30
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Lokasi dilaksankaannya pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan IPS ini adalah dikelas IV SD Negeri Sirnasari
Kecamatan Jatinunggal Kabupaten
Sumedang. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa ditemukan masih rendahnya hasil belajar PIPS di SD ini. Selain itu letaknya yang strategis, sarana dan prasaran yang mampu menunjang KBM, serta jumlah peserta didik yang memadai sehingga peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas di sekolah ini. 2. Waktu Penelitian Waktu dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini adalah selama kurun waktu 5 bulan yaitu mulai bulan September 2012 sampai dengan Januari 2013.
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah Peserta didik kelas IV SDN Sirnasari, berjumlah 25 Peserta didik yang terdiri dari laki-laki 15 orang dan 10 perempuan. dengan objek yang diteliti adalah peningkatan hasil belajar Peserta didik pada pemahaman kenampakan alam Tahun Pelajaran 2012/2013 dalam pembelajran PIPS masih terkonsentrasi di bawah criteria cukup. Adapun alasan pemilihan subjek penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar PIPS pada peserta didik kelas IV SDN Sirnasari. Hal ini diketahui berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada penelitian awal. Dari hasil penelitian awal, dengan KKM 65, setelah dilaksanakan pembelajaran pada semester sebelumnya yang dilaksanakan pada tanggal 11 September 2012 sebagai gambaran, diperoleh data rata-rata hasil belajar 56 dengan persentase ketuntasan belajar 36% dari 25 orang peserta didik yang ada, dan kegiatan guru dalam melaksanakan KBM masih didominasi oleh metode
31
ceramah. Sehingga dirasa perlu untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran selanjutnya .
C. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), artinya bentuk penelitian tindakan seting kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam terminologi bahasa Inggris lazim disebut (Classroom Action Research) yaitu bentuk penelitian yang bercirikan pada kegiatan partisipatif dan kolaboratif. Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif merupakan penelitian yang di dalamnya terdapat kerjasama antara peneliti sebagai guru kelas dan guru lain sebagai observer. Pendekatan ini diciptakan untuk menciptakan adanya hubungan kerja kesejawatan. Sedangkan Penelitian Tindakan Kelas partisipatif merupakan penelitian tindakan kelas yang pada pelaksanaannya melibatkan guru kelas. Menurut Supardi (Arikunto, dkk 2008:104) „Pada intinya PTK merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul di kelas dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan‟. Selanjutnya Arikunto (2008:3) mengemukakan bahwa “PTK merupakan suatu perencanaan terhadap keiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunulkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara ersama.” Berdasar pada pendapat-pendapat mengenai PTK di atas, maka dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan penelitian yang dilaksanakan di dalam kelas yang bertuan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar agar mencapai hasil belajar yang lebih baik. Dari hal di atas diketahui bahwa fokus kajian dalam PTK yaitu permasalahan yang bersifat praktis dalam proses pembelajaran di kelas yang meliputi aktivitas peserta didik, diantaranya yaitu meliputi pengelolaan kelas yang lurang efektif, meia pembelaharan yang kurang menunjang, metode dan strategi pembelajaran yang masih konvensional atau ealuasi yang kurang relevan.
32
Oleh karena itu, kajian dalam penelitian ini adalah praktik pembelajaran dengan fokus pada penggunaan model pembelajaran, yaitu model kooperatif tipe Think- Phare -Shere (TPS). 2. Desain Penelitian Dalam perbaikan pembelajaran melalui PTK ini peneliti menggunakan model spiral yang dilakukan oleh Kemmis dan MC. Tagarat (1998), yaitu siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan. Model spiral ini meliputi rencanan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Moldel yang dikembangkan oleh kemis dan MC. Tagarat tersebut digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.1. Langkah-langkah Penelitian Tindakan kelas (Bagan metode Spiral menurut Stepphen Kemmis dan MC. Tagarat (Suyanto, 1997:27) Dari gambar di atas dapat dijelaskan satu persatu sebagai berikut. a. Plan (merencanakan) Lagkah merencanakan merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan. Sehingga berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan mampu terselenggara secara terarah.
33
Suhardjono (Arikunto 2008:75) meyatakan bahwa „tahapan perencanaan berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut akan dilaksanakan‟. Secara rinci Suhardjono (Arikunto, 2008: 75-76) menguraikan bahwa tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut. 1) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang diteliti 2) Menetapkan alasan mengapa penelitian itu dilaksanakan, yang akan melatarbelakangi PTK. 3) Merumuskan masalah secara jelas. 4) Menetapkan tindakan yang akan dipilih sebagai alternatif pemecahan masalah. 5) Menentukan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrumen pengumpul data penelitian. 6) Membuat secara rinci rancangan tindakan. 7) Membuat rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b. Act (Tindakan) Melakukan tindakan sebagai langkah yang kedua merupakan realisasi dari rencana yang dibuat. Tanpa tindakan, rencana hanya merupakan angan-angan yang tidak pernah menjadi kenyataan. Dalam pelaksanaannya, praktisi melaksanakan setiap langkah kegiatan pembelajaran sesuai denga prosedur yang telah dibuat dalam RPP. c. Observe (Mengmati) Mengamati merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui ketercapaian rencana dalam suatu tindakan. Suhardjono (Arikunto, 2008:78) mengemukakan mengenai observasi sebagai berikut. Tahapan ini sebenarnya berjalan bersama dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan. Jdi keduanya berlangsung pada waktu yang sama. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjaid selama pelaksanaan tindakan berlangsung. d. Reflect (Refleksi) Refleksi merupakan suatu kegiatan untuk melihat/merenungkan kembali apa yang telah dilakukan dan apa dampaknya bagi proses belajar peserta didik.
34
Dengan refleksi, peneliti dapat engenal kekuatan dan kelemahan tindakan yang dilakukan.
D. Prosedur Penelitian Prosedur yang dilaksanakan dalam perbaikan pembelajaran melalui PTK ini berbentuk suatu siklus yang berkelanjutan. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan adanya perubahan yang ingin dicapai. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model Think- Pair- Share (TPS). Selama proses penelitian, penulis bertindak sebagai observer dimana teman sejawat bertindak sebagai pengajar. Untuk mengetahui ketuntasan belajar peserta didik, maka dilaksanakan evaluasi dengan menggunakan alat tes pilihan ganda. Secara rinci prosedur penelitian dilaksanakan dari satu tahap ke tahap berikutnya sampai tahap refleksi sebagai berikut. 1. Perencanaan Tindakan Tahap perencanaan tindakan dalam penelitian ini mengau pada tahap perencanaan desain penelitian. Langkah-lagkah yang dilaksanakan adalah sebagai berikut. a. Mengkomunikasikan perihal praktis pelaksanaan siklus kepaa guru yang
akan
membawakan
proses
pembelajaran
sesuai
dengan
perencanaan yang telah dibuat, yaitu pembelajaran PIPS tentang kenampakan alam menggunakan model kooperatif tipe TPS. b. Menentukan indikator keberhasilan penerapan tindakanpada kinerja gru dan aktivitas serta eran serta peserta didik dalam pembelajaran. c. Menyusun langka-langkah pembelajaran. d. Mempersiapkan berbagai fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan dalam pembelajaran. e. Mempersiapkan istrumen penelitian yang diperlukan selama penelitian dilaksanakan. f. Merencanakan teknik pengolahan data yang diperlukan.
35
2. Pelaksanaan tindakan Dalam pelaksanaan penelitian ini, praktisi yang diambil dari teman sejawat melaksanakan proses pembelajaran denga menggunakan Rencana pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat, sedangkan peneliti bertindak sebagai observer yang mengamati berbagai aktivitas guru dan peserta didik. Pada intinya, tahap kedua ini merupakan implementasi dari rancangan tindakan yang dibuat. Guru praktisi melaksanakan setiap langkah kegiatan pembelajaran sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan dalam RPP. Hal yang penting dalam penelitian ini yaitu praktisi harus ingat dan berusaha menanti apa yang telah dirumuskan dalam RPP tersebut, tetapi harus berlangsung wajar dan tidak dibuat-buat.
3. Observasi Observasi dilaksanakan selama proses penelitian dilaksanakan. Adapun objek penelitian dalam penelitianini adalah keseluruhan aktiitas peserta didik dan guru. Adapun secara rinci hal-hal yang diobservasi dalam penelitian ini yaitu: a. Urutan langkah-langkah pelaksanaan KBM. b. Keakifan guru dalam megelola KBM di dalam kelas. c. Cara mengelola peserta didik dan kas. d. Memberikan motivasi di depan kelas. e. Membimbing peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran melalui peggunaan model koopertif tipe TPS. f. Mengarahkan iswa untuk menjalani proses pembelajarn dengan tahapan Think, Pair dan share. g. Menyimpulkan hasil pembelajaran. Dalam pelaksanaan observasi, dibantu oleh teman sejawat dua orang. Observer tersbut tidak lain adalah peneliti sendiri dan satu orang lagi teman sejawat yang diminta untuk membantu proses penelitian ini.
36
4. Refleksi Dalam kegiatan refleksi peneliti bertindak sebagai observer melakukan dialog dengan guru praktisi untuk mendiskusikan berbagai data temuan dalam penelitian. Sehingga peneliti sebagai observer sekaligus sebagai pembuat perencanaan penelit dapat dengan mudah menemukenali berbagai kekurangan an kelebihan dalam penelitian yang dilaksanakan. Tahap refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis, interpretasi, dan eksplanasi atau penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Refleksi ini merupakan bagian yang amat penting, sebab pada tahpan ini data yang telah terkumpul dalam kegiatan observasi harus secepatnya dianalisis, di interpretasikan atau diberi makna sehingga dapat
mengetahui
sejauhmana
hasil
yang diperoleh
dari
tindakan
pembelajaran yang kita laksanakan, apakah materi bisa dilanjutkan atau perlu diadakan perbaikan. Dalam tahap refleksi ini, peneliti mengadakan diskusi dengan observer tentang hasil tindakan pada akhir tindakan. Diskusi ini dilaksanakan berdasarkan hasil pencatatan observasi langsung secara cermat terhadap pelaksanaan tindakan, hasilnya kemudian direfleksi. Apabila hasil refleksi yang diperoleh disepakati, selanjutnya hasil refleksi tersebut dijadikan acuan untuk pembelajaran pada tindakan selanjutnya. Wiraatmadja, (2006:a,b).
E. Instrumen Pengumpulan Data Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitianini adalah observasi. Wiriaatmadja (2006:104) menyatakan bahwa “Observasi adalah tindakan yang merupakan penafsiran dari teori.” Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Pedoman observasi Wiriaatmadja (2006:104) menyatakan bahwa “ Observasi adalah tindakan yang merupakan penafsiran dari teori”.
37
Pedoman observasi digunakan untuk merekam data dan hasil observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas peserta didik yang dirahkan selama pembelajaran IPS materi Kenampakan alam dengan menggunakan model kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS). Pedoman wawancara pada penelitian ini terlampir. 2. Pedoman wawancara Pedoman wawancara merupakan instrumen yang digunakan pada teknikpengumpulan data melalui kegiatan wawancara (interview). Esterberg (Sugiyono, 2005:72) mendefinisikan „Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna suatu topik tertentu.‟ Sesuai dengan definisi di atas, pedoman wawancara digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dari guru dan peserta didik tentang temuan-temuan yang diperoleh pada proses pembelajaran, baik sebelum, ketika maupun setelah digunakannya model kooperatif tipe TPS. Pedoman wawancara pada penelitian ini terlampir. 3. Tes Tertulis Tes tertulis yang digunakan berupa soal isian yang jumlahnya disesuaikan. Soal-soal tersebut harus dikerjakan oleh peserta didik secara individual. Tes yang dilakukan untuk mengukur dan mengatahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi kenampakan alam adalah tes tertulis. Instrument yang digunakan yaitu berupa soal isian yang jumlahnya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang inigin dicapai.
F.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data Data yang akan diolah dalam penelitian ini adalah data pelaksanaan
tindakan atau data proses yang meliputi kinerja guru dan aktivitas peserta didik dan data hasil pembelajaran. Data yang dimaksud berupa deskripsi proses pembelajran Pendidikan IPS pada materi Kenampakan alam dengan menggunakan model kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS).. Data pelaksanaan tindakan ini
38
diperoleh melalui teknik observasi dan wawancara. Sedangkan data hasil belajar peserta didik diperoleh dari teknik tes tertulis dengan menggunakan instrument format penilaian dan soal isian. Teknik yang digunakan untuk mengolah data pelaksanaan tindakan adalah pendekatan kuantitatif yang nantinya akan menghasilkan data deskriptif. Caranya yaitu dengan menganalisis data yang diperoleh dari observasi, angket, dan wawancara yang kemudian dideskripsikan brupa uraian. a. Teknik pengolahan data proses Teknik pengolahan untuk data proses pada kenerja guru dan aktivitas peserta didik adalah sebagai berikut. 1). Kinerja guru Nilai pada kinerja guru diperoleh dari hasil pembagian antara jumlah skor yang diperoleh dengan banyaknya poin yang menjadi penilaian. Misalkan jumlah skor yang diperoleh adalah 50 sedangkan jumlah poin yang menjadi penilaian ada 10, maka:
2) Aktivitas peserta didik Pada kenerja peserta didik yang dinilai adalah kerjasama dan interaksi dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS). Hasil akhir yang diperoleh pada perhitungan data proses aktivitas peserta didik ini berupa prosentase jumlah skor seluruh peserta didik pada aspek kerjasama, keseriusan dan keterampilan. Target yang ingin dicapai dalam aktivitas peserta didik ini adalah: 80% peserta didik dapat bekerja sama dengan baik ketika belajar, 80% peserta didik serius ketika belajar, dan 80% peserta didik mampu melaksanakan susunan proses pembelajaran berbasis model Think-Pair-Share (TPS). Hasil berupa presentasi tersebut diperoleh dengan cara tiap skor pada masing-masing aspek penilaian dijumlahkan, lalu jumlah skor dikali 100, lalu dibagi jumlah peserta didik. Untuk lebih jelasnya rumus tersebut adalah sebagai berikut.
39
Pendekatan yang digunakan untuk mengolah data pelaksanaan tindakan adalah pendekatan kualitatif yang nantinya akan menghasilkan data deskripsi. Caranya yaitu dengan menganalisis data yang diperoleh kemudian dideskripsikan ke dalam uraian. 3. Teknik pengolahan data hasil Jumlah soal pada tes tertulis untuk mengatahui hasil pembelajaran pada penelitian ini ada 10 soal. Tiap soal diberi skor 10 jika dijawab dengan benar. Jadi untuk memperoleh nilai akhir adalah dengan cara menjumlahkan skor. Jadi, rumusnya adalah sebagai berikut. Nilai akhir = jumlah skor Pembelajaran dinyatakan berhasil apabila 80% peserta didik dapat mencapai KKM yang telah ditentukan. KKM pada mata pelajaran IPS Materi Kenampakan alam di SDN Sirnasari adalah sebagai berikut.
2. Analisis Data Pengolahan dan analisis data dalam rangka refleksi setelah implementasi suatu tindakan perbaikan, mencakup proses dan dampak seperangkat tindakan perbaikan dalam suatu siklus PTK sebagai keseluruhan. Menurut Bogdan (dalam Sugiyono, 2005:88) menyatakan „Analisis data adalah proses menyeleksi, menyerderhanakan, memfokuskan, mengabstraksikan, mengorganisasikan data secara sistematis dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK‟. Analisis data dilakukan setelah implementasi suatu tindakan perbaikan, mencakup proses dan dampak seperangkat tindakan perbaikan dalam sutu siklus PTK sebagai keseluruhan. Analisis data dilakaukan melalui tiga tahap, yaitu reduction, data display dan conclusion drawing/verification (Sugiyono, 2005:91)
40
1. Reduction/Reduksi data Proses reduksi data dilakukan dengan menyeleksi, menyederhanakan, dan mentransformasikan data yang telah diperoleh. Kegiatan reduksi data ini bertujuan untuk melihat kesalahan jawaban peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal tentang nateri Kenampakan alam dan tindakan apa yang dilakukan untuk perbaikan kesalahan tersebut. 2. Data display/Paparan data Paparan data adalah proses penampilan data secara sederhana dalam tabel frekuensi ataupun grafik, dan sebagainya. 3. Verification/Penyimpulan data
Penyimpulan data adalah proses pengambilan intisari dari data yang sudah terorganisasikan dalam bentuk pernyataan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengadung pengertian yang luas. Penarikan kesimpulan untuk mengetahui persentase hasil belajar peserta didik sebagai hasil pengukuran ketuntasan kompetensi peserta didik yang telah ditetapkan oleh SD Negeri Sirnasari, yaitu 60.
G. Validasi Data Sugiyono (2005:117) mengungkapkan bahwa “Validitas merupakan derajat perbedaan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti.” Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa validitas data merupakan suatu cara untuk mengatahui kesesuaian data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesunguhnya pada objek penelitian. Teknik validasi data yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan teknik member check, triangulasi, audit trail, dan expert opinion. 1. Member Check Menurut Wiriaatmadja (2005:168) “Member check yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber.”
41
Fungsi member ceheck untuk mencari keabsahan yaitu dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasidata yang diperoleh dengan cara mengkonfirmasikan dengan sujek peneliti mapun sumber lain yang berkompeten seperti guru kelas IV melalui diskusi. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan hasil penemuan kepada guru dan peserta didik, kemudian guru dan peserta didik memberi tanggapan, sangahan, atau informasi. Peneliti mengambil data yang benar dengan derajat kepalidan yang tepat.
2. Triangulasi Menurut Wiriaatmadja (2005:168) “Triangulasi yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis yang muncul dengan membandingkan dengan hasil orang lain.” Triangulasi merupakan pemeriksaan kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan kebenaran data yang diperoleh sumber lain,yaitu gurudan peserta didik. Dalam kegiata triangulasi peneliti melakuakan kegiatan wawancara. Tujuan menggunaan triangulasi untuk menndapatkan
gambaran
tentang
persepsi
peserta
didik
terhadap
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Kooperatif Tife TPS. Hasil triangulasi kemudian dujabarkan dalam bentuk catatan lapangan.
3. Expert opinion Menurut Wiriaatmadja (2005:171) “Expert opinion merupakan pengecekan tahap akhir terhadap kesahihan data temuan yang dilakukan dengan meminta nasihat kepada pakar.” Pada penelitian ini peneliti mengkonsultasikan temuan-temuan yang diperoleh untuk mendapatkan arahan, bimbngan dan saran-saran sehingga data yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan validitasnya. Dalam rangka pengecekan terakhir terhadap kesahihan data hasil temuan selama penelitian berlangsung, peneliti mengkonsultasikan temuan tersebut kepada pakar atau ahli yang dalam hal ini yaitu pembimbung/dosen.
42
4. Audit trail Audit trail adalah cara pemeriksaan keabsahan data dengan cara diskusi, dalam hal ini peneliti dengan berbekal catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil studi, kemudian dikonfirmasikan kepada peserta diskusi dalam hal ini orang yang ahli dalam memahami permasalahan serta menguasai metode peneliti seperti pembimbing, guru PIPS lainnya. Audit trailbertujuan untuk mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data yang diperoleh. Peneliti melakukan audit trail dengan cara mendidkusikannya dengan teman sejawat yang memiliki pengetahuian, keterampilan dan pengalaman dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas.