedangkan analisis antar kondisi meliputi komponen sebagai berikut: a. Variabel yang diubah Merupakan variabel terikat atau sasaran yang difokuskan. b. Perubahan kecenderungan arah dan efeknya Merupakan perubahan kecenderungan arah grafik antara kondisi baseline dan intervensi. Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Perubahan stabilitas dan efeknya Stabilitas data menunjukkan tingkat kestabilan perubahan dari sederetan data. d. Perubahan level data Menunjukkan seberapa besar data diubah. e. Data yang tumpang tindih Data yang tumpang tindih antara dua kondisi terjadi akibat dari keadaan data yang sama pada kedua kondisi. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data tersebut adalah: a. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-1. b. Menskor hasil penilaian pada kondisi treatmen/intervensi. c. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-2. d. Membuat tabel penilaian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi baseline-1, kondisi intervensi, dan kondisi baseline-2. e. Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline-1, skor intervensi, dan skor pada kondisi baseline-2. f. Membuat analisis dalam bentuk grafik garis sehingga dapat dilihat secara langsung perubahan yang terjadi dari ketiga fase. g. Membuat analisis kondisi dan antar kondisi.
Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu