ADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara atau sebuah prosedur yang berisikan tahapan-tahapan yang jelas dan sistematis untuk melakukan proses penelitian dan pemecahan masalah dengan landasan ilmiah. Dalam penelitian ini penulis melakukan langkah – langkah sebagai berikut : 3.1 Jadwal Penelitian Penelitian dilakukan mulai dari bulan Maret 2015 sampai dengan bulan November 2015. 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di klinik hewan Kayu Manis, Jalan Gambiran No. 52, Yogyakarta. 3.3 Tahapan Penelitian 3.3.1 Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data dilakukan pendekatan melalui studi pustaka, wawancara serta penyebaran kuesioner. 1.
Studi pustaka dilakukan untuk memahami dan mempelajari berbagai hal diantaranya : a.
Gejala-gejala penyakit, hubungan yang terjadi pada tiap gejala serta penanganan yang bisa dilakukan.
23 SKRIPSI
SISTEM PAKAR PERTOLONGAN PERTAMA PADA KUCING ...
FITRIA RIZKY APRILINA
ADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24
b.
Penerapan mesin inferensi Forward Chaining dan metode Certainty factor dapat membantu dalam hal memberikan suatu nilai kepastian terhadap suatu kejadian berdasarkan jawaban user.
2.
Berkomunikasi dengan dokter hewan yaitu drh. Husniya untuk memperoleh validasi mengenai beberapa hal diantaranya adalah :
3.
a.
Gejala-gejala penyakit yang sering dialami kucing
b.
Pertolongan pertama yang bisa dilakukan cat lover
Penyebaran kuesioner untuk cat lover yang akan dilakukan pada bulan Juni-Juli 2015 untuk mendapatkan nilai CF pakar dan untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk pengujian sistem. Data diperoleh dari penyebaran kuesioner yang dilakukan secara nonfisik (dengan bantuan internet). Dimana jumlah data kuesioner yang diharapkan adalah 400. Angka ini berdasarkan jumlah member di grup facebook “Cat lover Kaskus Regional Yogyakarta” yaitu 3.815 (jumlah populasi). Pengambilan sampel untuk penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2002), jika subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya diambil semuanya, jika subjeknya besar atau lebih dari 100 orang dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.
3.3.2 Pengolahan Data 1.
Berdasarkan data yang diperoleh dari studi pustaka dan hasil validasi dari pembuatan rule maka didapatkan beberapa gejala dengan penanganan yang tepat.
2.
SKRIPSI
Data yang diperoleh dari studi pustaka berupa gejala-gejala meliputi diare atau
SISTEM PAKAR PERTOLONGAN PERTAMA PADA KUCING ...
FITRIA RIZKY APRILINA
ADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25
sembelit, muntah, dehidrasi, dan demam. 3.
Menganalisis pencarian data menggunakan mesin inferensi forward chaining sebagai metode pencarian untuk memperoleh kesimpulan dan solusi dari permasalahan.
4.
Menerapkan metode Certainty factor sebagai metode dalam mendapatkan probabilitas pengambilan sebuah tindakan.
3.3.3 Perancangan Sistem Pakar Dalam perancangan sistem pakar dengan metode Certainty factor, terdapat beberapa tahapan. Adapun langkah-langkah perancangan sistem adalah sebagai berikut : Langkah 1 : Mengumpulkan data dasar dan informasi, berupa: 1.
Fasilitas penjelas berisi gejala-gejala dan penanganan pertama
2.
Pertanyaan untuk user didapat dari buku atau referensi valid yang bersumber dari pakar.
3.
CF, berisi CF pakar dan CF user pada tiap pertanyaan
Langkah 2 : Kuantifikasi jawaban Pada tahap ini user menjawab pertanyaan dari sistem, lalu sistem akan melakukan perhitungan nilai dari jawaban user. CF pakar berasal dari beberapa pakar dan dimasukkan pada sistem. Setelah diperoleh CF pada masing-masing rule, maka
SKRIPSI
SISTEM PAKAR PERTOLONGAN PERTAMA PADA KUCING ...
FITRIA RIZKY APRILINA
ADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26
dilakukan perhitungan CF gabungan, sesuai dengan inference tree yang ada dalam sistem. Langkah 3 : Merancang mesin inferensi dengan metode Forward Chaining. G11
Tidak
Iya G12
S1
Tidak
G1
Iya G13
S1
Tidak G2
Iya S1
S2
G21
G3
Iya
Tidak S4
S3
G31
G4
G32
G33
S1
S5
G41
Tidak S6
Iya S1
Gambar 3.1 Inference Tree Identifikasi Penanganan Inference tree hasil dari representasi pengetahuan ditunjukan pada Gambar 3.1. Pada Gambar 3.1 menjelaskan mekanisme fungsi berfikir dan pola–pola penalaran untuk mencari kesimpulan identifikasi penanganan berdasarkan gejala– gejala yang dinyatakan dengan simbol
SKRIPSI
. Pada tiap gejala terdapat subgejala yang
SISTEM PAKAR PERTOLONGAN PERTAMA PADA KUCING ...
FITRIA RIZKY APRILINA
ADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27
dilambangkan dengan simbol
. Penanganannya dinyatakan dengan simbol
. Apabila fakta sesuai dengan premis (jika jawaban user antara pasti sampai tidak tahu) maka akan diarahkan pada garis “iya”. Sebaliknya apabila pencocokan fakta tidak sesuai dengan premis (jika jawaban user antara kemungkinan tidak sampai pasti tidak) maka akan diarahkan pada garis “Tidak”. Apabila pencocokan fakta tidak berdasarkan premis (berdasarkan nilai CF) maka akan diarahkan pada garis hitam lurus
. Kesimpulan yang dihasilkan berupa inisialisasi S1 untuk penanganan
pertama, S2 untuk penanganan kedua, S3 untuk penanganan ketiga, S4 untuk penanganan keempat, S5 untuk penanganan kelima, S6 untuk penanganan keenam dan S7 untuk penanganan ketujuh. Keterangan inisialisasi gambar 3.1 terdapat pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Keterangan inisialisasi kode Kode
SKRIPSI
Keterangan
G1
Diare atau sembelit
G2
Muntah
G3
Dehidrasi
G4
Demam
G11
Sering buang air besar
G12
Durasi/lama <12 jam
G13
Muntah
G21
Muntah bukan bulu
SISTEM PAKAR PERTOLONGAN PERTAMA PADA KUCING ...
FITRIA RIZKY APRILINA
ADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28
Kode
Keterangan
G31
Lidah dan gusi terlihat kering
G32
Mata terlihat tenggelam, cekung atau mata kering
G33
Reaksi kulit setelah ditarik
G41
Suhu rektal >105
S1
Segera periksakan ke dokter 1. tidak diberi pakan, tetapi diberi air minum. Kucing dewasa tidak diberi pakan atau dipuasakan selama 24 jam. Sementara itu, anak kucing atau kucing muda dipuasakan selama 12 jam dan diberi obat
S2
antidiare. Selanjutnya, kucing diberi pakan halus 2-3 kali sehari. 2. Memberi makan hewan peliharaan dengan diare diet hambar; diet hambar contoh yang bekerja termasuk daging ayam putih (tanpa kulit) yang diberi makan dalam jumlah kecil. Istirahatkan perut selama 4-6 jam. Kemudian cobalah sedikit air dan makanan hambar setiap 2 jam. Sebuah diet makanan hambar untuk hewan peliharaan meliputi: daging ayam (tanpa kulit) dan makanan kaleng w / d anjing atau kucing. Jika hewan peliharaan yang makan
S3
makanan hambar ini dengan baik tanpa muntah, mereka dapat terus diet ini selama 24 jam. Setelah 24 jam, perlahan-lahan transisi mereka kembali ke makanan biasa mereka dengan mencampur makanan hambar dan diet biasa bersama-sama (pencampuran dalam jumlah yang lebih besar dari makanan biasa dengan jumlah penurunan makanan hambar).
S4
SKRIPSI
Normal, untuk meminimalisir gejala dapat diberi margarine
SISTEM PAKAR PERTOLONGAN PERTAMA PADA KUCING ...
FITRIA RIZKY APRILINA
ADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29
Kode
Keterangan Berikan sering, sejumlah kecil air melalui mulut. Pindahkan hewan peliharaan ke lingkungan yang sejuk (tidak dingin)
S5
untuk membantu mengurangi terengah-engah. Apa yang TIDAK Dilakukan Jangan memberinya makan makanan kering. campurkan setengah air dan setengah alkohol. Lalu berikan spons yang telah diberikan cairan pada hewan peliharaan dan mengarahkan kipas di daerah yang dibasahi tersebut. Gunakan alkohol dan air kompres ke atas kepala untuk membantu melindungi otak. Dorong (tapi jangan memaksa) hewan peliharaan Anda untuk minum
S6
air sedikit-sedikit dan sering. Apa yang TIDAK Dilakukan hati-hati untuk tidak overtreat! Hentikan pendinginan setelah suhu rektal mencapai 103 derajat. Jangan memberikan aspirin atau obat lain. Banyak obat beracun untuk hewan peliharaan.
3.3.4 Implementasi Sistem Implementasi pada sistem dilakukan untuk membangun aplikasi Pertolongan Pertama pada Kucing (P3K)
yaitu aplikasi berbasis mobile yang menggunakan
sistem operasi Android dengan Java sebagai bahasa pemrogramannya.
SKRIPSI
SISTEM PAKAR PERTOLONGAN PERTAMA PADA KUCING ...
FITRIA RIZKY APRILINA
ADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30
3.3.5 Pengujian Sistem Pengujian sistem dilakukan dengan cara memasukan data testing kedalam aplikasi, kemudian hasilnya dibandingkan dengan data yang diperoleh dari kuesioner untuk cat lover. Setelah itu dilakukan perhitungan akurasi data dengan cara membagi jumlah data benar dengan jumlah total data testing dan dikalikan 100%. Apabila pengujian dilakukan dengan data asli baru belum teridentifikasi maka hasil kerja sistem terhadap data tersebut akan dibandingkan dengan hasil identifikasi pakar secara langsung. 3.6 Evaluasi Sistem Evaluasi sistem dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada user. Evaluasi sistem dilakukan untuk menguji user interface, untuk mengetahui apakah aplikasi sudah user friendly atau belum.
SKRIPSI
SISTEM PAKAR PERTOLONGAN PERTAMA PADA KUCING ...
FITRIA RIZKY APRILINA