BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen Semu atau kuasi (Quasi Experimental) yaitu penelitian eksperimental yang penyamaan kelompok kontrol dengan kelompok ekperimental hanya dalam satu karakter saja, dan minimal dilakukan dengan cara menjodohkan atau matching anggota kelompok (Sukmadinata, 2010). Penelitian kuasi, ekperimen penelitian dapat membagi grup yang ada dengan tanpa membedakan antara kontrol dan grup treat-ment secara nyata dengan tetap mengacu bentuk yang sudah ada. Penelitian ini menggunakan kelompok eksperimen (experimental group) yaitu kelas VIIA dan kelompok kontrol (kontrol group) yaitu kelas VIIC. Kelas eksperimen yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran matematika dengan pemberian kuis di akhir pembelajaran. Kelas kontrol yaitu kelas yang tidak diberi perlakuan, model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran yang biasa diterapkan guru matematika yaitu model konvensional. Desain eksperimennya menggunakan dapat dilihat pada gambar 2. Kelompok Pasangan A (KE) Pasangan B (KK)
Responden R R
Perlakuan x
Posttest O1 O2
Gambar 2 Desain Penelitian Keterangan: R : Responden. X : Pemberian kuis O1 : Tes kemampuan akhir dan angket motivasi belajar pada kelas eksperimen O2 : tes kemampuan akhir dan angket motivasi belajar pada kelas kontrol B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Pangudi Luhur Salatiga yang beralamat di Jalan Diponegoro no. 90 Salatiga. Penelitian ini berlangsung dari bulan Februari sampai Maret 2013. Penelitian dilakukan di kelas VII A dan VII C dengan VII C sebagai kelas kontrol dan VII A sebagai kelas eksperimen. C. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 71 siswa dengan rincian seperti dalam Tabel 1.
17
18 Tabel 1 Distribusi populasi penelitian No 1 2 3
Kelas VII A VII B VII C Total
Populasi 23 24 24 71
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik cluster sampling (area sampling) yaitu pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling unitnya terdiri dari satu kelompok (cluster) (Sugiyono, 2011). Pengambilan sampel melalui dua tahap, yaitu pertama menentukan sampel menurut kelas pada populasi, dan tahap kedua menentukan kelas atau kelompok yang ada pada populasi secara acak. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIA yang terdiri dari 23 siswa dan VIIC yang terdiri dari 24 siswa. D. Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu satu variabel bebas dan dua variabel terikat. Variabel bebas atau independent variable (x) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas (x) dalam penelitian ini yaitu pembelajaran matematika dengan pemberian kuis. Variabel terikat atau dependent variable (y) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Jenis variabel terikat dalam penelitian ini yaitu ( ) motivasi belajar matematika dan ( ) hasil belajar matematika. E. Definisi Operasional Sesuai dengan judul penelitian “Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Pemberian Kuis terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013”, maka variabelvariabel penelitian yang digunakan adalah pembelajaran matematika dengan pemberian kuis, motivasi belajar, dan hasil belajar. 1. Motivasi Belajar Penelitian ini mengacu pada pendapat dari Adisusilo (2012) yang mendefinisikan motivasi adalah daya dorong yang memungkinkan siswa untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Motivasi ini muncul ketika siswa merasa membutuhkan apa yang siswa inginkan. Uno (2010) menyatakan aspek motivasi belajar sebagai dorongan intrinsik dan ekstrinsik pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku dengan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam
19 belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik. 2. Hasil Belajar Hasil belajar adalah penggunaan angka pada hasil tes atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan tertentu atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran. 3. Pembelajaran Matematika Dengan Pemberian Kuis Pembelajaran matematika dengan pemberian kuis merupakan pertanyaan yang ditunjukan kepada siswa dalam waktu yang terbatas kurang lebih 15 menit pertanyaan tersebut berupa jawaban singkat. Kuis diadakan dengan waktu yang singkat yang akan membantu guru dalam memahami seberapa jauh pemahaman siswa dengan materi yang sudah dijelaskan oleh guru, serta mngetahui pada materi mana siswa mengalami kesulitan dalam memahai materi yang dijelaskan. F. Teknik Pengumpulan Data 1. Angket Motivasi Belajar Instrumen dalam pengambilan data motivasi belajar siswa pada penelitian ini dengan menggunakan angket atau kuesioner. Arikunto (2002) menjelaskan kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui. Kuesioner digunakan untuk mencari dan mengukur tingkat motivasi belajar matematika pada sampel penelitian yaitu siswa kelas VIIA dan VIIC SMP Pangudi Luhur Salatiga. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup, yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Setiap pertanyaan diberikan 4 alternatif berdasarkan skala likert yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) (Darmadi, 2011). Penelitian ini menggunakan kuesioner yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu pernyataan favourable dan pernyataan unfavourable. Penyataan favourable memiliki skor 4 untuk jawaban sangat setuju (SS), skor 3 untuk jawaban setuju (S), skor 2 untuk jawaban tidak setuju (TS), dan skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS). Pernyataan unfavourable memiliki skor 1 untuk jawaban sangat setuju (SS), skor 2
20 untuk jawaban setuju (S), skor 3 untuk jawaban tidak setuju (TS), dan skor 4 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS). Instrumen penelitian berupa angket yang disusun berdasarkan blue print yang terdiri dari aspek, sub aspek motivasi belajar, serta indikator. Penelitian ini mengacu pada aspek motivasi belajar oleh Uno (2010) mengatakan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik. Adapun blue print yang digunakan untuk membuat angket motivasi belajar dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Blue Print Instrumen Penelitian Motivasi Belajar Aspek
Sub Aspek Motivasi Belajar
Nomor Pertanyaan Indikator a.
1. Intrinsik
b. c.
F
UF
Adanya harapan dan cita masa depan.
1, 8, 53, 65
4, 7, 54, 58, 59, 64
Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
2, 3, 29, 52, 57
Adanya dorongan kebutuhan dalam belajar. Motivasi Belajar a. Adanya penghargaan dalam belajar b. Adanya lingkungan 2. Ekstrinsik belajar yang kondusif. c. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar JUMLAH
19, 25, 40, 44
11, 12, 27, 32, 41, 50, 56, 61 5, 22, 23,43, 45, 47, 51
Jumlah
10
13
11
9, 33, 34, 37, 46
21, 35, 39, 55, 38
10
13, 18, 24, 42
15, 17, 20, 48,60
9
14, 16, 26, 28, 31, 36, 49
6,10, 30, 62, 63
12
30
35
65
2. Tes Kemampuan Akhir Instrumen tes kemampuan akhir yang digunakan untuk pengukuran hasil belajar matematika terdiri dari 40 soal pilihan ganda. Materi yang digunakan pada posttest yaitu materi garis dan sudut. Blue print butir soal tes kemampuan akhir untuk pengukuran hasil belajar matematika dapat dilihat pada Tabel 3.
21 Tabel 3 Blue Print Butir Soal Tes Kemampuan Akhir Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 5. Memahami 5.1. Menentukan hubungan hubungan garis dengan antara dua garis, garis garis, serta dengan besar dan sudut, sudut jenis sudut. dengan sudut, serta menentukan ukuran
Indikator 5.1.1. Menjelaskan kedudukan dua garis (sejajar, berimpit, berpotongan, bersilangan). 5.1.2. Mengenal satuan sudut yang sering digunakan. 5.1.3. Mengukur besar sudut dengan busur derajat. 5.1.4. Menjelaskan perbedaan jenis sudut dan besar sudut dari garis yang diputar. 5.1.5. Menjelaskan hubungan antarsudut JUMLAH
Nomor Soal
Jumlah
1,2,3,4,5,6, 7
8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 16, 17, 18, 19, 20, 21,22
7
8
7
23,24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32
10
33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40
8
3. Observasi Observasi merupakan suatu proses yang komplek (sugiyono, 2011). Suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologi. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi yang digunakan yaitu observasi tidak terstruktur. Observasi tidak terstruktur menurut Sugiyono (2011) adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrument yang telah baku, tetapi berupa rambu-rambu penagamatan. 4. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah suatu metode penelitian yang bersumber pada tulisan atau barang-barang tertulis. Data yang diperoleh peneliti dari metode dokumentasi adalah tentang jumlah siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013, daftar nilai siswa serta foto selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
40
22 G. Pengujian Instrumen Instrumen penelitian berupa angket dan tes kemampuan akhir yang digunakan setelah instrumen terlebih dulu diuji validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas dan reliabilitas bertujuan untuk memperoleh instrumen yang baik. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Instrumen penelitian berupa tes kemampuan akhir yang setelah diuji validitasnya dan reliabilitasnya kemudian akan diuji tingkat kesukaran dan daya beda pada tiap butir soal. 1. Validitas Validitas diuji pada setiap butir dilakukan dengan cara skor-skor yang ada pada butiran yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur (Gay dalam Sukardi, 2008). Pemeriksaan korelasi butir tes ini akan digunakan rumus korelasi product moment atau dari Pearson (arikunto, 2009) sebagai berikut: ∑
= ∑
(∑ )
(∑
∑ ) ∑
(∑ )
Keterangan: = korelasi product moment = banyak siswa = skor butir soal = skor total ∑ = jumlah XY Pengukuran kriteria tinggi rendahnya validitas butir menggunakan indeks konsistensi internal untuk butir ke-i kurang dari 0,2 maka butir tersebut harus dibuang (azwar, 2012). Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS 16.0 for windows. a. Uji Validitas Angket Motivasi Belajar Pengujian validitas angket motivasi belajar menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson. Menurut Azwar (2012) item dikatakan valid jika ≥ 0,2. Hasil uji validitas angket motivasi belajar yang terdiri atas 65 item. Hasil pengujian tersebut terdapat 10 item yang tidak valid atau gugur karena < 0,2 yaitu nomor 13, 21, 31, 35, 36, 39, 40, 58, 59, dan 60. Jumlah item valid sebanyak 55 item,dengan rincian dapat dilihat pada Tabel 4.
23
Tabel 4 Jumlah Item Valid Angket Motivasi Belajar
b. Uji Validitas Tes Kemampuan Akhir Pengujian validitas soal tes kemampuan akhir menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson. Menurut Azwar (2012) item dikatakan valid jika ≥ 0,2. Hasil uji validitas soal tes kemampuan akhir yang terdiri atas 40 item berupa pilihan ganda. Hasil pengujian tersebut terdapat 9 item yang tidak valid atau gugur karena < 0,2 yaitu nomor 1, 5, 7, 8, 17, 21, 23, 25 dan 33. Jumlah item valid sebanyak 31 item. Rincian jumlah item valid dapat dilihat pada Tabel 5.
24 Tabel 5 Jumlah Item Valid Tes Kemampuan Akhir
2. Reliabilitas Uji reliabilitas instrumen menggunakan teknik koefisien korelasi Alpha Cronbach bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil suatu pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan mengahasilkan data yang sama (sugiyono, 2011). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS 16.0 for windows. =
1−
∑
Keterangan: = koefisien alpha = banyaknya butir instrumen = variansi dari setiap item = variansi total
25 Kriteria uji reliabilitas menggunakan ketentuan yang dikemukakan oleh Azwar (2011) sebagai berikut: Tabel 6 Koefisien Reliabilitas dan Kategori Koefisien Reliabilitas < 0,7 0,7 ≤ ≤ 0,8 0,8 ≤ ≤ 0,9 0,9 ≤ ≤ 1,0
Kategori Tidak reliabel Cukup reliabel Reliabel Sangat reliabel
a. Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Item-item dari angket motivasi belajar yang telah diuji validitasnya dan dinyatakan valid dicari koefisien reliabilitasnya dengan menggunakan rumus alpha cronbach. Menurut Azwar (2011) item dikatakan reliabel jika ≥ 0,7. Hasil uji reliabilitas item angket motivasi belajar dapat dilihat pada Tabel 7: Tabel 7 Hasil Pengukuran Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Cronbach's Alpha .875
N of Items 55
Berdasarkan Tabel 7, diketahui bahwa koefisien reliabilitas angket motivasi belajar yaitu 0,875. Hal ini menunjukkan bahwa reliabilitas angket motivasi belajar tersebut reliabel sehingga soal layak digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian. b. Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Akhir Item-item dari soal tes kemampuan akhir yang telah diuji validitasnya dan dinyatakan valid dicari koefisien reliabilitasnya dengan menggunakan rumus alpha cronbach. Menurut Azwar (2011) item dikatakan reliabel jika ≥ 0,7. Hasil uji reliabilitas item soal tes kemampuan akhir dapat dilihat pada Tabel 8: Tabel 8 Hasil Pengukuran Reliabilitas Soal Tes Kemampuan Akhir Cronbach's Alpha .881
N of Items 32
Berdasarkan Tabel 8, diketahui bahwa koefisien reliabilitas soal tes kemampuan akhir yaitu 0,881. Hal ini menunjukkan bahwa reliabilitas soal tes kemampuan akhir tersebut reliabel sehingga soal layak digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian.
26 3. Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran suatu soal dinyatakan oleh suatu indeks yang dinamakan indeks kesukaran soal dan disimbolkan oleh huruf P. Indeks kesukaran soal merupakan rasio antara penjawab soal benar dan banyaknya penjawab soal. Formalitas indeks kesukaran aitem adalah: P=
ni N
= Banyaknya siswa yang menjawab aitem dengan benar = Banyaknya siswa yang menjawab aitem Menurut Nasution dan Zainul (2005), tingkat kesukaran butir soal dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu mudah, sedang, dan sukar. Kategori tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 9 sebagai berikut: Tabel 9 Koefisien Tingkat Kesukaran dan Kategori Koefisien Tingkat Kesukaran 0,00 ≤ P ≤ 0,25 0,25 < P ≤ 0,75 0,75 < P ≤ 1,00
Kategori Tingkat kesukaran sukar Tingkat kesukaran sedang Tingkat kesukaran mudah
Pengujian tingkat kesukaran soal tes kemampuan akhir menggunakan rumus taraf kesukaran pada tiap item soal. Hasil uji tingkat kesukaran soal tes kemampuan akhir yang terdiri atas 40 item berupa pilihan ganda yang akan dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu sukar, sedang dan mudah. Hasil pengujian 40 item soal tes kemampuan akhir di dapatkan 2 item berkategori sukar, 27 item berkategori sedang dan 11 item berkategori mudah. Hasil uji tingkat kesukaran soal tes kemampuan akhir dapat dilihat secara detail pada Tabel 10: Tabel 10 Hasil Pengukuran Tingkat Kesukaran Item Soal Tes Kemampuan Akhir Koefisien Tingkat Kesukaran 0,00 ≤ P ≤ 0,25 0,25 < P ≤ 0,75
0,75 < P ≤ 1,00
Kategori
Nomor Soal
Jumlah
Tingkat sukar Tingkat sedang
21*, 25* 2,3,4,6,7*,8*,10,11,12,13, 14,15,17*,18,19,20,22,23*, 24,27,28,29,30,31,32,38,39, 1*,5*,9,16,26,33*,34,35,36, 37,40
2
Tingkat mudah
Keterangan : * = item gugur/item tidak valid
27 11
27 4. Daya Beda Menurut Azwar (2011), untuk menguji daya beda butir soal digunakan rumus: d=
niT niR NT N R
Keterangan: d = daya beda niT = Banyaknya penjawab aitem dengan benar dari kelompok tinggi NT = Banyaknya penjawab dari kelompok tinggi niR = Banyaknya penjawab aitem dengan benar dari kelompok rendah NR = Banyaknya penjawab dari kelompok rendah. Menurut Ebel sebagaimana dikutip dalam Azwar (2011), kriteria daya beda dibagi menjadi empat yang dapat dilihat pada Tabel 11: Tabel 11 Koefisien Daya Beda dan Kategori Koefisien Daya Beda d ≥ 0,40 0,30 ≥ d ≥ 0,39 0,20 ≥ d ≥ 0,29 d < 0,20
Kategori daya beda bagus sekali daya beda lumayan bagus daya beda belum memuaskan daya beda jelek
Pengujian daya beda soal tes kemampuan akhir menggunakan rumus daya beda pada tiap item soal. Hasil uji daya beda soal tes kemampuan akhir yang terdiri atas 40 item berupa pilihan ganda yang akan dikategorikan menjadi 4 kategori yaitu bagus sekali, lumayan bagus, belum memuaskan dan jelek. Hasil uji daya beda didapatkan 14 item berkategori beda daya bagus skali, 8 item berkategorikan beda daya lumayan bagus, 15 item berkategori beda daya jelek dan 3 item berkategori beda daya belum memuaskan. Hasil uji daya beda soal tes kemampuan akhir dapat dilihat detail pada Tabel 12: Tabel 12 Hasil Pengukuran Daya Beda Soal Tes Kemampuan Akhir Koefisien Daya Beda d ≥ 0,40 0,30 ≥ d ≥ 0,39 0,20 ≥ d ≥ 0,29 d < 0,20
Kategori
Nomor Soal
Jumlah
daya beda bagus sekali
2,3,4,6,10,12,13,19,20,26,27, 28,31,32 11,14,29,30,34,35,38,39 1*,15,22
14
5*,7*,8*,9,16,17*,18,21*,23 *,24,25*,33*,36,37,40
15
daya beda lumayan bagus daya beda belum memuaskan daya beda jelek
Keterangan : * = item gugur/item tidak valid
8 3
28 H. Teknik Analisis Data Nilai tes kemampuan akhir dan angket motivasi diolah menggunakan SPSS 16.0 for windows, kemudian dilakukan analisis deskriptif dan analisis uji banding dua sampel untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan pemberian kuis terhadap motivasi belajar dan hasil belajar matematika. Menganalisis variabel motivasi belajar matematika maka dikategorikan kedalam tiga tingkatan, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Kategori tingkatan motivasi belajar dengan menggunakan mean dan standar deviasi.
Keterangan:
SD = standar deviasi = nilai responden = jumlah responden
Keterangan:
= rata-rata = nilai responden = jumlah responden
Rumus kategori tingkatan menurut Azwar (2012) diabgi menjadi 3 katgeori yang dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Rumus Kategori Tingkatan Skala X < ( - 1,0SD) ( - 1,0SD) ≤ X < ( ( + 1,0SD) ≤ X
+ 1,0SD)
Kategori Tingkatan rendah sedang tinggi
1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif pada penelitian digunakan untuk menganalisis data yang dikumpulkan sehingga diperoleh gambaran mengenai keadaan suatu subyek yang diteliti. Pengolahan data pada analisis deskriptif meliputi ratarata, nilai minimum, nilai maksimum dan standar deviasi. 2. Analisis Uji Banding Dua Sampel Penelitian ini menggunakan uji banding dua sampel menggunakan SPSS 16.0 for windows. Analisis uji banding dua sampel digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar matemtika pada kedua kelompok, dan jika berbeda mana yang lebih baik. Uji banding dua sampel pada penelitian ini benar-benar di antara keduanya saling bebas, artinya kedua sampel tidak harus sama jumlah anggota sampel. Uji banding dua sampel memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
29 a. Uji Prasyarat 1) Uji Normalitas Uji normalitas merupakan uji prasyarat sebelum melakukan uji banding dua sampel yang berguna untuk mengetahui data pada variabel kontrol dan variabel terikat berdistribusi normal. Uji kolmogorov-Smirnov digunakan untuk menguji normalitas data menggunakan SPSS 16.0 for windows. Kriterianya adalah signifikan untuk uji dua sisi hasil perhitungan lebih besar dari > 0,05 berarti berdistribusi normal. 2) Uji Homogenitas Uji homogenitas merupakan uji prasyarat sebelum melakukan uji banding dua sampel. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi adalah sama atau tidak. Uji barlett digunakan untuk menguji homogenitas data menggunakan SPSS 16.0 for windows. Kriterianya adalah signifikan hasil perhitungan lebih besar dari > 0,05 berarti data tersebut homogen. b. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk melihat pengaruh pembelajaran dengan pemberian kuis terhadap motivasi belajar matematika dan pengaruh pembelajaran dengan pemberian kuis terhadap hasil belajar matematika. Analisis hipotesis penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil akhir penelitian, apakah hipotesis dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji banding dua sampel (independent t-test) dengan taraf signifikan 0,05. 1) Hipotesis 1 H0 : µ1 = µ2 : tidak ada perbedaan yang signifikan motivasi belajar, sehingga pembelajaran matematika dengan pemberian kuis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar matematika pada siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013. H1 : µ1 ≠ µ2 : ada perbedaan yang signifikan motivasi belajar, sehingga pembelajaran matematika dengan pemberian kuis berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar matematika pada siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji banding dua sampel yaitu dengan independent t-test dengan taraf signifikan 0,05. Cara menguji hipotesis yaitu dengan melihat nilai signifikan, apabila nilai signifikan < 0,05 maka H0 ditolak yang artinya model
30 pembelajaran dengan pemberian kuis berpengaruh terhadap motivasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013 dan jika nilai signifikan > 0,05 maka H0 diterima yang artinya model pembelajaran dengan pemberian kuis tidak berpengaruh terhadap motivasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013. 2) Hipotesis 2 H0 : µ1 = µ2
:
tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar, sehingga pembelajaran matematika dengan pemberian kuis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013. H1 : µ1 ≠ µ2 : ada perbedaan yang signifikan hasil belajar, sehingga pembelajaran matematika dengan pemberian kuis berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji banding dua sampel yaitu dengan independent t-test dengan taraf signifikan 0,05. Cara menguji hipotesis yaitu dengan melihat nilai signifikan, apabila nilai signifikan < 0,05 maka H0 ditolak yang artinya pembelajaran matematika dengan pemberian kuis berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013 dan jika nilai signifikan > 0,05 maka H0 diterima yang artinya pembelajaran matematika dengan pemberian kuis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013.