40
BAB III METODE PENELITIAN
Pada Bab ini akan dibahas mengenai
kerangka pemikiran, jenis dan objek
penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik pengujian data, serta metode analisis data, dan juga dilakukan analisis atas kerangka kerja sesuai teori UTAUT. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan Partial Least Square (PLS) atau biasa disebut variance based SEM.
3.1
Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran pada penelitian ini adalah kajian tentang pengaruh
penggunaan e-voting terhadap tingkat partisipasi pemilih dengan pendekatan model adopsi UTAUT yang dikombinasikan dengan model HOT. Variabel UTAUT yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi model yang digunakan Anderson (2006) namun hanya menggunakan 3 dari 4 variabel eksogen dan satu variabel moderator experience dan Yosuf (2006). Kerangka pemikiran penelitian menggambarkan hubungan antara variabel independen dalam implementasi e-voting dan variabel dependen (tingkat partisipasi masyarakat) sebagai berikut :
40 40
41
GAMBAR 5. Kerangka Pemikiran
3.2
Jenis dan Obyek Penelitian Penelitian dilakukan dalam rangka penyusunan tesis Program M agister
M anajemen Sistem Informasi sebagai salah satu persayaratan menyelesaikan studi. Penelitian ini termasuk kedalam penelitian survey, dan objek penelitian adalah seluruh masyarakat yang memiliki hak pilih atau berumur sekurang-kurangnya 18 tahun dilingkungan Kelurahan Kutabaru, Kabupaten Tangerang.
41
42
Tempat penelitian adalah di Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasarkemis
Kabupaten Tangerang. Penelitian atau penentuan lokasi didasarkan kepada pertimbangan bahwa Kabupaten Tangerang dipandang memiliki tingkat mobilitas, dinamika dan perkembangan kehidupan masyarakat yang cukup kompleks dan dinamis, dimana tingkat partisipasi dalam pelaksanaan pemilu dinilai masih rendah dan mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah khususnya KPUD terkait dengan efektifitas dan manfaat pemilu yang akurat dan akuntabel.
3.3
Metode Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian maka metode penelitian yang
digunakan
adalah metode deskriptif (descriptive research) dengan
analisis
korelasional yang membentuk analisis untuk menjawab pertanyaan pengaruh beberapa variabel. Variabel yang diukur dibedakan atas dua hal yaitu variabel bebas/independen yang terdiri dari
performance expectancy, effort expectancy,
facilitating condition, mobility, security & privacy, dan experience sedangkan variabel terikat/dependen adalah intention to use REVS. Kuesioner disusun berdasarkan model UTAUT dan model HOT, data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik permodelan statistik SEM dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengambilan data dilakukan terhadap masyarakat Kabupaten Tangerang, Kelurahan Kutabaru. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dimana data tersebut diperoleh langsung dilapangan (Hasan, 2002), metode pengambilan sampelnya menggunakan purposive sampling dengan kriteria (1) responden yang dipilih adalah berusia sekurang-kurangnya 18
42
43
tahun dan sudah memiliki hak suara. (2) responden telah menggunakan system indovote. Sebanyak 120 kuesioner disebarkan langsung di tengah masyarakat Kelurahan Kutabaru, dimana sebelumnya telah dilakukan simulasi untuk mengurangi peluang terjadinya ketidakvalidan dalam pengisian kuesioner, skala diukur berdasarkan model skala Likert (1-6).
3.3.1 Variabel Penelitian
Penelitian ini dibatasi pada satu variabel bebas (independent variable), dan satu variabel terikat (dependent variable). Kedua variabel tersebut adalah : Variabel bebas (X)
: Performance expectancy, effort expectancy, facilitating condition, mobility, security & privacy, experience.
Variabel terikat (Y)
: Intention to use REVS.
GAMBAR 6. Hubungan Antar Variabel
43
44
Penelitian tentang minat perilaku penggunaan sistem online telah menjadi isu spesial pada penelitian sistem informasi (SI) (seperti misalnya : Amroso dan Gardner, 2004; Poon, 2008; Wiyono, 2008).
3.3.2 Definisi Konsep
Untuk memudahkan makna variabel yang digunakan dalam penelitian ini,
maka masing-masing variabel akan dapat didefinisikan sebagai berikut : 1. Electronic
Voting
System
(e-voting) adalah
metode pemilu
pengganti
konvensional melalui e-voting, mekanisme pemilihan diubah dengan pendekatan teknologi. Salah satu jenis e-voting yang digunakan dalam penelitian ini adalah Remote Electronic Voting System, model sistem dan spesifikasi REVS yang akan diujikan akan disajikan dalam point berikutnya. 2. Peningkatan partisipasi masyarakat adalah standarisasi produk (output yang diharapkan) yang menunjukan derajat tingkat kepuasan masyarakat atas kualitas pemilu yang jujur, adil dan akuntabel yang diwujudkan dengan penggunaan teknologi REVS.
3.4
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini akan diambil dari masyarakat yang tercatat
memiliki hak suara yang berada di Desa Kutabaru, Kabupaten Tangerang. Pemilihan lokasi disebabkan oleh : 1. Keunikan masyarakat dari sisi budaya dan tingkat perekonomian.
44
45
2. Tangerang
merupakan
salah
satu
daerah
yang
tingkat
partisipasi
masyarakatnya masih dibilang rendah, berdasarkan data M edia Center KPU (2009) dari jumlah DPT Legislatif sebesar 6.581.587 orang ditemukan jumlah presentase angka golput sebesar 33% atau mencapai 2.402.532 orang, terlihat pada Tabel 1.
Pemilihan anggota sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang, alasan pengambilan unit sampel dibatasi pada sejumlah itu, karena berbagai keterbatasan waktu dan jumlah sampel tersebut sudah sesuai dengan syarat penelitian dengan teknik SEM dengan prosedur estimasi Maximum Likelihood Estimation (M LE), yaitu 100-150 (Joseph, 2006). Jumlah sampel pada penelitian multivariate (termasuk
multiple regression
analysis) mensyaratkan ukuran sampel yaitu 10 atau lebih dikali jumlah variabel pada penelitian (sekaran, 2003). Penelitian ini menggunakan 6 variabel, maka jumlah minimal yang harus dipenuhi adalah 60 sampel.
Adapun jadwal penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tahap persiapan : Rencana Judul, konsultasi dan proposal penelitian : Februari – April 2011 2. Konsultasi usulan penelitian dan seminar penelitian : M ei – Juni 2011
45
46
3. Pelaksanaan penelitian : Juli – September 2011 4. Pengolahan data dan penyusunan tesis : Oktober 2011 5. Ujian tesis : Nopember – Desember 2011
3.5
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey melalui kuesioner yang
dikirimkan kepada responden setelah sebelumnya responden mencoba sistem e-voting secara online, disamping itu juga penulis pendampingi responden apabila ditemukan kesulitan responden dalam menjawab pertanyaan yang kurang dipahami. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder, dimana data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung kepada objek penelitian melalui penyebaran kuesioner. Sedangkan data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data primer, biasanya bisa berupa studi pustaka, jurnal, dan artikelartikel yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.6 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai bagian dari instrument penelitian yang disampaikan kepada responden, dimana format jawaban disusun menggunakan skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006) dengan 6 alternatif jawaban, sebagai berikut :
46
47
TABEL 4. Deskripsi S kala Likert No 1 2 3 4 5 6
Kategori Jawaban Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Skor 6 5 4 3 2 1
Kuesioner tersebut disusun berdasarkan model yang digunakan dalam penelitian ini, yakni model UTAUT dan HOT. Pengisian kuesioner didasarkan atas hasil pengalaman responden setelah mencoba melakukan pemilihan melalui sistem indo-vote yang telah dibuat dan dipasang sebelumnya kedalam server.
3.7
Model Penelitian Penggunaan model UTAUT dalam penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi
riil dilapangan dimana masyarakat Kabupaten Tangerang masih kurang diberikan sosialisasi akan penggunaan teknologi REVS, karena memang proses pemilihan menggunakan teknologi e-voting yang dianggap sukses dan legal di Indonesia baru dilakukan di Jembrana, saat itu proses pemilihan dilakukan untuk memilih kepala dusun desa Jembrana, Bali tahun 2009. M odel UTAUT dalam penelitian ini diadopsi berdasarkan penelitian Anderson, et al yang dilakukan pada tahun 2006 dan Gupta pada tahun 2007. Pada penelitian Anderson, et al. ke empat variabel eksogen utama dan key modifier/ moderator digunakan sebagai variabel yang akan diukur pengaruh langsungnya
47
48
terhadap penggunaan teknologi. Namun pada penelitian ini, hanya 3 dari 4 variabel eksogen utama yang digunakan oleh Vankatesh et al., yaitu performance expectancy, effort expectancy, dan facilitating condition, terdapat satu variabel moderator yang diukur yaitu experience dijadikan sebagai variabel yang akan diukur pengaruh langsungnya terhadap penggunaan teknologi REVS, sedangkan 1 variabel eksogen utama yang dieliminasi yaitu social influence tidak disertakan, alasan tidak disertakannya variabel ini sesuai dengan hasil penelitian Anderson (2006) dimana social influence tidak berpengaruh secara langsung & signifikan, sedangkan dalam penelitian Gupta (2007) penelitian dilakukan untuk mengukur pola penerimaan egovernment dengan mengukur variabel attitude, effort expectancy, performance expectancy, perceived strength of control, anxiety, social influences, self efficacy, & top management support dimana untuk variabel attitude, perceived strength of control, anxiety, self efficacy & top management tidak diukur kedalam penelitian ini karena variabel tersebut lebih mengarah pada penerimaan personal secara pribadi namun tidak menyentuh masalah teknis sistem ini sendiri, karena itulah selain model UTAUT, penggunaan model HOT yang digunakan oleh Yosuf, et al. disertakan dalam penelitian ini yaitu mobility dan security & privacy, pemilihan kedua variabel ini dikarenakan dari sisi teknis.
48
49
GAMBAR 7. Model Penelitian
3.8 Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data kuesioner dilakukan secara langsung melalui izin
kelurahan dan aparat pemerintahan setempat dengan harapan mereka dapat mengisi angket secara terbuka, jujur dan sesuai dengan apa yang mereka rasakan dari pengalaman penggunaan indo-vote. Lokasi pengumpulan data berada dibeberapa titik strategis seperti di kantor Kelurahan Kutabaru, dilingkungan RT dan RW setempat dan lingkungan kampus M uhammadiyah Tangerang. Disamping itu dilakukan juga penyebaran kuesioner online yang ditujukan secara langsung melalui e-mail pribadi responden, hal ini dilakukan mengingat keterbatasan waktu dan kesibukan dari masing-masing responden.
3.9 Metode Analisis Kuesioner yang sudah terkumpul dan berisi respon jawaban dari responden, selanjutnya akan diproses untuk dapat dianalisis sehingga nantinya dapat memberikan
49
50
informasi dan kesimpulan penelitian. Adapun pemrosesan data melalui beberapa tahap sebagai berikut : 1. Tahap pertama, dilakukan penyeleksian data oleh peneliti untuk memastikan kelengkapan, kebenaran dan keabsahan data. 2. Tahap kedua, data dan informasi yang telah diseleksi dikelompokkan sesuai jenis berdasarkan pokok permasalahan kemudian dibuat data kuantitatif dalam bentuk tabel sebagai bahan analisis. 3. Tahap terakhir, data yang diperoleh dianalisis sebagai bahan pengujian hipotesis penelitian. Pemrosesan data dimaksudkan untuk meringkas data dalam bentuk tabulasi dasar (basic tabulation) dan dilanjutkan dengan pengujian dengan analisis SEM . Teknis analisis data menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS) atau biasa disebut variance based SEM dapat dijadikan sebagai alternatif untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian (Hair, 2006) dengan menggunakan tools SmartPLS 2.0, hal tersebut dilakukan sesuai dengan tujuan awal dari penelitian ini yaitu untuk menguji hubungan antara variabel yang digunakan dalam penelitian (Sanchez, 2009). Data primer yang didapat dari kuesioner kemudian dimasukkan kedalam file excel dan disimpan dengan format data .csv, data selanjutnya dianalisis dengan tools SmartPLS 2.0, Pemilihan SmartPLS karena bersifat user-friendly, tidak menggunakan banyak asumsi, baik untuk ukuran sampel yang besar maupun kecil, dan cocok untuk
50
51
segala jenis data nominal maupun ordinal (Anderson, 2006), sehingga banyak digunakan oleh para peneliti untuk mengaplikasikan teknik SEM .
3.9.1 SEM dengan Tools PLS Tahapan yang dilakukan untuk menganalisis data dengan menggunakan teknik SEM pada tools PLS, dilakukan dengan mengevaluasi measurement model dan structural model. Berikut adalah tahapan yang dilakukan : 1. M engevaluasi measurement model (outer model) Pengujian measurement model dapat dilakukan dengan tiga macam pengujian (Udeh, 2008), diantaranya : •
Uji individual item reliability Tujuan dari pengujian ini adalah untuk melihat indikator mana yang baik dalam mengukur variabel yang diukurnya (reliabilitas setiap indikator). Nilai factor loading yang besar menunjukkan indikator tersebut memang menjelaskan variabel yang diukurnya (Santoso, 2007). Jika terdapat indikator yang memiliki nilai factor loading < 0,50 harus dihilangkan dalam model diagram (Udeh, 2008).
•
Uji Internal consistency Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji reliabilitas indikator dalam mengukur variabel yang diukurnya. Dalam pengujian ini nilai yang dijadikan acuan adalah nilai composite reliability dan cronbach’s alpha 51
52
yang didapatkan dari hasil estimasi SmartPLS. Nilai yang dapat diterima adalah > 0,70 (Udeh, 2008). •
Uji discriminant validity Pengujian yang ditujukan untuk melihat seberapa besar perbedaan antar variabel. Nilai yang dijadikan acuan dalam pengujian ini adalah nilai average variance extracted (AVE) yang diperoleh dari hasil estimasi, dimana nilainya harus > 0,50. Syarat berikutnya yang harus terpenuhi adalah akar kuadrat dari A VE setiap variabel yang harus lebih besar daripada nilai korelasi dengan variabel lainnya (Udeh, 2008).
Setelah dilakukan mengujian dan pengevaluasian measurement model, tahap selanjutnya adalah mengevaluasi structural model. 2. M engevaluasi structural model (inner model) Penilaian evaluasi structural model dilakukan dengan memperhatikan nilai R2 dan signifikansi path coefficient (Udeh, 2008). Semikin tinggi nilai R2, semakin menunjukkan bahwa semakin tinggi persentase variances dari variabel endogen/dependen yang dipengaruhi oleh variabel-variabel eksogen/independen. PLS tidak mengasumsikan normalitas dari distribusi data namun menggunakan nonparametric test untuk menentukan tingkat signifikansi dari path coefficient, dimana
nilai
t-value
yang
didapatkan
dengan
menjalankan
algoritma
Bootstrapping pada SmartPLS digunakan untuk menentukan diterima atau
52
53
tidaknya hipotesis yang diajukan dalam penelitian (Udeh, 2008). Pada taraf signifikansi 0,05 maka hipotesis akan didukung apabila t-value melebihi nilai kritisnya yaitu 1,645.
3.10 Unit Analisis dan Model Sistem 3.10.1 Unit Analisis Unit analisis dalam penelitian ini adalah warga masyarakat yang pernah dan belum terlibat dalam proses pemilihan umum ditahun 2009 dengan syarat memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan berdomisili di Desa Kutabaru, atau mantan panitia pemilihan umum dalam hal ini Ketua RW, Ketua RT dan aparat kelurahan Desa Kutabaru, Tangerang.
3.10.2 Model Sistem dan Spesifikasi M odel e-voting yang diujicoba dilapangan adalah model yang diberi nama Indo-Vote. M odel Indo-Vote merupakan model e-voting Remote Electronic Voting System (REVS) berbasis web untuk memenuhi pemilihan tingkat bawah mulai dari pemilihan ketua RT dan jajarannya hingga pemilihan Kepala desa. Tujuan dari indovote tidak lain sebagai media edukasi masyarakat tingkat bawah terhadap demokrasi dengan mengembangkan alternatif pilihan dalam metode pemilihan umum konvensional, ini penting karena melalui REVS dapat menciptakan proses pemilu yang aman, murah dari sisi biaya, dan cepat dalam setiap alur proses merupakan dambaan bagi jutaan rakyat Indonesia. Gambar 9 merupakan model indo-vote secara umum.
53
54
GAMBAR 8. Model Umum Indo-Vote
Pengembangan software indo-vote dilakukan dengan metode pengembangan waterfall dengan deskripsi langkah-langkah sebagai berikut :
GAMBAR 9. Waterfall Model
Secara detail sebagai berikut : 1. Analisa sistem
54
55
Kebutuhan dasar dari user dalam hal ini merupakan inisiatif langsung dari penulis dengan membaca berbagai macam literatur model e-voting didalam dan diluar negeri, seperti model pemilu kepala dusun di jembrana bali, model evoting diamerika dengan metode strach and vote, model evoting di india dengan mesin EVM , & REVS di Estonia, hasilnya kolaborasi antara model starch and vote diamerika dan REVS di Estonia menghasilkan indo-vote. 2. Design Proses desain akan menerjemahkan berbagai masukan dari hasil analisa sistem sebelum pada akhirnya dibuat coding. Proses desain berfokus pada : struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural.
3. Coding & Testing Coding adalah penerjemahan design dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Proses penerjemahan dari desain ke coding dilakukan oleh programmer, tahapan ini lah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu sistem. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa diperbaiki. Testing dalam indo-vote dilakukan oleh penulis, programmer, beberapa masyarakat dilingkungan kutabaru, ketua RT 07, dan ketua RW 06. Hasil dari testing sistem indo-vote dinyatakan sistem telah sesuai dengan kebutuhan pemilihan pada kasus pemilihan ketua RT, RW dan Kepala Desa. 55
56
4. Penerapan Tahap implementasi sistem bisa dikatakan final setelah sebelumnya dilakukan analisa, design, dan coding maka sistem yang sudah final tersebut sudah siap digunakan oleh user. Sistem sudah 5. Pemeliharaan Proses pemeliharaan pasti dilakukan mengingat kebutuhan user akan berubah sesuai dengan kebutuhan lingkungan atau user membutuhkan perkembangan fungsional yang lebih kompleks, dalam hal ini evoting pasti akan berubah sesuai dengan kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah.
Konfigurasi perangkat lunak dan keras yang digunakan dalam pengembangan sistem e-voting ini dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Konfigurasi Perangkat Lunak -
Operating System
: Windows XP
-
Database
: MySQL, SQL Server
-
Programming
: PHP 5.1
-
Token
: M obileOTP v. 1.06
b. Konfigurasi Perangkat Keras -
Server : o PC Server dual Core 3Ghz Processor o Memory 8 GB RAM o Hardisk 1 Terra o Gigabit Ethernet Network Interface Card 56
57
-
Reader : o Bar Code Reader (EZO – 1500USB) o RFID Reader : HID OMNIKEY 5321v2
3.10.3 Model Teknologi Indo-Vote
Faktor teknologi memiliki peran yang paling penting dalam sistem e-voting, model Indo-Vote berbasis web tidak jauh berbeda dengan teknologi berbasis web lainnya, desain utama sistem e-voting berbasis client dan server. Seluruh data disimpan dalam storage data server dan client dapat mengakses data tersebut melalui web browser. Keamanan merupakan pilar terpenting dari suatu teknologi e-voting dengan menggunakan VPN (Virtual Private Network) lalu lintas data akan lebih aman. Konsep security yang dirancang berdasarkan two factor authentication (2FA) yaitu what you have (token) dan what you know (password). Penggunaan token melalui media handphone dimaksudkan sebagai pengganti alat token fisik, dengan sebelumnya mensinkronkan nomor init-secret handphone dan server, hal ini menunjukan tiap user hanya punya satu token untuk mendukung prinsip evoting yaitu one man one vote, Account detail untuk username menggunakan nomor KTP dan password default berupa tanggal lahir (ddmmyy). M eskipun berbasis web based prinsip terkait output tetap diperhatikan, dalam sistem ini disediakan struk pemilihan yang dapat disimpan dalam bentuk digital dengan kode barcode skemanya mirip VVAT (Voter Verifiable Paper Audit Trail) (Fischer, 2004), file struk tersebut
57
58
dikirim kepada account email panitia dan email pemilih secara otomatis setelah pemilih logout. Pada sistem e-voting berbasis web, aktivitas server lebih menonjol dibandingkan client, pada bagian client hanya berupa web browser secara umum seperti Mozilla firefox, Opera, Safari, IE, dan web browser lainnya. Sedangkan pada bagian server akan terdapat beberapa fungsi yang harus ditangani.
3.11 Perancangan Proses 3.11.1 Model Relational Database Management System
Perancangan model RDBM S teknologi indo-vote dibuat seperti skema berikut :
58
59
GAMBAR 10. Model Rancangan RDBMS
59
60
3.11.2 Bisnis Proses Aplikasi
GAMBAR 11. Bisnis Proses Aplikasi
60
61
Gambar 11 menunjukkan proses bisnis yang terjadi secara umum, proses pertama adalah otoritas panitia untuk mensetting jadwal pemilihan, dilanjutkan dengan setting kandidat para calon Kepala Desa, RW ataupun RT setempat. Setelah mensetting dengan memasukan data diri kandidat seperti nama dan foto calon, proses input identitas bisa dilakukan manual maupun otomatis. Penggunaan tools import menggunakan dua data yaitu data E-KTP dan data penduduk dengan format file .xls dilakukan disisi server. Bagi pemilih yang terdaftar namanya akan langsung bisa dibuatkan password login, namun jika belum terdaftar akan ada proses registrasi dengan ketentuan pengecekan KTP apakah sesuai dengan domisili lingkungan setempat, jika telah sesuai panitia dapat menambahkan kedalam sistem. Setelah membuat password pemilih, server otomatis akan mengirimkan kode verifikasi yang ke alamat email pemilih. Pemilih akan mengecek kode verifikasi kedalam halaman loginnya, dengan sebelumnya telah mendapatkan kode verifikasi melalui alamat email pribadi. Proses dilanjutkan dengan pemilihan kandidat yang terpampang foto dan nama calon, pemilih hanya tinggal memilih salah satu dari gambar yang tersedia, kemudian mengenerate token chal menjadi pass. Setelah pemilih melaksanakan hak suaranya, sistem akan memberikan perintah apakah yang dipilih benar, jika dirasa benar maka sistem akan logout dan mengirimkan struk online kepada panitia dan email pribadi pemilih, proses ini menunjukan bahwa telah berakhirnya seluruh proses pemilihan online.
61
62
GAMBAR 12. Voting Proses
3.11.3 Interface Sistem Indo-Vote A. Pemilih 1. Halaman Muka Pemilih (Home Indo-Vote)
GAMBAR 13. Home Pemilih
62
63
Halaman home pemilih adalah halaman dimana pemilih harus memasukan account yang diberikan panitia pada saat pendaftaran pemilih, account yang di input berupa username dan password. Gambar 13 adalah halaman home pemilih. 2. Halaman Kode Verifikasi via Email Pemilih
GAMBAR 14. Kode Verifikasi Pemilih
Pemilih yang telah mendaftarkan alamat email, secara otomatis akan dikirimkan 4 nomor yang bersifat randomize oleh panitia. Nomor ini digunakan sebagai verifikasi bahwa benar memang pemilih tersebut yang memiliki otoritas dan hak akses halaman.
63
64
3. Halaman Verifikasi Pemilih
GAMBAR 15. Form Kode Verifikasi Pemilih
Kode verifikasi yang tercantum dalam email pribadi pemilih, selanjutnya harus dimasukkan kedalam form kode verifikasi untuk pengecekan kode. Kode verifikasi harus diperhatikan dan selalu diingat, ini penting untuk tetap menjaga hak suara pemilih. Pada tahap ini dimaksudkan untuk memverifikasi username dan password yang digunakan apakah sesuai dengan database panitia. Sistem akan mengecek inputan yang dimasukan pemilih apakah sesuai atau tidak, jika kode yang dimasukkan salah, menandakan bukan pemilih yang sah atau apabila lupa pemilih harus membuka kembali halaman email pribadi.
64
65
4. Halaman Pemilihan
GAMBAR 16. Halaman Kandidat Pada halaman ini ditampilkan daftar berupa nama dan foto kandidat, daftar kandidat bisa perseorangan maupun berpasangan tergantung fungsi pemilihan. Pemilih tinggal memilih salah satu dari foto kandidat yang ada untuk memberikan hak suaranya. 5. Halaman Konfirmasi Pemilihan
GAMBAR 17. Halaman Konfirmasi
65
66
GAMBAR 18. Generate Pass
Halaman konfirmasi merupakan halaman dimana pemilih ditanyakan lagi apakah pilihannya benar dan sesuai dengan apa yang dipilih dihalaman kandidat, jika sesuai tinggal pilih submit dengan sebelumnya memasukan pass token. Fungsi halaman konfirmasi ini adalah memungkinkan pemilih merasa yakin bahwa apa yang dipilih sesuai dan terekam dengan baik ke dalam sistem indo-vote. M ekanisme penyimpanan suara ditentukan oleh kesesuaian antara data server dengan token, apabila token tidak sesuai mengidentifikasikan bahwa bukan pemilih asli. Token yang digunakan menggunakan handphone yang mendukung java, dan software yang digunakan adalah M obileOTP. Sebelumnya kita harus menyamakan terlebih dahulu init-secret antara server dan token, setiap user memiliki unit secret yang unik menandakan tiap token hanya untuk 1 user.
66
67
GAMBAR 19. S etting Init-Secret
6. Halaman S truk Hasil Pemilihan
GAMBAR 20. S truk Surat S uara 67
68
Struk ini didapat setelah pemilih menyelesaikan hak suaranya secara sah, dimana hasil record data dijadikan struk yang digunakan sebagai bukti pemilihan. Struk ini berguna sebagai bagian dari pemilu apabila terjadi konflik ditengah masyarakat, struk berupa hasil pemilihan berbentuk barcode. 7. Halaman Penutup Proses (Logout)
GAMBAR 21. Halaman Logout
Halaman logout merupakan proses akhir dari pelaksanaan pemilu, halaman logout akan otomatis setelah pemilih memilih salah satu kandidat atau salah satu pasangan, tujuan dari otomatisasi untuk memberikan keamanan suara pemilih.
68
69
B. Admin 1. Halaman Muka Admin (Home Indo-Vote)
GAMBAR 22. Halaman Login Admin Tidak jauh berbeda dengan halaman login pemilih, perbedaan halaman login dimaksudkan untuk menjaga sisi keamanan datanya. Login admin berupa user id dan password panitia TPS, account panitia dibuat oleh superadmin. 2. Halaman Daftar Kandidat
GAMBAR 23. Halaman List Kandidat
69
70
Pada halaman ini menggambarkan daftar calon kandidat baik perseorangan maupun berpasangan, jenis pemilihan apakah pemilihan ketua RT, RW atau Kepala Desa, dan jenis periode pemilihan. 3. Halaman Rekapitulasi Hasil Pemilihan
GAMBAR 24. Halaman Rekapitulasi Hasil Pemilihan
Halaman ini menunjukan hasil suara berdasarkan pilihan dan aspirasi dari masyarakat secara langsung, dalam rekapitulasi terlihat bahwa nama calon perseorangan dan wakil jika berpasangan beserta total suara yang didapat. Dihalaman ini juga terlihat fungsi ekspor kedalam bentuk file excel sehingga panitia dapat menyimpan dalam bentuk lain.
70
71
4. Halaman Daftar Pemilih (DPT)
GAMBAR 25. Halaman Daftar Pemilih
Halaman ini memperlihatkan seluruh pemilih dan status pemilihan, terlihat bahwa detail pemilih berupa NIK, Nama Pemilih, email pemilih, nomor telp, alamat tempat tinggal, status verifikasi apakah sudah atau belum melakukan verifikasi, konversi, dan status pemilih. Tombol konversi merupakan kode verifikasi yang akan dikirim ke email pemilih, mekanismenya apabila button konversi di pilih maka pemilih akan mendapatkan email dari panitia berisi nomor kode verifikasi, pada list status terlihat pemilih mana yang belum dan sudah melaksanakan hak suaranya.
71
72
5. Halaman Jenis Pemilihan
GAMBAR 26. Halaman Jenis Pemilihan
Halaman ini menjelaskan jenis pemilihan apakah pemilihan RT, RW atau Kepala Desa, periode dan status pemilihan. Dalam halaman status pemilihan terlihat status pemilihan yang aktif dan tidak aktif. Status ini menjelaskan jenis dan periode yang digunakan dalam pemilihan, penambahan jenis pemilihan dan periode dapat dilakukan dan disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.
72
73
GAMBAR 27. Halaman Jenis Pemilihan dan Periode
Terdapat 3 jenis pemilihan yang dapat dilakukan dalam system indo-vote yaitu pemilihan Kepala Desa, RW dan RT. Pemilihan ini disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu memberikan sosialisasi dan edukasi ditingkat bawah. Setelah menentukan jenis pemilihan, selanjutnya panitia harus mengatur periode jabatan.
73