BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Hepuhulawa, Kecamatan Limboto,
Kabupaten Gorontalo. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, terhitung sejak bulan Juli sampai dengan Oktober 2013. Letak geografi Kabupaten Gorontalo, berada di antara 0º30–0º54’ Lintang Utara dan 122º07’–123º44’ Bujur Timur. Dari segi kondisi, sebagian besar wilayah Kabupaten Gorontalo berbentuk dataran, perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian 0 – 2000 M di atas permukaan laut. Sementara keadaan topografi didominasi oleh kemiringan 15 – 40º (45 – 46%) dengan jenis tanah latosol dan podsolik yang sering disebut dengan tanah kebun karena dapat menyuburkan tanaman dan kandungan dari unsur hara yang ada pada tanah jenis ini cukup banyak. Tanah Latosol merupakan tanah yang cukup subur dan memiliki tekstur yang dipengaruhi oleh kandungan air yang terdapat dalam tanah sedangkan tanah podsolik memiliki karakteristik kesuburan hingga sedang, karena karakteristik yang dimilikinya memerlukan perawatan dan perlakuan khusus agar bisa ditanami sehingga unsur hara dan keasaman tanah dapat ditingkatkan. Iklim di wilayah Kabupaten Gorontalo termasuk dalam tipe C (menurut Schmit dan Fergoson) dengan curah hujan rata‐rata 1500 mm/tahun dan temperatur udara rata‐rata 31,8 ºC (Badan Pusat Statistik. Kabupaten Gorontalo, 2010).
3.2
Alat dan Bahan Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan,
Handrefraktometer, selang, meteran, alat tulis, hand sprayer dan kamera digital. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jagung manis East Weast Seed Thailand Varietas Bonanza, pupuk Phonska, insektisida karbofurant, fungisida decis, dan label.
3.3 Metode Penelitian Dalam
penelitian
ini
digunakan
rancangan
percobaan
dengan
menggunakan Rancangan Acak Kelompok ( RAK ) yang diulang lima kali. Perlakuan yang akan diamati adalah umur panen ( U) yang terdiri dari 5 ( lima ) taraf yaitu: U1 = umur panen 60 hari setelah tanam. U2 = umur panen 65 hari setelah tanam. U3 = umur panen 70 hari setelah tanam. U4 = umur panen 75 hari setelah tanam. U5 = umur panen 80 hari setelah tanam. Populasi tanaman tiap plot adalah 15 tanaman dan 125 tanaman dijadikan tanaman sampel, jumlah populasi tanaman jagung manis seluruhnya sebanyak 375 tanaman. 3.4
Prosedur Penelitian Tahap awal sebelum melakukan penelitian adalah meninjau langsung
lokasi penelitian, untuk melihat pemanfaatan lahan sekarang yang akan dijadikan sebagai lokasi penelitian. Selanjutnya mempersiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan untuk penelitian. Pada tahap ini dapat dibagi atas : 1.
Persiapan Lapangan Lahan dibersihkan, selanjutnya dilakukan pengolahan tanah sebanyak dua
kali. Pengolahan tanah yang pertama bertujuan untuk membalikkan tanah dan menghancurkan bongkahan-bongkahan tanah agar lebih gembur. Pengolahan tanah yang ke dua bertujuan untuk memperbaiki aerasi tanah, sehingga kehidupan mikroorganisme tanah menjadi lebih baik. Kemudian dibuat petakan 25 plot percobaan dengan ukuran masing-masing petak 200 cm x 100 cm, dengan jarak antar plot 100 cm.
2.
Pemasangan Label Pemasangan label bertujuan untuk memudahkan pengamatan pada tiap unit. Label dibuat dari kertas buffalo dibungkus dengan plastik kemudian dipasang pada tiap unit percobaan
3.
Penanaman Penanaman dilakukan dengan tugal sedalam kurang lebih 3 cm dengan 2
benih tiap lubangnya, setelah tanaman tumbuh dipilih satu tanaman yang baik dan seragam pertumbuhannya untuk selanjutnya dipelihara. Jarak tanam 20 cm x 70 cm. Pupuk yang digunakan Phonska yang sesuai dosis yang dianjurkan 200 kg/ha. Pupuk Phonska diletakkan dalam alur dengan jarak 7 cm disamping kanan baris tanaman, diberikan dalam dua tahap, yaitu sepertiga bagian saat tanam dan sisanya pada umur 4 Minggu Setelah Tanam (MST). Pemberian insektisida karbofuran dilakukan satu kali yaitu pada saat tanam dengan dosis 12 g/ha. 4.
Pemeliharaan Tahap pemeliharaan meliputi penyiangan, penjarangan dan penyulaman
serta penyiraman atau pengairan, pemupukan dan pembumbunan. a.
Penyiangan di lakukan tiap 2 minggu sekali agar rumput liar tidak tumbuh dan unsur hara tanah tidak terbagi untuk tanaman lain.
b.
Pembumbunan dilakukan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan akarnya sepenuhnya tertutup di dalam tanah. Pembumbunan dapat di lakukan berkali-kali sesuai kebutuhan. Cara membumbun sangat mudah, yaitu akar tanaman di uruk dengan tanah dari sebelah kanan dan kiri barisan tanaman dengan menggunakan cangkul. Pembumbunan akan menghasilkan guludan yang memanjang dan saluran drainase diantara barisan tanaman jagung
c.
Penjarangan di lakukan untuk mensortir tanaman jagung yang tumbuh tidak baik dengan memotong atau mencabutnya. Lalu lubang tanaman yang kosong di sulami dengan bibit jagung yang baru. Penjarangan dan penyulaman biasanya di lakukan 1 minggu setelah masa tanam, ketika bibit jagung sudah tumbuh.
d.
Pemupukan susulan di lakukan ketika tanaman telah berumur 4 MST. Pupuk yang digunakan adalah Pupuk yang digunakan phonska yang sesuai dosis yang dianjurkan 200 kg/ha.
e.
Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan penyemprotan dan pemusnahan tanaman yang terinfeksi. Semua nya tergantung dari jenis hama dan penyakit yang menyerang. Decis pada umur 5 MST untuk mencengah Agrotis sp. yang menyerang tanaman jagung.
5.
Panen Tanda-tanda saat panen jagung manis yang tepat atau siap dipanen
ditandai dengan terbentuknya lapisan hitam di ujung biji dan kulit tongkol (klobot) berwarna kuning mengering, biji tampak mengkilat dan bila ditekan dengan kuku biji jagung masih meninggalkan bekas serta tidak terlalu keras. Pemanenan dilakukan dengan mematahkan tongkol dari batangnya. Pemilihan sampel dilakukan secara acak, dimana satu plot ada lima sampel jagung. Pemanenan dilakukan sesuai dengan perlakuan, setelah tanaman jagung dipanen dilakukan pengamatan.
3.5
Parameter yang Diamati Objek pengamatan dalam pengamatan ini meliputi: panjang tongkol
berkelobot, panjang tongkol tanpa kelobot, berat tongkol berkelobot, berat tongkol tanpa kelobot, dan kandungan gula jagung manis. 1. Panjang Tongkol Berkelobot / tanaman (cm) Panjang tongkol berkelobot diukur pada saat panen dengan menggunakan mistar mulai dari pangkal tongkol sampai ujung tongkol. Banyaknya sampel keseluruhan 125 sampel jagung manis, dimana tiap plot ada lima sampel yang di ambil secara acak dan dihitung panjangnya. 2. Panjang Tongkol Tanpa Kelobot / tanaman (cm) Panjang tongkol berkelobot diukur pada saat panen dengan mengupas kelobotnya kemudian diukur panjangnya dari pangkal tongkol sampai ujung tongkol. Banyaknya sampel keseluruhan 125 sampel jagung manis, dimana tiap plot ada lima sampel yang di ambil secara acak dan dihitung panjangnya.
3. Berat Tongkol Berkelobot (gram) Berat tongkol berkelobot diukur pada saat panen dengan cara menimbangnya. Banyaknya sampel keseluruhan 125 sampel jagung manis, dimana tiap plot ada lima sampel yang di ambil secara acak dan dihitung beratnya. 4. Berat Tongkol Tanpa Kelobot (gram) Berat tongkol tanpa kelobot diukur pada saat panen dengan mengupas kelobot kemudian menimbangnya. Banyaknya sampel keseluruhan 125 sampel jagung manis, dimana tiap plot ada lima sampel yang di ambil secara acak dan dihitung beratnya. 5.
Kandungan Gula Saat Panen (brix) Kandungan gula jagung manis diukur pada saat panen, dilakukan di
Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian ( THP ) Politeknik Gorontalo, dengan menggunakan alat Handrefraktometer. Cara pengukurannya : sampel tanaman Jagung manis diambil dagingnya secukupnya 2sdm, setelah itu dihaluskan dengan menggunakan mortar untuk memperoleh sari jagung manis, kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring sampai keluar sarinya kemudian sari Jagung manis ditetesi pada permukaan kaca Handrefractometer, maka kandungan gula secara otomatis akan terbaca pada skala Brix. 3.6
Analisis Data Data-data pengamatan dianalisis dengan menggunakan sidik ragam. Oleh
karena, F hitung lebih besar dari F tabel maka dilakukan uji lanjut dengan BNT 5%, dan untuk mengetahui hubungan waktu panen dengan kandungan gula digunakan analisis regresi. Tabel 3. Interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut: NILAI KORELASI
KETERANGAN
0,00 - 0,199
Sangat Rendah
0,20 - 0,399
Rendah
0,40 - 0,599
Sedang
0,60 - 0,799
Kuat
0,80 - 1,000
Sangat Kuat
(Sugiyono, 2007)