BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bersifat kuantitatif karena data-data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan rumus-rumus statistik untuk memperoleh suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui suatu sampel mana yang lebih baik ketika diberikan suatu perlakuan. Oleh karena itu, pendekatan penelitian yang sesuai adalah eksperimen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki adanya hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen. Setelah diberikan suatu perlakuan, maka peneliti membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah control group pre-test post-test, karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh penggunaan model terhadap sikap belajar dan hasil belajar IPA antara kelompok eksperimen (O1-O2) dengan pencapaian sikap dan hasil pembelajaran IPA pada kelompok kontrol (O3-O4). Desain tersebut dapat digambarkan pada gambar 3.1 sebagai berikut: E
O1
X
O2
K
O3
X
O4
Gambar 3.1: Desain Penelitian Control Group Pre-Test Post-Test Keterangan : E
= Kelompok eksperimen
K = Kelompok kontrol O1 = Pre-test (sikap belajar dan hasil belajar) siswa kelas eksperimen O2 = Post-test (sikap belajar dan hasil belajar) siswa kelas eksperimen
32
O3 = Pre-test akhir (sikap belajar dan hasil belajar) siswa kelas kontrol O4 = Post-test akhir (sikap belajar dan hasil belajar) siswa kelas kontrol X = Perlakuan Langkah pertama sebelum pembelajaran berlangsung maka diadakan tes awal (pre-test) untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada materi pembelajaran IPA baik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah diketahui hasilnya, dari masing-masing kelompok, kemudian dilakukan uji kesetaraan. Uji kesetaraan antar kelompok akan diuraikan dalam bagian 3.4. Pada kelompok eksperimen kegiatan belajar mengajar dilaksanakan menggunakan model pembelajaran GI, sedangkan pada kelompok kontrol kegiatan belajar mengajar dilaksanakan seperti biasa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional atau ceramah. Setelah diberikan perlakuan, guru mengadakan tes kembali yaitu tes akhir pos tes. Dari hasil pos tes kemudian akan dilakukan uji perbedaan terhadap skor hasil belajar yang telah di peroleh. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran GI terhadap hasil belajar IPA pada masing-masing kelompok.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang terbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono 2010: 60). Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel terikat merupakan suatu akibat yang keadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas, sedangkan variabel bebas adalah variabel yang dipelajari pengaruhnya terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran GI dan sebagai pembandingnya adalah model pembelajaran ceramah/konvensional. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA dan sikap belajar.
33
3.2.2 Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini adalah variabel dengan menggunakan
model
pembelajaran
Group
Investigation.
Pembelajaran
didefinisikan secara operasional sebagai prose pembelajaran IPA kelas 5 SD Negeri Cermo 2 yang mana siswa belajar dengan konsep yang telah ditentukan guru. Kemudian siswa bekerja menyelesaikan masalah di dalam kelompok masing-masing, setelah pemecahan masalah selesai perwakilan dari setiap kelompok maju kedepan untuk menyampaikan hasil diskusi dari kelompoknya. Kelompok lain yang yang tidak persentasi memperhatikan dan memberikan tanggapan terhadap hasil yang telah dipersentasikan. Pembelajaran dengan model tersebut lebih menarik dan dapat mengaktifkan siswa. Penggunaan model pembelajaran ceramah atau konvensional didefinisikan secara operasional sebagai proses pembelajaran IPA kelas 5 SDN Trosobo 1 dimana siswa belajar berdasarkan konsep yang telah ditentukan oleh guru. Guru menjelaskan semua materi di depan kelas dan siswa hanya diam mendengarkan. Siswa akan melakukan aktifitas apabila hanya diminta oleh guru. Pembelajaran dengan menggunakan model tersebut seringkali membuat siswa bosan dan siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran. Hasil pembelajaran didefinisikan secara operasional sehingga ketercapaian hasil belajar aspek kognitif setelah diberikan treatment dari proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran group investigation dan model pembelajaran konvensional atau ceramah yang terlihat dari skor hasil belajar IPA yang diukur dengan menggunakan tes hasil belajar menggunakan 20 soal pilihan ganda dengan aspek penilaian kognitif untuk KD 6.1 dan 6.2 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dan pemanfaatan sifat-sifat cahaya dalam karya sederhana.
3.3 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru atau peneliti dan siswa. Guru atau peneliti sebagai subjek untuk memberikan tindakan dan juga bertugas mengamati serta mencatat data yang diperlukan. Siswa sebagai subjek yang menerima tindakan.
34
Subjek penelitian ditetapkan SD Negeri Se-Gugus Singoprono. Yaitu SD Negeri Cermo 2 siswa kelas V dengan jumlah 23 orang dan SD Negeri Trosobo 1 kelas V dengan jumlah siswa 22 orang. Pada dasarnya mereka dari latar belakang yang berbeda-beda. Dari Keseluruhan siswa adalah anak yang normal, tidak cacat dalam artian tidak ada anak yang ABK (Anak Berkebutuhan Khusus). Berikut disajikan tabel untuk lebih memperjelas argumentasi tersebut. Tabel 3.1 Data Siswa SD N Cermo 2, SD N Trosobo 1 dan SD N Trosobo 2 Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2013-2014 Sekolah
Kelompok
SD N Cermo 2
Jenis Kelamin
Jumlah siswa
Laki-laki
Perempuan
Eksperimen
10
13
23
SD N Trosobo 1
Kontrol
9
13
22
SD N Trosobo 2
Uji coba
8
10
18
Jumlah
63
Dilihat dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa subjek penelitian keseluruhan berjumlah 63 siswa, dengan jumlah siswa masing-masing kelas eksperimen SD N Cermo 2 23 siswa, kelas kontrol SD N Trosobo 1 22 siswa dan kelas Uji Coba SD N Trosobo 2 18 siswa. Penempatan tiga kelas sebagai kelas eksperimen, kelas kontrol dan kelas uji coba dilakukan secara acak. Pada SD N Cermo 2 sebagai kelas eksperimen siswa berjumlah 23 siswa terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. SD N Trosobo 2 sebagai kelas kontrol siswa berjumlah 22 siswa terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Sedangkan SD N Trosobo 1 sebagai kelas uji coba siswa berjumlah 18 siswa terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. SD Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali menjadi tempat penelitian ini dengan beberapa pertimbangan. Beberapa diantaranya adalah lulusan dari SD SeGugus Singoprono pada setiap tahunnya cenderung rendah sehingga kesulitan mendapatkan sekolah untuk jenjang selanjutnya. Dilihat dari hasil belajar siswa 35
pada setiap semester, rata-rata nilai cenderung pada batas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dan tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Fasilitas pada setiap SD sudah cukup lengkap, diantaranya terdapat LCD, laptop dan berbagai alat peraga yang dapat menunjang dalam proses pembelajaran. Fasilitas tersebut seharusnya dapat digunakan untuk menunjang proses pembelajaran, namun tidak semua guru dapat menggunakan dan mengoprasikan fasilitas yang sudah tersedia.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitin adalah mendapatkan data (Sugiyono,2010). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa wawancara, observasi, dokumentasi, angket dan tes. Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada objek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan atau variabel apa yang harus diteiti (Sugiyono, 2010). Data kondisi awal ini berupa kendala dan permasalahan dalam pembelajaran yang nantinya akan menjadi latar belakang masalah. Suharsimi Arikunto (2007) observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Observasi dilakukan oleh pengamat untuk mengetahui keterlaksanaan langkah-langkah
pembelajaran
dengan
model
Kooperatif
Tipe
Group
Investigation (GI). Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010). Angket digunakan untuk mengukur sikap belajar siswa pada saat proses pembelajaran. Amir
Danien dalam Suharsimi Arikunto (2007) tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
36
kelompok. Tes yang dilakukan berupa pre test dan post test, pre test digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum masuk pada materi dan sebelum mendapat perlakuan. Sedangkan post test digunakan untuk mengukur kemampuan siswa setelah pemberian treatment (kegiatan pembelajaran dengan model Kooperatif tipe Group Investigation (GI)), tes ini dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk menjawab hipotesis penelitian. Tes dalam penelitian ini berbentuk pilihan ganda. Post test diuji validitas terlebih dahulu sebelum diberikan pada kedua kelas.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan soal tes. Lembar observasi digunakan untuk memantau proses pembelajaran agar sesuai dengan kondisi yang
diinginkan. Soal tes
dilakukan setelah treatment atau setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe GI. 1) Lembar Observasi Lembar observasi dibuat berdasarkan sintak model pembelajaran yang dijadikan indikator dalam lembar observasi. Kemudian dituangkan dalam kisikisi lembar observasi. Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang kondisi objektif. Observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung proses pembelajaran di SD N Cermo 2 sebagai kelas eksperimen dan SD N Trosobo 1 sebagai kelas kontrol, dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang akan diamati. Penelitian ini menggunakan observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa untuk mengetahui kemajuan proses pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran berikutnya. Berikut adalah kisi-kisi observasi guru dan kisi-kisi observasi siswa.
37
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Obsevasi Aktivitas Guru SD N Cermo 2 (Kelas Eksperimen) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali No
Aspek Yang Diamati
Nomor Item
1
Pra pembelajaran
1, 2
2
Kegitan awal pembelajaran
3, 4, 5
3
Kegiatan inti pembelajaran
6, 7, 8
a. Penguasaan materi pembelajaran b. pendekatan/ strategi pembelajaran
9, 10, 11, 12
c. Model GI
13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22
4
d. Pemanfatan media pembelajaran/ sumber belajar
23, 24, 25
e. penilaian proses dan hasil belajar
26, 27, 28
Penutup
29, 30, 31, 32
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa SD N Cermo 2 (Kelas Eksperimen) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali No
Aspek Yang Diamati
Nomor Item
1
Pra pembelajaran
1, 2, 3
2
Kegiatan awal pembelajaran
4, 5
3
Kegiatan inti pemebelajaran
6, 7, 8, 9
a. Penjelasan materi pembelajaran b. Pendekatan/ strategi pembelajaran c. Pemanfaatan media pembelajaran/ sumber
10, 11, 12, 13, 14, 15 16, 17, 18
belajar d. Model GI
4
19, 20, 21, 22, 23, 24, 25
e. Penilaian proses
26. 27
f. Penggunaan bahasa
28, 29
Penutup
30, 31
38
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru SD N Trosobo 1 (Kelas Kontrol) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali No
Aspek Yang Diamati
Nomor Item
1
Pra pembelajaran
1, 2
2
Kegitan awal pembelajaran
3, 4, 5
3
Kegiatan inti pembelajaran
6, 7, 8
a. Penguasaan materi pembelajaran b. pendekatan/ strategi pembelajaran c. Model Konvensional
9, 10, 11, 12 13, 14, 15, 16, 17, 18
d. Pemanfatan media pembelajaran/ sumber
19, 20, 21
belajar e. penilaian proses dan hasil belajar 4
Penutup
22, 23, 24 25, 26, 27, 28
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa SD N Trosobo 1 (Kelas Kontrol) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali No
Aspek Yang Diamati
Nomor Item
1
Pra pembelajaran
1, 2, 3
2
Kegiatan awal pembelajaran
4, 5
3
Kegiatan inti pemebelajaran
6, 7, 8, 9
a. Penjelasan materi pembelajaran b. Pendekatan/ strategi pembelajaran c. Pemanfaatan media pembelajaran/ sumber
10, 11, 12, 13, 14, 15 16, 17, 18
belajar d. Model Konvensional
4
19, 20, 21, 22, 23, 24
e. Penilaian proses
25, 26
f. Penggunaan bahasa
27, 28
Penutup
29, 30
39
Skor: 4 = Melakukan dengan sangat baik 3 = melakukan dengan baik 2 = Melakukan dengan cukup baik 1 = Melakukan dengan kurang baik Nilai akhir = Jumlah skor Kriteria penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.6 Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No
Presentase
Kategori
1
≥86%
Sangat Baik
2
71% - 85%
Baik
3
56% - 70%
Cukup Baik
4
25% - 50%
Kurang Baik
2) Angket (kuesioner) Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket ini digunakan untuk mengetahui sikap belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk lebih memperjelas tabel dibawah ini merupakan kisi-kisi instrumen angket sikap. Tabel 3.7 Kisi-Kisi Lembar Angket Sikap (Kelas Eksperimen) dan (Kelas Kontrol) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali No
Aspek Yang Diamati
Nomor Item
1
Sikap ingin tahu
1, 2, 3
2
Sikap imgim mendapatkan sesuatu yang baru
4, 5, 6
3
Sikap kerja sama
7, 8, 9, 10
4
Sikap tidak mudah putus asa
11, 12, 13
40
5
Sikap berprasangka
14, 15, 16
6
Sikap mawas diri
17, 18, 19
7
Sikap bertanggung jawab
20, 21, 22
8
Sikap berpikir bebas
23, 24, 25
9
Sikap disiplin
26, 27, 28, 29
Skor: 5 = Selalu 4 = Sering 3 = Kadang-kadang 2 = Hampir tidak pernah 1 = Tidak pernah Nilai akhir = Jumlah skor Kriteria Penilaian: Tabel 3.8 Skor Kriterium Hasil Angket Sikap Belajar IPA pada Siswa Kelas 5 Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali No
Skor Kriterium
Interval
Kategori
1
5 x 20 = 100
81 – 100
Sangat Baik
2
4 x 20 = 80
61 – 80
Baik
3
3 x 20 = 60
41 – 60
Cukup Baik
4
2 x 20 = 40
20 – 40
Tidak Baik
5
1 x 20 = 20
3) Tes Bentuk tes yang digunakan adalah tipe tes objektif, dengan bentuk pilihan ganda dengan 4 macam pilihan yang disusun berdasarkan aspek kompetensi dasar. Sebelum soal digunakan, terlebih dahulu diuji cobakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda. Jika terdapat butir soal yang tidak valid, daya beda tidak signifikan serta taraf kesukaran yang tinggi maka butir soal tersebut tidak digunakan dalam penelitian. Butir soal yang valid, signifikan, taraf kesukaran rendah dan reliabel digunakan sebagai tes pengukur kemampuan baik 41
di kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol yang nantinya akan dianalisis. Kisi-kisi disusun berdasarkan SK dan KD yang ditetapkan, yaitu dengan SK Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model dan KD Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya serta Pemanfaatan sifatsifat cahaya dalam karya sederhana. Kisi-kisi hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 3.9 Tabel 3.9 Kisi-Kisi Soal Pre Tes Hasil Belajar IPA Kelas 5 SD N Cermo 2 (Kelas Eksperimen) dan SD N Trosobo 1 (Kelas Kontrol) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali No 1.
Kompetensi Dasar
Materi
Indikator
6.1.
Sifat-sifat
a. Menyebutkan
Mendeskripsikan
cahaya
sifat-sifat cahaya.
pemanfaatan
dan
nya 6.2.
dalam
sifat- 1, 2, 3, 4,
sifat cahaya
9, 18, 19
b. Mendemonstrasikan
Pemanfaatan
sifat-sifat
No Soal
sifat
cahaya karya
sederhana
cahaya
5, 7, 8, 10,
yang 13,
mengenai
berbagai
benda
(bening,
berwarna, dan gelap) c. Menyebutkan sifat
cahaya
sifat- 6, 11, 12, yang 17,
mengenai
cermin
datar
cermin
dan
lengkung (cembung atau cekung). d. Menyebutkan 5 alat 14, 15, 16, sederhana
yang 20
menggunakan
sifat-
sifat cahaya.
42
Nilai Akhir = Jumlah Skor x 5 Kriteria Penilaian: ≤ 70 = Tidak Tuntas ≥ 70 = Tuntas Tabel 3.10 Kisi-Kisi Soal Pos Tes Hasil Belajar IPA Kelas 5 SD N Cermo 2 (Kelas Eksperimen) dan SD N Trosobo 1 (Kelas Kontrol) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali No 1.
Kompetensi Dasar
Materi
Indikator
6.1.
Sifat-sifat
Mendeskripsikan
cahaya
sifat-sifat cahaya.
pemanfaatan
- Menyebutkan sifat- 1, 2, 3, 4, dan
nya 6.2.
dalam
sifat cahaya
9, 18, 19
- Mendemonstrasika
5, 7, 8, 10,
n sifat cahaya yang 13,
Pemanfaatan
sifat-sifat
No Soal
mengenai berbagai
cahaya
benda
karya
(bening,
berwarna,
sederhana
dan
gelap) - Menyebutkan sifat- 6, 11, 12, sifat cahaya yang 17, mengenai
cermin
datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung). - Menyebutkan 5 alat 14, 15, 16, sederhana
yang 20
menggunakan sifatsifat cahaya. Nilai Akhir = Jumlah Skor x 5 Kriteria Penilaian: ≤ 70 = Tidak Tuntas ≥ 70 = Tuntas
43
3.5 Validitas dan Reliabilitas 3.5.1 Validitas Instrumen Sebelum dilaksanakan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji instrumen terhadap responden. Instrumen adalah alat ukur yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Instrumen juga digunakan untuk mendapatkan hasil yang baik, cermat, lengkap dan sistematis sehingga mempermudah dalam pengolahan data. Menurut Sugiyono (2010), validitas berhubungan dengan kemampuan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang diinginkan diukur. Dengan demikian, data itu valid jika sudah diukur dengan instrumen yang valid sehingga bisa digunakan sebagai alat ukur. Untuk mengukur hasil belajar IPA, peneliti menggunakan instrumen tes. Untuk instrumen yang berbentuk tes, dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya instrumen menunjukkan kesesuaian data dengan validitas yang telah ditentukan. Pengujian validitas ini, dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Secara teknis pengujian validitas isi ini dapat dibantu dengan menggunakan Software SPSS 16.00 for windows. Untuk menentukan butir soal yang valid digunakan ketentuan sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2012) semua item yang mencapai koefisien minimal 0,20 daya pembedanya dianggap sangat memuaskan. Pada penelitian ini menggunakan batas minimal koefisien ≥0,20 untuk menyatakan bahwa item instrumen valid. Kategori inilah yang digunakan untuk menentukan apakah soal valid atau tidak. Berdasarkan uji validitas pre tes hasil belajar terdapat 20 soal yang valid dari 30 soal yang diuji cobakan, 10 soal yang tidak valid tersebut yaitu nomor 6, 9, 14, 17, 20, 21, 24, 25, 27, dan 30. Peneliti akan menggunakan 20 soal tersebut untuk mengetahui kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada uji validitas pos tes hasil belajar terdapat 20 soal yang valid dari 35 soal yang diuji cobakan, 15 soal yang tidak valid tersebut yaitu nomor 4, 5, 6, 8, 12, 13, 14, 20, 23, 24, 26, 27, 28, 30 dan 32. Peneliti akan menggunakan 20 soal
44
tersebut untuk mengetahui hasil akhir setelah diberiken perlakuan, baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Peneliti juga melakukan uji validitas soal pada angket sikap belajar siswa. Uji validitas kemampuan awal sikap belajar siswa terdapat 20 soal yang valid dari 29 soal yang tercantum dalam kisi-kisi angket sikap belajar. Soal yang tidak valid tersebut yaitu nomor 5, 10, 13, 16, 23, 26, 27, 28 dan 29. Pada uji validitas untuk mengetahui kemampuan akhir sikap belajar setelah diberikan perlakuan terdapat 23 soal yang valid dari 29 soal yang tercantum dalam kisi-kisi angket sikap belajar. Soal yang tidak valid tersebut yaitu nomor 2, 4, 5, 6, 18 dab 24. Dari 23 soal angket sikap belajar yang valid peneliti akan menggunakan 20 butir soal untuk mengetahui kemampuan akhir baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol.
3.5.2 Reliabilitas Instrumen Reliabilitas adalah kesamaan serta konsistensi hasil pengukuran atau pengamatan bila instrumen diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan terhadap data yang diperoleh (Sugiyono, 2009). Hal ini menunjukkan kemantapan alat ukur atauinstrumen dapat diandalkan atau memiliki konsistensi hasil. Untuk mengetahui reliabilitas hasil penelitian, maka peneliti menggunakan Software SPSS 16.00 for windows. Pengukuran reliabilitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut (Sugiyono, 2009). Tabel 3.11 Kriteria Reliabilitas Indeks
Kriteria Reliabilitas Baik Reliabilitas Dapat Diterima Reliabilitas Kurang Baik
Berdasarkan uji reliabilitas soal pre tes hasil belajar menunjukkan hasil sebesar 0,929. Dari hasil yang diperoleh maka soal tersebut dapat dikategorikan reliabilitas baik. Sedangkan untuk uji reliabilitas soal pos tes hasil belajar
45
menunjukkan hasil sebesar 0,909. Dari hasil yang diperoleh maka soal tersebut dapat dikategorikan reliablitas baik.
3.5.3 Uji Tingkat Kesukaran Soal Butir soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang memadai artinya tidak mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes digunakan rumus:
Keterangan: I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan Kriteria indeks kesulitan soal tersebut adalah sebagai berikut : 0
– 0,3
=
soal kategori sukar
0,31 – 0,70
=
soal kategori sedang
0,71 – 1,00
=
soal kategori mudah (Sudjana, 2001: 186)
Berdasarkan uji tingkat kesukaran soal pre tes hasil belajar terdapat 4 soal dengan tingkat kesukaran sukar, 11 soal dengan tingkat kesukaran sedang dan 15 soal dengan tingkat kesukaran mudah. Peneliti akan menggunakan 20 soal yang diambil dari 4 soal sukar, 11 soal sedang dan 5 soal mudah. Dari 20 soal tersebut digunakan untuk mengetahui kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada uji tingkat kesukaran soal pos tes hasil belajar terdapat 5 soal dengan tingkat kesukaran sukar, 21 soal dengan tingkat kesukaran sedang dan 9 soal dengan tingkat kesukaran mudah. Peneliti akan menggunakan 20 soal untuk digunakan sebagai pos tes kemampuan akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol, 20 soal tersebut diambil dari 5 soal sukar dan 15 soal sedang.
46
3.6 Teknik Analisis Data Data yang terkumpul dari hasil post-tes pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan pengujian perbedaan rata-rata. Teknik analisis yang digunakan adalah uji t Independent Samples Test. Agar kesimpulan yang diambil tidak menyimpang maka syarat dari uji t-tes adalah dilakukannya uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dan homogenitas penelitian ini menggunakan Software SPSS 16 for windows. Jika distribusi normal maka digunakan statistik parametik. Di samping itu dilakukan uji homogenitas dengan uji Levene's Test for Equality of Variance yang dilakukan simultan dengan proses analisis uji t Independent Samples Test. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Sedangkan uji homogenitas untuk memastikan kelompok data berasal dari populasi yang homogen. Jika taraf signifikasi lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi homogen. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini dengan bantuan software SPSS 16 for windows. Untuk mengetahui homogenitas varians digunakan uji LeveneTest. Kemudian data yang diperoleh merupakan data kuantitatif yang didapatkan dari hasil post-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data tersebut dilakukan pengujian perbedaan rata-rata dengan uji t yang dilakukan dengan bantuan software SPSS 16 for windows. Uji t dapat dilakukan apabila data tersebut homogen dan berdistribusi normal. Apabila data tersebut homogen tetapi penyebarannya tidak normal maka uji t dapat diganti dengan menggunakan uji mann-whitney. Uji mann-whitney merupakan alternative bagi uji t, uji mannwhitney merupakan uji non parametrik yang digunaka untuk membandingkan dua mean populasi yang berasal dari populasi yang sama. Selain itu uji mann-whitney ini juga digunakan untuk menguji apakah dua mean populasi tersebut sama atau tidak. Teknik ini digunakan untuk menguji perbedaan mean hitung dari SD N Cermo 2 sebagai kelompok eksperimen dan SD N Trosobo 2 sebagai kelompok kontrol (untuk mencari perbedaan sikap belajar dan hasil belajar).
47
3.7 Analisis Data Pre Tes Berdasarkan desain penelitian yang dipilih maka sebelum dilakukan penelitian, dilakukan uji kesetaraan antara SD N Cermo 2 sebagai kelas eksperimen dan SD N Trosobo 1 sebagai kelas kontrol. Uji kesetaraan dilakukan untuk mengetahui apakah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setara atau tidak. Uji kesetaraan juga digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang digunakan untuk menguji kesetaraan adalah hasil dari pre tes dengan materi pelajaran yang sama dan materi pelajaran pada saat penelitian. Pada saat pre tes ini uji kesetaraan menggunakan 20 soal yang sudah diuji validitas dan reabilitas. Uji kesetaraan yang digunakan pada penelitian ini yaitu uji t. Sebelum dilakukan uji kesetaraan, dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Normalitas sebuah data dapat diketahui dengan cara uji normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk melihat normal tidaknya penyebaran data dari variabel penelitian. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan one sample – kolmogrov test pada software SPSS 16.00 for windows. Sig (2-tailed) pada output data tersebut digunakan sebagai acuan untuk mengetahui normal tidaknya sebuah data. Jika sig (2-tailed) > 0,05 maka sebaran data tersebut normal, sedangkan jika sig (2-tailed) < 0,05 maka sebaran data tersebut tidak normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut.
48
Tabel 3.12 Hasil Uji Normalitas Instrumen Pre Tes SD N Cermo 2 (Kelas Eksperimen) dan SD N Trosobo 1 (Kelas Kontrol) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Kelas Nilai
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
kelas kontrol
.173
22
.086
.931
22
.131
kelas eksperimen
.180
23
.055
.956
23
.384
a. Lilliefors Significance Correction Jika sig. pada Kolmogorov-Smirnov > 0,05 maka sebaran data tersebut normal, sedangkan jika sig. Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka sebaran data tersebut tidak normal. Berdasarkan Tabel 3.12 terlihat jelas bahwa analisis uji Kolmogorov-Smirnov tingkat signifikan pada kelompok eksperimen 0,086 dan pada kelompok kontrol nilai signifikannya 0,055 yang berarti bahwa signifikasi lebih besar dari 0,05 maka kedua kelas tersebut berdistribusi normal. Berikut ini disajikan gambar plot yang menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
Gambar 3.2 Normal Q-Q plot Skor Pre Tes IPA Kelas Kontrol
49
Gambar 3.3 Normal Q-Q plot Skor Pre Tes IPA Kelas Eksperimen
Berikut untuk melihat hasil uji homogenitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dapat dilihat dari Tabel 3.13.
Tabel 3.13 Hasil Uji Homogenitas Pre Tes Kelas 5 SD N Cermo 2 (Kelas Eksperimen) dan SD N Trosobo 1 (Kelas Kontrol) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014 Levene's Test for Equality of Variances
Nilai
Equal variances assumed
F
Sig.
.043
.836
Equal variances not assumed
Berdasarkan Tabel 3.13 tersebut diketahui bahwa signifikan tersebar 0,836. Karena signifikan lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang sama. Angka Levene’s
50
Statistic
menunjukkan
semakin
kecil
nilainya
maka
semakin
besar
homogenitasnya. Setelah diketahui uji homogenitas dan uji normalitas maka uji t antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 3.14.
Tabel 3.14 Hasil Uji t Pre Tes Kelas 5 SD N Cermo 2 (Kelas Eksperimen) dan SD N Trosobo 1 (Kelas Kontrol) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014 t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval Sig. (2-
Mean
Std. Error
of the Difference
t
df
tailed)
Difference
Difference
Lower
Upper
-.457
43
.650
-.19170
.41985
-1.03841
.65501
.650
-.19170
.41889
-1.03654
.65314
-.458 42.865
Berdasarkan Tabel 3.14 dapat diketahui bahwa sig (2-tailed) sebesar 0,650 sedangkan kriteria berdasarkan signifikan adalah lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, sedangkan signifikasi kurang dari 0,005 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan uji t pada Tabel 3.4 tersebut sig (2-tailed) diketahui sebesar 0,650 yang artinya lebih besar dari 0,05 (0,834>0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Adapun Ho dan Ha adalah sebagai berikut: Ho
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
Ha
: Ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarsarkan perhitungan uji t maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor hasil belajar dan sikap belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
51
Setelah diketahui tingkat kesetaraan hasil belajar IPA anatara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, berikut juga disajikan tingkat kesetaraan sikap belajar IPA. Uji kesetaraan sikap belajar IPA juga digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang digunakan untuk menguji kesetaraan adalah hasil dari pre tes angket sikap belajar IPA. Pada saat pre tes ini uji kesetaraan menggunakan 20 item soal yang sudah diuji validitas dan reabilitas. Uji kesetaraan yang digunakan pada penelitian ini yaitu uji t. Sebelum dilakukan uji kesetaraan, dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan one sample – kolmogrov test pada SPSS 16 for windows. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 3.15 berikut.
Tabel 3.15 Hasil Uji Normalitas Pre Tes Angket Sikap Belajar IPA Kelas 5 (Kelas Eksperimen) dan (Kelas Kontrol) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Kelas Nilai
Shapiro-Wilk
Statistic
Df
Sig.
Statistic
df
Sig.
kontrol
.097
22
.200*
.982
22
.938
eksperimen
.180
23
.052
.923
23
.077
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan Tabel 3.15 terlihat jelas bahwa analisis uji KolmogorovSmirnov tingkat signifikan pada kelompok eksperimen 0,052 dan pada kelompok kontrol nilai signifikannya 0,200 yang berarti bahwa signifikasi lebih besar dari 0,05 maka kedua kelas tersebut berdistribusi normal. Berikut ini disajikan gambar plot yang menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
52
Gambar 3.4 Normal Q-Q Plot Skor Pre Tes Angket Sikap Belajar IPA Kelas Kontrol
Gambar 3.5 Normal Q-Q Plot Skor Pre Tes Angket Sikap Belajar IPA Kelas Eksperimen
53
Berikut untuk melihat hasil uji homogenitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dapat dilihat dari Tabel 3.16.
Tabel 3.16 Hasil Uji Homogenitas Pre Tes Angket Sikap Belajar IPA Kelas (Kelas Eksperimen) dan (Kelas Kontrol) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali Levene's Test for Equality of Variances
Nilai
Equal variances assumed
F
Sig.
.132
.718
Equal variances not assumed
Berdasarkan Tabel 3.16 tersebut diketahui bahwa signifikan tersebar 0,718. Karena signifikan lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang sama. Setelah diketahui uji homogenitas dan uji normalitas maka uji t antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 3.17
Tabel 3.17 Hasil Uji t Pre Tes Angket Sikap Belajar IPA Kelas 5 (Kelas Eksperimen) dan (Kelas Kontrol) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval Sig. (2-
Mean
Std. Error
of the Difference
t
df
tailed)
Difference
Difference
Lower
Upper
-1.471
43
.149
-2.41304
1.64055
-5.72153
.89544
-1.466
41.652
.149
-2.41304
1.64559
-5.73480
.90871
54
Berdasarkan Tabel 3.17 dapat diketahui bahwa sig (2-tailed) sebesar 0,149 sedangkan kriteria berdasarkan signifikan adalah lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, sedangkan signifikasi kurang dari 0,005 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasrkan uji t pada Tabel 3.17 tersebut sig (2-tailed) diketahui sebesar 0,149 yang artinya lebih besar dari 0,05 (0,149 > 0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Adapun Ho dan Ha adalah sebagai berikut: Ho
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pre tes angket sikap belajar IPA antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
Ha
: Ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pre tes angket sikap belajar IPA antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarsarkan perhitungan uji t maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor angket sikap belajar IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut mempunyai kemampuan awal yang sama.
55