BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (action research), yaitu penelitian yang bersifat kolaboratif yang didasarkan pada permasalahan yang muncul dalam pembelajaran di SMP Negeri 1 Kaliwungu. Walaupun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif namun action research berbeda dengan penelitian formal, yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum (general); action research lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya konstektual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII pada materi sudut.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 7 E SMP Negeri 1 Kaliwungu pada tahun ajaran 2014/2015, yang terdiri dari 24 sisiwa. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – April 2014, dengan rincian siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 11 April 2014, siklus 2 dilaksanakan tanggal 24 April 2014.
C. Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII E SMP N 1 Kaliwungu Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/ 2015. Siswa kelas VII berjumlah 24 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
D. Rancangan Penelitian Rancangan yang diterapkan berupa rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanaakan dalam bentuk siklus. Prosedur dan langkah-langkah penelitian ini mengikuti prinsip yang berlaku dalam PTK dengan skema alur sebagai berikut.
14
Rencana
Tindakan dan Observasi Refleksi Revisi rencana Tindakan dan Observasi Refleksi
Tindakan dan Observasi
Revisi rencana
Refleksi
Tujuan Pembelajaran Tercapai Sesuai Target
Gambar 3.1. PTK Model Kemmis dan Mc Taggart 1.
Rencana Tindakan Siklus I Rencana tindakan siklus I yang dilaksanakan di kelas VII E SMP N 1 Kaliwungu yang terdiri dari tiga tahapan yaitu perencanaan, tindakan dan observasi, serta refleksi dapat diuraikan sebagai berikut. a. Perencanaan Tahap perencanaan merupakan tahap menyusun rancangan tindakan yang dilakukan penulis dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP N 1 Kaliwungu dengan langkah-langkah yaitu: 1) Menentukan Standar kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran berdasarkan materi matematika yang akan diajarkan. 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) satu kali pertemuan (2x35 menit) 3) Mempersiapkan alat/ media yang akan digunakan dalam pembelajaran. 4) Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar matematika.
15
b. Tindakan dan observasi Tahap tindakan merupakan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan RPP yang telah disusun dengan menerapkan pembelajaran problem posing. Tindakan pelaksanaan pembelajaran dilakukan selama satu kali pertemuan atau dua kali 35 menit yang terdiri dari kegiatan awal, inti dan penutup dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1) Kegiatan awal a. Guru memberikan apersepsi terkait dengan materi yang dipelajari b. Guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran c. Guru menyampaikan kegiatan sehari-hari yang berhubungan dengan materi dan siswa memberikan contoh lainnya d. Guru membimbing siswa merumuskan masalah penelitian berdasarkan kejadian dan fenomena yang berkaitan dengan materi e. Guru membimbing siswa menemukan hipotesis 2) Kegiatan inti a. Guru membimbing siswa untuk merencanakan pemecahan masalah b. Guru memfasilitasi siswa yang berusaha memecahkan masalah c. Siswa menganalisis materi untuk menyelesaikan masalah d. Guru menyuruh siswa membuat soal beserta penyelesaianya. e. Guru menyuruh salah satu siswa secara acak untuk menyajikan soal temuannya beserta penyelesaianya didepan kelas f. Guru dan siswa membahas soal temuan siswa di depan kelas g. Siswa mengerjakan soal penilaian pada modul yang diberikan 3) Kegiatan penutup a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum di pahami oleh siswa dalam pelajaran b. Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan berdasarkan data dan menemukan sendiri konsep yang ingin di tanamkan dalam materi ini c. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan menyebutkan beberapa manfaat mempelajari materi dalam kehidupan sehari-hari c. Refleksi Tahap refleksi merupakan tahap yang dilakukan oleh penulis setelah pelaksanaan tindakan dan observasi dengan menganalisis data yang diperoleh dari tindakan pembelajaran berdasarkan pengamatan dan hasil tes evaluasi yang telah dilakukan. Tahap refleksi meliputi: a. Menganalisis hasil pengamatan dan hasil tes evaluasi yang telah dilakukan.
16
b. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru dalam melaksanakan tindakan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran problem posing c. Menganalisis hambatan-hambatan yang dihadapi dalam proses pembelajaran. d. Merencanakan tindak lanjut silkus II untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I. 1. Rencana Tindakan Siklus II Rencana tindakan pada siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus I agar pelaksanaan pembelajaran dapat tercapai lebih maksimal. Rencana tindakan pada siklus II sama dengan siklus I yang terdiri dari tiga tahapan yaitu perencanaan, tindakan dan observasi, serta refleksi dapat diuraikan sebagai berikut: a. Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus II sama dengan tahap perencanaan pada siklus I, namun disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I untuk memperbaiki tindakan pada siklus I. Tahap prencanaan siklus II yaitu: 1) Menentukan Standar kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran berdasarkan materi matematika yang akan diajarkan. 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) satu kali pertemuan (2x35 menit) 3) Mempersiapkan alat/media yang akan digunakan dalam pembelajaran. 4) Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar matematika. b. Tindakan dan Observasi Tahap tindakan siklus II merupakan tindakan ulang pada siklus I. Pelaksanaan pembelajaran siklus II berdasarkan RPP siklus II yang telah disusun dengan menerapkan pembelajaran problem posing. Tindakan pelaksanaan pembelajaran dilakukan selama satu kali pertemuan atau dua kali 35 menit yang terdiri dari kegiatan awal, inti dan penutup dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Kegiatan awal a. Guru memberikan apersepsi terkait dengan materi yang dipelajari. b. Guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran. c. Guru menyampaikan kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan materi d. Siswa menganalisa kejadian yang memungkinkan siswa menemukan masalah yang berkaitan dengan materi
17
e. Guru membimbing siswa menemukan masalah penelitian berdasakan kejadian yang berkaitan dengan materi f. Guru membimbing siswa mengajukan hipotesis terhadap masalah yang telah dirumuskan 2) Kegiatan inti a. Guru membimbing siswa untuk merencanakan pemecahan masalah b. Siswa berusaha memecahkan masalah c. Guru membantu siswa menganalisis materi d. Guru menyuruh siswa membuat soal beserta penyelesaianya e. Guru menyuruh siswa untuk menyajikan soal temuannya beserta hasilnya di depan kelas f. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal temuan siswa g. Siswa mengerjakan soal pada modul yang telah di berikan 3) Kegiatan penutup a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang halhal yang belum di pahami dalam pembelajaran b. Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan berdasarkan data dan menemukan sendiri konsep yang ingin di tanamkan dalam materi ini c. Guru dan siswa melakukan refleksi dengan menyebutkan beberapa manfaat mempelajari materi pembelajaran dalam kehidupan seharihari c. Refleksi Tahap refleksi siklus II dilakukan seperti pada siklus I yaitu menganalisis pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan dan hasil tes evaluasi siklus II, diharapkan pada siklus II terdapat peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP N 1 Kaliwungu.
E. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variable yang diteliti adalah hasil belajar matematika dan pembelajaran problem posing. 1. Variable Bebas (X) Variable bebas adalah variable stumulus atau variable yang mempengaruhi variable lain. Variable bebas merupakan variable yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti menentukanhubunganya dengan suatu gejala yang diobservasi (jonathan,2009: 38). Dalam penelitian ini, yang menjadi variable bebas adalah pembelajaran problem posing. pembelajaran problem posing adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
18
dilakukan siswa dalam struktur individu/ kelompok dengan melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari, menyelidiki, membuat soal dan menemukan jawaban dari suatu masalah 2. Variable Terikat Variable terikat atau variable tergantung adalah variable yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variable bebas. Variable tergantung merupakan variable yang diamasi dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variable bebas. Dalam penelitian ini, variable terikat adalah hasil belajar matematika. Hasil belajar adalah perubahan kemampuan siswa yang menunjukkan atas penguasaan materi pelajaran Matematika setelah menyelesaikan kegiatan belajar yang dinyatakan atas perolehan skor tes sesuai dengan tujuan pembelajaran Matematika yang telah ditentukan. Hal tersebut yaitu hasil belajar matematika sangat penting karena hal tersebut mempengaruhi nilai ratarata pada kelas tersebut dan mempengaruhi hasil belajar pada tiap siswa
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penilitian ini antara lain:
Tes . “Tes adalah sekumpulan butir yang merupakan sampel dari populasi butir yang mengukur perilaku tertentu baik berupa ketrampilan, pengetahuan, kecerdasan, bakat dan sebagainya di mana dalam penyelenggaraannya siswa didorong untuk memberikan penampilan maksimal” (Purwanto, 2013:65). Tes digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP N 1 Kaliwungu dengan penerapan pembelajaran problem posing.Tes dilaksanakan pada akhir siklus I dan II. G. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP N 1 Kaliwungu adalah Soal Tes Jenis tes yang digunakan adalah tes essay. Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan siswa menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu dengan bahasa sendiri. Tes essay ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dalam menjelaskan atau mengungkapkan suatu pendapat dalam bahasa sendiri. Tes dilaksanakan di akhir siklus I dan II, namun untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa sebelum diberikan tindakan maka siswa diberikan pretester lebih dahulu.
19
Tujuan dari pretes adalah sebagai pembanding antara hasil belajar matematika siswa sebelum dan sesudah diberikan tindakan. Berikut ini adalah kisi-kisi soal tes, soal tes siklus I dan soal tes siklus II.
Kompetensi Dasar 4. Menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan masalah
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Pretes Indikator 4.1. Menyebutkan anggota dan bukan anggota himpunan
No Item 1
4.2. Menyatakan notasi himpunan
3
4.3. Menyajikan gabungan atau irisan dua himpunan dengan diagram Venn
4
4.4. Menentukan himpunan bagian dari suatu himpunan
2
4.5. Menyelesaikan masalah dengan menggunakan diagram Venn dan konsep himpunan Jumlah
5
5
Tabel 3.2 Kompetensi Dasar 5.2 Menentukan hubungan antara dua garis serta besar dan jenis sudut
Kisi-Kisi Soal Tes Siklus I Indikator 5.2.1 Mengenal satuan sudut dalam konversi satuan waktu 5.2.2Mengurangkan dan menjumlahkan sudut
No Item 1,2 3,4
4
Jumlah
20
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Tes Siklus II Kompetensi Dasar Indikator 5.3. Menentukan 5.3.1 Memahami sudut-sudut yang hubungan antar dua saling berkomplemen atau garis, serta besar dan berpenyiku jenis sudut 5.3.1 Memahami sudut-sudut yang saling bersuplemen atau berpelurus Jumlah
No Item 1,2
3,4
4
Pada soal tersebut pemberian skor berdasarkan cara mengerjakan dan hasilnya. Maka dari itu, dalam PTK yang dilakukan pada siswa kelas VII SMP N 1 Kaliwungu dengan menerapkan pembelajaran problem posing skor setiap item soalnya berdasarkan jumlah soalnya. Item yang dijawab benar diberi skor 1maksimal, dan yang salah jawabanya dan benar caranya diberi skor 50% (Purwanto,2010:66). Rumus untuk menghitung nilai tes hasil belajar matematika adalah sebagai berikut (Purwanto,2010:112):
Keterangan: S = nilai hasil belajar matematika R = jumlah skor dari item yang dijawab benar N = skor maksimum tes Pada mata pelajaran matematika kelas VII SMP N 1 Kaliwungu, KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah adalah 61. H. Validitas, Reliabilitas dan Tingkat Kesukaran Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus memenuhi syarat sebagai alat ukur yang baik. Alat ukur yang baik harus memenuhi kriteria yaitu validitas (ketepatan) dan reliabilitas (keajegan). Tingkat validitas dan reliabilitas menentukan kualitas dari instrumen yang digunakan dalam penelitian.Selain instrumen harus memenuhi tingkat validitas dan reliabilitas, instrumen yang digunakan dalam penelitian harus dapat memenuhi tingkat kesukaran (difficulty index) yang merata sehingga, instrumen tidak terlalu mudah maupun tidak terlalu sulit.
21
1. Validitas Instrumen “Validitas adalah kemampuan yang dimiliki alat ukur untuk mengukur secara tepat keadaan yang akan diukur”. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur dengan tepat keadaan yang ingin diukur. Pengujian validitas dapat dihitung dengan cara mengkorelasikan antara nilai dari setiap butir soal yang diperoleh dengan nilai total yang diperoleh. Purwanto (2012:116) menjelaskan bahwa “tingkat hubungan biasa diberikan notasi r (relation) dan hubungan varibel X dan Y dinotasikan dengan r xy”. Item instrumen dikatakan valid apabila nilai rxy≥rtabel, namun jika nilai rxy
0,520 0,480 0,470 0,320 0,295
0,244 0,244 0,244 0,244 0,244
Valid Valid Valid Valid Valid
Hasil uji coba soal pretes dengan jumlah responden 24 siswa dan instrumen soal berjumlah 4 item soal, setelah dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 16.0. yaitu dengan membandingkan coreected item to total coreelation dan rtabel , dapat diketahui soal yang valid berjumlah 4 item soal sedangkan yang tidak valid berjumlah 0 item soal. Jumlah item soal yang digunakan untuk pretes di kelas VII SMP N 1 Kaliwungu adalah 4 item soal karena soal tersebut sudah memenuhi semua indikator.Berikut ini adalah item soal yang digunakan dalam pretes di kelas VII SMP N 1 Kaliwungu. Tabel 3.5 Item Soal yang Digunakan untuk Pretes
22
Kompetensi Dasar 4. Menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan masalah
Indikator 4.1. Menyebutkan anggota dan bukan anggota himpunan
No Item 1
4.2. Menyatakan notasi himpunan
3
4.3. Menyajikan gabungan atau irisan dua himpunan dengan diagram Venn
4
4.4. Menentukan himpunan bagian dari suatu himpunan
2
4.5. Menyelesaikan masalah dengan menggunakan diagram Venn dan konsep himpunan Jumlah
5
5
Hasil analisis uji validitas item soal siklus I yang dilakukan di kelas VII E SMP N 1 Kaliwungu adalah sebagai berikut. Tabel 3.6 Hasil Analisis Uji Validitas Item Soal Siklus I No Item Keterangan 1 2 3 4 5
0,450 0,425 0,378 0,286 0,238
0,244 0,244 0,244 0,244 0,244
Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
Hasil uji coba soal pretes dengan jumlah responden 24 siswa dan instrumen soal berjumlah 5 item soal, setelah dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 16.0. yaitu dengan membandingkan coreected item to total coreelation dan rtabel , dapat diketahui soal yang valid berjumlah 4 item soal sedangkan yang tidak valid berjumlah 1 item soal. Item soal yang tidak digunakan dalam siklus I di kelas VII SMP N 1 Kaliwungu adalah 1 item soal. Jumlah item soal yang digunakan untuk siklus I sebanyak 4 item soal. Berikut ini adalah item soal yang digunakan untuk soal evaluasi siklus I di kelas VII SMP N 1 Kaliwungu. Tabel 3.7 Item Soal yang Digunakan untuk Siklus I
23
Kompetensi Dasar 5.2 Menentukan hubungan antara dua garis serta besar dan jenis sudut
Indikator
No Item
5.2.1 Mengenal satuan sudut dalam konversi satuan waktu
1,2
5.2.2 Mengurangkan dan menjumlahkan sudut
3,4
4
Jumlah
Hasil analisis uji validitas item soal siklus II yang dilakukan di kelas VII SMP N 1 Kaliwungu adalah sebagai berikut. Tabel 3.8 Hasil Analisis Uji Validitas Item Soal Siklus II No Item Keterangan 1 2 3 4
0,518 0,464 0,426 0,308
0,244 0,244 0,244 0,244
Valid Valid Valid Valid
Hasil uji coba soal pretes dengan jumlah responden 24 siswa dan instrumen soal berjumlah 34 item soal, setelah dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 16.0. yaitu dengan membandingkan coreected item to total coreelation dan rtabel , dapat diketahui soal yang valid berjumlah 4 item soal sedangkan yang tidak valid berjumlah 0 item soal. Jumlah item soal yang digunakan untuk siklus I sebanyak 4 item soal. Berikut ini adalah item soal yang digunakan untuk soal evaluasi siklus II di kelas VII SMP N 1 Kaliwungu. Tabel 3.9 Item Soal yang Digunakan untuk Siklus II Kompetensi Dasar Indikator No Item 5.3. Menentukan 5.3.1 Memahami sudut-sudut1, 1, 2 hubungan antar dua yang saling berkomplemen garis, serta besar dan atau berpenyiku
24
jenis sudut
5.3.1 Memahami sudut-sudut3,4 3, 4 yang saling bersuplemen atau berpelurus Jumlah
4
2. Reliabilitas instrumen Reliabilitas instrumen menunjukkan pada keajegan atau ketepatan sebuah instrumen dalam menilai apa yang dinilai. Instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut jika diujikan kepada siswa yang sama beberapa kali akan menujukkan hasil yang relatif sama (Sudjana, 2011:148). Untuk mengetahui reliabilitas instrument yaitu dengan menentukan koefisien reliabilitas alpha (α) dari Cronbach. Pada PTK di kelas VII SMP N 1 Kaliwungu untuk menentukan tingkat reliabiltias instrumen mengacu pada kriteria yang dikemukakan oleh Wardani (2012:346) yaitu sebagai berikut. Tabel 3.10 Rentang Indeks Reliabilitas Indeks Interpretasi 0,80 –1,00
Sangat reliable
< 0,80 – 0,60
Reliable
< 0,60 – 0,40
Cukup reliable
< 0,40 – 0,20
Agak reliable
< 0,20
Kurang reliable
Uji reliabilitas soal pretes, siklus I dan siklus II yang dilakukan di kelas VII E SMP N 1 Kaliwungu dengan menggunakan aplikasi Statistical Package For the Social Science (SPSS) versi 16.0. adalah sebagai berikut. Tabel 3.11 Hasil Reliabilitas Item Soal Siklus I Cronbach’s N of item Alpha .859 4
25
Bentuk instrumen Essay
Koefisien Reliabilitas 0, 859
Intepretasi Sangat Reliabel
Tabel 3.12 Hasil Reliabilitas Item Soal Siklus II Cronbach’s N of item Alpha .859 4 Bentuk instrumen Essay
Koefisien Reliabilitas 0, 859
Intepretasi Sangat Reliabel
Tingkat kesukaran instrumen Tingkat kesukaran (difficulty index) merupakan proporsi siswa yang menjawab benar (Purwanto, 2013:99). Untuk menentukan tingkat kesukaran (TK) dari suatu item instrumen dapat dihitung dengan membagi jumlah peserta yang menjawab benar dengan jumlah peserta. Berikut ini adalah rumus menghitung tingkat kesukaran dari suatu item instrumen (Purwanto, 2013:99).
Keterangan TK = tingkat kesukaran ∑B = jumlah siswa menjawab benar ∑P = jumlah siswa peserta tes Purwanto (2013:100) menjelaskan bahwa nilai tingkat kesukaran item intrumen merentang antara 0 sampai 1. Nilai tingkat kesukaran suatu item instrumen adalah 0 terjadi apabila semua peserta tidak dapat menjawab semua, namun sebaliknya jika nilai kesukaran suatu item instrumen bernilai 1 apabila semua peserta menjawab benar. PTK yang dilakukan di kelas VII SMP N 1 Kaliwungu menggunakan kategori tingkat kesukaran sukar, sedang dan mudah, maka kriteria tingkat kesukaran yang digunakan adalah sebagai berikut (Purwanto,2013:101). Tabel 3.13
26
0,00 – 0,32 0,33 –0,66 0,67 –1,00
Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen Rentang Kriteria Sukar Sedang Mudah
Hasil analisis tingkat kesukaran item soal pretes, evaluasi siklus I dan evaluasi siklus II yang diujikan di kelas VII E SMP N 1 Kaliwungu adalah sebagai berikut. Tabel 3.14 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Pretes Rentang Kriteria No Item Jumlah 0,00 – 0,32
Sukar
4
1
0,33 –0,66
Sedang
1, 3, 5
3
0,67 –1,00
Mudah
2
1 Total
Rentang
5
Tabel 3.15 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I Kriteria No Item
Jumlah
0,00 – 0,32
Sukar
4
1
0,33 –0,66
Sedang
2, 3
2
0,67 –1,00
Mudah
1
1 Total
Rentang
4
Tabel 3.16 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II Kriteria No Item
Jumlah
0,00 – 0,32
Sukar
4
1
0,33 –0,66
Sedang
2, 3
2
27
0,67 –1,00
Mudah
1
1
Total
4
I. Indikator Kinerja Indikator kinerja dari penelitian yang dilakukan pada siswa kelas VII SMP N 1 Kaliwungu mata pelajaran matematika dengan penerapan pembelajaran problem posing meliputi indikator proses dan hasil. Indikator Proses Indikator proses dalam penelitian ini merupakan indikator keberhasilan dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam penerapan pembelajaran problem posing pada pembelajaran matematika. Pembelajaran problem posing tercapai jika skor total dari hasil observasi kegiatan guru dan siswa dalam rentang 45-60 dengan kriteria baik. 2. Indikator Hasil Indikator hasil dalam penelitian ini yaitu hasil belajar matematika. Penerapan pembelajaran problem posing dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP N 1 Kaliwungu jika memenuhi: Ketuntasan belajar matematika siswa dengan penerapan pembelajaran matematika dapat mencapai 80% dari jumlah keseluruhan siswa dengan memperoleh nilai hasil belajar ≥61.
1.
J. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan pada PTK di kelas VII N 1 Kaliwungu adalah kuantitatif (data berupa angka). Analisis data hasil observasi kegiatan guru dan siswa dalam penerapan pembelajaran problem posing dilakukan dengan cara mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan sesuai sintaks, dilihat dari ketercapaian setiap aspek yang diamati berdasarkan perolehan skor setiap aspek. Perolehan skor setiap aspek pada setiap pertemuan, kemudian diambil skor rata-rata keseluruhan pertemuan pada setiap aspek. Analisis hasil belajar matematika dilakukan dengan cara membuat distribusi frekuensi nilai hasil belajar matematika, dengan tujuan untuk
28
mengetahui kecenderungan siswa dalam memperolah nilai hasil belajar matematika pada satu siklus. Untuk membuat distribusi frekuensi dengan langkahlangkah sebagai berikut (Sugiyono, 2010:36) 1) Menghitung jumlah kelas interval (k) k = 1+3.3 log n 2) Menghitung rentang data R = skor max-skor min 3) Menghitung panjang kelas I= 4) Menyusun interval kelas dimulai dari data yang terkecil 5) Menulis frekuensi kelas dalam kolom turus sesuai dengan banyaknya data. Kemudian dianalisis berdasarkan persentase ketuntasan belajar secara klasikal serta mengukur rata-rata nilai matematika kelas. Berikut adalah rumus presentase ketuntasan belajar matematika.
Keterangan KB = Ketuntasan Belajar NS = Jumlah Siswa diatas KKM (nilai≥61) N = Jumlah siswa Untuk mengukur rata-rata hasil belajar matematika dengan menggunakan rumus sebagai berikut. ̅ Keterangan: ̅ = Rata-rata ∑x = Jumlah nilai yang diperoleh N = Jumlah siswa Berdasarkan hasil pengolahan data kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis komparatif yaitu membandingkan kondisi antar siklus. Dari hasil deskriptif komparatif tersebut dapat diketahui adanya peningkatan pada aktivitas dan hasil belajar matematika dengan penerapan pembelajaran problem posing.
29