BAB III Metode Penelitian
A. Waktu dan Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Desember. Dengan waktu penelitian tersebut diharapkan dapat mewujudkan hasil yang optimal dan sesuai dengan tujuan penelitian. 2. Tempat Penelitian Tempat kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdapat di wilayah Jakarta Barat dan Selatan untuk mendapatkan data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
B. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode penelitian kausal dengan hipotesis asosiatif, yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel terhadap variabel tertentu yang bersifat sebab akibat. Dalam penelitian ini terdapat empat variabel bebas (independent variabel) yaitu Profesionalisme, Gaya
59
60
Kepemimpinan, Etika Profesi dan Budaya Organisasi serta satu variabel terikat (dependen variabel) yaitu kinerja auditor.
C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 1. Variabel Dependen
Variabel Dependen (dependent variable) adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti (Sekaran, 2006).
Variabel dependen penelitian ini adalah kinerja auditor. Kinerja auditor menurut Suryanita Weningtyas dkk. (2007) dapat diketahui dari seberapa jauh auditor menjalankan prosedur-prosedur audit yang tercantum dalam program audit. Terdapat beberapa variabel bebas profesionalisme (X1), gaya kepemimpinan (X2), etika profesi (X3) dan budaya organisasi (X4) serta variabel terikat kinerja auditor (Y) sebagai indikator penelitian yang mana setelah dilakukan penelitian dapat disimpulkan atau dapat ditarik kesimpulan ada atau tidaknya pengaruh diantara variabel bebas tersebut secara terpisah maupun secara bersama – sama secara signifikan mempengaruhi kinerja auditor dan diantara empat variabel bebas tersebut variabel mana yang paling dominan yang dapat mempengaruhi kinerja auditor.
61
Kinerja auditor berkaitan dengan kualitas jasa audit, penting untuk meyakinkan bahwa pelayanan profesi yang diberikan dilaksanakan dengan standar kinerja yang tinggi. Kinerja kantor akuntan publik yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja auditor. Oleh karena itu, kualitas hasil audit merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh para auditor dalam proses pengauditan.
Teori keagenan dapat membantu auditor memahami konflik kepentingan yang muncul antara principal dan agen. Principal selaku investor bekerja sama dan menandatangani kontrak kerja dengan agen atau manajemen perusahaan untuk menginvestasikan keuangan mereka. Dengan adanya auditor yang independen diharapkan tidak lagi terjadi kecurangan dalam laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. Sehingga akan menghasilkan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dalam mengambil keputusan rasional untuk investasi. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert 5 poin yang terdiri atas 15 item pertanyaan. Instrument yang digunakan untuk mengukur variabel ini berdasarkan beberapa ciri-ciri yang dinyatakan oleh Any dan Sukriah (2009) yang terdiri dari 5 pernyataan mutu pekerjaan, 5 pertanyaan kompleksitas pekerjaan dan 5 pernyataan Kesesuaian pemeriksaan dengan standar audit.
62
2. Variabel Independen Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain baik secara positif maupun negatif (Sekaran, 2006). Variabel independen dapat disebut sebagai variabel yang mendahului (antecedent variable), atau juga dapat dinamakan variabel yang diduga sebagai sebab (presumed cause variable). Variabel independen penelitian ini adalah profesionalisme, gaya kepemimpinan, etika profesi dan budaya organisasi. a. Profesionalisme (X1) Profesionalisme juga merupakan sebutan yang mengacu pada sikap mental dalam bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk
senantiasa
mewujudkan
dan
meningkatkan
kualitas
profesionalnya ( Surya, 2007 : 74 ). Dalam penelitian ini konsep profesionalisme yang digunakan adalah konsep untuk mengukur bagaimana para profesional memandang profesi mereka yang tercermin dalam sikap dan perilaku mereka. Dengan anggapan bahwa sikap dan prilaku mempunyai hubungan timbal balik. Prilaku profesionalisme merupakan cerminan dari sikap profesionalisme, demikian pula sebaliknya sikap profesionalisme tercermin dari perilaku yang profesional. Penelitian dengan judul Pengaruh Independensi, Profesionalisme dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor oleh Kompiang Martina Dinata Putri I.D.G Dharma (2013) menunjukkan analisis data yang
63
pergunakan ialah regresi linear berganda. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa independensi, profesionalisme, dan etika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat independensi, profesionalisme, dan etika profesi maka semakin tinggi hasil kinerja yang dihasilkan oleh auditor.
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert 5 poin yang terdiri atas 15 item pertanyaan. Instrument yang digunakan untuk mengukur variabel ini berdasarkan beberapa ciri-ciri yang dinyatakan oleh Novanda friska bayu aji kusuma (2012) yang terdiri dari 3 pernyataan pengabdian pada profesi, 3 pertanyaan kewajiban sosial, 3 pertanyaan kemandirian, 3 pertanyaan keyakinan profesi dan 3 pernyataan hubungan dengan rekan seprofesi.
b. Gaya Kepemimpinan (X2) Gaya digunakan
kepemimpinan seseorang
merupakan
pada
saat
norma
orang
perilaku
tersebut
yang
mencoba
mempengaruhi orang lain seperti yang ia lihat (Thoha (1993) dalam Randhita (2009). Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk
mencapai tujuan
mempengaruhi untuk
kelompok dan budayanya. Selain interpretasi
mengenai
itu
peristiwa-peristiwa
juga para
memperbaiki mempengaruhi pengikutnya,
64
pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerjasama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerjasama dan orang-orang di luar kelompok atau organisasi (Tampubolon,2008).
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert 5 poin yang terdiri atas 6 item pertanyaan. Instrument yang digunakan untuk mengukur variabel ini berdasarkan beberapa ciri-ciri yang dinyatakan oleh Reza Pahlevy (2013), yang terdiri dari 3 pernyataan gaya kepemimpinan berorientasi tugas (structure) dan 3 pernyataan gaya kepemimpinan berorientasi pada orang.
c. Etika Profesi (X3) Standar etika diperlukan bagi profesi audit karena auditor memiliki posisi sebagai orang kepercayaan dan menghadapi kemungkinan benturan-benturan kepentingan. Menurut Ariyanto, dkk. (2010) etika profesi sangatlah dibutuhkan oleh masing-masing profesi, untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, seperti profesi auditor. Menurut Halim (2008:29) etika profesi meliputi suatu standar dari sikap para anggota profesi yang dirancang agar sedapat mungkin terlihat praktis dan realitis, namun tetap idealistis. Setiap auditor harus mematuhi etika profesi mereka agar tidak menyimpangi aturan dalam menyelesaikan laporan keuangan kliennya. Akuntan publik dalam menjalankan profesinya diatur
65
oleh kode etik profesi. Di Indonesia dikenal dengan nama Kode Etik Akuntan Indonesia. Dengan adanya kode etik, masyarakat akan dapat menilai sejauh mana seorang auditor telah bekerja sesuai dengan standar- standar etika yang telah ditetapkan oleh profesinya.
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert 5 poin yang terdiri atas 25 item pertanyaan. Instrument yang digunakan untuk mengukur variabel ini berdasarkan beberapa ciri-ciri yang dinyatakan oleh Abdul Halim (2001), yang terdiri dari 5 pernyataan kepribadian, 5 pertanyaan kecakapan profesional, 5 pertanyaan kode etik, 5 pertanyaan tanggungjawab dan 5 pernyataan penafsiran dan penyempurnaan kode etik.
d. Budaya Organisasi (X4) Robbins ( 2010 : 63 ) menyatakan pendapat bahwa budaya organisasi telah diketengahkan sebagai nilai – nilai, prinsip – prinsip, tradisi dan cara- cara bekerja yang dianut bersama oleh para anggota organisasi dan mempengaruhi cara mereka bertindak. Dalam kebanyakan organisasi, nilai – nilai dan praktik – praktik yang dianut bersama ini telah berkembang pesat seiring dengan perkembangan zaman dan benar – benar sangat mempengaruhi bagaimana sebuah organisasi dijalankan.
66
Budaya organisasi dapat sangat mempengaruhi individu dan kinerja perusahaan, terutama dalam lingkungan yang bersaing. Tantangan
baru
yang
dihadapi
perusahaan
mendorong
diciptakannya cara baru melakukan sesuatu untuk perbaikan kinerja yang terus menerus.
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert 5 poin yang terdiri atas 8 item pertanyaan. Instrument yang digunakan untuk mengukur variabel ini berdasarkan beberapa ciri-ciri yang dinyatakan oleh Anggun Ningsih (2013). Sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel No
Variabel
Dimensi Pengabdian pada profesi Kewajiban sosial
1
Profesionalisme (Novanda friska bayu aji kusuma, 2012)
Kemandirian Kepercayaan terhadap profesi Hubungan dengan rekan seprofesi
2
3
Gaya Kepemimpinan (Reza Pahlevy, 2013)
Etika Profesi (Abdul Halim, 2001)
Berorientasi pada tugas Berorientasi pada orang
Kepribadian
-
Indikator Riskan meninggalkan pekerjaan Memegang teguh profesi Bekerja di atas normal Menciptakan transparasi Dasar kepercayaan masyarakat Pendapat atas laporan keuangan Hasil audit sesuai fakta Tidak ada tekanan manajer Audit oleh eksternal auditor Menilai auditor lainnya Penetuan ketepatan Bertukar pendapat Mendukung organisasi Partisipasi pertemuan Mengawasi pekerjaan bawahan Memberikan pengarahan Melihat pekerjaan dari hasil Mendengarkan pendapat Kerja sama tim Mengerti kebutuhan bawahan Mementingkan kepentingan umum Berkepribadian Bertanggungjawab Memiliki kode etik
Skala
Ordinal
Ordinal
Ordinal
67
Kecakapan profesional Pelaksanaan kode etik
Tanggung jawab
Penafsiran dan penyempurnaan kode etik
Budaya Organisasi 4
(Anggun Ningsih, 2013)
5
-
Nilai-nilai dalam budaya organisasi
Mutu Pekerjaan
Kinerja Auditor
-
Kompleksitas pekerjaan
(Any dan Sukriah, 2009) Kesesuaian Pemeriksaan dengan standar audit
-
-
Tidak mengaitkan nama personal Prinsip kehati-hatian Obyektif Sesuai norma pemeriksaan Berpegang teguh pada kode etik Bekerja sesuai kode etik Mengamalkan kode etik Tanggungjawab terhadap klien Menjaga rahasia klien Menjaga citra dan kepercayaan Bersikap profesional Sesuai standar teknis Tidak menafsirkan kode etik sesuai kepentingan pribadi Bekerja dan bersikap sesuai dengan kode etik Mendorong inovasi karyawan Disiplin Memperhatikan hal-hal yang rinci dan detail Berorientasi pada hasil dan teknik Bekerja secara tim Pengambilan keputusan dengan memperhatikan dampak terhadap karyawan Bertanggungjawab Tepat waktu Berkualitas Tingkat kerumitan pekerjaan Kompleksitas kerja Proses dan tahapan informasi Keterkaitan dengan pekerjaan lain Penetapan sasaran, ruang lingkup dan metode pemeriksaan Review laporan dan hasil Melakukan pengujian bukti Dalam pemeriksaan, harus sesuai dengan kode etik
Sumber : Data diolah
D. Pengukuran Variabel Menurut Sekaran (2006) skala interval digunakan untuk beragam item yang mengukur satu variabel yang dapat dihasilkan dengan skala lima point atau lebih yang kemudian dapat diterapkan pada seluruh item. Semua variabel diatas diukur dengan menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2009:132) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat
Ordinal
Ordinal
68
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Tabel 3.2 Skala Likert Untuk Kuisioner Sangat tidak setuju (STS)
1
Tidak setuju (TS)
2
Kurang setuju (KS)
3
Setuju (S)
4
Sangat setuju (SS)
5
Sumber : Sugiyono (2009:132) Sebelum alat ukur ini digunakan maka dilakukan uji coba alat ukur untuk menguji validitas datanya. Uji coba dilakukan pada responden – responden yang dipilih.
E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejaian atau hal yang ingin diinvestigasi (Sekaran, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akuntan publik atau auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Pulik ( KAP ) yang berada di Jakarta Barat dan Jakarta Selatan.
69
2. Sampel Penelitian Sampel penelitian menurut Sugiyono (2009:116) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan metode probability sampling yaitu Convenience Sampling, sampel diambil berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristiknya, maka orang tersebut dapat dijadikan sampel (Sugiono, 2008:116). Data penelitian ini dikumpulkan melalui survey dengan mengisi kuisioner yang dikirim kepada responden.Kriteria sampel yang dipilih yaitu Responden audit yang tidak dibatasi oleh jabatan auditor pada kantor akuntan publik (partner, junior atau senior) yang telah terdaftar pada Directory Kantor Akuntan Publik yang dikeluarkan IAI. Setelah dilakukan survey dan konfirmasi untuk penelitian ternyata hanya terdapat beberapa KAP yang auditornya bersedia menjadi responden. Tabel 3.3 Daftar Kantor Akuntan Publik Yang Dijadikan Sampel No
Nama
Alamat
1
KAP Riza Adi & Rekan
KEP-088/KM.6/2003 Jl. Anggrek Garuda Raya no.9 Jakarta Barat 11480 Telp : (021) 53679807 KEP-762/KM.1/2010 Jl. Anggrek Garuda Raya Blok I no. 3 Jakarta Barat 11480 Telp : (021) - 53671705 KEP-680/KM.1/2012 Jl. Rudal Raya Blok M no.12 Lantai 2&3 KAV Hankam Joglo, Jakarta Barat 11640
2
3
Moch. Zainuddin & Sukmadi
Purba Lauddin & Rekan
Jumlah Responden 10
10
10
70
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Soejatna, Mulyana & Rekan
Drs. Chaeroni & Rekan
Drs. Ratna Widjaja
Drs. Sukrisno Sarwoko, Sandjaja & Rekan
Idris dan Sudiharto
Nahlizar, Jailan & Rekan
Michelle Kristian
KAP Tasnim Ali Widjajarko & Rekan KAP Darmawan, Hendang dan Yogi KAP Hendrawinata Eddy dan Siddharta
14
KAP More Stephens
15
KAP Herianto Sidik & Rekan
16
KAP Drs. Danny Sugandha
Telp : (021) –58905207 KEP-664/KM.17/1998 Kompleks Ruko Taman Meruya Blok M no. 78 Jakarta Barat 11620 Telp: (021)-5868275 KEP-9/KM.1/2007 Jl. Anggrek neli murni II/C5 Kemanggisan, Slipi Jakarta Barat 11480 Telp: (021)-5321037 KEP-162/KM.6/2002 Ruko Kembangan Indah no.168 F Lt.2 Jl. Kembangan Raya Jakarta Barat 11610 Telp: (021)-5806282 KEP-079/KM.6/2001 Ruko Central Grenville Jl. Tanjung duren barat no.2R Jakarta Barat 11510 Telp: (021)-5640284 KEP-293/KM.1/2009 Total Building Lt.8 Suite 808 Jl. Letjen S. Parman Kav.106 A Jakarta Barat 11440 Telp: (021)-56951568 KEP-420/KM.5/2005 Wisma IWI Lt.3 Suite 308 Jl. Arjuna Selatan Kav.15, Kebun Jeruk Jakarta Barat 11530 Telp: (021)-5330272 KEP-186/KM.1/2012 Ruko Taman Palem Lestari Blok B 18 no. 2, Cengkareng Jakarta Barat 11730 Telp: (021)-26757837 Menara Kadin Indonesia 9th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav.2-3, Jakarta Selatan 12950 Menara Kadin Indonesia 27th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav.2-3, Jakarta Selatan 12950 Arlobimo Central 3th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-2 Kav.5, Jakarta Selatan 12950 7th Floor, Jl. Jendral Sudirman Kav.32 Gedung Menara FIF 12th Floor Suite 121 Jl. TB. Simatupang Kav.15 Cilandak, Jakarta Selatan 12240 Wisma Siaga Blok 1 lt.2 Jl. Siaga I no. 1 Pasar Minggu Jakarta Selatan 12510
10
10
5
10
5
10
10
10
10
10 10
10 10
71
17.
KAP Labib Y. Wardiman & Rekan
ILP Building 2nd Floor Jl. Raya Pasar Minggu No. 39 A Pancoran Jakarta 12780 Tlp: (021) 7971-288 Total Responden
10
160
Sumber : Data Primer yang diolah (Tahun 2014)
F. Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2009 : 199 ) metode pengumpulan data yang digunakan untuk mempermudah pengambilan data penelitian skripsi diperoleh dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawab. 1.
Penelitian Lapangan ( field research ) Penelitian yang dilakukan dengan cara mendatangi responden yang akan diteliti. Adapun tujuan yang diharapkan adalah untuk memperoleh data – data secara langsung dari pihak akuntan publik. Teknik yang digunakan dalam penelitian lapangan adalah dengan menyebarkan daftar pertanyaan atau kuisioner kepada pihak – pihak yang terkait dengan penelitian untuk diisi dengan jujur dan di harapkan penulis memperoleh data sebenarnya dari lingkungan auditor. Data dan fakta yang objektif sangat diperlukan untuk memeproleh suatu hasil pembahasan dan bentuk penulisan yang ilmiah serta dapat dipertanggungjawabkan. Pengumpulan data dengan metode ini diperoleh dengan dua cara utama, yaitu : a.
Observasi Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung objek penelitian
72
b.
Kuisioner Yaitu teknik pengumpulan data dengna cara membuat pertanyaan – pertanyaan yang diajukan penulis kepada pohak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
G. Metode Analisis Data Penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan instrument dalam kuisioner harus diuji kualitas datanya atau syarat yang penting yang berlaku dalam kuisioner seperti, keharusan suatu kuisioner normal valid dan reliable. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrument tersebut normal, valid atau reliable untuk variabel yang akan diukur, sehingga penelitian ini bisa mendukung hipotesis. Untuk itu metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statik yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan komputer pengolahan data SPSS versi 20. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara satu variable X dengan variabel Y. Dimana variabel X adalah hasil kuisioner profesionalisme, gaya kepemimpinan, etika profesi, budaya organisasi dan variabel Y adalah kinerja auditor. Berdasarkan tujuan penelitian untuk mendapatkan bukti empiris tentang ada tidaknya pengaruh profesionalisme, gaya kepemimpinan, etika profesi dan budaya organisasi terhadap kinerja auditor. Maka dalam penelitian ini pengujian data yang dilakukan adalah :
73
1. Statistik Deskriptif Analisis yang dipergunakan untuk menganalisis data penlitian dengan cara mendeskripsikan data sampel yang terkumpul. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang terlihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum dan minimum (Ghozali, 2011:119). 2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Yang dimaksud dengan validitas adalah pernyataan sejumlah mana data yang ditampung pada suatu kuisioner dapat mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuisioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut (Ghozali, 2011:52). Hal ini untuk mengetahui apakah semua pernyataan dalam kuisioner tidak ada satupun yang menyimpang dari topik. Sebuah butir soal dapat dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor pada awal yang mempunyai kesejajaran pada kotak. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi Corrected Item – Total Correlation. Syarat yang digunakan untuk menyatakan kesahan pada instrument pengukur variabel adalah : 1. Bila skor tiap pernyataan berkorelasi positif dengan skor total.
74
2. Peluang ralat (P) maksimal adalah 0,05. Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor, sehingga dapat dinilai Pearson Correlation. Kriteria pengambilan keputusan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu data: Jika r hitung > r tabel, maka data dinyatakan valid. Jika r hitung < r tabel, maka data dinyatakan tidak valid. b. Uji Reliabilitas Pengujian yang dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban responden.
Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011:47). Pengujian ini menggunakan metode statistic Crombach Alpha dengan nilai sebesar 0,60 suatu kuisioner dapat dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau satabil dari waktu ke waktu. Suatu kontrak dikatakan reliable apabila memberika nilai Crombach Alpha > 0,60 maka butir pertanyaan dalam pnelitian tersebut adalah reliable (dapat diandalkan) dan sebaliknya jika nilai Crombach Alpha < 0,60 maka butir pertanyaan tersebut tidak reliable.
75
3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel
dependen dan variabel independen keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2011:160). Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat melihat grafik Normal P.P Plot of Regresion Standar Residual. Deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan antara lain : (1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. (2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan / tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Pengujian normalitas data juga dilakukan dengan menggunakan One Sample Kormogorow Samirnow Test, dengan melihat tingkat signifikansi 5%. Dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah dengan probabilitas asyanp.Sig (2-tailed) > 0.05 maka data mempunyai distribusi normal dan sebaliknya jika probabilitas asymp.sig (2-tailed) < 0.005 maka data mempunyai distribusi yang tidak normal.
76
b. Uji Multikolonearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi antara variabel independen. Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan melihat (1) nilai tolerance dan lawannya (2) VIF (Variance Inflation Factors). Jika tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10 maka terjadi gejala Multikolinearitas (Ghozali, 2011:105).
c. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas terjadi jika varian dan residual suatu pengamatan ke pengamatan lain terjadi ketidaksamaan. Jika variabel independen secara signifikan mempengaruhi variabel dependen maka indikasi terdapat problem heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139).
Model regresi
yang
baik
adalah
tidak
terjadi
heterokedastisitas, Untuk mendeteksi Heteroskedastisitas dapat melihat grafik. Deteksinya dengan melihat tidaknya pola tertentu pada grafik dimana sumbu X dan Y yang telah diprediksi dan sumbu Y adalah residual yang telah di studendized. Dasar pengambilan keputiusan antara lain seperti berikut : (a) jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang melebar) maka telah terjadi Heteroskedastisitas dan (b) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik
77
menyebar diatas angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Homoskedastisitas.
4. Uji Analisis Regresi Linier Berganda Kegiatan pengelolaan data dengan melakukan tabulasi terhadap kuisioner dengan memberikan dan menjumlahkan bobot jawaban pada masing – masing pertanyaan untuk masing – masing variabel. Analisa data menggunakan regresi berganda (Multiple Regression) untuk menguji pengaruh variabel – varabel independen terhadap variabel dependen.Kemudian dilakukan pengecekan dengan melakukan plot data untuk melihat adanya data linear atau tidak linier persamaan yang digunakan adalah :
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + c Keterangan : a
= konstanta
Y
= Kinerja Auditor
b1 b2…b4
= Koefien regresi
X1
= Profesionalisme
X2
= Gaya kepemimpinan
X3
= Etika profesi
X4
= Budaya Organisasi
a
= Nilai Konstanta
78
c
= Galat ( error )
5. Uji Hipotesis a. Uji R2 (koofisien Determinasi) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar ketertarikan
atau
keeratan
variabel
independennya
yaitu
:
Profesionalisme, gaya kepemimpinan, etika profesi dan budaya organisasi. Koofisien korelasi berganda biasanya diberi simbol R2. Dalam persamaan regresi yang menggunakan lebih dari suatu variabel independen, maka nilai R2 digunakan untuk menjelaskan persamaan regresi tersebut.
Nilai koefisien
determinasi R2
menunjukan presentase tingkat kebenaran suatu prediksi dari pengujian regresi yang dilakukan (ghozali, 2011:177).
b. Uji F (Uji Regresi secara bersama – sama) Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel – variabel independen secara bersama – sama (stimulant) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05 (Ghozali, 2011:117). Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak. Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima.
79
Selain itu uji F juga dapat dilihat dari besarnya probabilitas value (p value) dibandingkan dengan 0,05. Kriteria yang digunakan sebagai berikut : Jika Pvalue < 0,05 maka H0 ditolak. Jika Pvalue > 0,05 maka H0 diterima.
c. Uji Statistik t (Uji Regresi Parsial) Uji t atau test of significance digunakann untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parial ( individu ), derajat signifikansi yang digunakan adalah 0,05 (Ghozali, 2011:178). Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak. Jika thitung < ttabel maka H0 diterima. Selain itu uji t juga dapat dilihat dari besarnya probabilitas value (p value) dibandingkan dengan 0,05. Kriteria yang digunakan sebagai berikut: Jika p value < 0,05 maka H0 ditolak Jika p value < 0,05 maka H0 ditolak