BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Aditirto yang beralamat di Jalan SMU Pejagoan Km.3 Desa Aditirto Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Aditirto yang berjumlah 22 siswa terdiri dari 10 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013. Keadaan setting digambarkan sebagai berikut: 1. Dilihat dari segi geografis SDN Aditirto berada di tengah-tengah pemukiman warga. Lingkungannya juga sangat baik dan memiliki halaman yang luas. 2. Dilihat dari segi tenaga pendidik, SDN Aditirto memiliki 15 pegawai yang terdiri dari seorang kepala sekolah, 9 guru kelas, 1 guru agama Islam, 1 guru olahraga, 2 orang tenaga perpustakaan, dan 2 penjaga sekolah. 3. Dilihat dari segi sosial ekonomi orang tua, secara garis besar orang tua siswa kelas 5 SDN Aditirto bekerja sebagai petani dan buruh. 3.2 Variabel Penelitian Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti perlu menentukan variabel-variabel penelitian dan selanjutnya merumuskan hipotesis berdasarkan hubungan antara variabel penelitian. Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. 1. Variabel Bebas “Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebuah perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)” Sugiyono (2012:39). Dalam penelitian ini yang berperan sebagai variabel bebas adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok melalui kerjasama dan aktivitas serta interaksi 29
30 diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai hasil belajar yang maksimal. 2. Variabel Terikat “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012:39). Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar matematika”. Hasil belajar matematika adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan aktivitas atau kegiatan belajar mengajar setelah pengalaman belajarnya dalam bentuk perubahan tingkah laku dan pelatihan berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik dan keterampilan dasar untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. 3.3 Rencana Tindakan Dalam prosedur metode ilmiah khususnya pelaksanaan penelitian tindakan kelas, terdapat empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) observasi, dan (d) refleksi, yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
31 Secara detail langkah-langkah dalam setiap siklus penelitian adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Rencana penelitian tindakan kelas merupakan tindakan yang tersusun dan memiliki pandangan jauh ke depan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta hasil belajar siswa. Berikut ini adalah hal-hal yang direncakan dalam penelitian tindakan kelas: a) Membuat RPP (Rencana Palaksanaan Pembelajaran) tentang materi yang akan diajarkan. RPP dibuat oleh peneliti dengan pertimbangan guru. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. b) Menyusun lembar observasi kegiatan pembelajaran. c) Menyusun pedoman wawancara untuk guru agar mempermudah peneliti dalam mengetahui proses pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan STAD. d) Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran. e) Mempersiapkan soal tes untuk siswa yaitu soal post test. Soal post test diberikan pada akhir setiap siklus. 2. Pelaksanaan Tindakan Tindakan dalam penelitian tindakan kelas adalah guru sebagai peneliti yang dilakukan secara sadar dan terkendali dan yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan panduan perencanaan yang telah dibuat dan dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahanperubahan. Tindakan dalam penelitian ini adalah mendorong siswa untuk belajar matematika dengan motivasi belajar yang tinggi dengan menggunakan alat peraga. 3. Observasi Observasi
dilakukan
selama
proses
pembelajaran
berlangsung
dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Observasi dilakukan untuk melihat secara langsung aktivitas guru dalam mengajar dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
32 4. Refleksi Pada tahap refleksi, peneliti mengadakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan. Peneliti menganalisis hasil evaluasi. Hasil evaluasi kemudian digunakan sebagai dasar pemikiran untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan. Refleksi dalam penelitian tindakan kelas yaitu memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan yang telah dilakukan selama proses pembelajaran.Tahap refleksi juga merupakan evaluasi tentang tindakan yang telah dilakukan untuk mengetahui keberhasilan atau pengaruh tindakan. Data yang diperoleh dalam lembar observasi, wawancara, dan post test dianalisis kemudian dilakukan refleksi. Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara peneliti dan guru kelas yang bersangkutan. Diskusi tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan. Jika dengan tindakan yang diberikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka penelitian dihentikan. Namun jika belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka dilanjutkan ke siklus II dan seterusnya. 3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan data. Apabila peneliti tidak mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan dan dibutuhkan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai hasil tes matematika sedangkan data kualitatif berupa informasi tentang kefektifan penggunaan model pembelajaran Student Teams Achivement Divisions (STAD) dalam pembelajaran matematika tentang pecahan. Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh keterangan yang benar dan dapat dipercaya dalam penelitian. Untuk mengumpulkan data ini perlu digunakan teknik yang tepat. Teknik pengumpulan data banyak ragamnya dan masing-masing teknik mempunyai karakteristik sendiri serta kelemahan dan kelebihan.
33 Adapun teknik pengumpulan data, yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan (Nana Sudjana, 2011:84). Dengan kata lain observasi dapat mengukur atau menilai hasil proses belajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi, dan menggunakan model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) waktu mengajar. Penelitian ini menggunakan lembar observasi untuk memperoleh data. Observasi atau pengamatan dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai pelaksanaan pembelajaran di kelas serta kegiatan yang dilakukan pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung tanpa mengganggu kegiatan pembelajaran. Observasi ini dilaksanakan untuk memperoleh data tentang kegiatan guru dalam mengajar menggunakan model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan partisipasi/keterlibatan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. 2. Wawancara Esterberg (dalam Sugiyono 2012:231) mendefinisikan wawancara (interview) sebagai berikut: “A meeting of two persons to exchange information and idea throught question and responses, resulting in communiatio and joint construction of meaning about a particular topic. Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”. Definisi tersebut diperjelas oleh Susan Stainback (1998) yang mengemukakan bahwa interviewing provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how the participant a situation or phonemenon than can be gained through observation alone (Sugiono, 2012:232). Jadi dengan wawancara, maka peneliti dapat mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.
34 Wawancara dilakukan terhadap siswa dengan cara bertanya secara langsung kepada siswa bagaimana pendapat mereka tentang penggunaan model pembelajaran Student Teams Achivement Divisions (STAD) dalam proses pembelajaran. Wawancara ini dilakukan berdasarkan pedoman wawancara yang telah disusun. 3. Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2012:240). Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih kredibel/dapat dipercaya jika didukung oleh dokumentasi. Pada penelitian ini, dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil foto siswa dan keadaan di sekeliling siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. 4. Tes Nana Sudjana (2011:35) menyebutkan tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Soal tes diberikan kepada siswa pada akhir setiap siklus dan dikerjakan setiap individu yang digunakan untuk menunjukan hasil belajar yang dicapai pada siklus dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan alat peraga cakram pecahan. Menurut Padmono (2009:25) tes merupakan cara untuk memperoleh informasi tentang kemampuan aspek tertentu yang berbentuk serangkaian pertanyaan atau tugas yang harus dikerjakan oleh testee sehingga memperoleh informasi tentang keadaan (kemampuan) subjek yang dapat dibandingkan dengan suatu ukuran tertentu. Arikunto (2002) menyatakan bahwa tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Berdasarkan tiga pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa tes merupakan suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif berbentuk serangkaian pertanyaan atau tugas yang harus dikerjakan oleh testee untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam penelitian ini tes yang digunakan yaitu tes tertulis. Tes digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa sebelum (pre-test) dan setelah (post test) dilakukan tindakan.
35 3.4.2 Alat Pengumpulan Data Untuk memudahkan dalam pengolahan data sehingga didapatkan hasil kesimpulan yang valid maka diperlukan alat pengumpul data, yaitu: lembar observasi, pedoman wawancara, serta daftar nilai dan buku acuan untuk mengajar dan kamera untuk mendokumentasikan proses belajar. Secara rinci sebagai berikut: 1. Lembar Observasi Alat pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi adalah menggunakan lembar observasi yang akan diberikan kepada teman sejawat yang bertugas sebagai observer dalam penelitian. Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data yang dapat memperlihatkan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achivement Divisions (STAD). Subjek yang diamati yaitu guru dan partisipasi siswa pada proses pembelajaran secara keseluruhan. 2. Pedoman Wawancara Alat pengumpulan data dengan teknik wawancara ini yaitu wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada siswa dan observer tentang tanggapan mereka terhadap proses belajar mengajar, serta kesan mereka selama pembelajaran Matematika dengan penggunaan model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). 3. Lembar Tes Alat pengumpulan data yang digunakan pada teknik tes ini yaitu berupa soal-soal tes. Adapun soal yang digunakan berisi tentang materi pecahan yang telah disampaikan melalui penerapan model pembelajaran Student Teams Achivement Divisions (STAD). Tes ini dilaksanakan secara tertulis. Tes ini dilaksanakan sebelum dan sesudah dilaksanakan tindakan, dengan tujuan mengetahui tingkat kemajuan belajar sebelum dan sesudah dilaksanakan tindakan. 4. Kamera Foto Pengumpulan data yang digunakan dalam teknik dokumentasi yaitu kamera foto. Kamera foto digunakan untuk memberikan gambaran visual sehingga sangat bagus untuk merekam suatu kegiatan, proses, atau objek. Kamera foto digunakan untuk mengumpulkan data tentang gambaran visual pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).
36 3.4.3 Instrumen Penelitian 1. Instrumen Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). a) Definisi Konsep Penerapan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompokkelompok melalui kerjasama dan aktivitas serta interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran siswa kelas 5 SD Negeri Aditirto dan memotivasi siswa dalam belajar sehingga prestasi belajar siswa akan lebih baik. b) Definisi Operasional Berdasarkan definisi konsep tersebut peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa lembar observasi, dan pedoman wawancara. Lembar observasi digunakan untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) yang dilakukan oleh peneliti, apakah sudah sesuai dengan langkahlangkah yang telah direncanakan atau belum. Observasi dilakukan oleh observer. Adapun yang menjadi observer dalam penelitian ini adalah teman sejawat. Dalam melakukan wawancara pada penelitian ini, telah disusun pedoman wawancara sebelumnya. Pedoman wawancara yang telah disusun lebih dulu dimaksudkan untuk menanyakan dan mengetahui hal-hal yang tidak dapat atau kurang jelas diamati pada saat observasi. Pedoman wawancara juga berguna untuk mempermudah peneliti dalam melakukan tanya jawab tentang bagaimana siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD). Agar lebih jelasnya dapat dilihat dalam kisi-kisi observasi dan pedoman wawancara. Instrumen yang digunakan terdiri dari dua lembar observasi.
37 a) Lembar observasi aktivitas guru dalam mengajar Tabel 1. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru Tahap Pelaksanaan Perbaikan No Aspek Indikator Siklus 1 Siklus 2 Ya Tidak Ya Tidak I.
1. Kesiapan ruang, alat/media pembelajaran. 2. Mengecek kesiapan Pra siswa. Pembelajaran 3. Penyusunan RPP. 4. Guru mempersiapkan ruang untuk kegiatan pembelajaran, mengatur tempat duduk siswa. II. Membuka 1. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran Pelajaran 2. Mengkomunikasikan rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD. 3. Memberikan dorongan agar siswa termotivasi untuk aktif dalam proses pembelajaran. 4. Memberikan apersepsi. III. Kegiatan Inti 1. Guru membagi siswa dalam beberapa Pembelajaran kelompok. 2. Guru membagikan LKS secara berkelompok. 3. Guru menginstrusikan siswa supaya berdiskusi dan bekerja sama dengan anggota kelompok. 4. Guru mendemonstrasikan media pembelajaran. 5. Guru memantau jalannya diskusi kelompok. 6. Guru memberikan
38
7.
8. 9.
10. 11.
12. IV
Penutup
1.
2. 3.
JUMLAH
arahan bagi kelompok yang mengalami kesulitan. Guru membimbing siswa untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana. Guru mengingatkan kembali jawaban yang diperoleh. Guru meminta beberapa siswa dari kelompok yang berbeda mempresentasikan hasil diskusinya. Guru membimbing jalannya diskusi. Guru menjelaskan kembali materi, jika ada siswa yang belum paham. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan secara individual. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang dipelajari. Guru melaksanakan evaluasi pada akhir pembelajaran. Guru melakukan penilaian dan memberikan reward/penghargaan pada siswa yang berhasil.
39 b) Lembar Observasi Partisipasi/keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Tabel 2. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa Variabel
Aspek
Pembelajaran 1. Keaktifan Matematika menggunakan model pembelajaran 2. Keantusiasan/ STAD motivasi 3. Kerjasama
4. Kesungguhan
5. Kebermaknaan
Indikator
No Item
Ya
Tidak
1. Siswa aktif 3,4,8,13,19,23 dalam proses pembelajaran . 2. Siswa merasa 1,2,7,10, 12, 20 bersemangat dalam belajar. 3. Siswa 9,16,22 bekerjasama dalam kelompok 4. Siswa 14,15,17, 19 melaksanaka n tugas yang dibebankan kepadanya. 5. Siswa 5,6,11,21 mengalami kemudahan untuk memahami materi pelajaran.
c) Kisi-kisi Pedoman Wawancara Tabel 3. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Aspek Indikator
Pembelajaran dengan menggunakan model STAD
Pendapat mengenai pembelajaran matematika yang dilaksanakan dengan model pembelajaran STAD Pendapat mengenai peningkatan hasil belajar dengan model STAD Hambatan dalam penggunaan model pembelajaran model STAD Cara mengatasi hambatan pada pelaksanaan pembelajaran dengan model STAD Kesan tentang pelaksanaan pembelajaran dengan model STAD
No Soal 1 2 3 4 5
40 2. Instrumen Hasil Belajar Matematika a) Definisi Konsep Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan aktivitas atau kegiatan belajar mengajar setelah pengalaman belajarnya dalam bentuk perubahan tingkah laku dan pelatihan berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik dan keterampilan dasar untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas 5 merupakan cara meningkatkan kegiatan atau interaksi yang terjadi dalam perubahan pada individu melalui aktivitas praktek ketika pembelajaran berlangsung melalui model pembelajaran yang menarik dan inovatif. Dalam penelitian ini menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) daam mengupayakan peningkatan hasil belajar siswa kelas 5 di SD Negeri Aditirto, sehingga sesuai dengan harapan hasil belajar matematika yang diperoleh para siswa di akhir kegiatan pembelajaran lebih baik. Pada pembelajaran ini siswa dapat berfikir logis dan kritis sesuai dengan karakteristik siswa kelas 5. b) Definisi Operasional Berdasarkan definisi konsep tersebut peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa lembar tes. Lembar tes diberikan kepada siswa kelad 5 SD Negeri Aditirto pada akhir setiap siklus dan dikerjakan setiap individu yang digunakan untuk menunjukan hasil belajar yang dicapai pada siklus dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri Aditirto setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Kisi-kisi yang digunakan dalam menyusun tes sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang telah ditetapkan. Soal tes yang digunakan berjumlah 15 butir. Berikut ini adalah kisi-kisi soal tes yang digunakan.
41 Standar Kompetensi: menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah Tabel 4. Kisi-kisi Soal Siklus I Kompetensi Dasar Materi 5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan
Penjumlahan berbagai bentuk pecahan
Tabel 5. Kisi-kisi Soal Siklus II Kompetensi Dasar Materi 5.2. Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan
Pengurangan berbagai bentuk pecahan
Indikator
Butir Soal
5.2.1 Siswa dapat membandingkan dua bentuk pecahan biasa 5.2.2 Siswa dapat menentukan penjumlahan dua bentuk pecahan biasa penyebut sama 5.2.3 Siswa dapat menentukan penjumlahan dua bentuk pecahan biasa penyebut tidak sama
1, 2, 3, 4, 5
Indikator
Butir Soal
5.2.1. Siswa dapat menentukan hasil pengurangan dua bentuk pecahan biasa penyebut sama 5.2.2. Siswa dapat menentukan hasil pengurangan dua bentuk pecahan biasa penyebut tidak sama.
1, 2, 3, 4, 5
6, 7, 8, 9,10
11,12,13,14 ,15
6, 7, 8, 9, 10
3.4.4 Uji Coba Instrumen Untuk mendapatkan instrumen penelitian hasil belajar yang baik perlu diadakan uji validitas dan uji reliabilitas. Validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir soal (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir soal tersebut. Validitas butir merupakan konsekuensi logis tercapainya valitas keseluruhan tes. Sehubungan dengan itu yang dimaksudkan dengan validitas butir adalah jika butir soal tersebut memberikan kontribusi (sumbangan) terpenuhinya validitas soal secara keseluruhan. Skor butir menyebabkan
42 skor keseluruhan tinggi atau rendah. Dengan demikian sebuah butir soal dinyatakan memiliki kesejajaran dengan skor total. Dalam menganalisis butir tes isian, saya berpedoman pada klasifikasi indeks validitas sebagai berikut: r < 0,20
: tidak ada validitas
0,20 ≤ r < 0,40 : validitas rendah 0,40 ≤ r < 0,60 : validitas sedang 0,60 ≤ r < 0,80 : validitas tinggi 0,80 ≤ r < 1,00: validitas sedang Reliabilitas suatu tes pada hakekatnya menguji keajegan pertanyaan tes yang didalamnya berupa seperangkat butir soal apabila dikerjakan berulang kali pada objek yang sama. Suatu instrumen mempunya reliabilitas yang tinggi apabila memberikan hasil yang relatif konstan pada pengguna ulang bagi subjek yang berbeda. Reliabilitas menunjukkan tingkat ketepatan atau kemantapan suatu tes yang reliabel akan mampu menghasilkan data yang relatif tetap dan konsisten hingga hasilnya dapat dipercaya. Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman sebagai berikut: 0 – 0,7 : belum memiliki reliabilitas yang tinggi 0,7 – 1 : memiliki reliabilitas yang tinggi. Ujicoba instrumen meliputi 2 Kompetensi Dasar yaitu penjumlahan pecahan biasa dan pengurangan pecahan biasa. Setelah diuji validitas dari 15 item soal dari soal penjumlahan pecahan biasa yang akan digunakan sebagai soal evaluasi pada penelitian ini memperoleh hasil bahwa 11 item soal valid dan 4 item soal tidak valid dengan reliabilitas tinggi yaitu 1.01. Di samping itu juga diujicobakan soal pengurangan pecahan biasa, sehingga diketahui bahwa soal yang terdiri dari 10 memperoleh hasil bahwa 8 item soal valid dan 2 item soal tidak valid dengan reliabilitas tinggi yaitu 0,70. Hasil penghitungan reliabilitas soal evaluasi, yang telah dilakukan memperoleh hasil reliabilitas yang tinggi.
43 3.5 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Taraf kesukaran menunjukkan kemampuan butir soal untuk menyaring banyaknya peserta tes yang dapat mengerjakan dengan benar. Semakin banyak subjek yang menjawab soal dengan benar, maka taraf kesukaran soal tersebut tinggi. Jika taraf kesukarannya tinggi maka soal tersebut tergolong mudah. Suatu tes tidak boleh terlalu sulit dan tidak boleh terlalu mudah. Tes yang baik bertujuan mengukur dan membedakan siswa yang belajar dan yang tidak, siswa yang menguasai dan yang belum. Seperti dituliskan Y. Padmono (2009: 214) taraf kesukaran (P) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
DK =
WL + WH nL + nH x 100%
Keterangan: DK
: Derajat Kesukaran
WL
: Jumlah individu kelompok bawah (27% bawah) yang menjawab salah pada butir soal tersebut.
WH
: Jumlah individu kelompok atas (27% atas) yang menjawab benar pada butir soal tersebut.
nL
: Jumlah kelompok bawah
nH
: Jumlah kelompok atas
Kriteria pengujian: Soal dikatakan mudah jika derajat kesukarannya < 25%. Soal dikatakan baik/sedang jika derajat kesukarannya berkisar antara 25%75%. Soal dikatakan sulit jika derajat kesukarannya > 75%.
44 Pada penelitian ini derajat tingkat kesukaran dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 6. Uji Coba Instrumen Penjumlahan Pecahan K. Atas K. Bawah No. Tingkat Kesukaran Soal Benar Salah Benar Salah Indeks Tafsiran 12 0 12 0 1 1,00 Soal Mudah 12 0 12 0 2 1,00 Soal Mudah 10 2 9 3 3 0,79 Soal Mudah 9 3 9 3 4 0,75 Soal Mudah 12 0 5 7 5 0,71 Soal Mudah 12 0 7 5 6 0,79 Soal Mudah 7
12
0
8
4
0,83
Soal Mudah
8 9 10 11 12 13 14 15
12 10 11 11 9 10 10 10
0 2 1 1 3 2 2 2
9 5 6 5 4 2 1 5
3 7 6 7 8 10 11 7
0,88 0,63 0,71 0,67 0,54 0,50 0,46 0,63
Soal Mudah Soal Sedang Soal Mudah Soal Sedang Soal Sedang Soal Sedang Soal Sedang Soal Sedang
Status Soal Soal Dibuang Soal Dibuang Soal Dibuang Soal Dibuang Soal Diterima Baik Soal Diterima Baik Soal Diterima tapi Diperbaiki Soal Diperbaiki Soal Diterima Baik Soal Diterima Baik Soal Diterima Baik Soal Diterima Baik Soal Diterima Baik Soal Diterima Baik Soal Diterima Baik
Tabel 7. Uji Coba Instrumen Pengurangan Pecahan K. Atas K. Bawah No Tingkat Kesukaran Soal Benar Salah Benar Salah Indeks Tafsiran 12 0 11 1 1 0,96 Soal Mudah 12 0 7 5 2 0,79 Soal Mudah 3
9
3
5
7
0,58
Soal Sedang
4 5 6 7 8 9 10
8 10 11 11 12 9 11
4 2 1 1 0 3 1
7 5 6 5 7 2 4
5 7 6 7 5 10 8
0,63 0,63 0,71 0,67 0,79 0,46 0,63
Soal Sedang Soal Sedang Soal Mudah Soal Sedang Soal Mudah Soal Sedang Soal Sedang
Status Soal Soal Dibuang Soal Diterima Baik Soal Diterima tapi Diperbaiki Soal Dibuang Soal Diterima Baik Soal Diterima Baik Soal Diterima Baik Soal Diterima Baik Soal Diterima Baik Soal Diterima Baik
3.6 Indikator Kinerja Sesuai dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas, keberhasilan penelitian ditandai dengan adanya perubahan yang lebih baik secara proses maupun peningkatan
45 hasil belajar. Terkait dengan hal itu, peneliti menentukan indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu secara kuantitatif terkait dengan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif ditandai dengan: 1)
Hasil belajar matematika ≥ 65,00 sebagai batas tuntas kompetensi dan dicapai oleh minimal 75% dari keseluruhan siswa.
2)
Indikator pencapaian dalam penelitian ini juga ditetapkan: nilai rata-rata kelas ≥ 65 dan berada pada kategori baik.
3.7 Analisis Data Bogdan menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahanbahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2012:224). Sugiyono (2009:335) mengemukakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis dengan teknik statistik deskriptif dan deskriptif kualitatif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (generalisasi) (Sugiyono, 2009). Teknik statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis tes hasil belajar yang diperoleh siswa. Analisis ini dilakukan dengan penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, perhitungan modus, median, mean, perhitungan persentase, dan lain-lain. Selain menggunakan teknik statistik deskriptif, dalam penelitian ini penulis juga menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Teknik deskripti kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan prosedur penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika kelas 5 di SD Negeri Aditirto. Analisis dilakukan dengan mengananalisis data yang diperoleh melalui
46 pengamatan (observasi), wawancara, dan foto. Menurut Miles dan Hubermen (dalam Sugiyono, 2009:246) analisis deskriptif kualitatif meliputi tiga alur kegiatan yang bersamaan dan terus menerus selama dan setelah pengumpulan data, yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Ketiga kegiatan dalam analisis data dengan teknik deskriptif kualitatif disajikan dalam uraian berikut ini. 1. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, mengorganisasikan data dengan sedemikian rupa sehingga disimpulkan dan diverifikasi. Memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya, dan mencarinya saat diperlukan. Proses reduksi data dilakukan dengan mengumpulkan data dari sumber data, menelaah data yang ada. Selanjutnya data tersebut kemudian dirangkum, memilah hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Selanjutnya yang memiliki kesamaan pola akan dijadikan satu, apabila diketahui ada pola-pola dalam reduksi data yang berbeda akan ditindaklanjuti menggunakan teknik yang lain sampai sama dengan pola lama atau akan menemui pola yang baru. Pengelompokan data dalam satuan yang sejenis ini dapat dilakukan dengan membuat koding sesuai dengan kisi-kisi, selanjutnya memfokuskan, menyederhanakan dan mentransfer data kasar ke catatan lapangan atau catatan harian. 2. Penyajian Data (Data Display) Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang disusun untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan yang tepat. Penyajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel, diagram, dan ringkasan yang berfungsi untuk menunjukan informasi tentang suatu hal berkaitan antara variabel yang satu dengan yang lainnya. Proses penyajian data dilakukan dengan menghubungkan dan memaknai fenomena yang ada kemudian menindaklanjuti apa yang perlu dan menyajikannya dalam bentuk tabel dan grafik. 3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
47 Tahap akhir dari analisis data yaitu melakukan penarikan kesimpulan dari tahap reduksi dan penyajian data. Kesimpulan yang diperoleh masih bersifat sementara dan akan berubah apabila ditemukan bukti-bukti yang belum kuat. Namun, jika kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian berlangsung, maka kesimpulan tersebut merupakan kesimpulan yang kredibel. Miles dan Huberman mengemukakan bahwa tiga hal utama yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/reduksi data merupakan sesuatu yang jalinmenjalin pada saat sebelum, selama, dan setelah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar. Tiga jenis kegiatan analisis tersebut merupakan proses siklus dan interaktif. Hubungan antara ketiga kegiatan analis tersebut dapat disajikan dalam gambar berikut ini. Pengumpulan data Penyajian data Reduksi data Penarikan kesimpulan/ verifikasi Gambar 3. Komponen-komponen Analisis Data