BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SDN Sidorejo Lor 06
Salatiga yang beralamatkan di jalan Imam Bonjol Gang Menur 24 Salatiga, pada semester 2 tahun 2013/2014 di SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga. Subyek penelitian adalah siswa kelas III berjumlah 31 siswa yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki. SDN Sidorejo Lor mempunyai 6 ruang kelas, lapangan yang cukup. Kelas yang digunakan untuk penelitian adalah kelas III. Ruang kelas III cukup untuk 31 siswa.
3.2
Variabel Penelitian Variabel penelitian terdiri dari model pembelajaran tipe NHT dan hasil
belajar. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah kegiatan pembelajaran yang menggunakan langkah-langkah membentuk kelompok yang terdiri dari 5 siswa, masing-masing siswa menerima nomor, siswa berdiskusi, siswa menerima panggilan nomor secara acak, dan mempresentasikan/memberi tanggapan hasil diskusi sesuai dengan nomor yang ditunjuk. Hasil belajar adalah total skor dari skor tes dan skor unjuk kerja (terbentuk kelompok, diskusi dan presentasi atau memberi tanggapan).
3.3
Prosedur Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Model PTK
yang digunakan adalah model spiral dari C.Kemmis dan Mc.Taggart. Pelaksanaan PTK melalui siklus yang terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 3 tahap yakni rencana tindakan, tindakan dan observasi, dan refleksi. Pelaksanaan prosedur siklus dapat digambarkan melalui gambar 3.1 sebagai berikut:
27
28
Gambar 3.1 PTK Model Spiral dari C. Kemmis dan Mc. Taggart
Prosedur PTK dengan menggunakan model spiral dari C. Kemmis dan Mc. Taggart berdasarkan gambar 3.1 dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1. Siklus I Dalam siklus I dilakukan melalui 3 tahap yakni: a. Tahap Perencanaan Dalam tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan adalah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran tipe NHT tentang pecahan sederhana beserta perangkat pembelajaran. RPP dalam siklus ini dibuat untuk dua kali pertemuan @ 2x35 menit. b. Implementasi Tindakan dan Observasi Kegiatan yang dilakukan tahap ini adalah mengimplementasikan RPP yang telah
dibuat.
Pembelajaran
yang
dilakukan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan tindakan sebagai berikut membentuk kelompok yang terdiri dari 5 siswa, masing-masing siswa menerima nomor, siswa berdiskusi, siswa menerima panggilan nomor secara acak, dan mempresentasikan/memberi tanggapan hasil diskusi sesuai dengan nomor yang ditunjuk. Untuk mengamati pelaksanaan tindakan yang dilakukan
melalui langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe
NHT dilakukan observasi oleh observer. Dalam pelaksanaan observasi tindakan, observer menggunakan pedoman pengamatan yang berupa lembar
29
observasi, yang berisi indikator-indikator implementasi tindakan atau langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe NHT. c. Refleksi Dalam kegiatan refleksi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan hasil belajar. Langkah kegiatan refleksi adalah mengumpulkan data hasil belajar dan data hasil observasi, kemudian menganalisis skor tes, skor unjuk kerja dan mengklasifikasi hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus I. Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar akan diketahui pencapaian skor hasil belajar dan ketuntasan belajar sehingga diketahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar. Dari hasil observasi yang dicatat dilembar observasi oleh observer, dapat diketahui klasifikasi ada tidaknya pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT dan dapat diketahui catatan-catatan yang diberikan oleh observer, sehingga kelemahan dan kelebihan pelaksanaan tindakan dapat diketahui dengan jelas. Selanjutnya berdasarkan kelemahan tindakan yang ada, dapat digunakan untuk menentukan solusi tindakan siklus II. 2. Siklus II Dalam setiap tahap tindakan dalam langkah-langkah model pembelajaran tipe NHT siklus II, secara prinsip sama dengan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. a. Tahap Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini sama dengan kegiatan yang dilakukan dalam siklus I yaitu penyusunan perangkat pembelajaraan meliputi RPP tentang pecahan, lembar penilaian, serta lembar observasi. RPP dalam siklus ini dibuat untuk dua kali pertemuan @ 2x35 menit. Perencanaan dalam siklus II ini dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus I, sehingga tindakan pada siklus II ini disertai dengan penambahan/penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah pada siklus II.
30
b. Tindakan dan Observasi Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah mengimplementasikan tindakan dalam model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan seperti yang dilakukan pada siklus 1. c. Refleksi Dalam kegiatan refleksi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan hasil belajar. Langkah kegiatan refleksi adalah mengumpulkan data hasil belajar dan data hasil observasi, kemudian menganalisis skor tes, skor unjuk kerja dan mengklasifikasi hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus II. Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar akan diketahui pencapaian skor hasil belajar dan ketuntasan belajar sehingga diketahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar. Dari hasil observasi yang dicatat dilembar observasi oleh observer, dapat diketahui klasifikasi ada tidaknya pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT dan dapat diketahui catatan-catatan yang diberikan oleh observer, sehingga kelemahan dan kelebihan pelaksanaan tindakan dapat diketahui dengan jelas. Diharapkan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II ini tidak ditemui kelemahan sehingga pelaksaan tindakan dapat selesai pada siklus II ini. Namun apabila ditemukan kelemahan dan hasil belajar yang dicapai siswa tidak sesuai dengan indikator keberhasilan PTK maka dilaksanakan tindakan dengan perbaikan pada siklus ke III.
3.4
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: a. Tes Tes adalah salah satu teknik yang dipergunakan untuk mengumpulkan data skor hasil belajar dengan instrumen penelitian berupa butir soal.
31
Kisi-kisi butir soal matematika kelas III pada siklus I dan siklus II disajikan dalam tabel 3.1 berikut ini. Tabel 3.1 Kisi-kisi Evaluasi Matematika Teknik Tes Siklus 1 dan Siklus II Kompetensi Dasar 3. Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah
Indikator Siklus 1 1. Mengenal bilangan pecahan sederhana
2. Membaca lambang bilangan pecahan 3. Menulis lambang bilangan pecahan sederhana Jumlah Siklus II 3. Memahami pecahan 1. Menyajikan nilai sederhana dan pecahan penggunannya dalam bentuk dalam pemecahan gambar dan masalah sebaliknya 2. Membilang pecahan dalam kata-kata 3. Pecahan dalam lambang bilangan 4. Membanding kan dua buah pecahan 5. menggunakan pembanding lebih atau tanda pembanding 6. menggunakan pembanding kurang dari atau tanda pembanding Jumlah
No item soal 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25 25 1, 2, 3, 4, 5
6, 7, 8, 9, 10
11, 12, 13, 14, 15 16, 17, 18, 19 , 20 21, 22, 23, 24, 25
26, 27, 28, 29, 30
30
b. Observasi Observasi adalah teknik yang digunakan untuk mengamati tindakan berupa unjuk kerja yang dilakukan oleh siswa. Instrumen penelitian dengan teknik
32
observasi berupa lembar observasi. Adapun kisi-kisi unjuk kerja siswa untuk mencapai hasil belajar dalam pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe NHT disajikan melalui tabel 3.2 melalui tabel berikut ini. Tabel 3.2 Kisi-kisi Evaluasi Matematika Teknik Non Tes Siklus I dan II Melalui Model Pembelajaran Tipe NHT Standar Kompetensi Mengenal pecahan sederhana
Kompetensi Dasar
Indikator
Memahami pecahan • sederhana dan penggunaanya dalam pemecahan masalah •
Item Lembar Observasi 1
Siswa dapat membentuk kelompok @5 siswa. 2 Siswa dapat berdiskusi dalam kelompok. • Siswa dapat 3 mempresen tasikan atau memberi tanggapan Teknik observasi yang dilakukan untuk mengukur aspek sikap dan
ketrampilan siswa menggunakan lembar observasi terhadap unjuk kerja siswa yang meliputi pembentukan kelompok, kegiatan diskusi dan presentasi atau memberi tangapan. Di samping teknik observasi yang dilakukan untuk mengumpulkan data hasil belajar, dilakukan pula teknik observasi untuk mengumpulkan data keefektifan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, dengan menggunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi implementasi tindakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Adapun kisi-kisi implementasi model kooperatif tipe NHT disajikan melalui tabel 3.3 berikut ini
33
Tabel 3.3 Lembar Observasi Implementasi Model Pembelajaran Tipe NHT ASPEK Pra Pembelajaran 1. Guru menyusun RPP 2. Mendesain model pembelajaran kooperatif tipe NHT 3. Menyusun asesmen 4. Menyusun instrumen Observasi Kegiatan Awal 1. Guru mengawali pembelajaran dengan salam, doa dan presensi 2. Guru melakukan apersepsi 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan NHT Kegiatan Inti 1. Guru menyampaikan materi dengan baik dan berurutan 2. Guru melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran 3. Guru membagi siswa dalam kelompok @ 5 siswa 4. Siswa bergabung dengan kelompok yang ditentukan 5. Guru memberikan penomoran kesetiap siswa dalam kelompok untuk pembelajaran yang menggunakan metode NHT 6. Guru membagikan LKS 7. Siswa melakukan diskusi kelompok 8. Guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok 9. Guru menunjuk 1 siswa secara acak untuk perwakilan kelompok dengan mengambil nomor tertentu untuk menyampaikan hasil diskusi 10. Guru meluruskan kesalahpahaman dan memberi penguatan Kegiatan Penutup 1. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan bersama 2. Guru memberi tindak lanjut berupa PR atau soal evaluasi dan menyampaikan pembelajaran yang akan dipelajari selanjutnya Keterangan: Beri tanda cek (√ ) untuk jawaban yang sesuai
Keberadaan Ya Tidak
34
3.5
Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Tingkat validitas suatu instrumen dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan settiap skor pada butir instrumen dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri (corrected item to total correlation). r < 0,20
: Tidak ada validitas
0.20 ≤ r < 0,40 : Validitas rendah 0,40 ≤ r < 0,60 : Validitas sedang 0,60 ≤ r < 0,80 : Validitas tinggi 0,80 ≤ r < 1,00 : Validitas sempurna Hasil dari uji validasi butir soal pada siklus 1 disajikan melalui tabel 3.4 berikut ini: Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Siklus 1 Bentuk
Item
Instrumen
Soal
Pilihan ganda
25
Valid
Tidak Valid
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 14,
12, 13, 17, 18, 19, 21, 22,
15, 16,
23, 24, 25
20
Butir soal yang dirancang untuk siklus I berbentuk pilihan ganda sebanyak 25 butir soal. Setelah dilakukan uji coba di kelas III SD yang lain, maka hasil yang diperoleh, ada 20 butir soal yang valid dan 5 butir soal yang tidak valid. Hasil dari uji validasi butir soal pada siklus II disajikan melalui tabel 3.5 berikut ini : Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Siklus II Bentuk Instrumen Pilihan ganda
Item Soal 30
Valid
Tidak Valid
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30
16, 19, 26
35
Butir soal yang dirancang untuk siklus II berbentuk pilihan ganda sebanyak 30 butir soal. Setelah dilakukan uji coba di kelas III SD yang lain, maka hasil yang diperoleh, ada 27 butir soal yang valid dan 3 butir soal yang tidak valid Tingkat reabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relative konsisten jika dikenakan pada suatu objek. Sutrisno Hadi (Arikunto, 2010:173). Kriteria untuk menentukan tingkat reabilitas instrumen yang digunakan berdasarkan pedoman yang dikemukakan oleh George
dan Mallery yang
didasarkan pada nilai koefisien alpha Cronbach (α) sebagai berikut: α ≤ 0,7
: Tidak dapat diterima
0,7 < α ≤ 0,8
: Dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9
: Reabilitas Bagus
α > 0,9
: Reabilitas memuaskan
Pengujian instrumen penelitian ini menggunakan program SPSS 20.0 dibawah ini merupakan tabel uji reliabilitas siklus I disajikan melalui tabel 3.6 berikutini. Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Siklus 1
Uji reliabilitas siklus I berada di titik 0,8 < α ≤ 0,9 sehingga dapat dikatakan bahwa reliabilitas bagus. Sedangkan pengujian instrumen penelitian siklus II, hasil uji reliabilitas disajikan melalui tabel 3.7 berikut ini:
36
Tabel 3.7 Uji Reliabilitas siklus II
Uji reliabilitas siklus II berada di titik 0,8 < α ≤ 0,9 sehingga dapat dikatakan bahwa reliabilitas bagus.
3.6
Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik persentase
yaitu dengan membandingkan hasil belajar antar siklus berdasarkan ketuntasan belajar dengan KKM > 65, skor minimal, skor maksimal dan rata-rata skor kelas. Analisis tersebut dilakukan dengan menghitung ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut:
Ketuntasan klaksikal =
3.7
Indikator Keberhasilan Indikator
digunakan
untuk
mengukur
tingkat
keberhasilan
dalam
melaksanakan PTK. Adapun indikator PTK ini apabila 90% siswa telah tuntas belajar dengan KKM > 65.