BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian korelasional. Menurut Arikunto (2002) penelitian korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa erat hubungan tersebut. Dengan menggunakan teknik penelitian korelasional, dapat diketahui hubungan variansi dalam sebuah bentuk variabel lain. Besar atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisiensi korelasi. 3.2 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2010) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, sehingga dapat ditarik kesimpulannya. 3.2.1 Identifikasi Variabel a. Variabel independen/bebas (X) Variabel independen/bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau penyebab. Penelitian ini sebagai variabel bebas adalah pola asuh orang tua. b. Variabel dependen/terikat (Y) Variabel dependen/terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau akibat. Penelitian ini sebagai variabel terikat adalah kematangan emosi.
34
3.2.2 Definisi Operasional Variabel a. Pola Asuh Orang Tua Suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak. Jika pendidikan keluarga dapat berlangsung dengan baik maka mampu menumbuhkan perkembangan kepribadian anak menjadi manusia dewasa yang memiliki sikap positif terhadap agama, kepribadian yang kuat dan mandiri, potensi jasmani dan rohani serta intelektual yang berkembang secara optimal b. Kematangan Emosi Kematangan
emosi
adalah
kemampuan
seorang
individu
untuk
menggunakan emosinya secara baik, yang ditandai dengan pengontrolan diri, pemahaman seberapa jauh baik buruk dan apakah bermanfaat bagi dirinya dalam setiap tindakan maupun perbuatannya. 3.3 Populasi Dan Sampel 3.3.1 Populasi Menurut Suharsimi Arikunto (2002) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Sedangkan Sugiyono (2011) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Theresiana kelas X yang berjumlah 31 siswa, dan kelas XI yang berjumlah 33. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah berjumlah 64 siswa.
35
3.3.2
Sampel Suharsimi Arikunto (2002) menyebutkan bahwa sampel adalah sebagian
atau wakil dari populasi yang diteliti. Sejalan dengan pernyataan Sugiyono (2010) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan kelas XI SMA Theresiana Salatiga yang berjumlah 64 siswa dan sekaligus merupakan sampel total. 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh penulis untuk menghimpun data dari sejumlah populasi yang menjadi sampel penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3.4.1
Angket pola asuh orang tua Angket pola asuh orang tua berjumlah 30 item pernyataan, yang disusun
oleh penulis berdasarkan teori Hurlock (1999). Prosedur pengisian angket pola asuh orang tua mudah dan sederhana. Responden hanya diminta memilih 2 jawaban yaitu “ya” dan “tidak”. Item-item yang tercantum pada angket pola asuh orang tua tersebut diisi sesuai dengan keadaan diri siswa. Cara penilaiannya memberikan skor yaitu : 1
: untuk jawaban YA
0
: untuk jawaban TIDAK
Kisi-kisi instrumen pola asuh orang tua dapat lebih jelas dilihat sebagai berikut :
36
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Angket Pola Asuh Orang Tua NO
SUB
INDIKATOR
VARIABEL 1.
NO ITEM
Pola Asuh
1. Orang tua cenderung bersifat kaku
Otoriter
2.Orang tua suka memaksakan kehendak 3.Orang tua selalu mengatur
1-10
4.Orang tua merasa selalu paling benar 5.Orang tua selalu menghukum 6.Adanya kontrol yang ketat dari orang tua 2.
Pola Asuh
1.Orang tua sering berdiskusi dengan anak
Demokratis
2.Orang tua selalu bersedia mendengarkan keluhan anak 3.Orang tua selalu mau memberkan
11-20
tanggapan 4.Pengambilan keputusan didasarkan atas kesepakatan bersama 5.Keputusan orang tua dipertimbangkan dengan anak 6.Orang tua tidak bersifat kaku serta luwes 3.
Pola Asuh
1.Orang tua memberikan kebebasan penuh
Permisif
terhadap anak 2.Anak tidak dituntut untuk bertanggung jawab
37
21-30
3.Orang tua selalu menerima setiap tindakan anak 4.Orang tua membiarkan semua tindakan anak 5.Orang tua tidak pernah menghukum anak 6.Orang tua kurang membimbing anak 7.Orang tua kurang berkomunikasi dengan anak
3.4.2
Skala kematangan emosi Skala kematangan emosi berjumlah 45 item yang terdiri dari 25
pernyataan favorabel dan 20 pernyataan unfavorabel, yang dikembangkan sendiri oleh penulis berdasarkan ciri-ciri yang dikemukakan oleh Walgito (2002). Dimana peneliti menganggap ciri-ciri tersebut dapat mewakili aspek yang dapat mengungkap tentang kematangan emosi seseorang. Prosedur pengisian skala kematangan emosi cukup mudah dan sederhana. Responden hanya diminta memilih jawaban yaitu : SS
: untuk jawaban Sangat Sesuai
S
: untuk jawaban Sesuai
TS
: untuk jawaban Tidak Sesuai
STS
: untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai
Item-item yang tercantum skala kematangan emosi tersebut diisi sesuai dengan keadaan diri siswa. Cara penilaiannya memberikan skor yaitu :
38
4
: untuk jawaban SS
3
: untuk jawaban S
2
: untuk jawaban TS
1
: untuk jawaban STS
Kisi-kisi instrumen kematangan emosi dapat lebih jelas dilihat sebagai berikut. Tabel 3.2. Kisi-Kisi Skala Kematangan Emosi No
Aspek
Favorabel
1.
Penerimaan diri dan orang lain
1,11,21,31,41
6,16,26,36
9
2.
Tidak bersikap implusif
4,14,24,34,44,39
8,18,28,38
10
3.
Pengendalian diri
10,20,30,40
7,17,27,37
8
4.
Berpikir objektif
3,13,23,33,43
9,19,29
8
5.
Bertanggung jawab
5,15,25,35,45
2,12,22,32,42
10
Jumlah Item
25
Total
45
Unfavorabel
20
Total
45
3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum penelitian dilaksanakan oleh penulis, terlebih dahulu dilakukan uji instrumen untuk mengetahui validitas item (kesahihan item) dan reliabilitas (keandalan item) instrumen yang digunakan, sehingga data penelitian yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Uji coba instrumen ini dilaksanakan
39
pada tanggal 20 April 2012 kepada siswa kelas X3 SMA Negeri 2 Salatiga yang berjumlah 34 siswa. 3.5.1 Validitas Validitas adalah sejauh mana alat ukur dapat mengukur apa yang hendak diukur (Azwar, 2000). Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Corrected Item Total Correlation (Ali, 1995) dengan bantuan program komputer paket Statistical Product and Service Solution For Windows (SPSS). Ali (1995) menyatakan bahwa item dikatakan valid apabila batasan r>0,20 dengan kategori sebagai berikut : 0,00-0,20
: Tidak valid
0,21-0,40
: Validitas rendah
0,41-0,60
: Validitas sedang
0,61-0,80
: Validitas tinggi
Berdasarkan uji validitas item, diperoleh sejumlah 30 item angket pola asuh orang tua dinyatakan valid dengan koefisien korelasi terendah r adalah 0,200 dan koefisien tertinggi r = 0,473, dengan demikian seluruh item dapat dinyatakan valid karena koefisien korelasi > 0,20. Item instrumen pola asuh orang tua dapat digunakan untuk penelitian dapat terlihat pada tabel 3.1 (terlampir). Berdasarkan uji validitas item, diperoleh sejumlah 45 item kuesioner kematangan emosi dinyatakan valid dengan koefisien korelasi terendah r adalah 0,201 dan koefisien tertinggi r = 0,541, dengan demikian seluruh item dapat
40
dinyatakan valid karena koefisien korelasi > 0,20. Item skala kematangan emosi dapat digunakan untuk penelitian dapat terlihat pada tabel 3.2 (terlampir). 3.5.2
Reliabilitas
Selain harus valid, alat ukur juga harus dapat memenuhi standar reliabilitas. Azwar (2000) suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika alat tersebut dapat menunjukan sejauh mana pengukurannya dapt memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran kembali kepada subjek yang sama dan dikatakan reliabel jika besarnya korelasi minimal α > 0,70. Terkait dengan hasil yang telah didapatkan tolak ukur reliabilitas yang dipakai, didasarkan pada interpretasi nilai α menurut George dan Mallery (1995) sebagai berikut : α > 0,9
: sangat bagus (excellent)
α > 0,8
: bagus (good)
α > 0,7
: dapat diterima (acceptable)
α > 0,6
: dapat dipertanyakan (questionable)
α > 0,5
: buruk (poor)
α < 0,5
: tidak dapat diterima (unacceptable)
Berdasarkan uji reliabilitas angket pola asuh orang tua, diperoleh koefisien reliabilitas alpha cronbach’s α = 0,886 > 0,7 maka instrumen pola asuh orang tua dapat digunakan karena reliabel dengan kategorikan bagus (good). Berdasarkan uji reliabilitas skala kematangan emosi, diperoleh koefisien reliabilitas alpha cronbach’s α = 0,888 > 0,7 maka skala kematangan emosi dapat digunakan karena reliabel dengan kategorikan bagus (good).
41
3.6
Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
hubungan dua variabel dengan rumus contingency coefficient dengan bantuan program komputer paket Statistical Product and Service Solution For Windows 17,0 (SPSS 17,0), yaitu melihat hubungan yang signifikan pada pola asuh orang tua dengan kematangan emosi. Menurut Sugiyono (2007), uji contingency coefficient mengisyaratkan skala data nominal.
42