33
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian (Setting) Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Taruna Teladan Delanggu yang beralamat di Sabrang, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Penelitian ini berusaha menggambarkan praktik pembelajaran di sekolah program full day school dan pendidikan Islam Terpadu serta dampaknya dalam pembentukan karakter anak yang ada di sekolah. Oleh karena itu penelitian ini dipilih dengan pertimbangan: 1) Dekat dengan domisili peneliti sehingga penggalian informasi dapat dilaksanakan secara maksimal dan mendalam dan untuk keperluan kroscek data dapat dilakukan secara berulang-ulang. 2) Peneliti merasa tertarik masalah penelitian guna mengetahui bagaimana SDIT Taruna Teladan mengimplementasikan program full day school-nya dalam pembentukan karakter anak didik. 3) Belum pernah dilakukan penelitian dengan tema pembentukan karakter yang diimplementasi dari program full day school di SDIT Taruna Teladan 2. Waktu Penelitian Penelitian ini diawali dengan persiapan penelitian, persiapan penelitian dan penyusunan laporan penelitian. Adapun waktu yang akan dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
34
No
Jenis penelitian
Bulan Sept
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
2015 2015 2015 2015 2016 2016 2016 2016 1.
Persiapan Penelitian a. Pengajuan judul b. Penyusunan proposal c. C. Pengajuan perijinan
2.
Pelaksanaan Penelitian a. Penyusunan desain penelitian b. Pengumpulan dan analisis data
3.
Penyusunan Skripsi a. Penyusunan draf b. Pengetikan skripsi
4.
Pelaksanaan Ujian Skripsi
B. Metode dan Pendekatan Penelitian 1.
Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah study kasus, karena peneliti ingin menggali informasi mengenai upaya yang dilakukan pendidik di Sekolah Dasar Islam Terpadu dalam membentuk karakter anak. Menurut Consuelo (2006:73) “Bila kita melakukan penelitian yang terinci tentang seseorang atau sesuatu unit selama kurun waktu tertentu, kita melakukan apa yang disebut studi kasus. Metode ini akan melibatkan kita dalam penyelidikan yang lebih mendalam dan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap tingkah laku individu.” Jadi karena karakter seseorang sangat erat kaitannya dengan tingkah laku yang dilakukan, untuk itulah dengan menggunakan strategi studi kasus peneliti dapat menggali lebih dalam tentang pembentukan karakter anak di SDIT. Ada dua kategori studi kasus menurut Sutopo (2002:112), yaitu studi kasus tunggal dan studi kasus ganda. Studi kasus tunggal adalah penelitian yang hanya dilakukan pada satu asaran saja (satu lokasi atau satu subyek). Sedangkan studi kasus ganda yaitu subyek atau lokasi penelitian memiliki perbedaan karakteristik.
35
Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus tunggal terpancang, Sutopo (2002:112) mengungkapkan “Aspek bisa dilakukan pada sasaran satu orang atau lebih, satu desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, negara atau lebih, tergantung adanya kesamaan karakteristiknya atau keseragaman. Jadi maksud dari tunggal terpancang pada penelitian ini yaitu, tunggal maksudnya hanya ada satu lokasi yaitu Sekolah Dasar Islam Terpadu Taruna Teladan Delanggu, Klaten. Sedangkan terpancang artinya pada tujuan, yaitu untuk mengetahui bagaimana dampak pembelajaran full day school di SDIT dalam pembentukan karakter anak. Studi kasus tunggal terpancang karena penelitian ini dilakukan pada sasaran studi yanga memiliki karakteristik yang sama atau seragam yaitu semua warga penghuni SDIT Taruna Teladan serta memfokuskan pada suatu masalah yang sudah ditetapkan sebelum peneliti terjun ke tempat penelitian. 2.
Pendekatan Penelitian Di dalam melakukan penelitian terdapat 2 macam bentuk penelitian yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini penulis memilih bentuk penelitian kualitatif. Karena dalam memperoleh data, bentuk penelitian kualitatif nantinya mengutamakan metode wawancara dan observasi lapangan. Oleh sebab itu dipilih metode kualitatif untuk mendeskripsikan dan menganalisi fenomenafenomena yang terjadi pada SDIT hubungannya dengan pembentukan karakter anak. Menurut Moleong (2005:3) mengutip pendapat Bogdan dan Taylor (1975:75), “metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Selain itu juga menurut Moleong (2005:6) penelitian kualitatif adalah upaya penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Di dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Laporan penelitian akan berisi berupa kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan yang berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan dokumen pribadi, foto, rekaman, dan dokumen resmi (Moleong, 2005:11)
36
Dari penjelasan di atas maka, pendekatan penelitian yang penulis pergunakan adalah deskriptif kualitatif, sebab penelitian ini memaparka objek yang diteliti yaitu manusia berdasarkan fakta aktual pada masa sekarang. Penelitian ini menekankan pada proses dan perilaku yaitu mengenai proses pembelajaran pendidikan Islam terpadu di sekolah program full day school dalam membentuk karakter anak sejak usia Sekolah Dasar. C. Data dan Sumber Data 1. Jenis Data Dalam sebuah penelitian diperlukan data atau informasi yang mendukung, menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (2008). Di dalam penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder atau data tambahan, berikut penjelasannya: a. Data Primer Menurut Lofland dan Lofland kata-kata dan tindakan merupakan data primer (sumber data utama), sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau video/video tapes, pengambilan foto atau film (Moleong, 2008:157). Katakata atau informasi yang didapat melalui informan di lapangan merupakan data utama yang sangat penting dalam penelitian. Data ini digunakan untuk menjawab fokus permasalahan yang ada dalam penelitian. Pengumpulan sumber data utama dilakukan dengan cara wawancara, pengamatan, dapat pula dikatakan sebagai usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar dan bertanya (Moleong, 2008:157). Dengan demikian yang menjadi data utama atau data primer adalah data yang berupa kata-kata dan tindakan yang diperoleh peneliti melalui pengamatan atau observasi dan mewawancarai informan. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi langsung tentang implementasi program full day school dalam pembentukan karakter peserta didiknya yang dilakukan warga sekolah terutama kepala sekolah, guru, dan siswa yang terlibat langsung dalam proses kegiatannya di SDIT Taruna Teladan. Data yang diperoleh dalam penelitian berupa kata-kata, atau informasi yang didapatkan informan melalui wawancara. Sementara data berupa tindakan diperoleh dari pengamatan aktifitas belajar mengajar, kegiatan belajar mengajar
37
di kelas, ekstrakurikuler dan aktifitas warga sekolah yang dilakukan di lingkungan SDIT Taruna Teladan tahun pelajaran 2015/2016. Jadi dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dan observasi dalam rangka mengumpulkan data primer, dimana data primer tersebut sangat berguna untuk mengetahui hasil dari implementasi full day school dalam pembentukan karakter peserta didiknya. b. Data Sekunder Selain primer, data dapat ditambah dengan dokumen maupun data lain yang termasuk dalam data sekunder. Data sekunder nantinya mampu mendukung data primer dalam penelitian ini. Data sekunder adalah data yang berasal dari sumber selain kata-kata dan tindakan seperti sumber tertulis, foto, dan data statistik (Moleong,2008) Moleong menjelaskan dengan melalui sumber arsip, dokumen atau data tertulis dapat digunakan untuk memperkaya data, lebih rinci tentang data tertulis ia menjelaskan sebagai berikut: “pada instansi-instansi pemerintah biasanya ada dokumen resmi. Dokumen resmi sekolah misalnya berupa laporan rapat daftar kemajuan staf pengajar dan pengawas tata usaha, laporan diri siswa yang dibuat guru bimbingan konseling, dan laporan kemajuan siswa. Ada peneliti yang mengabaikan dokumen-dokumen semacam itu dan hal itu jelas keliru. Yang jelas, peneliti hendaknya secara cermat, hati-hati, dan sabar menjajaki sumber tertulis tersebut, sehingga datanya menjadi kaya sekali.” (Moleong, 2006:160) Menurut Biklen foto dapat menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan hasilnya sering dianalisi secara induktif. Sumber data foto dalam penelitian kualitatif dapat dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan peneliti sendiri. (Moleong, 2006:159) Dalam penelitian ini data sekunder berupa foto yang digunakan berasal dari peneliti sendiri dan sebagian meng-copy paste dari album arsip di sekolah. Foto dari arsip file yang dimiliki sekolah dapat memberi informasi tentang halhal yang tidak dapat ditangkap oleh peneliti. Foto-foto yang berasal dari file arsip sekolah berupa foto-foto kegiatan sekolah biasanya berlangsung seperti kegiatan ekstrakurikuler, dokumentasi acara-acara bersama wali murid, outing class, dan kegiatan tahunan lainnya yang rutin dilakukan tetapi tidak dapat
38
dijumpai peneliti karena keterbatasan waktu penelitian. Sedangkan foto yang diperoleh peneliti adalah foto-foto untuk mendokumentasikan kejadiankejadian yang berlangsung selama penelitian terjadi seperti aktifitas dan interaksi warga SDIT Taruna Teladan Delanggu di dalam maupun di luar kelas seperti bagaimana siswa dan guru beraktifitas di sekolah. Foto-foto lain yang diperoleh peneliti adalah foto-foto tentang kondisi lingkungan fisik sekolah seperti footo kondisi kelas, bangunan sekolah, fasilitas-fasilitas yang dimiliki dan semuanya yang berhubungan dengan tema penelitian. Data sekunder lain yang digunakan dalam penelitian ini antara lain profil sekolah (seperti data prestasi siswa, profil guru dan kepala sekolah, dan profil sekolah secara umum), Tata Tertib Sekolah, raport nilai siswa yang dapat menggambarkan bagaimana sekolah menilai perkembangan karakter, dan berita tertulis lainnya yang peneliti dapat dari pihak sekolah. Dikumpulkannya data sekunder dapat sangat mendukung data primer yang telah diperoleh, sehingga data lebih valid, data yang diperoleh lebih kaya dan diperoleh pemahaman peristiwa secara lebih menyeluruh tentang penerapan atau implementasi program full day school dalam rangka pembentukan karakter anak di SDIT Taruna Teladan Delanggu. 2. Sumber Data a. Informan Informan diperlukan untuk mengetahui lebih dalam mengenai masalah yang diteliti. Sutopo menjelaskan posisi narasumber sebagai berikut “dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (narasumber) sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki informasinya. Peneliti dan narasumber disini memiliki pososo yang sama, dan narasumber bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi ia lebih memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki. Karena posisi ini, sumber data yang berupa manusia di dalam penelitian kualitatif lebih tepat disebut sebagai informan daripada sebagai responden”. (2002:50) Jadi informan sebagai individu-individu tertentu yang dapat memberikan keterangan dan data informasi untuk kepentingan penelitian. Adapun informan yang akan digali informasinya adalah sebagai berikut: a) Kepala Sekolah SDIT Taruna Teladan Delanggu.
39
Kepala sekolah adalah orang yang paling penting dalam berjalannya program full day school di sekolah ini. Kepala sekolah yang bernama Ustadz Iping merupakan orang yang berpengaruh dalam menentukan kurikulum yang berkaitan dengan program kerja yaitu penyusunan perangkat pembelajaran pada guru, pembagian tugas guru atau wali kelas. Dengan kewenangan yang dimiliki kepala sekolah seperti perumusan kurikulum, pembagian tugas peran guru dalam implementasi program full day school terhadap pembentukan karakter peserta didik telah dimasukkan dalam kurikulum serta profil umum tentang kegiatan sehari-hari warga SDIT Taruna Teladan tahun ajaran 2015 / 2016. Dengan demikian kepala sekolah dianggap mampu memberikan informasi yang terkait implementasi program full day school terhadap pembentukan karakter dan begaimana sekolah memperlakukan peserta didiknya. b) Guru kelas dan guru mata pelajaran di SDIT Taruna Teladan Delanggu. Guru adalah pelaksana program yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas yang telah ditetapkan oleh sekolah bahkan pemerintah. Peran guru sangat penting dalam kegiatan pendidikan karena guru adalah pihak pelaksana atau ujung tombak dari pembentukan karakter siswa dan teladan di sekolah khususnya di dalam kelas. Dengan posisi guru yang begitu penting maka data yang diperoleh dari guru akan menjadi data yang sangat penting yang dapat memberi gambaran tentang pelaksanaan full day school sehari-hari dalam rangka pembentuka karakter anak didiknya. Jumalah guru yang akan diambil datanya sebagai informan sejumlah 2 guru. c) Orang tua atau wali murid Tidak semua orang tua peserta didik menjadi informan. Orang tua yang dipilih untuk menjadi informan dalam penelitian ini paling tidak sudah lebih dari 1 tahun menyekolahkan anaknya di SDIT Taruna Teladan Delanggu. Sampel yang diambil dari orang tua siswa sebanyak 3 orang. Alasan peneliti mencari data kepada orang tua adalah ingin mengetahui bagaimana implementasi program full day school terhadap pembentukan karakter anak dari sudut pandang orang tua. Dengan bahasa yang lebih sederhana yaitu bagaimana hasil yang dilihat orang tua terhadap
40
pembentukan karakter anaknya selama mendapat pendidikan di sekolah tersebut. d) Murid Murid atau peserta didik di yang hanya akan diambil informasinya 5 orang saja dari kelas IV ke atas. Alasan peneliti menjadikan murid SDIT Taruna Teladan sebagai informan, sebab data yang diperoleh dari berbagai sumber akan membantu peneliti memperoleh data yang relevan. Selain diperoleh data yang relevan dengan menggunakan berbagai sumber akan diperoleh data yang lebih kaya dari berbagai sudut pandang, sehingga diperoleh data tentang strategi implementasi full day school terhadap pembentukan karakter yang lebih menyeluruh. Peserta didik sebagai sasaran
dari
program
tersebut
dirasa
memang
perlu
diperoleh
informasinya bagi peneliti. b. Peristiwa atau Aktivitas Peristiwa adalah sumber data secara sengaja maupun tidak sengaja, sedangkan aktivitas merupakan rutinitas yang berulang atau hanya satu kali terjadi. Untuk memperoleh sumber data berupa peristiwa atau aktifitas peneliti melakukan pengamatan pada peristiwa atau aktivitas yang terjadi untuk mengetahui bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti. Aktivitas tersebut meliputi aktivitas secara formal ataupun tidak formal, tertutup dan terbuka untuk dapat diamati oleh siapapun. Sumber data peristiwa bisa sangat beragam dari aktivitas yang rutin terjadi sampai aktivitas atau peristiwa yang tidak sengaja terjadi. Sutopo (2002:51) Sumber data ini dapat diperoleh melalui pengamatan atau observasi. Kegiatan dalam observasi meliputi kegiatan “pencatatan secara sistemik kejadiankejadian, perilaku, objek-objek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. (Sarwono, 2006:34) Tidak semua peristiwa diamati dalam penelitian ini namun hanya peristiwa atau aktivitas yang berlangsung saat penelitian. Peristiwa atau aktivitas yang dimaksud seperti interaksi antara guru dengan murid, murid dengan murid, murid dan guru dengan lingkungan sekitar, kegiatan belajar mengajar, observasi tentang program-program yang diadakan oleh sekolah. Kegiatan atau aktivitas tersebut dicatat atau direkam oleh peneliti sacara sistematis ketika penelitian berlangsung atau direkam dalam bentuk rekaman suara atau foto.
41
c. Dokumen atau Arsip Dokumen atau arsip merupakan sumber data yang tidak kalah pentingnya dalam penelitian kualitatif. Menurut Sutopo (2002:54) mengemukakan bahwa: “dokumen merupakan bahan tertulis tau benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas, tetapi juga berupa gambar atau benda peninggalam yang berhubungan dengan suatu peristiwa tertentu. Sedangkan arsip merupakan suatu dokumen berupa catatan rekaman yang bersifat formal”. Suatu dokumen disebut arsip, apabila dokumen tersebut dapat berupa catatan rekaman yang lebih bersifat formal dan terencana dalam organisasi. Dalam mengkaji dokumen peneliti sebaiknya tidak hanya mencatat apa yang tertulis tetapi juga berusaha menggali dan menangkap maknanya yang tersirat dalam dokumen tersebut. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah foto kegiatan pembelajaran yang berlangsung di sekolah. Foto-foto yang berasal dari file arsip sekolah berupa foto-foto kegiatan sekolah biasanya berlangsung seperti kegiatan ekstrakurikuler, dokumentasi acara-acara bersama wali murid, outing class, dan kegiatan tahunan lainnya yang rutin dilakukan tetapi tidak dapat dijumpai peneliti karena keterbatasan waktu penelitian.
D. Teknik Pengambilan Subjek Penelitian Dalam penelitian kualitatif sampel ditunjuk oleh peneliti sendiri dengan mempertimbangkan bahwa sampel itu mengenai masalah yang diteliti, jujur, dapat dipercaya, dan datanya bersifat objektif. Penelitian ini akan menggunakan teknik cuplikan purposive atau purposive sampling. Sukmadinata (2007:101) menyatakan bahwa, “purposive sample memfokuskan pada informan-informan terpilih yang kaya dengan focus untuk studi yang bersifat mendalam.” Dalam teknik purposive, peneliti tidak menjadikan semua orang sebagai informan, hanya yang dipandang tahu dan cukup memahami serta dengan berbagai pertimbangan tertentu dan peneliti cenderung memilih informannya berdasarkan posisi dengan akses tertentu yang dianggap memiliki informasi yang berkaitan dengan permasalahannya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber dataa yang mantap. Yang dimaksud cuplikan di atas adalah informan yang mewakili data dalam penelitian ini. Namun sumber data yang
42
terpilih tersebut tidak mewakili populasi yang lain, melainkan lenih mewakili informasinya. (Sutopo, 2002:57) Sama halnya dalam penelitian ini, informan yang digunakan tidaklah seluruh warga SDIT Taruna Teladan, melainkan beberapa informan atau cuplikan saja yang informasinya dapat mewakili bagaimana imlpementasi program full day school berlangsung. Peneliti memilih beberapa informan uyang memiliki akses dan keterlibatan besar dalam penerapan full day school terhadap pembentukan karakter anak didik seperti kepala sekolah, guru atau wali kelas, orang tua siswa, serta siswa sendiri. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi dan observasi. 1. Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya dengan penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide atau panduan wawancara. Menurut Moleong wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu yang terjadi antara pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawaancara yang memberi jawaban atas pertanyaan tersebut. (Moleong, 2006:86) Dengan bahasa yang lebih sederhana Sutopo mejelaskan tujuan dari dilakukannya wawancara yaitu: “menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan, dan sebagainya untuk merekonstruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masa lampau, dan memproyeksi hal-hal itu dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi di masa yang akan datang.” (2002:58) Lebih lanjut Sutopo (2002:59) mengungkapkan ada dua jenis teknik wawancara yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur yang disebut wawancara mendalam (in dept interviewing). Wawancara terstruktur merupakan jenis wawancara yang sering disebut wawancara terfokus, sebab
43
pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut dengan permasalahan sudah ditentukan oleh peneliti dan harus dijawab oleh responden. Sedangkan dalam wawancara tidak terstruktur, permasalahan yang hendak dipertanyakan terpaku pada kerangka pertanyaan yang telah dibuat atau memungkinkan terjadinya improvisasi. Oleh karena hal tersebut data yang diperoleh dengan wawancara tidak terstruktur akan diperoleh data yang lebih mendalam dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Wawancara yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur yang disebut wawancara terbuka serta wawancara mendalam (in dept interviewing). Sugiyono (2005:74) menyampaikan “wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas”. Bebas disini adalah penelitian yang terbuka dan tidak ditutup-tutupi. Hal ini dimaksudkan agar yang diwawancarai mengetahui maksud dan tujuan penelitian sehingga mereka dapat menjawab sesuai dengan keadaan yang ada serta jawabannya tidak melenceng dari permaalah yang dirumuskan peneliti serta responden bisa mengemukakan pendapatnya tanpa dibatasi dengan rumusan pertanyaan yang dibuat oleh peneliti. Selain itu wawancara yang dilakukan bersifat in dept interviewing atau wawancara secara mendalam, pertanyaan-pertanyaan sifatnya berkembang sesuai dengan kondisi ketika penelitian berlangsung. Peneliti sebenarnya tetap membawa interview guide ketika wawancara, namun pertanyaan yang diajukan dapat disesuaikan dengan informasiinformasi yang diberikan rsponden. Interview guide tersebut sifatnya sebagai panduan peneliti dalam melakukan wawancara dan bukan sebagai pembatas pertanyaan apa saja yang akan disampaikan, sehingga interview guide dapat mempermudah peneliti dalam melakukan wawancara. Dengan dilakukannya wawancara peneliti dapat lebih mengerti tentang apa yang diketahui atau dipahami oleh informan secara mendalam dan menyeluruh.
2. Observasi (Pengamatan) Teknik pengumpulan data observasi langsung dilakukan peneliti dengan melakukan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap subjek yang diteliti. Observasi langsung digunakan peneliti untuk mengetahui kondisi yang ada di lapangan melalui pengamatan. Guba dan Linclon (1981)
44
menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif pengamatan harus digunakan sebesar-besarnya. Sebab dalam pengamatan data yang diperoleh didasarkan dari pengalaman langsung peneliti, melalui pengamatan memungkinkan peneliti melihat dan mengalami sendiri, dapat mengurangi keraguan peneliti akan data yang diperoleh dati teknik lain. Pengamatan memungkinkan peneliti memahami situasi-situasi yang rumit dan jika dalam kasus-kasus tertentu komunikasi tidak dimungkinkan, pengamatan bisa menjadi alat yang sangat bermanfaat. (Moleong, 2006:175) Lebih lanjut Moleong menjelaskan tentang apa yang diobservasi atau yang diamati adalah jenis-jenis kegiatan dan peristiwa tertentu yang memberikan informasi dan pandangan yang benar-benar berguna dan peneliti dituntut untuk peka dan tetap berfokus pada masalah yang hendak diteliti.(2006:176) Sanafiah Faisal (1990) dalam Sugiyono (2005:64), mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation dan convert abservation), dan observasi yang tidak terstruktur (unstructured observation). Selanjutnya Spradley (1980), dalam Sutopo (2002: 65-69) membagi observasi berpartisipasi menjadi tiga yaitu observasi berperan pasif, berperan aktif, dan berperan penuh. Narbuko dan Achmadi menjelaskan bahwa teknik observasi yang dapat digunakan dalam penelitian adalah observasi pastisipan dan observasi non partisipan. Dalam teknik observasi partisipan, peneliti menceburkan diri dalam kegiatan, interaksi, dan terlibat dalam
pengalaman yang sama dengan
responden (1999:42). Namun peneliti lebih memilih observasi pasif atau disebut observasi non pastisipan. Diamana dalam observasi nonpartisipan, peneliti hanya datang dan terlibat sebatas sebagai pengamat. Jadi dengan teknik ini peneliti hanya mengamati peristiwa atau kegiatan yang sedang berlangsung di lapangan. Dalam penelitian ini peneliti hadir untuk mengamati, mendengar, perilaku dan kejadian yang informan kerjakan seperti kegiatan belajar mengajar, aktifitas-aktifitas sehari-hari di sekolah, ekstrakurikuler, dan interaksi antar warga SDIT Taruna Teladan. Tugas peneliti adalah menangkap
45
kejadian-kejadian tersebut dengan catatan, dokumentasi foto, rekaman suara atau video baik kegiatan yang terencana maupun tak terencana atau spontan dan tidak sengaja selama penelitian berlangsung. Dengan kata lain peneliti tidak terlalu mempengaruhi kejadian yang biasa terjadi di sana. Ketika penelitian berlangsung peneliti menangkap implementasi full day school dalam pembentukan karakter, sementara kegiatan yang tidak tetangkap peneliti akan dimasukkan ke dalam data sekunder berupa foto dari pihak sekolah. F. Teknik Uji Validitas Data Keabsahan data dalam suatu penelitian sangat dieprlukan. Untuk memperoleh validitas data maka diperlukan cara untuk membuktikan keabsahan data tersebut. Moleong menjelaskan bahwa “trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.” Lebih lanjut Denzin (1978) dalam Moleong membedakan trianggulasi data ke dalam empat macam, yaitu teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. (2006:330) Dalam penelitian ini trianggulasi yang digunakan adalah jenis trianggulasi sumber. Paton menjelaskan tentang trianggulasi sumber berarti “membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian” (Moleong, 2006:330) Sedangkan jika menggunakan trianggulasi milik Afifudin dan Saebani, penelitian ini menggunakan trianggulasi data. Dalam trianggulasi data, “peneliti menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi, atau juga mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.”(2009:143). Adapun cara trianggulasi sumber yang ditempuh dalam penelitian ini adalah: 1. membandingkan informasi atau data yang diperoleh dari berbagai informan mengenai bagaimana pembentukan karakter peserta didik hasil dari implementasi program full day school
46
2. membandingkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan data tertulis G. Teknik Analisis Data Dalam analisis data aktivitas yang dilakukan peneliti adalah mengatur urutan data atau mengorganisir data yang terkumpul (catatan lapangan, foto atau gambar, data-data tertulis) ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Pengelompokan tersebut bertujuan untuk menemukan tema dan konsepsi kerja yang akan diangkat menjadi teori substansif. Analisi data ini dilakukan sejak peneliti terjun ke lapangan sampai penyusunan penelitian. (Afifudin & Saebani, 2009:145) Miles dan Huberman menyatakan bahwa “dalam penelitian kuatitatif ada komponen yang harus dipahami sebab peranannya dalam menentukan hasil akhir analisa. Beberapa komponen tersebut yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan serta verifikasi. Ketiga komponen tersebut saling berkaitan, berinteraksi dan tidak dapat dipisahkan. Secara sederhana terdapat dua model pokok dalam analisis data penelitian kualitatif, yaitu model analisi jalinan atau mengalir (flow model of analysis), dan model analisis interaktif. (Sutopo, 2002:91-94) Sementara dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis interaktif. Adapun kegiatan analisis interaktif sebagai berikut “menganalisis data, menyajikan data, dan melakukan analisis deskriptif interpretatif. Data yang terkumpul diklasifikasikan dan diseleksi kemudian dianalisis. Data yang bersifat kualitatif yaitu jawaban responden yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat. Data kualitatif ini selanjutnya dipisah-pisah menurut kategori yang digunakan utnuk mengambil kesimpulan”. (Afifudin & Saebani, 2009:146) Berikut penjelasan tentang analisis data yang digunakan dalam penelitian ini: 1. Reduksi Data Reduksi data merupakan komponen analisa yang prosesnya dilakukan sebelum melakukan penelitian dan terus dilakukan selama penelitian masih berlangsung. Dalam reduksi data, peneliti melakukan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data dari fieldnote. Bentuk tindakan reduksi data sebelum penelitian dimulai misalnya tentang kegiatan menyusun kerangka konseptual, melakukan pemilihan kasus, menyusun pertanyaan penelitian, dan
47
juga waktu menentukan cara pengumpulan data yang akan digunakan, kemudian pada waktu pengumpulan data berlangsung reduksi data dilakukan dengan membuat ringkasan dari catatan data yang diperolehdari lapangan, membuat coding dalam ringkasan tersebut, memusatkan tema, menentukan batas permasalahan dan membuat memo. (Sutopo, 2012:65) Data yang diperoleh di lapangan sangatlah banyak, kompleks dan rumit, maka peneliti harus segera melakukan reduksi data. Menurut Afifudin dan Saebani, reduksi data berarti “merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mecarinya jika diperlukan”(2009:183) Dalam penelitian ini, sejak awal peneliti telah menentukan tema, menyusun kerangka konseptual, melakukan pemilihan kasus, menyusun pertanyaan penelitian, dan juga cara pengumpulan data, dimana hal tersebut digunakan peneliti dalam membatasi data yang perlu dan tidak diperlukan dalam penelitian ini. Dalam proses reduksi data ini, data yang digali berfokus pada tema implementasi program full day school dalam pembentukan karakter anak di SDIT Taruna Teladan Delanggu seperti bagaimana penerapan full day school itu sendiri, sehingga pertanyaan yang diajukan, data yang digali, dan aktivitas yang diamati tidak keluar dari tema yang telah ditentukan. Peneliti juga telah menentukan narasumber atau sumber data yang akan digali sehingga akan mempermudah peneliti dalam mencari data. Pada saat di lapangan, peneliti juga mencatat atau merangkum apa saja yang penting kemudian dirumuskan atau dirangkum sebab data yang diperoleh di lapangan sangatlah luas dan komplek. Kemudian setelah data terkumpul, data yang diperoleh dikelompokkan sesuai kategori masing-masing, seperti data mana saja yang merupakan implementasi program full day school, data mana saja yang merupakan hambatan, serta data mana saja yang merupakan solusi dari hambatan penerapan full day school itu sendiri. Data yang merupakan implementasi full day school juga masih dikelompokkan sesuai dengan jenis tindakan, seperti proses kegiatan yang dilakukan di dalam kelas, di luar kelas dan bagaimana karakter peserta didik
48
selama mendapat kegiatan-kegiatan dari program full day school. Dengan demikian dapat diperoleh gambaran yang lebih fokus tentang implementasi program full day school dalam pembentukan karakter anak di SDIT Taruna Teladan yang nantinya akan membantu peneliti dalam mencari data pada penelitian berikutnya dan menyelesaikan penelitian. 2. Sajian Data Sajian data merupakan komponen analisis kedua dalam penelitian kualitatif, lebih lanjut Sutopo menjelaskan “sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data ini merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga bila dibaca, akan mudah dipahami.” (2002:92) Lebih lanjut Sutopo menjelaskan selain kalimat-kalimat sajian data, dapat juga meliputi matriks, gambar/skema, jaringan kerja kaitan kegiatan, dan juga tabel sebagai pendukung narasinya (2002:92). Sementara Afifudin dan Saebani menyatakan bahwa teknik-teknik penulisan hasil penelitian dapat disajikan dalm bentuk penyajian verbal (kata-kata), penyajian matematis (angka, simbol, tabel) dan penyajian visual (grafik, peta, gambar, atau foto). (2009:185) Adapun
penyajian
data
dalam
penelitian
ini
adalah
untuk
mendeskripsikan tentang bagaimana sekolah membiasakan kegiatan-kegiatan selama menjalani program full day school, serta bagaimana karakter yang berhasil dimiliki peserta didiknya sehingga dapat teridentifikasi mengenai implementasi program full day school terhadap pembentukan karakter siswanya.
3. Penarikan Simpulan dan Verifikasi Data Penarikan simpulan hanya dapat dilakukan setelah penelitian benarbenar berakhir, kemudian simpulan tersebut perlu untuk diverifikasi agar simpulan yang diperoleh valid dan dapat dipertanggung jawabkan. (Sutopo, 2002:187) Maka dari itu peneliti melakukan aktivitas pengulangan seperti penelusuran data kembali dan melihat fieldnote yang telah dibuat, data-data lain seperti hasil observasi dan penelusuran data sekunder yang telah terkumpul, sehingga hasil penelitian lebih valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
49
Penarikan kesimpulan melingkupi garis besar tentang bagaimana implementasi program full day school dalam pembentukan karakter anak didik di SDIT Taruna Teladan Delanggu tahun ajaran 2015/2016. Pengumpulan data
Penyajian data
reduksi data
Penarikan kesimpulan
Gambar 2. Skema Analisis Data Model Interaktif Sumber : Matthew B.Miles dan A. Michael Huberman (1984), dalam Sutopo (2002:187)
50
H. Prosedur Penelitian Menurut Sutopo (2002:187-190) prosedur penelitian adalah rangkaian tahap demi tahap kegiatan dari awal sampai akhir penelitian. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan prosedur atau langkah-langkah dari persiapan, pengumpulan data, analisis data dan penyusunan laporan penelitian. Lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut. 1.
Persiapan a. Menyusun proposal penelitian yang meliputi pengajuan judul dan tulisan proposal penelitian kepada dosen pembimbing. b. Membuat desain penelitian yaitu dengan mengumpulkan bahan atau sumber materi penelitian yang berasal dari lapangan berupa data dan pengamatan awal serta menyiapkan instrument penelitian atau alat observasi. c. Mengurus perijinan penelitian.
2.
Pengumpulan Data a. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam dan pengamatan berperan serta atau observasi partisipan. b. Membuat fieldnote (catatan lapangan) dan transkip hasil wawancara. c. Memilah dan mengatur data sesuai kebutuhan.
3.
Analisis Data a. Menentukan teknik analisis data yang tepat sesuai desain penelitian yang meliputi reduksi data (membuat matriks hasil penelitian lapangan), penyajian data (pembuatan matriks hasil lapangan dengan matriks teori) dan penarikan kesimpulan (verifikasi). b. Mengembangkan hasil interpretasi data dengan analisis lanjut kemudian disesuaikan dengan hasil temuan di lapangan. c. Melakukan pengayaan dalam menganalisis data yang sudah ada dengan dosen pembimbing. d. Membuat simpulan akhir sebagai temuan penelitian.
4.
Penyusunan Laporan Penelitian a. Penyusunan laporan awal b. Review laporan yaitu mendiskusikan laporan yang telah disusun dengan dosen pembimbing. c. Melakukan perbaikan laporan sesuai hasil diskusi d. Penyusunan laporan akhir.