BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di SD Negeri Banyumudal 2, Kecamatan Sapuran,Kabupaten Wonosobo yang beralamatkan di desa Banyumudal dusun Bakalan Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo. 3.1.2 Setting Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan pada bulan Januari - April semester II tahun pelajaran 2011 / 2012. 3.1 Bagan Jadwal Penelitian Waktu No
Kegiatan
1
Proposal PTK
2
Siklus I
Jan
Februari
4
1
2
3
Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi 3
Maret
Siklus II Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Pelaporan
24
4
1
2
April 3
4
1
2
3
4
25
3.1.3 Mata Pelajaran Dalam
penelitian ini penulis
mengambil
mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam kelas V Semester 2 dengan pokok bahasan sifat- sifat cahaya. 3.1.4 Karakteristik Siswa Penelitian dilakukan di SDN Banyumudal 2 Kabupaten Wonosobo. Subyek dari penelitian tindakan kelas
siswa Kelas V SDN Banyumudal 2
Kabupaten Wonosobo Semester II Tahun Pelajaran 2011/ 2012 dengan jumlah siswa 32 siswa, yang terdiri atas 15 siswa laki- laki dan 17 siswa perempua. Siswa kelas V ini prestasi belajarnya masih rendah dalam pembelajaran IPA. Dari 32 siswa terdapat 22 siswa mendapatkan nilai dibawah 64 atau belum mencapai KKM yang ditentukan. Karakteristik siswa kelas V ini adalah berumur antara 9 tahun sampai 11 yang merupakan menuju tahap berpikir konkrit/ nyata. Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani dan buruh tani. 3.2 Variabel Penelitian Variabel penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Model pembelajaran NHT ( Numbered Heads Together) adalah suatu proses mengatur proses pembelajaran agar terjadi interaksi antara guru, siswa dan adanya keaktifan model pembelajaran yang diterapkan 1. Variabel Bebas (X) Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah metode pembelajaran NHT (Numbered Heads Together). 2. Variabel Terikat (Y) Adalah unsur yang diikat oleh adanya variabel yang lain, jadi variabel terikat merupakan gejala sebagai akibat dari variabel bebas Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah keaktifan dan hasil belajar siswa.
26
3.3 Definisi Operasional Definisi operasional dalam penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk menghindari perbedaan interpretasi makna terhadap hal-hal yang bersifat esensial yang dapat menimbulkan kerancuan dalam mengartikan judul, maksud dari penelitian, disamping itu juga sebagai penjelas secara redaksional agar mudah dipahami dan diterima oleh akal sehingga tidak terjadi dikotomi antara judul dengan pembahasan dalam skripsi ini. Definisi operasional ini merupakan suatu bentuk kerangka pembahasan yang lebih mengarah dan relevan dengan permasalahan yang ada. Sesuai dengan judul “Penggunaan Metode NHT (Numbered Heads Together) Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas SD Negeri Banyumudal 2 Kabupaten Wonosobo Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/ 2012”, maka batasan pengertian di atas meliputi : 1.Penggunaan Metode NHT ( Numbered Heads Together) a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka, metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. merupakan metode atau cara yang dilakukan oleh seorang pendidik atau seorang guru kepada siswa pada saat mengajar. ( http:/abangilham. wordpress. com/feed/ ) b. NHT (Numbered Heads Together) Menurut Ahmad Zuhdi (2010:64) NHT (Numbered Heads Together) adalah suatu model pembelajaran kooperatif dimana siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok, lalu secara acak guru memanggil nomor dari siswa
27
Model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) ini secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran. Tahapan dalam pembelajan NHT(Numbered Heads Together) menurut Trianto (2007 : 62)
sebagai berikut : Penomoran,
Pengajuanpertanyaan, Berfikir bersama, Pemberian jawaban 2.Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar a
Kamus Besar Bahasa Indonesia Meningkatkan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan agar menjadi lebih baik.
b
Keaktifan Rochman Natawijaya dalam Depdiknas (2005: 31), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar
c
Hasil Belajar Menurut Arif Gunarso ( Lina, 2009: 5) Jadi hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang dari proses belajar yang telah dilakukannya. Hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik dengan melakukan usaha secara maksimal yang dilakukan oleh seseorang setelah melakukan usaha-usaha belajar. Hasil belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lainnya, ditinjau dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Belajar itu sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, atau memaknai sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kiat bicara tentang hasil belajar, maka hal itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh si pembelajar
28
Dari denifisi para ahli dapat disimpulkan bahwa Penggunaan Metode NHT (Numbered Heads Together) Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa adalah cara yang dilakukan oleh peneliti atau seorang guru kepada siswa
pada saat mengajar
dengan
menggunakan metode
NHT
(Numbered Heads Togther) dimana siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok, lalu secara acak guru memanggil nomor dari siswa secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran adapun tahapan pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) sebagai berikut : Penomoran, Pengajuan pertanyaan, Berfikir bersama, Pemberian jawaban
dengan menggunakan metode pembelajaran NHT
(Numbered Heads Together) bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Keaktifan berarti Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keterlibatan siswa secara fisik , mental intelektual dan emosional mengalami peningkatan, sebagai proses perubahan tingkah perilaku yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir sebagai hasil seseorang dalam melakukan kegiatan pada proses pembelajaran dan terjadi karena proses latihan dan pengalaman guna memperoleh hasil belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang dari proses belajar yang telah dilakukannya. Hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik dengan melakukan usaha secara maksimal yang dilakukan oleh seseorang setelah melakukan usaha-usaha belajar. Hasil belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai dan yang diperoleh dari tes tertulis.
29
3.4 Prosedur Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus yang dipergunakan adalah model Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2006: 16) terdapat
empat tahap rencana tindakan, meliputi: Perencanaan, Pelaksanaan
tindakan dan pengamatan/observasi, dan Refleksi.
Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
3.2 Bagan Prosedur Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan melalui Siklus I dan Siklus II, sebelum dilaksanakan penelitian menyusun suatu perencanaan mengenai apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah perencanaan akan dilaksanakan tindakan dengan suatu pengamatan mengenai jalanya tindakan dalam pembelajaran, setelah tindakan akan dilaksanakan refleksi berdasarkan hasil pengamatan. Hasil refleksi untuk menemukan kelemahan dan kekurangan yang ditemukan pada tindakan Siklus I kemudian akan dilaksanakan dan diperbaiki pada Siklus II yang pelaksanaanya sama pada Siklus I.
30
SIKLUS I 1. Perencanaan Perencanaan pada penelitian tindakan kelas ini meliputi: 1) Penulis merancang dan merencanakan pembelajaran IPA kelas V dengan cara meyusun RPP. 2) Menentukan lamanya waktu dalam kegiatan pembelajaran. 3) Menetapkan teknik pembelajaran. 4) Menyiapkan alat yang akan mendukung pembelajaran. 5) Kesimpulan dan evaluasi. 6) Pemantapan dan tindak lanjut 2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan a) Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru kelas. Pelaksanaan tindakan pada siklus I terdiri 2 pertemuan, yaitu sebagai berikut: 1) Pertemuan I a. Membuka pelajaran meliputi apersepsi dan motivasi b. Guru
kelas
menjelaskan
kepada
siswa
tentang
kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan. c. Guru kelas meminta siswa mempersiapkan alat tulis. d. Guru menjelaskan metode pembelajaran NHT (Numbered Heads Together). e. Guru kelas membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri dari 8 siswa. f. Guru kelas menjelaskan cara pelaksanaan diskusi. g. Setelah guru kelas menjelaskan cara pelaksanaan diskusi, guru kelas membagikan nomor. Setiap kelompok mendapat nomor 1 -8. h. Setelah semua kelompok mendapat nomor, diskusi pun dimulai.
31
i. Guru kelas memberikan soal dan alat peraga yang menunjang proses diskusi, setiap kelompok mendapat soal yang sama, setelah siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan guru kelas. Guru kelas menunjuk secara acak perkelompok untuk mendapatkan jawaban yang berbeda- beda. j. Guru kelas membahas jawaban dari kelompok yang berbeda – beda dengan memanfaatkan alat peraga untuk menemukan masalah soal yangdiberikan oleh guru. 2) Pertemuan II a. Membuka pelajaran meliputi apesepsi dan motivasi. b. Guru
kelas
menjelaskan kepada
siswa
tentang
kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan. c. Guru kelas meminta siswa mempersiapkan alat tulis. d. Guru kelas membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri dari 8 siswa. e. Guru kelas menjelaskan cara pelaksanaan diskusi. f. Setelah guru kelas menjelaskan cara pelaksanaan diskusi, guru kelas membagikan nomor. Setiap kelompok mendapat nomor 1 8. g. Setelah semua kelompok mendapat nomor, diskusi pun dimulai. h. Guru kelas memberikan soal dan alat peraga yang menunjang proses diskusi, setiap kelompok mendapat soal yang sama, setelah siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan guru kelas. Guru kelas menunjuk secara acak perkelompok untuk mendapatkan jawaban yang berbeda- beda. i.
Guru kelas membahas jawaban dari kelompok yang berbeda – beda dengan memanfaatkan alat peraga untuk menemukan masalah soal yangdiberikan oleh guru..
32
j.
siswa di berikan pertanyaan dan
membuat kesimpulan dari
praktek tersebut. k. Guru meminta siswa untuk menggerjakan soal evaluasi. b) Tindak lanjut Guru kelas memberikan arahan, bahwa setiap pendapat orang berbedabeda, namun kita tetap harus menghormatinya, siswa diminta untuk belajar lebih giat di rumah.
c) Evaluasi Guru membagikan soal tes tertulis berupa tes pilihan ganda untuk dikerjakan secara individu pada akhir pembelajaran, sebagai sarana pengukuran tingkat penguasaan materi dan tingkat keberhasilan belajar siswa. 3.Observasi Dalam tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan terhadap siswa dan guru oleh peneliti tentang jalannya proses kegiatan belajar mengajar secara menyeluruh dari kegiatan awal, inti dan akhir yang dilaksanakan pada satu pertemuan yang dibantu oleh guru kelas sebagi pengajar dan pengamat untuk melakukan monitoring pelaksanaan pembelajaran. Hasil observasi dari siklus pertama dan kedua adalah hasil dari penelitian. Hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut a.
Peneliti mengamati proses perbaikan pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru dalam pembelajaran
b.
Untuk siswa yaitu perhatian siswa dalam memahami materi yang disampaikan, semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan keaktifan siswa.
c.
Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa, penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, metode, bimbingan yang diberikan pada siswa dan evaluasi.
33
4.Refleksi Pada tahap ini peneliti dan pengamat segera menganalisa pelaksanaan PTK setelah kegiatan belajar mengajar berakhir, sebagai bahan refleksi. Selanjutnya peneliti mengadakan refleksi dalam pelaksanaan pembelajaran dan kekurangan serta hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran, dan bila melalui model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) hasil belajar siswa masih rendah atau masih kurang dalam mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar Banyumudal 2 Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2011/2012, yang dapat dilihat dari kriteria pencapaian indikator kinerjanya. Maka, sebagai tindakan dalam merefleksi dilakukan dalam bentuk tindakan pengulangan (remidi), pemantapan (pengayaan) terhadap proses belajar mengajar selanjutnya sampai pada hasil dan tujuan yang telah dirumuskan berhasil. SIKLUS II Pada siklus II pun kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti pada siklus I hanya saja anggota kelompok dirubah, setiap kelompok beranggotakan 4 siswa, waktu dilakukannya penelitian .Siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada siklus sebelumnya. 3.5 Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran IPA di SDN Banyumudal 2 Kabupaten Wonosobo setelah menggunakan metode pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) adalah:
34
1. Observasi Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapi dengan format atau blanko pengamat sebagai instrument. Format yang sesuai item-item tentang kejadian atau tingkah aku yang digambarkan akan terjadi (Arikunto, 2002: 4). Metode ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana implementasi model pembelajaran pada proses pembelajaran.
35
3.3 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Keaktifan Siswa dengan Metode Pembelajaran NHT Aspek Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Indikator
No Item
Siswa siap mengikuti pembelajaran
1
Siswa tertib mempersiapkan alat tulis dan buku pelajaran.
2
Siswa memperhatikan apersepsi yang disampaikan oleh guru
3
Siswa berani mengemukakan pendapat sendiri
4
Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru
5
Siswa mendengarkan penjelasan pelaksanaan pembelajaran metode NHT
1
Siswa tertib bergabung dengan kelompok yang ditentukan
2
Siswa didalam kelompok tertib menerima nomor yang diberikan guru kepada tiap
3
kelompok. Siswa didalam kelompok memperhatikan demonsrtasi yang diberikan oleh guru
4
Siswa didalam kelompok tertib memperhatikan pertanyaan dari guru.
5
Siswa didalam kelompok aktif berdiskusi untuk meyakinkan bahwa semua
6
anggota kelompok mampu menjawabnya. Siswa berani mengangkat tanganya saat nomornya dipanggil oleh guru.
7
Siswa berani dan aktif saat mengemukakan jawabanya..
8
Kelompok lain tertib menanggapi jawaban yang dikemukakan tersebut.
9
Siswa memperhatiakn konfirmasi yang disampaikan oleh guru terhadap jawaban
10
yang dikemukakan oleh siswa tersebut. Kegiatan Penutup
Siswa berani menyimpulkan dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung.
1
36
3.4 Kisi- Kisi Instrumen Observasi Kinerja Guru Indikator
No Item
Jumlah Item
Menjelaskan teknik pembelajaran kepada siswa
Menciptakan partisipasi siswa dalam kegiatan Tanya 9, jawab dan diskusi
Memberi arahan terhadap jalannya diskusi
1
1,3
10, 11,13, 6
17, 18, 2, 6
2
Melakukan pembahasan hasil diskusi 5, 7, 8, 12, 14, 6 Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif
15,
Pemanfaatan sumber pembelajaran
4
1
Memberikan kesimpulan
16, 19
2
2
Dokumentasi Berdasarkan Sukmadinata (Abdul Mutholib, 2009: 18) studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data awal tentang nama siswa, no induk, nilai hasil ulangan siswa kelas V di SDN Banyumudal 2 semester II tahun 2011/2012.
37
3.Tes Tes hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menerima bahan ajar dan tingkat pemahaman dalam pembelajaran IPA.
Tabel 3.5 Kisi- kisi Soal Tertulis Siklus I Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
No Item
h item
Menerapkan sifat-
Mendeskri
sifat
psikan
cahaya dalam kehidupan sehari – ,
melalui kegiatan
sifat-sifat
hari.
membuat
cahaya
cahaya
suatu
karya atau model
Jumla
1. Menyebutkan
sumber-
2. Mendiskripsikan
sumber 8,13,16,23
sifat-
4
sifat 5, 15, 18, 5
cahaya dalam kehidupan sehari- 20,25 hari
3. Menyebutkan benda yang dapat 1,2,3,4,9,2
6
tembus cahaya dan benda yang 2, tidak tembus cahaya 4. Menjelaskan pemantulan
peristiwa 6,11,14,19 cahaya
5
dalam , 24,
kehidupan sehari- hari.
5. Menyebutkan jenis- jenis cermin 7,10,12,17
5
dan manfaat dari masing- masing ,21, jenis
cermin
pada
peristiwa
pemantulan cahaya Jumlah
25
38
Tabel 3.6 Kisi- kisi Soal Tertulis Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Menerapkan
Membuat suatu karya/ sifat-sifat model, cahaya misal priskop atau melalui lensa dari kegiatan bahan sederhana membuat dengan suatu karya menerapkan sifat- sifat atau model cahaya.
Indikator
akibat
Jumla
Item
h item
peristiwa 1, 2, ,5, 11
1. Menjelaskan pembiasan
No
cahaya
dari
dan 8,
9,
pembiasan 10, 16,
cahaya dalam kehidupan 17, 20, sehari- hari
22, 24
2. Mendiskripsikan
bahwa 6,
4
cahaya putih terdiri dari 11,18, berbagai
warna
dengan 19,
cakram warna
3. Mencari informasi tentang 3, peristiwa
4, 5
penguraian 21,23,2
cahaya dalam kehidupan 5 sehari- hari
4. Menyebutkan jenis- jenis 12, 13, 3 alat optik yang berfungsi 14 menangkap cahaya 5. Menjelaskan fungsi alat
15,
1
optik.
Jumlah
25
39
Kisi-kisi evaluasi pada tabel siklus I dan Siklus II diuji cobakan dan dihitung dengan menggunakan program SPSS 17.0 untuk mengetahui validitas dan reliabilitas pada tiap butir soal. Uji validitas dan reliabilitas didasarkan pada teori yang dikemukakan oleh Azwar ( 2007) yang menggemukakan sebagai berikut : Hasil korelasi dapat dilihat pada output Item- Total Statistics pada kolom Corrected Item- Total Correlation. Nilai tersebut ( terlampir) kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 25, maka didapat r tabel sebesar 0,396 ( lihat pada lampiran tabel r).
3.6 Uji Coba Instrumen Penilaian 3.6.1 Uji Validitas Instrumen Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2009:121). Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 17,0. Tingkat validitas suatu instrument dapat diketahui dengan cara menkorelasikan setiap skor pada butir instrument dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri (correted item to total correlation). 3.6.2 Hasil Uji Validitas Tes Sebelum dibagikan kepada peserta didik, terlebih dahulu soal evaluasi tertulis diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid. Validitas menunjukkan sejauhmana alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Adapun reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuranrelative konsisten jika dikenakan pada suatu objek, Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2009: 351). Instrument dikatakan valid artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.
40
3.6.3 Reliabilitas Reliabilitas meunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik. Reliabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Tabel 3.7 Uji Validitas Siklus I Bentuk
item soal
Valid
Tidak valid
1,
2, 3, 5, 7,8,9, 11,
1, 4, 6, 10, 12,
2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,1 15, 17, 18,20,21,
13,14,16, 19,
4,15,16,17,18,19,20,21,22,2
22, 23, 25, 26,
24, 27, 32, 33,
3,24,25,26,27,28,29,30,31,3
28, 29, 30, 31,
38, 40
2,33,34,35,36,37,38,39,40
34, 35, 36, 37,
instrument Pilihan ganda
39
Tabel 3.8 Uji Validitas Siklus II Bentuk
item soal
Valid
Tidak valid
1,
2,4,5,6,7,8,9,10,11,1
1, 3, 16, 19, 23,
2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,1
2,13,14,15,17,18,20,
26, 28, 35
4,15,16,17,18,19,20,21,22,2
21,22,24,25,27,29,30
3,24,25,26,27,28,29,30,31,3
,31,32,34
instrument Pilihan ganda
2,33,34,35,
41
3.7 Analisis Taraf Kesukaran Item Instrumen Menurut Arikunto (2007: 207-210), soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Bilangan yang menunjukan sukar mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficult indexs). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukan taraf kesukaran soal. Rumus mencari taraf atau indeks kesukaran adalah: 𝑰=
𝑩 𝑵
Keterangan rumus: I
= Indek kesukaran untuk setiap butir soal
B
= banyaknya siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal
N
= banyak siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan
(Nana Sudjana, 2011). Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka semakin sulit soal tersebut. Sebaliknya semakin besar indeks yang diperoleh maka semakin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut: Keterangan tingkat kesukaran soal 0,00- 0,30 soal tergolong sulit artinya 0- 30% siswa menjawab benar 0,31-0,70 soal tergolong sedang artinya 31- 70% siswa menjawab benar 0,71- 1,00 soal tergolong mudah artinya 70-100% siswa menjawab benar
42
Uji tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen dan hasil uji tingkat kesukaran instrumen tes dapat dilihat perhitungan selengkapnya pada lampiran. Tabel 3.9 Indeks Kesukaran Instrumen Soal Siklus I Sedang
Siklus II Sukar
Muda
Sedang
Sukar
Mudah
6, 17
1,3, 22
h 1, 2, 3, 4, 7, 8,
5, 6, 9, 16,
13,20,
2, 4, 5, 7, 8, 9, 10,
10, 11, 12,, 14,
19, 22, 23,
25
11,12, 13, 14, 15,
15, 17, 18, ,
24
21,
16, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25,
3.8 Indikator Kinerja Dengan melihat latar belakang permasalahan dan untuk meningkatkan hasil belajar, maka dipergunakan indikator srbagai berikut :
Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa adalah peningkatan hasil belajar siswa baik secara individu maupun klasikal serta ketuntasan belajar. Siswa dinyatakan tuntas ditunjukkan dengan perolehan nilai formatif 65 atau lebih (sesuai KKM). Sedangkan indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan keaktifan belajar adalah : 1. Respon siswa terhadap penjelasan atau pertanyaan guru. 2. Kesiapan dalam mengikuti pelajaran. 3. Keberanian siswa mengungkapkan pendapat. 4. Mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik dan tepat waktu. 5. Ketertiban siswa dalam berdiskusi.
43
6. Aktif mencari informasi dan menunjukkan rasa ingin tahu yang besar. Dengan kategori penilaian sebagai berikut : 1 Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori kurang. 2 Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori cukup. 3 Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori baik. 4 Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori sangat baik . Kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan upaya peningkatan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Proses perbaikan pembelajaran (siswa terlibat aktif dalam pembelajaran) dinyatakan berhasil apabila 75% dari 32 siswa aktif dalam pembelajaran. 2. Proses perbaikan pembelajaran (hasil belajar siswa meningkat) dikatakan berhasil apabila 80% dari 32 siswa telah berhasil memahami standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Standar KKM untuk kompetensi dasar itu adalah 65. 3.9 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan data berupa nilai tes yang dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif yaitu berbentuk angka-angka yang diperoleh dari tes tertulis dan deskriptif kualitatif yaitu berupa kata-kata atau penjelasan yang diperoleh dari lembar observasi. Kemudian hasilnya dianalisis dengan deskriptif komparatif, yaitu menbandingkan nilai siklus I dan nilai siklus II. Kemudian membuat kesimpulan berdasarkan hasil deskripsi data.