BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2011). Jenis dari penelitian ini adalah kuantitatif komparatif. Penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda (Sugiyono, 2011). 2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah suatu yang dipakai untuk memperoleh data yang akan diteliti dalam penelitian ilmiah. Metode yang digunakan harus tepat mempunyai dasar yang beralasan, sehingga akhirnya dapat mengumpulkan data sesuai dengan tujuan penelitian itu sendiri serta memenuhi syarat validitas dan reliabilitas, sehingga diharapkan memperoleh data yang akurat. Untuk mengungkap fakta mengenai variabel orientasi belajar dalam penelitian ini digunakan skala orientasi belajar sedangkan untuk variabel kecenderungan menyontek dalam penelitian ini digunakan skala kecenderungan menyontek.
33
34
B. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini melibatkan variabel terikat ( dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel). Kedudukan masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Variabe Independent (X)
: Orientasi Belajar
Variabel Dependent (Y)
: Kecenderungan Menyontek
C. Definisi Operasional Menyontek adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja atau dengan cara yang tidak jujur atau perbuatan curang yang dilakukan oleh siswa selama pelaksanaan evaluasi akademis dengan tujuan tertentu. kecenderungan menyontek meliputi bentuk-bentuk perilaku menyontek yang dikemukakan oleh Klausmeier (dalam setyani, 2007) yaitu menggunakan catatan jawaban sewaktu tes, mencontoh jawaban siswa lain, memberikan jawaban yang telah selesai kepada teman, dan mengelak dari aturan-aturan. Orientasi belajar merupakan strategi yang digunakan dalam melakukan aktivitas belajar, sehingga belajar dapat digunakan sebagai sarana untuk mencapai suatu tujuan dalam pembelajaran. Jenis orientasi belajar diungkapkan Ames & Archer (1998) dalam dua jenis, yaitu mastery Goal dan Performance Goal. D. Populasi, Sample, dan Tehnik Sampling 1. Populasi Adapun dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa dan siswi SMA Negeri 1 Babat kelas X sampai kelas XI. Jumlah
35
keseluruhan populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 693 siswa dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.1 Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Babat Kelas X dan XI Siswa
Kelas X
Kelas XI
Jumlah
Laki-laki
157
120
277
Perempuan
219
197
416
Jumlah
376
317
693
2. Sampel dan Tehnik Sampling Karena keterbatasan peneliti untuk menjangkau semua populasi maka dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti sebagian populasi yang dijadikan sebagai subyek atau yang biasanya disebut sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang berstrata secara proporsional. Melalui teknik ini karena kondisi populasi yang terdiri dari beberapa lapisan atau kelompok individual yakni siswa-siswa SMA Negeri 1 Babat mulai kelas X sampai XI yang memiliki karakteristik sebagai berikut: merupakan siswa aktif SMA Negeri 1 Babat yaitu kelas X sampai kelas XI, bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Pada teknik ini jumlah sampel yang diambil disesuaikan dengan besarnya populasi pada setiap strata. Dalam penelitian ini mengambil 10% sampel dari populasi siswa yang berjumlah 693 orang.
36
Karena disetiap kelas terdiri dari berbagai tingkatan (kelas X sampai kelas XI), maka masing-masing tingkatan perlu diwakili pula, karena itu kita perlu menarik sampel sebagai berikut: Tabel 3.2 Pengambilan Sampel Kelas X Jurusan Populasi Sampel X MIPA 1
40
10% x 40 = 4
X MIPA 2
40
10% x 40 = 4
X MIPA 3
40
10% x 40 = 4
X MIPA 4
40
10% x 40 = 4
X MIPA 5
39
10% x 39 = 4
X MIPA 6
40
10% x 40 = 4
X SOSIAL 1
37
10% x 37 = 4
X SOSIAL 2
35
10% x 35 = 4
X SOSIAL 3
32
10% x 32 = 4
X SOSIAL 4
33
10% x 33 = 4
Tabel 3.3 Pengambilan Sampel Kelas XI Jurusan Populasi Sampel XI-IPA 1
32
10% x 32 = 4
XI-IPA 2
33
10% x 33 = 4
XI-IPA 3
34
10% x 34 = 4
XI-IPA 4
34
10% x 34 = 4
XI-IPA 5
32
10% x 32 = 4
XI-IPA 6
33
10% x 33 = 4
XI-IPS 1
30
10% x 30 = 4
XI-IPS 2
30
10% x 30 = 4
XI-IPS 3
30
10% x 30 = 4
XI-IPS 4
29
10% x 29 = 4
37
Pengambilan sampelnya tetap menggunakan prinsip acak atau random. Setiap populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Maka jumlah sampel yang akan digunakan adalah 80. Dari hasil penyebaran instrumen yang dilakukan oleh peneliti dapat dipersepsikan terdapat 27 responden untuk orientasi belajar jenis mastery goal orientation, dan 37 responden untuk orientasi belajar jenis performance goal orientation. Sedangkan 16 responden tidak dapat dipersepsikan jenis belajar apa yang sesuai dengan dirinya. E. Instrumen Penelitian Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data primer yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis pada responden individu. Dalam penelitian ini menggunakan skala orientasi belajar dan skala kecenderungan menyontek. 1. Skala Kecenderungan Menyontek Instrumen
yang
digunakan
untuk
mengukur
kecenderungan
menyontek adalah adaptasi dari skala kecenderungan menyontek yang disusun oleh Ayuningtyas, (2012) dapat dilihat pada lampiran. Skala ini pada awalnya berisi 58 aitem pernyataan, yang terdiri dari 29 aitem pernyataan unfovorable dan 29 aitem pernyataan favorable dengan jawaban yang menggunakan skala likert 5 poin, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), N (Netral), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Untuk menentukan skor terhadap jawaban subjek, maka ditetapkan norma penskoran terhadap jawaban sebagai berikut:
38
Tabel 3.4 Skor Penilaian Skala Kecenderungan menyontek Jawaban Favorable Unfavorable Sangat Setuju (SS) 4 0 Setuju (S) 3 1 Netral (N) 2 2 Tidak Setuju (TS) 1 3 Sangat Tidak Setuju (STS) 0 4 a. Definisi Operasional Menyontek adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja atau dengan cara yang tidak jujur atau perbuatan curang yang dilakukan oleh siswa selama pelaksanaan evaluasi akademis dengan tujuan tertentu. Pada skala kecenderungan menyontek yang disusun oleh Ayunintyas, (2012) meliputi bentuk-bentuk perilaku menyontek yang dikemukakan oleh Klausmeier (dalam setyani, 2007) yaitu menggunakan catatan jawaban sewaktu tes, mencontoh jawaban siswa lain, memberikan jawaban yang telah selesai kepada teman, dan mengelak dari aturan-aturan.
39
Tabel 3.5 Blue print skala kecenderungan menyontek No Indikator Aitem F UF 1 Menggunakan catatan jawaban 1,2,3,7,8,9 4,5,6,10,11, (menggunakan suatu obyek tertentu 12 untuk menulis catatan jawaban, seperti kertas yang dilipat kecil, kertas tisue, meja, tangan, telepon genggam) sewaktu ujian atau tes 2 Menyontek atau melihat langsung 13,14,15,16, 18,19,20,21, jawaban teman 17,23,24,25, 22,28,29,30, 26,27 31, 3 Memberikan jawaban yang sudah 32,33,36, 34,35,36, selesai pada teman 38,39 37, 4 Mengelak dari aturan-aturan 40,41,42,48, 43,44,45,46, 49,50,51,52, 47,53,54,55, 56,57 29 28 Total aitem b. Uji Daya Diskriminasi Aitem dan Uji Estimasi Reliabilitas Dalam penelitian ini untuk uji daya diskriminasi aitem dan uji estimasi reliabilitas skala kecenderungan menyontek tidak dilakukan uji daya diskriminasi aitem dan uji estimasi reliabilitas karena peneliti telah menggunakan instrumen yang sudah terstandarisasi. Instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah instrumen yang telah disusun oleh Ayuningtyas (2012). Instrumen ini terdiri dari 58 aitem pernyataan. Namun setelah dilakukan uji daya diskriminasi aitem terdapat 1 aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah yaitu pada aitem nomor 31 sehingga total aitem pernyataan yang digunakan oleh peneliti adalah 57 aitem pernyataan. Sedangkan uji reliabilitas pada skala kecenderungan menyontek menunjukkan harga koefisien
40
Cronbach Alpha sebesar 0.9414. hal ini menunjukkan bahwa skala kecenderungan menyontek memiliki reliabilitas yang sangat reliabel. 2. Skala Orientasi Belajar Dalam penelitian ini metode instrumen untuk skala orientasi belajar yang digunakan adalah skala Guttman dengan alternatif pilihan jawaban, yaitu: 1) Ya dan 2) Tidak. Menurut Djaali & Muljono (2008), Skala guttman yaitu skala yang menginginkan tipe jawaban tegas seperti jawaban benar-salah, ya-tidak, pernah-tidak pernah, positif-negatif, tinggirendah, baik-buruk, dan seterusnya. Pada skala guttman hanya ada dua interval yaitu setuju dan tidak setuju. Kuesioner ini merupakan item yang berfungsi untuk mengungkapkan variabel yang hendak diukur, apakah valid atau tidak. Pada instrumen ini menggunakan Skala Guttman karena ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap permasalahan yang ditanyakan. Selain itu, alat ukur skala orientasi belajar hanya digunakan untuk mengelompokkan subyek penelitian. Adapun jumlah aitem skala orientasi belajar adalah 40 aitem. Skala Guttman dibuat dalam bentuk checklist dengan skor antara lain: Tabel 3.6 Skor Penilaian Skala Orientasi Belajar Jawaban
Skor
Ya
1
Tidak
0
41
a. Definisi Operasional Skala Orientasi Belajar Orientasi belajar merupakan strategi yang digunakan dalam melakukan
aktivitas
belajar, sehingga belajar dapat digunakan
sebagai sarana untuk mencapai suatu tujuan dalam pembelajaran. Berdasarkan definisi operasinal, maka penulis menyusun dimensi dan indikator untuk mempermudah penyusunan aitem dan aspek yang akan di ukur berdasarkan jenis orientasi tujuan yang diungkapkan Ames & Archer (1998) dalam dua jenis, yaitu mastery Goal dan Performance Goal, antara lain: 1) Mastery Goal a) Menguasai tugas atau materi b) Mengembangkan kemampuan c) Meningkatkan kinerja 2) Performance Goal a) Mengharapkan penilaian dari orang lain b) Lebih terfokus pada hasil daripada proses Berikut ini spesifikasi blue print pada penelitian skala orientasi belajar:
42
Tabel 3.7 Blue Print Skala Orientasi Belajar Aitem Dimensi Indikator F Mastery Menguasai tugas 1, 3, 5, 8, 9, Goal atau materi 11, 12, 27 Orientation Mengembangkan 22, 23,26, 29, kemampuan 33, 34, 37, 39, Meningkatkan 13, 15, 18, kinerja 20, Performance Mengharapkan Goal penilaian dari Orientation orang lain Lebih terfokus pada hasil daripada proses Jumlah
2, 4, 6, 7, 10, 24, 25, 28, 36, 38, 40 14, 16, 17, 19, 21, 30, 31, 32, 35 40
b. Uji Daya Diskriminasi Aitem dan Uji Estimasi Reliabilitas Persyaratan penting dan harus dimiliki oleh suatu alat ukur pengumpulan data yang baik adalah memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Suatu alat pengumpulan data diharapkan dapat mengukur apa yang sebenarnya hendak diukur. Alat ukur yang memenuhi syarat akan menghasilkan penelitian yang benar dan dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya dari masalah yang diselidiki. 1) Uji Daya Diskriminasi Aitem Skala Orientasi Belajar Menurut Syaifudin Azwar, validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrumen atau alat ukur dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi
43
ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Pengujian validitas suatu alat ukur berkualitas baik atau valid jika item tersebut mempunyai dukungan yang kuat terhadap skor total. Validitas alat ukur diuji dengan menggunakan Statistic Package for Social Science (SPSS) versi 11.5 for windows. Dalam uji validitas skala Orientasi Belajar menggunakan analisis Korelasi Product Moment dari Pearson. Didalam pengujian validitas, untuk menentukan aitem yang valid adalah apabila harga Corrected Item Total Correlation bertanda positif dan ≥ 0.30. dengan kaidah yang digunakan adalah sebagai berikut : a) Jika harga Corrected Item Total Correlation bertanda positif dan ≤ 0.30, maka aitem tidak valid. b) Jika harga Corrected Item Total Correlation bertanda negatif dan ≤ 0.30, maka aitem tidak valid. c) Jika harga Corrected Item Total Correlation bertanda negatif dan ≥ 0.30, maka aitem tidak valid. d) Jika harga Corrected Item Total Correlation bertanda positif dan ≥ 0.30, maka aitem valid. Dari hasil uji validitas 40 aitem skala orientasi belajar yag telah diuji cobakan pada 80 subyek penelitian, diperoleh 26 aitem yang valid yaitu aitem nomor 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 29, 31, 33, 34, 37, 38. Sedangkan aitem yang gugur terdapat 14 aitem yaitu nomor 1, 4, 6, 13, 17, 18,
44
26, 28, 30, 32, 35, 36, 39, 40. Hasil dari uji daya diskriminasi aitem yang telah dilakukan terhadap aitem-aitem yang terdapat pada skala orientasi belajar telah diseleksi dan di tampilkan pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.8: Blue Print Setelah Uji Daya Diskriminasi Aitem Dimensi
Indikator
Aitem Yang Valid
Mastery Goal Menguasai tugas 3, 5, 8, 9, 11, 12, 27 Orientation atau materi Mengembangkan 22, 23, 29, 33, 34, 37 kemampuan Meningkatkan 15, 20 kinerja Performance Goal Orientation
Jumlah
Mengharapkan 2, 7, 10, 24, 25, 38 penilaian dari orang lain Lebih terfokus 14, 16, 19, 21, 31 pada hasil daripada proses 26
45
Tabel 3.9 Hasil Uji Daya Diskriminasi Aitem Nomor Corrected ItemNo. Keterangan Aitem Total Correlation 1 Aitem 1 -,0718 Diskriminasi Rendah 2 Aitem 2 ,7047 Diskriminasi Tinggi 3 Aitem 3 ,6824 Diskriminasi Tinggi 4 Aitem 4 -,0076 Diskriminasi Rendah 5 Aitem 5 ,4678 Diskriminasi Tinggi 6 Aitem 6 ,2533 Diskriminasi Rendah 7 Aitem 7 ,2890 Diskriminasi Tinggi 8 Aitem 8 ,7047 Diskriminasi Tinggi 9 Aitem 9 ,6824 Diskriminasi Tinggi 10 Aitem 10 ,4471 Diskriminasi Tinggi 11 Aitem 11 ,5541 Diskriminasi Tinggi 12 Aitem 12 ,4155 Diskriminasi Tinggi 13 Aitem 13 -,1191 Diskriminasi Rendah 14 Aitem 14 ,7047 Diskriminasi Tinggi 15 Aitem 15 ,7476 Diskriminasi Tinggi 16 Aitem 16 ,5541 Diskriminasi Tinggi 17 Aitem 17 -,0178 Diskriminasi Rendah 18 Aitem 18 -,1191 Diskriminasi Rendah 19 Aitem 19 ,6824 Diskriminasi Tinggi 20 Aitem 20 ,7476 Diskriminasi Tinggi 21 Aitem 21 ,7047 Diskriminasi Tinggi 22 Aitem 22 ,4587 Diskriminasi Tinggi 23 Aitem 23 ,4471 Diskriminasi Tinggi 24 Aitem 24 ,5541 Diskriminasi Tinggi 25 Aitem 25 ,4155 Diskriminasi Tinggi 26 Aitem 26 ,2233 Diskriminasi Rendah 27 Aitem 27 ,5632 Diskriminasi Tinggi 28 Aitem 28 ,1221 Diskriminasi Rendah 29 Aitem 29 ,4678 Diskriminasi Tinggi 30 Aitem 30 ,2348 Diskriminasi Rendah 31 Aitem 31 ,3754 Diskriminasi Tinggi 32 Aitem 32 ,2444 Diskriminasi Rendah 33 Aitem 33 ,4587 Diskriminasi Tinggi 34 Aitem 34 ,7476 Diskriminasi Tinggi 35 Aitem 35 ,0876 Diskriminasi Rendah 36 Aitem 36 ,0336 Diskriminasi Rendah 37 Aitem 37 ,7047 Diskriminasi Tinggi 38 Aitem 38 ,6824 Diskriminasi Tinggi 39 Aitem 39 -,0484 Diskriminasi Rendah 40 Aitem 40 ,2890 Diskriminasi Rendah
46
2) Uji Estimasi Reabilitas Skala Orientasi Belajar Salah satu ciri instrumen ukur yang berkualitas baik adalah reliabel, yaitu mampu menghasilkan skor yang cermat dengan eror pengukuran
kecil.
Pengertian
reliabilitas
mengacu
kepada
kepercayaan atau konsistensi hasil ukur, yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran. Pengukuran dikatakan cermat bila eror pengukurannya terjadi secara random. Antara skor individu yang satu dengan yang lain terjadi eror yang tidak konsisten dan bervariasi sehingga perbedaan skor yang diperoleh lebih banyak ditentukan oleh eror, bukan oleh perbedaan yang sebenarnya. Implikasinya, pengukuran yang tidak cermat berarti juga tidak konsisten dari waktu ke waktu (Azwar, 2012). Pengujian estimasi reliabilitas alat ukur menggunakan teknik koefisien Alpha dari Cronbach untuk menghasilkan estimasi reliabilitas yang cermat. Ini disebabkan fleksibilitas koefisien alpha yang dapat digunakan pada jumlah aitem genap maupun ganjil. Perhitungan uji estimasi reliabilitas skala dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS for windows versi 11.5. Berdasarkan nilai koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0.9338, maka instrumen orientasi belajar tersebut sangat reliabel artinya semua item tersebut sangat reliabel sebagai instrumen pengumpulan data pada skala orientasi belajar.
47
F. Analisis Data Setelah pengumpulan data dilaksanakan, didapat data kasar yang harus dibaca dan diinterpretasikan agar dapat ditarik kesimpulan yang logis dari pengolahan data. Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisis data merupakan proses pencarian dan penyusunan secara sistematis data yang diperoleh dari hasil lapangan. Dan juga bagian yang sangat penting karena dengan analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengkaji hipotesis tentang kecenderungan mencontek ditinjau dari orientasi belajar pada siswa SMA Negeri 1 Babat. Dalam penelitian ini untuk mengelolah dan menganalisis data menggunakan alat bantu SPSS for windows versi 11.5 dengan menggunakan Analisis Uji-t Dua Sampel Saling Bebas (Independent Samples T-test). Sebelum dilakukan Analisis Uji-t Dua Sampel Saling Bebas (Independent Samples T-test), maka perlu dilakukan uji normalitas data dan uji homogenitas. 1. Uji Normalitas Data Uji ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui distribusi sebaran skor variabel normal atau tidak. dengan teknik uji kolmogorov smirnov akan dijelaskan sejauh mana data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Kaidah yang digunakan adalah jika suatu distribusi dikatakan normal apabila P ≥ 0.05 dan sebaliknya suatu distribusi dikatakan tidak
48
normal apabila P ≤ 0.05. Uji normalitas ini menggunakan program SPSS 11.5 for windows. Dari uji normalitas data dengan tehnik kolmogorov smirnov dapat dijelaskan sebagai berikut: Dari uji normalitas data variabel kecenderungan menyontek diperoleh hasil kolmogorov smirnov = 0.590 dengan derajat kebebasan 80 sebesar 0.590 ≥ 0.05 yang berarti sebaran data adalah berdistribusi normal. Hasil uji normalitas data ini dapat dilihat pada lampiran. 2. Uji Homogenitas Selain dilakukan uji normalitas juga dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui homogen tidaknya variansi adalah jika p≥0.05 maka variansi homogen, jika p≤0.05 maka dinyatakan tidak homogen. Berdasarkan olah statistik dengan bantuan program SPSS versi 11.5 for windows. Hasil uji homogenitas data yang dilakukan dapat diketahui nilai F hitung = 2.233 dengan signifikansi 0.140. karena signifikansi ≥0.05 artinya data berasal dari populasi yang mempunyai varians sama (homogen). Dari uji asumsi yang dilakukan terlihat bahwa pada uji normalitas data, hasil yang diperoleh adalah data yang berdistribusi normal dan pada uji homogenitas data terlihat bahwa data berasal dari populasi yang mempunyai varians sama (homogen).
49
Analisis data adalah penyederhanaan data ke bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Metode analisis data yang digunakan adalah statistik parametrik, karena data yang dianalisis memenuhi ketentuanketentuan persyaratan menggunakan analisis statistik parametrik, yaitu data yang ada berdistribusi normal, jumlah data yang lebih banyak atau mencerminkan populasi yang sebenarnya dan data berbentuk interval atau rasio (Muhid, 2008). Tehnik analisisnya menggunakan Uji-t Dua Sampel Saling Bebas (Independent Samples T-test). Uji ini digunakan untuk menguji data kuantitatif (interval dan rasio), data harus saling bebas dari sampel acak dan berdistribusi normal. Pada penelitian ini analisis data menggunakan bantuan SPSS versi 11.5 for windows. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan kecenderungan menyontek ditinjau dari orientasi belajar.