16
BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Trangkil 04 dengan masalah
yang akan diteliti, yaitu keterampilan menulis deskripsi. Tindakan penelitian yang dilakukan pada kelas V dengan jumlah siswa 33 anak, yaitu laki-laki 22 anak dan perempuan 11 anak. Alasan pemilihan subjek penelitian didasarkan hasil prasurvey, observasi serta wawancara dan diskusi dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas V, siswa kelas V memiliki kendala paling besar dalam pembelajaran menulis deskripsi berbahasa Indonesia. Penelitian diakukan pada bulan November 2011 dengan jadwal sebagai berikut : Siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 November 2011 dan hari Kamis tanggal 17 November 2011. Siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 21 November 2011 dan hari Kamis tanggal 24 November 2011. 3.2
Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan adalah :
1.
Variabel input yang terkait dengan peserta didik, guru, bahan pelajaran, sumber belajar dan lingkungan belajar. Dari variabel penelitian yang digunakan dapat dijelaskan sebagai berikut : a.
Dari peserta didik Siswa tidak termotivasi pada pembelajaran menulis deskripsi bahasa Indonesia. Minat belajar siswa dalam pelajaran menulis deskripsi bahasa Indonesia kurang maksimal, karena menggunakan metode pembelajaran tradisional.
b.
Dari segi guru Guru kesulitan dalam menyampaikan materi pelajaran menulis deskripsi bahasa Indonesia, karena siswa tidak pro aktif dalam proses pembelajaran.
c.
Dari segi bahan pelajaran Materi pembelajaran sangat komplek, cakupan materinya sangat luas, sedangkan belajar siswa kurang maksimal dan kurang bersungguh-sungguh.
16
17
d.
Dari segi sumber belajar Sumber dan bahan belajar yang tersedia di sekolah sangat terbatas.
e.
Dari segi lingkungan belajar Lingkungan belajar yaitu masyarakat kurang peduli terhadap kemajuan pendidikan, sehingga membawa dampak terhadap anak-anak (siswa) diataranya kesadaran belajaranya sangat rendah, masih banyak anak yang hasil prestasi sangat kurang.
2.
Variabel proses yang berkaitan dengan pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yaitu penerapan model pembelajaran kreatif dan variabel outputnya adalah keterampilan menulis deskripsi berbahasa Indonesia.
3.3
Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas (Clasroom Action
Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajaran tersebut dilakukan (Aqib, 2006:13). Menurut (Arikunto 2009:6-9) beberapa prinsip penelitian tindakan kelas, yaitu (1) dilakukan dalam situasi yang rutin dan wajar, sehingga tidak mengganggu kegiatan sekolah, (2) adanya kesadaran diri (guru) untuk memperbaiki kinerja (pembelajaran), (3) mempertimbangkan resiko dan kebermanfaatannya bagi diri guru dan subjek siswa, (4) mudah dilakukan dan dapat diterima oleh subjek yang dikenai tindakan (ada kesepakatan). Model penelitian tindakan kelas dilakukan minimal 2 siklus melalui tahapan: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (acting), (3) pengamatan (observasi), dan (4) refleksi ( reflecting). Menurut (Pardjono, 2007:12), penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian yang bersifat reflektif dan dilakukan secara kolaboratif serta partisipatori. Sedangkan peneliti sebagai pengamat berkolaborasi dengan guru bahasa Indonesia kelas V SD Negeri Trangkil 04 dalam melaksanakan tindakan pembelajaran.
18
Adapun salah satu model penelitian tindakan kelas pada setiap siklus salah satunya melalui tahap sebagai berikut ini. Perencanaan Refleksi
SIKLUS
Tindakan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS
Tindakan
Pengamatan
?
Gambar 1 Model Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2009:16) Secara lebih rinci desain penelitian tindakan kelas dijabarkan sebagai berikut. 3.3.1 Prosedur Tindakan pada Siklus I Prosedur Tindakan pada Siklus I terdiri atas perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observasi), dan refleksi (reflecting). 1.
Perencanaan Perencanaan dilakukan dengan instrument: (1) penyusunan Rencana Perbaikan
Pembelajaran/RPP, (2) penyusunan tes evaluasi akhir, (3) pedoman observasi (pengamatan) dalam proses belajar mengajar (baik untuk guru kelas ataupun siswa), (4) pedoman wawancara dengan siswa, dan (5) lembar catatan-catatan jurnal siswa.. Perencanaan dilakukan berkoordinasi dengan guru kolaborator. 2.
Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan meliputi : (1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, (2)
Guru membagi siswa dalam kelompok, (3) Guru menyampaikan contoh karangan deskripsi, (4) Siswa dalam kelompok membahas karakteristik karangan diskripsi, (5) Siswa dalam kelompok berdiskusi untuk menulis karangan deskripsi berdasarkan tema dan gambar yang dibagi oleh guru sesuai kreatifnya masing-masing, (6) Siswa saling menilai hasil karangannya dengan kelompok lain, (7) Siswa memaparkan hasil penilaiannya untuk saling ditanggapi, (8) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, (9) Guru memberikan evaluasi akhir, (10) Guru menganalisis hasil evaluasi
19
3.
Observasi/Pengamatan Pengamatan dilakukan untuk memberikan evaluasi-refleksi. Pengamatan dilakukan
secara kolaboratif antara peneliti dengan guru pengajar menggunakan instrumen monitoring yang telah direncanakan, di antaranya: 1) Data dari siswa: a) Keaktifan bertanya b) Keaktifan menanggapi, c) Keaktifan membantu temannya 4.
Refleksi Pada kegiatan refleksi ditelaah aspek-aspek mengapa, bagaimana, dan sejauh
mana tindakan yang ditetapkan mampu mencapai perubahan. Jika ternyata siklus yang dilaksanakan belum berhasil, peneliti melakukan perbaikan pembelajaran untuk siklus berikutnya. 5.
Prosedur Tindakan pada Siklus II Prosedur tindakan pada siklus II merupakan hasil evalusi reflektif dari siklus I, yang
juga dilakukan dalam tahapan perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observasi), dan refleksi (reflecting). 1)
Perencanaan Perencanaan pada tahap 2 dilakukan dengan instrumen tetap mengacu pada siklus
I, yaitu (1) penyusunan Rencana Perbaikan Pembelajaran/RPP, (2) penyusunan tes evaluasi akhir, (3) pedoman observasi (pengamatan) dalam proses belajar mengajar (baik untuk guru kelas ataupun siswa), (4) pedoman wawancara dengan siswa, dan (5) lembar catatan-catatan jurnal siswa. Perencanaan dilakukan berkoordinasi dengan guru kolaborator. 2)
Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan dilakukan sebagai berikut: a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Guru membagi siswa dalam kelompok.
20
c. Guru menegaskan ulang tentang karakteristik karangan deskripsi. d. Siswa dalam kelompok menulis karangan deskripsi sesuai dengan tema dan gambar yang dibagi oleh guru secara beranting (bergantian). e. Siswa saling menilai hasil karangannya dengan kelompok lain f. Siswa memaparkan hasil penilaiannya untuk saling ditanggapi g. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran h. Guru memberikan evaluasi akhir i. Guru menganalisis hasil evaluasi 3)
Observasi/Pengamatan Pengamatan dilakukan untuk memberikan evaluasi-refleksi kembali dari proses
perbaikan yang telah dilakukan. Pengamatan dilakukan tetap berkolaboratif dengan guru pengajar, menggunakan instrumen monitoring yang telah direncanakan, di antaranya: (1) Data dari siswa : a) Keaktifan bertanya b) Keaktifan menanggapi dan c) Keaktifan membantu teman. 3.3.2 Refleksi Pada kegiatan refleksi ditelaah aspek-aspek mengapa, bagaimana, dan sejauh mana tindakan yang ditetapkan mampu mencapai perubahan. Jika ternyata siklus yang dilaksanakan belum berhasil, peneliti melakukan perbaikan pembelajaran untuk siklus berikutnya dan jika sudah berhasil peneliti tidak melaksanakan tindakan perbaikan selanjutnya. 3.4
Data dan Cara Pengumpulannya Cara
pengumpulan data
menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik tes
digunakan untuk mengetahui keterampilan menulis deskripsi siswa sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal perorangan dan kriteria ketuntasan klasikal. Teknik nontes yang
21
digunakan dalam penelitian ini, antara lain observasi, wawancara, catatan lapangan, angket, dan dokumentasi foto. Teknik nontes ini digunakan untuk mengetahui suasana dan proses pembelajaran yang dilaksanakan. 3.4.1. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan, yaitu instrumen tes dan nontes. 3.4.1.1 Instrumen Tes Aspek yang dinilai dalam tes menulis deskripsi antara lain: (1) kesesuaian judul dengan isi, (2) diksi (pemilihan kata), (3) ejaan dan tanda baca, (4) kerapian tulisan, dan (5) kohesi dan koherensi. Masing-masing aspek yang dinilai memiliki skor sama, yaitu setiap aspek skor maksmimal 20. Jika ditotal, skor ideal keseluruhan berjumlah 100. Tabel 1 Kriteria Penilaian Tes Keterampilan Menulis Deskripsi No
Aspek Penilaian
Rentan g Skor
Kategori
1.
Kesesuain judul dengan isi a. isi sangat sesuai dengan juduldan sangat jelas. b. isi sesuai dengan judul dan jelas. c. isi cukup sesuai dengan judul dan cukup jelas. d. isi kurang sesuai dengan juduldan kurang jelas. e. isi tidak sesuai dengan judul dan tidak jelas.
20 16 12 8 4
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
2.
Diksi (pemilihan kata)9 a. pilihan kata sangat tepat. b. pilihan kata tepat. c. pilihan kata cukup tepat. d. pilihan kata kurang tepat. e. pilihan katak tidtepat.
20 16 12 8 4
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
3.
Ejaan dan tanda baca a. tidak ada kesalahan ejaan dan tanda baca. b. jumlah kesalahan antara 1 sampai 3. c. jumlah kesalahan antara 4 sampai 7. d. jumlah kesalahan lebih dari 7. e. semua penggunaan ejaan dan tanda baca salah
20 16 12 8 4
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
22
No 4.
Aspek Penilaian
Rentan g Skor
Kategori
20
Sangat baik
16
Baik
12
Cukup
8 4
Kurang Sangat kurang
20 16 12 8 4
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Kerapian tulisan a. tulisan mudah dibaca, jelas maksudnya, dan rapi. b. tulisan masih dapat dibaca, jelas maksudnya, dan rapi. c. tulisan masih dapat dibaca, cukup jelas maksudnya, dan cukup rapi. d. tulisan masih dapat dibaca, kurang jelas maksudnya, dan tidak rapi. e. tulisan kurang bisa dibaca, tidak jelas, dan tidak rapi.
5.
Kohesi dan koherensi a. tata kalimat sangat sesuai dan sempurna. b. tata kalimat sesuai dan cukup jelas c. tata kalimat cukup sesuai dan kurang jelas. d. tata kalimat kurang sesuai dan kurang jelas. e. tata kalimat tidak jelas.
3.4.1.2 Instrumen Nontes Instumen nontes yang digunakan untuk mengungkap proses dan suasana pembelajaran. Instumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini antara lain observasi, wawancara, catatan lapangan, angket, dan dokumentasi foto. 1.
Observasi Observasi dilaksanakan dari awal sampai akhir pembelajaran atau bersamaan
dengan pelaksanaan tindakan sambil memberikan penilaian dengan memberikan tanda check list ( √ ) pada lembar pedoman observasi. Tabel 2 Kriteria Penilaian Pengamatan Kegiatan Siswa No
Aspek Pengamatan
1.
Keaktifan bertanya
No 2
Aspek Pengamatan Keaktifan menanggapi
Kriteria Penilaian a. Siswa bertanya lebih dari 3 kali b. Siswa bertanya 2 kali c. Siswa tidak bertanya atau bertanya 1 kali Kriteria Penilaian a. Siswa menanggapi lebih dari 3 kali b. Siswa menanggapi 2 - 3 kali
Kategori Baik Cukup Kurang Kategori Baik Cukup
23
No
3
2.
Aspek Pengamatan
Keaktifan membantu teman
Kriteria Penilaian
Kategori
c. Siswa tidak menanggapi atau menanggapi 1 kali a. Siswa membantu teman lebih dari 3 kali b. Siswa membantu teman 2 - 3 kali c. Siswa tidak membantu teman atau membantu 1 kali
Kurang Baik Cukup Kurang
Wawancara Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk mendapatkan informasi
atau pendapat siswa secara langsung terhadap pembelajaran. Wawancara berpedoman pada lembar pedoman wawancara yang telah disiapkan oleh peneliti. Wawancara dilakukan di luar jam pelajaran. Beberapa hal yang ditanyakan dalam wawancara, antara lain: (1) minat siswa dengan pembelajaran; (2) pendapat terkait penggunaan melalui model pembelajaran kreatif (creative learning) ; (3) kesulitan apakah yang dihadapi siswa selama mengikuti pembelajaran; dan (4) hal yang menyebabkan kesulitan dalam menulis deskripsi. 3.
Catatan Lapangan Catatan lapangan digunakan dalam rangka untuk mendapatkan data kualitatif,
yaitu berupa catatan
peneliti atau guru. Catatan peneliti atau guru berisi catatan
mengenai kegiatan pembelajaran, keaktifan siswa dalam
mengikuti
pembelajaran
menulis karangan deskripsi.
4.
Angket Angket digunakan sebagai data tambahan untuk mengetahui ranah afektif siswa
secara umum dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran menulis deskripsi berbahasa
Indonesia. Ranah afektif yang dimaksud meliputi penerimaan sikap, tanggapan, perhatian, pandangan, dan pengalaman siswa dalam pembelajaran menulis deskripsi berbahasa Indonesia dengan model pembelajaran mengarang beranting.
24
5.
Dokumentasi Foto Dokumentasi foto merupakan instrumen nontes yang cukup penting, yaitu sebagai
bukti kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian. Melalui dokumentasi foto akan memperkuat data, baik observasi, wawancara, maupun catatan lapangan, sehingga data menjadi lebih jelas dan lengkap. Hasil dari dokumentasi selanjutnya dideskripsikan sesuai dengan keadaan yang ada dan dipadukan dengan data lainnya. 3.5
Indikator Kinerja Penelitian ini dikatakan berhasil jika semua prosedur pembelajaran dengan model
pembelajaran kreatif dapat dilakukan sepenuhnya dengan baik serta ketuntasan perorangan mencapai nilai sama atau di atas KKM 75 dan rata-rata ketuntasan klasikal lebih dari 80%. 3.6
Analisis Data Penelitian ini akan menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif untuk
mengolah data kuantitatif.