BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain
dalam
penelitian
ini
menggunakan
desain
deskriptif
comparative, yaitu penelitian dengan mengunakan metode studi perbandingan dengan cara membandingkan persamaan dan perbedaan sebagai fenomena (Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini akan membandingkan pengetahuan PHBS keluarga yang balitanya mengalami diare dengan yang tidak diare.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti (Notoatmojo, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga di Desa Lebakbarang yang memiliki balita sejumlah 183. Dari 183 keluarga yang memiliki balita terdapat 72 balita yang menderita diare dari Januari-Agustus 2010, yang tidak menderita diare 111 balita. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo, 2002). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan proporsional random sampling atau pengambilan sampel secara acak dengan mempertimbangkan proporsi. Teknik pengambilan sampel ini dipilih supaya sampel yang diambil benar-benar mewakili populasi yang ada karena penelitian dilakukan di desa Lebakbarang yang terdiri dari 7 dukuh dengan jumlah kepadatan penduduk yang berbeda-beda. (Notoatmodjo 2002).
20
21
Menurut Notoatmodjo 2002, penentuan sampel menggunakan rumus :
n=
N 1+ N ( d2 ) Keterangan : N = Besar populasi
n = Besar sampel d = Tingkat kepercayaan/ketetapan yang diinginkan Berdasarkan rumus di atas maka didapat sampel (n) sebesar : n=
N 1+ N ( d2 )
n=
183 1+ 183 ( 0,052 )
n=
183 1+ 0,4575
n = 125,5575 (pembulatan) n = 126
Jadi sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah 126 keluarga. Dari sampel 126 peneliti membagi menjadi 2 yaitu 63 diambil dari keluarga yang balitanya tidak mengalami diare dan 63 dari keluarga yang balitanya mengalami diare dalam bulan Januari sampai Agustus 2010. Dari data di puskesmas terdapat 72 balita yang menderita diare, kemudian diambil sampel sebanyak 63 dengan teknik proporsional random sampling. Demikian juga pada keluarga balita yang tidak menderita diare. Cara pengambilan sampel yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :
22
Tabel 3.1. Proporsional Sampel Balita No
Dukuh
Diare
Tidak diare
Jml diare
Sampel
Jml Tdk Diare
Sampel
Total balita
1
Karanggondang
11
10
15
9
26
2
Tropong
8
7
14
8
22
3
Sonje
13
11
19
11
32
4
Pandansari
10
9
10
6
20
5
Montong
14
12
25
14
39
6
Pesanggrahan
9
8
16
9
25
7
Cembang
7
6
12
7
19
72
63
111
63
183
Total
Keterangan cara pengambilan sampel tiap pedukuhan : 1. Sampel diare = 63/total balita diare = 63 / 72 = 0,875 Jadi penentuan sampel yang balitanya diare tiap dukuh : = Total balita diare tiap dukuh X 0,875 2. Sampel tidak diare = 63 / total balita tidak diare = 63 / 111 = 0,567 Jadi penentuan sampel yang balitanya tidak diare : = Total balita tidak diare tiap dukuh X 0,567 Setelah ditemukan jumlah sampel tiap dukuh baru dilakukan pengundian untuk menentukan keluarga yang dijadikan sampel, dengan cara mengambil nomor indeks populasi kemudian ditulis pada sepotong kertas yang kemudian dilipat, dimasukkan dalam wadah lalu dikocok, lalu nomor yang keluar itulah yang kita jadikan sampel. Pemilihan sampel penelitian didasarkan atas kriteria sebagai berikut : 1.
Kriteria inklusi Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2008).
23
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah : a. Keluarga yang salah satu anggotanya berusia balita b. Dapat berkomunikasi secara verbal. c. Dapat membaca dan menulis. d. Bersedia menjadi responden. 2.
Kriteria ekslusi Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2008). Kriteria ekslusi pada penelitian ini antara lain : a. Keluarga yang tidak berdomisili di Desa Lebakbarang. b. Keluarga yang pada saat dilakukan penelitian dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk dijadikan responden, misalnya dalam kondisi sakit, berkabung atau sedang punya hajat.
C. Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Dapat diamati artinya memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi dengan orang lain (Nursalam, 2008).
Tabel 3.2. Definisi operasional N o 1.
Variabel
Definisi
Alat dan Cara Ukur
Hasil Ukur
Skala
Pengetahuan PHBS
Segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang PHBS yang meliputi : pengertian, tujuan, manfaat dan cara melaksanakan PHBS
Menggunakan kuesioner terdiri dari 21 pertanyaan tertutup, dengan kriteria: a. untuk pernyataan favourabel skor 2 untuk yang memilih jawaban B dan skor 1 untuk yang memilih jawaban S. b. untuk pernyataan unfavourabel skor 2 untuk
Nilai hasil ukur adalah skor berkisar antara 21-42. Untuk menjelaskan secara deskriptif ditetapkan kriteria sebagai berikut :
Interval
24
yang memilih jawaban S dan skor 1 untuk yang memilih jawaban B
2.
Keluarga yang balitanya mengalami diare
Keluarga yang memiliki balita (0-5 tahun) mengalami diare selama bulan Januari-Agustus 2010. Keluarga yang balitanya tidak mengalami diare selama bulan Januari-Agustus 2010.
Keluarga yang balitanya tidak mengalami diare
- skor < median pengetahuan kurang - skor ≥ median pengetahuan baik
-
-
-
-
D. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Lebakbarang Kecamatan Lebakbarang Kabupaten Pekalongan.
E. Waktu Penelitian Waktu yang diperlukan untuk penelitian ini mulai dari persiapan, pelaksanaan dan penyusunan laporan selama sepuluh bulan, dimulai bulan Juli 2010 sampai bulan April 2011 (Lampiran 9).
F. Etika Penelitian Penelitian dilakukan setelah peneliti meminta izin kepada pihak Unimus dan pengambilan data penelitian dilakukan setelah peneliti mendapat izin dari pihak Puskesmas Lebakbarang Kabupaten Pekalongan. Dalam melakukan penelitian, peneliti memperhatikan masalah-masalah etika penelitian yang meliputi: 1. Bebas dari eksploitasi
25
Partisipasi subjek dalam penelitian harus dihindari dari keadaan yang tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah diberikannya tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang bisa merugikan subjek dalam bentuk apapun. 2. Hak untuk ikut dan tidak menjadi responden Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai hak memutuskan apakah bersedia menjadi responden atau tidak tanpa adanya sanksi apapun. 3. Informed consent (informasi untuk responden) Sebelum melakukan tindakan, keluarga diberitahu tentang maksud, tujuan, manfaat dan dampak dari tindakan yang akan dilakukan. 4. Anonimity (tanpa nama) Menjelaskan bentuk alat ukur dengan tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data. Kerahasaan dari identitas responden dalam penelitian ini akan dijaga oleh peneliti dan hanya digunakan semata-mata untuk kepentingan penelitian. 5. Confidentiality (kerahasiaan informasi) Kerahasiaan mengacu pada tanggung jawab peneliti untuk melindungi semua data yang dikumpulkan. Seluruh informasi yang diberikan oleh responden dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam penelitian. 6. Prinsip Manfaat Penelitian yang dilakukan tidak menimbulkan penderitaan bagi responden maupun keluarga serta tidak menimbulkan kerugian dalam bentuk apapun.
G. Alat Pengumpul Data 1. Instrumen Penelitian Alat pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang berupa sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
26
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2006). Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini mencakup pengertian, tujuan, manfaat dan cara melaksanakan PHBS keluarga yang berkaitan dengan diare. (Lampiran 4). Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari 21 pertanyaan tertutup, merupakan kuesioner dengan instrumen penelitian tentang pengetahuan PHBS diare, dengan kriteria untuk pernyataan favourabel yang memilih jawaban B nilainya 2, yang memilih jawaban S nilainya 1 dan untuk pernyataan unfavourabel yang memilih jawaban S nilainya 2 sedangkan yang memilih jawaban B nilainya 1. Kuesioner terdiri dari 2 bagian, yaitu : a) Bagian I untuk mengetahui identitas responden yang meliputi nama (Inisial), jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat dan status diare pada balita dalam kurun waktu Januari – Agustus 2010. b) Bagian II untuk mengukur pengetahuan PHBS diare responden yang meliputi pengertian PHBS nomor 1 dan 2, tujuan nomor 3, manfaat nomor 4 dan 5, PHBS gizi nomor 6 dan 8, penggunaan jamban sehat nomor 7, air bersih nomor 10 , pembuangan sampah nomor 9 dan 11, hygiene sanitasi nomor 13, ASI eksklusif 12, pengetahuan tentang diare nomor 14 sampai 21. 2. Uji coba instrumen Instrumen dalam penelitian merupakan alat pengumpulan data dan memiliki kedudukan yang paling tinggi karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpul data dan instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable (Arikunto, 2006). Kuesioner dikembangkan sendiri oleh peneliti oleh karena itu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.Uji coba instrumen dilaksanakan
27
di Desa Sidomulyo karena mempunyai karakteristik yang sama dengan Desa Lebakbarang Kec.Lebakbarang Kab.Pekalongan.
a. Uji validitas Uji validitas adalah untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Cara yang dilakukan adalah dengan analisa item, dimana setiap nilai total seluruh butir pertanyaan untuk suatu variabel dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment (Sugiono, 2002). Tahap ini perlu dilaksanakan guna mengoreksi ketepatan mode yang digunakan dan menguji validitas dan reliabilitas dari pengukuran yang
digunakan
sebelum
melaksanakan
riset
secara
nyata
(Nursalam,2008). Menurut Sugiono (2002), keputusan ujinya adalah : Bila r hitung lebih besar dari r table artinya variabel tersebut valid. Bila r hitung lebih kecil dari r tabel artinya variabel tersebut tidak valid. Untuk jumlah responden 20 orang berdasarkan r tabel adalah 0,444. Hasil uji validitas dari 25 pertanyaan terdapat 4 pertanyaan yang nilainya kurang dari r tabel, sehingga yang digunakan dalam penelitian adalah 21 pertanyaan. Hasil penelitian menujukkan bahwa dari 21 pertanyaan pengetahuan PHBS diare dengan r hitung (0,6055-0,8145) mempunyai nilai lebih dari 0,444 sehingga variabel dikatakan valid. b. Uji reliabilitas Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dan dengan alat ukur yang sama (Hastono, 2001).
28
Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Crombach Alpha,
dimana suatu intrumen dapat dikatakan handal
(reliable) bila memiliki koefisien keandalan alpha sebesar 0,6 atau lebih (Sugiono, 2002). Instrumen, disebut reliable karena nilai Crombach Alpha semakin mendekati angka 1 (Arikunto 2002). Uji reliabilitas akan dilakukan dengan cara one shot (di ukur sekali saja), dengan demikian pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pernyataan lain (Hastono, 2001). Berdasar hasil uji statistik untuk pernyataan pengetahuan PHBS menunjukkan Cronbach alpha (0,9562) lebih besar dari 0,6, sehingga ke 21 pernyataan tersebut dikatakan reliabel .
H. Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara : 1.
Setelah mendapat ijin dari Fikkes Unimus langkah selanjutnya adalah mengajukan ijin penelitian ke BAPPEDA, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala UPT Puskesmas Lebakbarang dan Kepala Desa Lebakbarang Kab.Pekalongan
2.
Peneliti melatih seorang
tenaga pengumpul data (bidan desa) dari
Puskesmas Lebakbarang untuk dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data dan memberi penjelasan kepada responden yang mengalami kesulitan dalam mengisi kuesioner. 3.
Peneliti mendatangi sampel penelitian yang memenuhi kriteria penelitian.
4.
Peneliti memberikan penjelasan penelitian yang akan dilakukan, tujuan penelitian dan mengisi Inform Consent bagi responden yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian.
5.
Kepada responden diingatkan bahwa semua pertanyaan yang ada harus diisi dan bila sudah selesai dikembalikan kepada peneliti.
29
Selanjutnya
setelah
data
dikumpulkan
adalah
melakukan
pengelolaan data sehingga jelas sifat-sifat yang dimiliki data tersebut. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer. Menurut Hastono (2001) agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang benar, paling tidak ada 4 tahapan dalam pengolahan data yang harus dilalui, yaitu: a. Editing Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau kuesioner apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah : 1)
Lengkap : semua pertanyaan sudah terisi jawabannya
2)
Jelas : jawaban pertanyaan apakah tulisannya cukup jelas terbaca
3)
Relevan : jawaban yang tertulis apakah relevan dengan pertanyaannya
4)
Konsisten : apakah antara beberapa pertanyaan yang berkaitan isi jawabannya konsisten.
b. Coding Kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka / bilangan. Kegunaan dari Coding adalah untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data. Untuk jenis kelamin laki-laki diberi kode 1 dan untuk perempuan diberi kode 2, sedangkan untuk tingkat pendidikan SD diberi kode 1, SMP diberi kode 2 dan untuk SMA diberi kode 3. c. Entry data Entry data merupakan suatu proses memasukkan data ke dalam komputer dengan pengolahan data Statistical Program For Social (SPSS) 15,0 for windows system. d. Cleaning Kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientry apakah ada kesalahan atau tidak dan apakah ada data yang tidak dibutuhkan untuk selanjutnya dihapus.
30
I. Analisis Data Analisis data pada penelitian ini akan
dilakukan dengan
menggunakan dua cara meliputi: 1.
Analisis Univariat Analisis dilakukan terhadap variabel dari hasil penelitian, pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Pada penelitian ini, peneliti menganalisa pengetahuan PHBS pada keluarga yang balitanya diare dan yang tidak diare dan dimunculkan dalam tendensi sentral.
2.
Analisis Bivariat Analisa bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengetahuan PHBS antara keluarga yang balitanya diare dengan yang tidak diare. Penentuan nilai (alpha) tergantung dari tujuan dan kondisi penelitian. Untuk bidang kesehatan masyarakat biasanya digunakan nilai sebesar 5%. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan taraf signifikansi (level of significance) dalam penelitian sebesar 5% (α=0,05) (Hastono, 2001). Penelitian ini merupakan penelitian dengan tujuan analisis komparatif dan data diambil dari dua kelompok yang tidak berpasangan. Sebelum melakukan uji stastistik, terlebih dahulu dilakukan uji kenormalan data apakah sebaran datanya normal atau tidak (Hastono, 2001). Uji kenormalan data dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorof Smirnov, karena jumlah sampel dalam penelitian ini 126 (>50). Dari hasil uji tersebut didapatkan p value 0,000 (< α = 0,05). Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa data berdistribusi tidak normal, sehingga peneliti menentukan uji statistik dalam penelitian ini menggunakan uji Mann-Whitney, yaitu uji statistik yang bertujuan
31
membandingkan median peringkat dari sampel pertama dengan median peringkat dari sampel kedua ( Hastono, 2001 ).