BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1. Tempat Tempat penelitian dilaksanakan di SMP 1 Bonomeme dasar pertimbangan di lokasi tersebut mudah dijangkau dalam proses penelitian. 3.1.2. Waktu Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama 2 bulan dengan pertemuan yang dilakukan 4 kali dalam seminggu. Penelitian ini didasarkan atas dikeluarkanya SK penelitian mulai dari persiapan sampai dengan pelaksanaan penelitian.
3.2. Desain Penelitian Berdasarkan masalah atau fakta-fakta yang telah diteliti di SMP Negeri 1 Bongomeme maka jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan melakukan tes awal, atau memberikan treatmen atau perlakuan latihan hollow sprit dan acceleration sprint dan melakukan tes akhir yang kemudian menganalisis selisih skor test awal dan test akhir. Experiment adalah penelitian secara ketat untuk mengetahui sebab akibat, diatara variabelvariabel (Ali Maksum, 2009: 15), Berdasarkan keterangan di atas maka penulis menggunakan two group pre test dan post-test design yaitu sebagai desain penelitian. Seperti gambar berikut :
Gambar 2. 1. Desain Penelitian Postest masing-masing metode latihan Keterangan : O1
: tes awal lari cepat 100 meter
X1
: Pelatihan Hollow sprint
X2
: Pelatihan acceleration sprint
O2
: Tes akhir lari cepat 100 meter dengan latihan Hollow sprint
O2
: Tes akhir lari cepat 100 meter dengan latihan acceleration sprint
Gambar 2. 2. Desain Penelitian Postest Lari 100 meter Keterangan :
3.3.
O1
: tes awal lari cepat 100 meter
X1
: Pelatihan Hollow sprint
X2
: Pelatihan acceleration sprint
O2
: tes akhir lari cepat 100 meter
Variabel Penelitian Variable penelitian ini terdiri dari dua variable yaitu : 3.3.1. Variabel Independen (mempengaruhi) adalah latihan hollow sprint (x1) dan acceleration sprint (x2)
3.3.2. Variabel Dependen (dipengaruhi) adalah lari cepat 100 meter dengan simbol (y) yang instrumennya menggunakan stop watch
3.4.
Definisi Operasional a. Hollow Sprint merupakan suatu bentuk latihan yang terdiri dari dua periode lari cepat yang diselingi dengan periode jogging atau jalan. b. Acceleration Sprint merupakan suatu bentuk latihan yang dimulai dari pelan, semakin cepat, dan lari secepatnya. c. Lari cepat 100 meter merupakan gerak seluruh tubuh ke depan secepat mungkin yang dihasilkan oleh gerakan dari langkah-langkah kaki dalam menempuh jarak 100 meter, yang unsur pokoknya adalah panjang langkah dan kecepatan frekuensi langkah.
3.5.
Populasi dan Sampel 3.5.1. Populasi Populasi
adalah
wilayah
generalisasi
yang
terdiri
atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya. (Prof. Dr. Sugiyono,2013:61). Dalam penelitan ini penulis melakukan penelitian siswa SMP Negeri 1 Bongomeme kelas VII yang berjumlah 66 orang siswa yang terdiri dari tiga kelas yaitu kelas VII.A dengan jumlah 22 siswa, kelas VII.B dengan jumlah 23 siswa dan VII.C dengan jumlah 21 siswa.
3.5.2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah da karakteristik yang dimilki oleh populasi (Sugiyoo,2010:62). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel dengan menggunakan Nomogram Herry King seperti berikut : Taraf kesalahan 0,3 % - 15%. Faktor pengali yang disesuaikan dengan taraf kesalahan yang ditentukan. Dalam nomogram terlihat untuk confident interval (interval kepercayaan) 80% faktor peengalinya = 0,780, untuk 85% faktor pengalinya = 0,785; untuk 95% faktor pengalinya = 1,195 dan untuk 99% faktor pengalinya = 1,573. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut :
5%
±58
Gambar 3.1. Nomogram Harry King untuk menentukan ukuran sampel dari populasi sampai 2000
Gambar di atas memperlihatkan populasi berjumlah 200. Dan kepercayaan sampel terhadap populasi 95% atau tingkat kesalah 5%, maka jumlah sampel yang diambil 0,85 x 200 x 1,195 = 19,12 dibulatkan menjadi 19 orang. (tarik dari angka 200 melewati taraf kesalahan 5%, maka akan ditemukan titik di atas angka 60. Titik itu kurang lebih 58, untuk kesalahan 5% berarti taraf kepercayaan 95%, sehingga faktor pengalinya = 1,195). Sugiyono, (2013:70 – 73). Dari uraian di atas, maka peneliti mengambil jumlah sampel 20 dari 66 jumlah populasi yaitu dengan taraf kepercayaan 80% (mult.fact.=0,780); dengan tingkat kesalahan 10%. Jadi, jika ditarik garis dari angka 66 melewati taraf kesalahan 5% maka akan ditemukan titik di atas angka 40. Titik itu kurang lebih 0,397. Maka jumlah sampel : s = 0,397 x 66 x 0,780 s = 20,44 dibulatkan menjadi 20 orang. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 3. 2. Teknik pengambilan sampel model nomogram Harry King dengan jumlah populasi 66 orang
3.6.
Teknik Pengumpulan Data Lari 100 meter diperoleh dengan melakukan sprint secepat mungkin.
Pelaksanaannya adalah siswa berada pada posisi start. Kemudian Setelah sempritan dibunyikan maka siswa melakukan sprint bersamaan dengan stop wacth dijalankan. Kemudian mencatat hasil waktu perolehan siswa tersebut. Tes ini dilakukan sebanyak satu kali, dan hasil tes ini diambil sebagai data. Dengan rincian berikut : a. Hollow Sprins Hollow Sprint yaitu suatu model latihan perpaduan antara latihan interval sprint dan latihan biasa yang pelaksanaannya dilakukan selang seling. Menurut Smith (1999
dalam H.Said,2012:4-5) pelaksanaan
Hollow Sprint yaitu lari cepat 50 meter kemudian diselingi lari pelan-pelan 50 meter, kemudian lari cepat 50 meter. Tujuan pelaksanaan latihan ini adalah untuk memberikan waktu adaptasi bagi tubuh sebelum menerima beban selanjutnya. Model latihan lebih dikenal dengan istilah latihan onoff. Untuk jelasnya dapat dilihat pada bagain berikut:
(H.Said,2012:5) Selanjutnya Fill (1998 dalam H.Said,2012:5), mengatakan bahwa latihan Hollow sprint akan mengembangkan kecepatan sebesar 85%, daya tahan anaerobic 10%, dan daya tahan aerobik sebesar 5%. Kondisi ini tercipta karena prinsip kerja latihan hollow sprint yaitu berkisar antara 30 sampai dengan 60 detik, dengan intensitas 95 %, waktu latihan 2,5 sampai dengan 5 menit dengan ulangan 10 kali untuk setiap set.. b. Acceleration Sprint Bentuk latihan ini mengharuskan semua pemain yang mengikuti program harus menaati perintah yang diberlakukan oleh pelatih. Pase latihan ini juga mengharuskan setiap pemain dapat mengontrol diri terutama dalam hal menambah kecepatan yang senantiasa diperintahkan oleh pelatih. Untuk lebih jelas pelaksanaan model latihan ini dapat dilihat pada bagai berikut.
(H.Said,2012:5) Proses pelaksanaan kedua bentuk latihan kecepatan padaumumnya menggunakan sistem energi an-aerob, atau yang lebih dikenal dengan istilah ATP-PC. Kecenderungan penggunaan ATP-PC ini lebih disebabkan oleh jarak yang ditempuh tergolong pendek yang secara otomatis waktu yang digunakan pun relative singkat, yaitu sekitar 6 sampai dengan 10 detik untuk setiap kali latihan. (H.Said,2012:5). Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini latihan yang akan dibuat dengan jarak 100 meter keseluruhannya. Untuk latihan Hollow Sprint dengan lari cepat 20 meter kemudian 20 meter joging, begitu seterusnya sampai mencapai jarak 100 meter sedangkan untuk latihan Acceleration Sprint dengan jogging 25 meter, striding 25 meter, sprinting 25 meter, dan walk 25 meter. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut : 20 meter
20 meter
20 meter
20 meter
20 meter
Lari Cepat
Lari Pelan
Lari Cepat
Lari pelan
Lari Cepat
Model Latihan Hollow Sprint 25 meter
25 meter
25 meter
25 meter
jogging
stridding
Sprinting
walk
Model Latihan Acceleration Sprint
3.7.
Teknik Analisis Data Untuk menghitung perbedaan peningkatan kecepatan lari 100 meter dengan menggunakan latihan hollow sprint dan acceleration sprint yaitu menggunakan t – test. Dengan rumus sebagai berikut : ̅ ̅
̅
√
dimana : ̅
̅
(Agus Irianto,2010:110)
