35
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang bermaksud mencari kebenaran. Kebenaran yang dimasud adalah kebenaran yang dapat dibuktikan secara empiris sesuai dengan obyek yang diteliti. Untuk itu maka diperlukan data yang digali dari kenyataan yang terdapat di lapangan. Data diolah dan disusun menjadi fakta. Dari berbagai fakta yang memiliki kesatuan makna menjadi suatu konsep. Konsepkonsep yang tersusun secara sistematis dan teruji kebenarannya disebut genelaisasi. Dan genelaisasi yang abstrak dinamakan teori. Seperangkat langkah, cara atau teknik untuk mencari data dalam rangka memperoleh kebenaran ilmiah ini yang disebut metodologi penelitian. Metodologi penelitian
sangat
menentukan
berhasil
tidaknya
suatu
penelitian
yang
dilaksanakan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam bab ini akan membahas tentang populasi dan sampel, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas penelitian, dan teknik analisis data.
A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi atau subyek penelitian adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto,1992:102). Subyek penelitian atau populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Kabupaten Bogor baik yang berada di sekolah negeri maupun swasta pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Populasi penelitian bersifat heterogen, karena ada yang sudah dan belum mengikuti sertifikasi. Disamping itu ada juga dari mereka yang berlatar belakang pendidikan jurusan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan bukan PKn. Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Bogor sebanyak 544 sekolah dengan rincian 140 sekolah berstatus negeri dan swasta sebanyak 404. Dari 144 sekolah negeri terdapat 40 SMP Terbuka dan 15 sekolah satu atap yang berdiri baru dua Mujiono, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
36
tahun. Guru SMP Terbuka adalah guru yang ada di sekolah induk. Data diperoleh dari sumber data pada sekolah tersebut yang terdiri dari guru dan siswa. Dengan besarnya polulasi, kesimpulan yang dihasilkan akan digeneralisasikan untuk seluruh Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Bogor.
2. Sampel Sampel
penelitian
adalah
sebagian
atau
wakil
dari
populasi
(Arikunto,1992:91). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari seluruh Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Bogor baik sekolah yang berstatus negeri maupun swasta. Teknik sampling yang digunakan adalah systematic random selection procedure, yang maksudnya adalah cara pengambilan sampel secara seleksi acak sistematis Budimansyah et al. (2010:47). Setiap Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Bogor baik negeri maupun swasta memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Untuk mengurangi kesalahan sampel dalam pengumpulan data, pemilihan sampel dilakukan dengan cara membagi setiap wilayah secara seimbang dengan jumlah sekolah dan status akreditasi sekolah negeri maupun swasta. Status akreditasi sekolah diasumsikan sebagai indikator mutu sekolah. Kabupaten Bogor dibagi menjadi menjadi lima wilayah yaitu Bogor Timur, Bogor Selatan, Bogor Barat, Bogor Utara dan Bogor Tengah. Dengan teknik ini diharapkan keterwakilan dari masing-masing wilayah dan letak geografis, status sekolah, dan tipe akreditasi sekolah terpenuhi. Jumlah sampel yang akan diselidiki sebesar 10% dari seluruh jumlah populasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (1992:107), bahwa populasi yang jumlahnya kurang dari 100 diambil semua sebagai sampel, sedangkan populasi yang lebih dari 100 diambil antara 10-15% atau 20-25%. Hasil teknik sampling diperoleh daftar sekolah sebagai berikut :
Mujiono, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
37
Table 3.1 Data Sekolah Sampel
No
Nama Sekolah
Alamat
Status
Akre ditasi
Bogor Timur 1
SMPN 1 JONGGOL
Jl. Menan Sukamaju
Negeri
A
2
SMPN 1TANJUNG SARI
Jl. Antajaya
Negeri
A
3
SMPN 2 GUNUNG PUTRI
Jl. Raya Ciangsana
Negeri
B
4
SMPN 1 KLAPA NUNGGAL
Negeri
B
5
SMPN 3 CITEUREUP
Jl. Raya Tajur Citeureup Bogor
Negeri
B
6
SMPN 3 CILEUNGSI
Jalan Raya Cileungsi
Negeri
D
7
SMP PUSPANEGARA
Jl. Puspanegara No.1
Swasta
A
8
SMP PGRI JONGGOL
Jl. M Bakrie Kaum
Swasta
A
9
Perum Gas Blok X14 No.1
Swasta
B
Jl. Melati No.34 Wanaherang
Swasta
B
11
SMP MUHAMMADIYAH 02 CILEUNGSI SMP BINA BANGSA GUNUNG PUTRI SMP ASY-SYIFA
Jl. Desa Leuwikaret No.01
Swasta
C
12
SMP INSAN KAHURIPAN
Jl. Klapanunggal Rt 02/01 Cikahuripan (021-95975830)
Swasta
D
10
Bogor Selatan 13
SMPN 1 CIGOMBONG
Jl. Maylen Hr Edi Sukma
Negeri
A
14
SMPN 2 CIOMAS
Kp. Sirnasari Pagelaran Ciomas
Negeri
B
15
SMP NEGERI 3 CIAWI
Negeri
B
16
SMPN 1 CIJERUK
Jl. Veteran Iii 05 Jambu Luwuk Cidegug Ciawi Ptp Xi
Negeri
B
17
SMP PGRI TUGU 207
Jln. Raya Puncak
Swasta
A
18
Jl. Pln Udiklat Cibogo No. 275 Mega Mendung
Swasta
B
19
SMP SEJAHTERA 3 MEGA MENDUNG SMPS LESTARI TAMAN SARI
Swasta
C
20
SMP PLUS AL-WATASI
Ciderum Caringin Bogor
Swasta
D
Jl. Setu Leuwimekar Leuwiliang
Negeri
A
Negeri
A
Bogor Barat 21
SMP NEGERI 1 LEUWILIANG
22
SMPN 1 RANCA BUNGUR
23
SMPN 2 CIGUDEG
Jl. Sudamanik Km 1
Negeri
B
24
SMP NEGERI 02 LEUWISADENG SMPN 3 CIBUNGBULANG
Jl. Raya Babakan SadengHambard Leuwisadeng Ds. Cijujung Kec. Cibungbulang Kab. Bogor
Negeri
D
Negeri
D
25
Mujiono, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
38
26
SMP PANDU JASINGA
Jl. Raya Cibungbulang Km. 15
Swasta
A
27
Jl. Babakan Dramaga No.122
Swasta
B
28
SMPS SEJAHTERA 4 DRAMAGA SMP GIRI TARUNA JASINGA
Jl. Parung Sapi Jasinga
Swasta
B
29
SMP CIPTA INSANI
Kp. Cinangka Wales Rt 01/04 Desa Cinangka Jl. Kh. Abd Hamid Km 08 Kp. Cilengkeng
Swasta
C
Swasta
D
30
SMP ISLAM TARBIYATUL HUDA Bogor Utara 31
SMP 1 RUMPIN
Jln. Pradu Abdullah
Negeri
A
32
SMPN 2 GUNUNG SINDUR
Negeri
B
33
SMPN 1 KEMANG
Negeri
B
34
SMPN 2 CISEENG
Jl. Murai Ii, Pengasinan Gunung Sindur Jl. Kampung Kandang Ds. Tegal Jl. AMD Cibentang
Negeri
D
35
SMP SMART EI
Bogor
Swasta
A
36
Jl. H. Mawi No. 292 Bojong Indah Parung Jl. Pendidikan No. 4
Swasta
B
37
SMP MUHAMMADIYAH 37 PARUNG SMP PGRI GUNUNG SINDUR
Swasta
C
38
SMP NUSANTARA MANDIRI
Jl. Parung Hijau 1 No. 27 Kemang
Swasta
D
Bogor Tengah 39
SMPN 1 CIBINONG BOGOR
Jl. Mayor Oking No. 71 Bogor
Negeri
A
40
SMPN 2 CIBINONG
Jl. Ksr Dadi Kusmayadi
Negeri
A
41
SMPN 1 SUKARAJA
Negeri
A
42
SMPN 2 BOJONG GEDE
Negeri
B
43
SMPN 1 TAJUR HALANG
Negeri
B
44
SMPN 4 CIBINONG
Jl. Babakan Tuna Sukaraja Bogor Jl. Raya Citayam Parung Bojong Gede Bogor Jl. Tengah Desa Citayam Kec. Tajurhalang Jl. Raya Pemda Karadenan
Negeri
D
45
SMP IT AL MADINAH
Swasta
A
46
Swasta
A
47
SMPS CITRA NUSA CIBINONG SMP PGRI KADUMANGGU
Jl. Sukahati 36 KaradenanCibinong Jl. KSR. Dadi Kusmayadi No. 17 Cibinong Jl. Raya Kadumanggu
Swasta
B
48
SMP KUSUMA BANGSA
Jl. Nanggeran Raya No
Swasta
C
49
SMP ALAM CIMANGGIS
Swasta
D
50
SMP IBNU HAMZAH
Cimanggis Lamping Rt 02 Rw 10 Bojong Gede Bogor Cibinong
Swasta
D
B. Desain Penelitian Desain atau kerangka pikir merupakan penyederhanaan hubungan-hubungan antar variabel yang menjadi fokus dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan Mujiono, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
39
model analisis jalur (path analysis). Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Sewal Wright pada tahun 1920. Namun baru dikenal secara luas tahun 1966 setelah sosiolog Otis D. Duncan menerapkan dalam penelitiaannya yang berjudul “Path Analusis: Sosiological Examples” Kusnaedi (2007:146). Model ini digunakan untuk menganalisis hubungan sebab akibat dengan tujuan untuk mengetahaui pengaruh langsung dan tidak langsung dan total seperangkat variabel penyebab terhadap variabel akibat. Hubungan-hubungan antar variabel dalam penelitian ini adalah variabel kompetensi guru sebagai penyebab atau prediktor utama dan beberapa variable lainnya sebagai covariates (X), sedangkan variabel wawasan kebangsaan siswa sebagai akibat (Y). Secara skematis kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut ini :
Sekolah
Kompetensi Guru
Wawasan Kebangsaan Siswa
Covariates
Gambar : 3.1 Hubungan Variabel Penelitian
C. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan serangkaian langkah secara berurutan sebagai pedoman yang harus dilakukan seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian (Nazir, 2005:44). Metode penelitian mencakup teknik dan prosedur penelitian. Teknik penelitian berkaitan erat dengan alat dan teknik pengumpulan data. Sedangkan prosedur penelitian merupakan cara atau langkah peneliti dalam melaksanakan penelitian. Mujiono, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
40
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode survei merupakan bagian dari studi deskriptif yang bertujuan untuk mencari kedudukan fenomena dan menentukan kesamaan status dengan cara membandingkannya dengan standar yang sudah ditentukan (Arikunto, 1992:86). Metode ini dipilih karena penelitian bermaksud membuktikan atau membenarkan hipotesis; bertujuan untuk menggeneralisasikan populasi dari beberapa sampel sehingga dapat dibuat kesimpulan-kesimpulan; populasi dalam penelitian ini jumlahnya cukup besar dan bervariatif; data yang dikumpulkan dilakukan dalam satu waktu tertentu (Creswell, 2010:217).
D. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian Agar variabel dalam penelitian ini tergambar dengan jelas dan terukur, berikut ini disajikan masing-masing definisi operasional variabel penelitian sebagai berikut: 1. Definisi Operasional Kompetensi guru dalam penelitian ini menggunakan definisi sebagai mana tercantum dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 1 yaitu seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Sedangkan profesional yaitu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan penghidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Jadi kompetensi guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan
yang
menjadi
sumber
penghasilan
penghidupan
yang
memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Selanjutnya kompetensi guru yang dimaksud disebutkan dalam pasal 10 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Adapun Mujiono, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
41
alasan digunakannya definisi tersebut adalah definisi tersebut sudah baku dan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan penilaian kinerja guru serta sudah tersosialisasikan kepada guru yang telah mengikuti sertifikasi maupun guru yang dinominasikan untuk mengikuti sertifikasi. Variable kompetensi guru ini diukur dengan tes dan angket. Tes digunakan untuk mengukur kompetensi pedagogi dan kompetensi professional, sedangkan angket digunakan untuk mengungkap kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Dalam
penelitian
ini
yang
dimaksud
wawasan
kebangsaan
atau
nasionalisme adalah konsepsi cara pandang untuk mencintai bangsa dan negaranya sendiri yang meliputi jiwa yang timbul dari kejayaan dan kemuliaan di masa lalu, keinginan hidup bersama baik di masa sekarang dan di masa yang akan datang, dan penderitaan-penderitaan bersama yang diwujudkan dalam berbagai bidang kehidupan meliputi politik, ekonomi, sosial dan budaya serta pertahanan dan keamanan. Konstruk wawasan kebangsaan atau nasionalisme tersebut telah disesuaikan dengan perkembangan jaman, jenis atau tipe, dan dimensi sebagaimana dikemukakan para pakar. Wawasan kebangsaan atau nasionalisme diukur dengan tes. Covariates merupakan sejumlah variabel yang diperkirakan memiliki pengaruh yang berarti terhadap kompetensi guru maupun wawasan kebangsaan siswa. Seluruh variabel covariates dalam penelitian ini diukur dengan angket terstruktur. Covariates yang diukur dalam angket meliputi, sekolah, keluarga, masyarakat, dan teman sebaya. Variabel sekolah meliputi indikator fasilitas sekolah, aktifitas di sekolah, dan prestasi di sekolah. Variabel keluarga terdiri dari indiator jumlah saudara, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan orang tua, fasilitas belajar, dan perhatian orang tua terhadap belajar. Variabel masyarakat diantaranya dengan indikator keikutsertaan dalam organisasi, kedudukan dalam organisasi, dan aktifitas dalam organisasi. Sedangkan variable teman sebaya dengan indikator teman akrab, keikutsertaan dalam oerganisasi tidak resmi atau genk, dan aktifitas dalam genk.
Mujiono, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
42
2. Variabel Penelitian Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian (Arikunto, S. 1992 : 107). Obyek pengamatan yang dimaksud disini adalah fokus yang menjadi bahan kajian penelitian. Variabel merujuk pada karakteristik atau atribut seorang individu atau suatu organisasi yang dapat diukur atau diobservasi (Creswell, 2010: 76 ). Jadi variabel adalah segala sesuatu yang menjadi fokus penelitian dengan karakteristik tertentu dan dapat diukur atau diobservasi. Mustafa (2009:23) mengelompokan variabel berdasarkan jenis dan kedudukannya menjadi dua yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas adalah suatu variabel yang variasi nilainya akan mempengaruhi nilai variabel yang lain. Sedangkan variabel terikat adalah suatu variabel yang variasi nilainya dipengaruhi atau dijelaskan oleh variasi nilai variabel yang lain. Untuk kepentingan analisis data variabel bebas diberi notasi “X” sedangkan variabel terikat diberi notasi “Y”. Penelitian ini memfokuskan pada kajian kompetensi guru dan variabel lain (covariates) sebagai variabel bebas (X) dan wawasan kebangsaan siswa sebagai variabel terikatnya (Y). Variabel kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Sedangkan variabel wawasan kebangsaan siswa terdiri dari asas atau jiwa sebagai bangsa, perwujudan jiwa bangsa dalam berbagai bidang kehidupan. Secara sekematis masing-masing variabel diuraikan dalam tabel di bawah ini : Tabel 3.2 Variabel Penelitian 1.
Variabel Bebas (Kompetensi Guru) No
KOMPETENSI
INDIKATOR
A. Pedagogik 1. Menguasai peserta didik
karakteristik
a. Mengidentifikasi
karakteristik
belajar
setiap peserta didik. b. Membantu mengembangkan potensi dan
Mujiono, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
43
mengatasi kekurangan peserta didik 2. Menguasai teori belajar dan
prinsip-prinsip
pembelajaran mendidik
yang
a. Memastikan
tingkat
pembelajaran
pemahaman
peserta
didik
terhadap
materi pembelajaran dan menyesuaikan aktifitas
pembelajaran
berikutnya
berdasarkan tingkat pemahaman tersebut. b. Menjelaskan
alasan
kegiatan
yang
dilakukan baik sesuai maupun berbeda dengan
rencana
terkait
keberhasilan
pembelajaran c. Menggunakan
berbagai
teknik
untuk
memotivasi kemauan belajar peserta didik 3. Pengembangan kurikulum
a. Menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum b. Merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus c. Mengikuti urutan materi pembelajaran dengan
memperhatikan
tujuan
pembelajaran d. Memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, tepat dan mutakhir, usia dan tingkat kemampuan belajar 4. Kegiatan
pembelajaran a. Melaksanakan
yang mendidik
aktivitas
pembelajaran
yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik b. Mengkomunikasikan sesuai
dengan
informasi
usia
dan
baru tingkat
kemampuan belajar c. Melaksanakan sesuai
dengan
kegiatan isi
pembelajaran
kurikulum
Mujiono, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dan
44
mengkaitkannya dengan konteks d. Melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi 5. Pengembangan
potensi
peserta didik
a. Merancang
dan
dan
melaksanakan
aktivitas pembelajaran yang mendorong untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar b. Merancang pembelajaran
dan
melaksanakan
yang
memunculkan
kreativitas dan berfikir kritis 6. Komunikasi
dengan
peserta didik
a. Menggunakan
pertanyaan
untuk
mengetahui pemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik b. Menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan termutakhir
7. Penilaian dan Evaluasi
a. Menyusun alat penilaian sesuai dengan tujuan
untuk
mencapai
kompetensi
tertentu b. Melaksanakan penilaian dengan berbagai jenis dan teknik c. Menganalisis
hasil
penilaian
untuk
mengidentifikasi topik yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan peserta didik d. Memanfaatkan penilaian sebagai bahan penyususnan
rancangan
pembelajaran
berikutnya. B. Kepribadian 8. Bertindak sesuai dengan
a. Menghargai dan mempromosikan prinsip-
norma agama, hukum,
prinsip Pancasila sebagai dasar idiologi
Mujiono, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
45
sosial dan kebudayaan nasional
dan etika warga negara b. Mengembangkan
kerja
sama
dan
membina kebersamaan dengan teman sejawat tanpa diskriminasi c. Saling menghormati
dan menghargai
teman sejawat d. Memiliki rasa persatuan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia e. Mempunyai pandangan yang luas tentang keberagaman bangsa Indonesia 9. Menunjukan pribadi yang a. Bertingkah laku sopan dalam berbicara, dewasa dan teladan
berpenampilan, dan berbuat terhadap semua peserta didik, orang tua, dan teman sejawat b. Mau berbagi pengalaman dengan kolega c. Mampu mengelola pembelajaran yang membuktikan guru dihormati peserta didik d. Bersikap
dewasa
dalam
menerima
masukan dari peserta didik e. Berperilaku baik untuk mencitrakan nama baik sekolah 10. Etos
kerja,
tanggung
jawab yang tinggi dan rasa bangga menjadi guru
a. Mengawali dan mengakhiri pembelajaran dengan tepat waktu b. Meninggalkan kelas dengan memberikan tugas agar siswa aktif belajar mandiri c. Memenuhi jam mengajar dan dapat melakukan kegiatan diluar jam mengajar atas seijin sekolah d. Meminta ijin dengan memberikan alasan
Mujiono, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
46
dan bukti yang sah e. Menyelesaikan semua tugas administrasi dan pembelajaran tepat waktu f. Memanfaatkan
waktu
luang
selain
mengajar untuk kegiatan yang produktif g. Memberikan
konstribusi
terhadap
pengembangan sekolah dan berprestasi untuk nama baik sekolah h. Merasa bangga dengan profesinya sebagai guru C. Sosial 11. Bersikap
inklusif,
a. Memperlakukan peserta didik secara adil
bertindak obyektif, dan
dan
memberikan
tidak diskriminatif
kebutuhan
bantuan
sesuai
b. Menjaga hubungan baik dan peduli dengan teman sejawat serta berkonstribusi positif dalam diskusi terkait pekerjaannya c. Sering berinteraksi dengan peserta didik
dan
tidak
membatasi
perhatiannya
terhadap kelompok tertentu 12. Komunikasi sesama
guru,
dengan a. Menyampaikan tenaga
kependidikan, orang tua, peserta masyarakat
didik,
informasi
tentang
kemajuan, kesulitan, dan potensi peserta didik kepada orang tua
dan b. Berperan aktif dalam kegiatan diluar pembelajaran yang diselenggarakan oleh sekolah dan masyarakat c. Memperhatikan sekolah sebagai bagian dari masyarakat, berkomunikasi serta berperan serta dalam kegiatan sosial masyarakat
Mujiono, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
47
D. Profesional 13. Penguasaan
materi,
a. Menguasai struktur, konsep, dan pola
struktur, konsep dan pola
pikir keilmuan yang mendukung mata
pikir
pelajaran yang diampu.
keilmuan
mendukung
yang mata
pelajaran yang diampu
b. Menyertakan informasi yang tepat dan mutakhir
didalam
perencanaan
dan
pelaksanaan pembelajaraan c. Menyusun materi pembelajaran dalam perencanaan
dan
pelaksanaan
pembelajaran yang berisi informasi yang tepat, mutakhir, dan yang membantu peserta didik memahami konsep materi pembelajaran 14. Mengembangakan keprofesionalan
a. Melakukan evaluasi diri secara spesifik, melalui
tindakan yang reflektif
lengkap yang didukung dengan contoh pengalaman diri sendiri b. Memiliki jurnal pembelajaran, catatan masukan dari teman sejawat atau hasil penilaian proses pembelajaran c. Memanfaatkan bukti kinerjanya untuk mengembangkan pelaksanaan dalam
perencanaan
pembelajaran
program
dan
selanjutnya
Pengembamgan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) d. Melakukan penelitian, mengembangkan karya inovasi, mengikuti kegiatan ilmiah dan aktif dalam pelaksanaan PKB e. Dapat
memanfaatkan
TIK
dalam
berkomunikasi dan pelaksanaan PKB Sumber : Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2006 Tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru dengan penyederhanaan. Mujiono, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
48
2.
Variabel Terikat (Wawasan Kebangsaan Siswa) No
Dimensi
Indikator
A. Asas atau jiwa sebagai bangsa 1. Kemuliaan bersama di waktu lampau : Kerajaan-kerajaan di wilayah Nusantara
a. Kerajaan yang pertama muncul di wilayah nusantara b. Kerajaan-kerajaan lain yang berkembang di wilayah nusantara c. Peninggalan-peninggalan kerajaan yang ada di wilayah nusantara
2. Kebesaran kerajaan Sriwijaya dan Majapahit
a. Masa kejayaan kerajaan Sriwijaya dan Majapahit b. Peninggalan
kerajaan
Sriwijaya
dan
Majapahit c. Nilai-nilai adat-istiadat dan kebudayaan kerajaan Sriwijaya dan Majapahit 3. Keinginan untuk hidup bersama : Perjuangan bangsa sebelum tahun 1908
a. Ciri-ciri perjuangan sebelum tahun 1908 b. Kerajaan yang berjuang melepaskan diri dari penjajahan negara barat c. Tokoh
atau
kemerdekaan
pahlawan dari
pejuang
masing-masing
kerajaan 4. Perjuangan setelah tahun 1908
a. Ciri-ciri perjuangan setelah tahun 1908 b. Organisasi-organisasi
perjuangan yang
muncul dan tujuannya c. Sumpah Pemuda sebagai klimak persatuan para organisasi pemuda 5. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
a. Peristiwa-peristiwa
seputar Proklamasi
Kemerdekaan b. Proklamasi Kemerdekaan sebagai puncak perjuangan bangsa Indonesia untuk lepas
Mujiono, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
49
dari penjajahan c. Proklamasi Kemerdekaan sebagai norma pertama negara Indonesia
6. Proklamasi Kemerdekaan dan UUD 1945
a. Hubungan
antara
Proklamasi
dan
Pembukaan UUD 1945 b. Pembukaan UUD 1945 sebagai kaidah negara yang fundamental c. Hubungan Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 d. Tujuan Amandemen UUD 1945 e. Hasil Amandemen UUD 1945 mengenai ketatanegaraan
B. Perwujudan jiwa bangsa dalam berbagai bidang kehidupan 7.
Idiologi
a. Memahami Pancasila sebagai idiologi nasional dan dasar negara b. Memahami
Pancasila
sebgai
idiologi
terbuka c. Memahami Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum 8.
Politik
a. Kedaulatan yang dianut negara Indonesia b. Demokrasi yang berlaku di Indonesia adalah demokrasi Pancasila c. Sistem pemerintahan yang berlaku di Indonesia d. Sistem Pemilu yang dilaksanakan di Indonesia e. Partisipasi politik warga negara dalam Pemerintahan
9.
Ekonomi
a. Asas system perekonomian Indonesia
Mujiono, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
50
b. Prinsip-prinsip demokrasi ekonomi c. Tujuan
penguasaan
cabang-cabang
produksi yang penting oleh negara. 10. Sosial dan budaya
a. Kemajemukan masyarakat dan budaya sebagai unsur pembentuk bangsa b. Ciri-ciri masyarakat dan budaya Indonesia c. Puncak-puncak
kebudayaan
daerah
sebagai budaya nasional d. Pengembangan sosial dan budaya yang berwawasan global menjadi tanggung jawab
bersama
Pemerintah
dan
masyarakat e. Cinta produksi dalam negeri sebagai perwujudan rasa nasionalisme 11. Pertahanan dan keamanan
a. Sistem pertahanan dan keamanan negara Indonesia b. TNI dan Polri sebagai kekuatan inti dan rakyat sebgai kekuatan pendudkung c. Bentuk-bentuk peran aktif warga negara dalam pertahanan dan keamanan negara d. Berperan aktif dalam pertahanan dan keamanan negara secara cerdas dan berwawasan global
Smber : Pendapat Ernest Renan dengan beberapa modifikasi 3.
Covariates No 1
Dimensi Sekolah
Indikator a. Fasilitas di sekolah b. Aktifitas di sekolah c. Prestasi di sekolah
2
Keluarga
a. Status dan jumlah saudara
Mujiono, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
51
b. Pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan orang tua c. Fasilitas belajar di rumah d. Perhatian orang tua terhadap belajar 3
Masyarakat
a. Keikutsertaan
dalam
organisasi
di
masyarakat b. Kedudukan dalam organisasi c. Aktifitas dalam organisasi 4
Teman Sebaya
a. Teman akrab dalam pergaulan b. Keikutsertaan dalam organisasi tidak resmi atau genk c. Aktifitas dalam genk
Sumber : Pendapat Pakar dengan beberapa modifikasi E.
Instrumen Penelitian Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket, tes, wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. 1. Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,1992:124). Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih alternatif jawabannya. Angket ini digunakan untuk memperoleh data tentang kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial serta sekolah dan covariates. 2. Tes Tes adalah alat pengumpulan dengan mengunakan soal-soal untuk dijawab oleh responden (Arikunto, 1992: 122). Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dengan lima option jawaban. Tes dilaksanakan untuk mengaambil data dari kompetensi pedagogi dan kompetensi profesional serta wawasan kebangsaan siswa. Karena tes merupakan alat Mujiono, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
52
pengukuran yang mempunyai standar obyektif, sehingga dapat dipergunakan secara meluas, serta betul-betul dapat digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu Anastasia dan Turabian (Djaali dan Mulyono, 2008: 6), maka kompetensi pedagogi dan kompetensi professional yang pernah dipelajari selama di LPTK dan diimplementasikan dalam pekerjaaan diharapkan dapat diperoleh gambarannya secara obyektif dari hasil tes tersebut. Demikian juga wawasan kebangsaan siswa dapat terlihat dari hasil tes. 3. Wawancara Wawancara adalah dialog atau tanya jawab antara pewawancara dan terwawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto 1992:126). Wawancara digunakan sebagai alat pengumpul data sekunder yang bersifat melengkapi data primer yang diperoleh dari angket dan tes. Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa Dinas Pendidikan. Dengan wawancara diharapkan dapat memperluas dan memperdalam data yang diperolah dari tes dan angket. 4. Obeservasi Obeservasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistemik terhadap gejala
yang tampak pada obyek penelitian (Arikunto 1992:130). Observasi
dilakukan untuk mengamati fasilitas pembelajaran, aktifitas siswa, dan materi wawasan kebangsaan siswa dan cara pengembangannya yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran. Materi pelajaran tidak hanya yang berkaitan langsung dengan wawasan kebangsaan siswa seperti materi pada standar kompetensi pembelaan negara, tetapi juga semua materi pelajaran yang tidak berkaitan langsung dengan wawasan kebangsaan siswa. Observasi secara langsung dapat menemukan hal-hal yang unik pada subyek penelitian baik guru, siswa, dan sekolah. 5. Studi Dokumentasi Dokumentasiadalah suatu metode yang digunakan utnuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang berupa catatan, transkrip, notulen, ledger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1992:40). Dokumentasi digunakan untuk melengkapi keterangan data primer seperti data sekolah, guru, dan siswa di Kabupaten Bogor, perangkat pembelajaran, tugas siswa, prestasi siswadan Mujiono, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
53
penilaian yang yang dilakukan oleh guru. Dengan melihat dokumen diharapkan diketahuai keaslian data, contohnya perangkat pembelajaran.
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatau alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Djaali dan Mulyono, 2008: 49). Instrumen penelitian dikatakan memiliki validitas yang baik apabila instrumen tersebut memberikan hasil ukur secara tepat sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya dari yang diukur. Sedangkan reliabilitas yang berasal dari kata reliability berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Djaali dan Mulyono, 2008: 55). Instrumen penelitian dikatakan reliabel jika instrumen tersebut setelah dilakukan beberapa kali pengukuran terhadap subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Instrumen penelitian tes dan angket baik untuk kompetensi guru, wawasan kebangsaan siswa dan covariates disusun kedalam pertanyaan dan pernyataan berupa butir item yang mencerminkan seluruh materi yang seharusnya dikuasai oleh responden. Pertanyaan dan pernyataan dalam instrumen di jabarkan dari indikator dan dimensi sesuai dengan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk itu sebelum diujicobakan secara empiris instrument dikonsultasikan kepada pakar dalam hal ini Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II. Setelah instrumen pengumpul data dikonsultasikan untuk dapat diketahui validitas isi dan konstruk, instrument diujicobakan kepada subyek untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas empiris sehingga item instrumen yang tidak valid bisa dihindari dalam penelitian sebenarnya. Tujuan dari uji coba instrumen adalah pengujian terhadap validitas dan reliabilitas intrumen penelitian. Subyek uji coba instrumen adalah kelas IX SMP Negeri 1 Citeureup Kabupaten Bogor. Kelas IX SMP merupakan subyek yang nantinya dijadikan penelitian. Hasil uji coba dinalisis dengan program SPSS untuk mengetahui validitas dan reliabilitas soal. Dengan analisis ini ditemukan butir pertanyaan dan Mujiono, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
54
pernyataan yang valid dan reliabel maupun yang tidak. Item instrument yang tidak valid dan reliable dilakukan perbaikan dan dikonsultasikan lagi kepada dosen pembimbing untuk selanjutnya dilakukan uji coba lagi. Hasil sekor uji coba validitas dan reliabilitas item masing-masing pearson correlation antara 0,297 sampai 0,455 untuk validitas dan cronbach alpha sebesar 0,709 sampai 0,747. Setelah dilakukan analisis item instrumen selanjutnya disusun instrumen penelitian yang sudah valid dan realiabel sebagai alat pengumpul data yang sah.
G. Teknik Analisis Data Analisisdata secara kuantitatif dan teknik statistik merupakan dua hal yang berbeda tetapi berkaitan satu sama lain (Furqon, 2009:6). Analisa data adalah suatu kegiatan yang dinamis dan kreatif dengan bantuan teknik statistik yang bersifat mekanistik. Sedangkan teknik statistik merupakan seperangkat prosedur yang siap digunakan untuk memproses data dan menghasilkan ukuran-ukuran tertentu mengenai kecenderungan dan karakteristik data yang bersangkutan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui instrumen tes dan angket, sedangkan data sekunder diperoleh dengan wawancara, obeservasi, dan dokumentasi. Data primer digunakan sebagai data utama atau pokok, sedangkan data sekunder sebagai data pelengkap untuk menutupi kekurangan dan keterbatasan data primer. Data yang diperoleh dari tes dan angket dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik. Adapun analisis statistic yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur dengan metode Partial Least Squares (PLS). Sedangkan data hasil dari wawancara, observasi, dan dokumentasi digunakan untuk melengkapi dan sebagai pembanding dari data hasil teknik analisis statistik. Metodeanalisis Partial Least Squares (PLS) di pergunakan karena penelitian ini bermaksud mencari hubungan linier prediktif antar variabel (Ghozali, 2008: 6). Hubungan linier prediktif merupakan hubungan linier yang optimal antar variabel dihitung dan diinterprestasikan sebagai hubungan prediktif terbaik dengan segala keterbatasannya, sehingga kejadian yang ada tidak dapat dikendalikan secara penuh. Disamping itu, penelitian ini menggunakan instrumen Mujiono, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
55
yang mengasilkan bermacam-macam data dengan distribusi nominal, ordinal, rasio, dan interval. Penelitian ini juga menggunakan sampel minimal, bukan maksimal yaitu sepuluh persen dari jumlah populasi. PLS pertama kali dikembangkan oleh Wold tahun 1966 dengan nama nonlinear iterative partial least squares (NIPALS). PLS merupakan metode umum untuk mengestimasi path model yang menggunakan konstruk variabel dengan indikator banyak. Terdapat dua prosedur iteratif didalamnya yaitu metode estimasi least squares (LS) untuk singgel dan multi komponen dan untuk canonical correlation. Tahun 1977 PLS disempurnakan dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Lohmoller pada tahun 1984,1989 dan Chin tahun 1996 (Ghozali, 2008: 17-18). Metode PLS adalah metode analis distribution free (tidak mengasumsikan data berdistribusi tertentu, dapat berupa nominal, kategori, ordinal, interval dan rasio) bahkan jumlah sampel kecil sekalipun (Ghozali, 2008: 17). Oleh karena itu teknik parametrik untuk menguji signifikansi parameter tidak diperlukan Chin (Ghozali, 2008: 24). Pengukuran prediksi PLS bersifat non parametrik. Dijelaskan berikutnya oleh Ghozali (2008: 19), estimasi dalam PLS diperoleh dengan menggunakan proses iterasi. Ada tiga tahap dalam proses iterasi yaitu iterasi tahap pertama menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi inner model dan outer model, dan tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi (konstanta). Weight estimate merupakan komponen skor estimate dari setiap variabel . Inner model menggambarkan hubungan antar variable berdasarkan substansi teori. Outer model mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variable lainnya.
Mujiono, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu