BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Bandung dengan Penentuan tempat pengambilan sampel memakai Cluster Sampling dimana penentuan tersebut dipilih secara sengaja berdasarkan atas kelompok atau tahap tertentu. Tempat yang dipilih adalah Kecamatan Majalaya, Ciparay, dan Bojongsoang yang ketiganya mewakili tahap pembenihan, pendederan dan pembesaran. Cluster sampling adalah salah satu teknik sampling acak yang dilakukan dengan memilih kelompok dan bukan individu yang terdapat dalam populasi (Frankle dan Wallen 2008) Adapun mengenai lama penelitian, maka penelitian dilaksanakan selama 3 bulan. Penelitian ini melalui beberapa tahap mulai tahap persiapan dan penyusunan usulan penelitian, pengambilan data, pengolahan data, penulisan dan pelaporan hasil penelitian. 3.2 Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan adalah metode survei. Metode ini meliputi banyak orang sehingga hasil survei dapat dipandang mewakili populasi melalui wawancara langsung dan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. menurut Mussa dan Nurfitri (1988) survei adalah pengamatan atau penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang baik terhadap suatu persoalan tertentu di dalam daerah atau lokasi tertentu, atau suatu studi ekstensif yang dipolakan untuk memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan. 3.3 Metode Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan metode cluster sampling yaitu penentuan cluster sesuai dengan banyaknya kecamatan di Kabupaten Bandung, kemudian di pilih secara acak dan sederhana sehingga terpilih 3 kecamatan sesuai bidang produksi pembenihan, pendederan dan
24
25
pembesaran. Pengambilan sampel dengan cara penyebaran kuisioner dan wawancara.
Dimana
dalam
penyebaraannya
kuisioner
disebar
kepada
pembudidaya ikan sebagai responden. Jumlah responden pada penelitian ini berjumlah 210 responden seperti pada Tabel 4
dari jumlah populasi sebanyak
3026 pembudidaya ikan (BKPPP 2012). Tabel 4. Jenis dan Jumlah Sampel. Cluster
Jumlah Sampel Mas : 30
Kec. Ciparay
Nila : 30 Lele :30
Kec. Bojongsoang Kec. Majalaya
Mas : 30 Nila : 30 Nila : 30 Lele : 30
Total 210 Responden Besar jumlah sampel yang bisa dikatakan representative bagi satu populasi, tidak terdapat ukuran pasti. Layaknya, semakin besar jumlah sampel yang diambil semakin representatif sampel itu terhadap populasi. Dan jika dilihat dari segi keseragaman (homogenitas) populasi, semakin homogen populasi maka akan semakin representatif sampel yang diambil, meskipun hanya sebagian kecil dari populasi. Namun sebaliknya, semakin heterogen suatu populasi semakin tidak representatif sampel yang diambil dan jumlah sampel harus diambil lebih besar lagi. Frankle dan Wallen (2008) memberikan batas minimum jumlah sampel berdasarkan jenis penelitian. Untuk penelitian deskriptif jumlah sampel adalah 100, untuk penelitian korelasional jumlah sampel adalah 50 dan untuk penelitian experimen dan kausal komparatif adalah 30 pada masing-masing grup.
26
3.4 Jenis Dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara, kuisioner dan observasi lapangan. Wawancara dilakukan secara semi terstruktur dengan informaninforman kunci, yaitu dengan pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung. Wawancara ini untuk menggali kondisi dan perkembangan perikanan budidaya air tawar di Kabupaten Bandung. Pemerintah daerah yang dimaksud adalah Dinas Perikanan dan Kelautan masing-masing kabupaten lokasi sampel. Data primer berikutnya diperoleh melalui kuisioner yang menjadi panduan wawancara dengan para pembudidaya. Data primer juga diperoleh dari observasi lapangan ke daerah studi, terutama ke tempat-tempat budidaya perikanan. Data primer ini terutama digunakan untuk menganalisi mengenai produktivitas dan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas perikanan budidaya sir tawar di Jawa Barat. Data sekunder merupakan data kedua atau tidak langsung yaitu diperoleh dari hasil data statistik tahunan Dinas perikanan dan kelautan Kabupaten Bandung, dari perpustakaan serta instansi-instansi lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Salah satu kelemahan dari data sekunder di Negara berkembang seperti Indonesia adalah kualitas data. Hal ini juga yang menjadi keterbatasan analisis pada tingkat nasional. 3.5 Parameter yang diamati Parameter yang diamati dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1.
Biaya total adalah jumlah biaya total yanhg dikeluarkan petani dalam satu kali panen.
2.
Produksi (Y) adalah jumlah produksi ikan mas, ikan nila atau lele dalam satu musim panen yang dinyatakan dalam satuan kg.
3.
Harga pakan adalah harga pakan yang dibeli petani yang dinyatakan dalam rupiah.
27
4.
Harga benih adalah harga benih yang dibeli petani yang dinyatakan dalam rupiah.
5.
Upah tenaga kerja adalah upah yang diterima pengelola
6.
Kualitas hidup benih (x1) adalah banyaknya jumlah benih ikan yang ditebar selama satu kali musim pemeliharaan dibagi jumlah produksi.
7.
Konversi pakan (x2) adalah pemberian pakan kepada ikan selama pemeliharaan dan dinyatakan dalam satuan kg.
8.
Lama pengalaman (x3) adalah lamanya pengalaman dalam bidang budidaya.
9.
Pendidikan (x4) adalah pendidikan terakhir para pelaku budidaya.
10. Umur (x5) adalah umur para pelaku pembudidaya 3.6 Analisis data 3.6.1 Tingkat Produktivitas a. Produktivitas berdasarkan luas Produktivitas merupakan hasil dari efisiensi pengelolaan masukan dan efektivitas pencapaian sasaran, dimana efektivitas dan efisiensi yang tinggi akan menghasilkan produktivitas yang tinggi (Atmosoeprapto, 2000), sehingga produktivitas perikanan budidaya dapat dirumuskan sebagai berikut : Produktivitas (kg/th/m2) = b. Produktivitas berdasarkan biaya Menurut L. Greenberg dalam sinungan (2008) mendefinisikan produktivitas sebagai Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil, sehingga dapat dirumuskan dengan Benefit Cost Ratio yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh dari kegiatan usaha selama satu masa pemeliharaan cukup menguntungkan, rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut :
Keterangan : TR TC
= Total pendapatan (Rupiah) = Total biaya (Rupiah)
28
3.6.2 Analisis Faktor-Faktor Produksi Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas, dapat menggunakan Regresi. Dengan persamaan : Y = β0+β1x1+ β2x2+ β3x3+ β4x4+ β5x5+ε Keterangan Y x1 x2 x3 x4 x5 ε
: = produktivitas (kg/th/m2) = Kualitas hidup benih (Produksi (kg) per jumlah benih (kg)) = Konversi pakan (Produksi (kg) per jumlah pakan (kg)) = lama pengalaman. = pendidikan. = umur = galat.
Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi ratarata populasi atau nilai-nilai variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Ghozali 2005). Dalam analisis ini, dipilih faktor-faktor teknis yang dianggap menjadi parameter penentu nilai produksi. Dari hubungan kuantitatif faktor-faktor input dengan output diperoleh suatu bentuk model dari sistem produksi yaitu; Y = β0+β1x1+ β2x2+ β3x3+ β4x4+ β5x5+ε Model regresi berganda merupakan model regresi dengan dua atau lebih variabel bebas. Analisis regresi berganda merupakan suatu analisis bersyarat terhadap nilai-nilai tetap dari variabel-variabel bebas. Dengan demikian, akan diperoleh nilai rata-rata dari Y untuk setiap nilai dari variabel X. Untuk mengetahui hubungan atau korelasi antara nilai-nilai X dan Y adalah sebagai berikut (Walpole 1997): 1.
Apabila nilai r (determinasi) mendekati nilai positif satu (+1) atau negatif satu (-1), hubungan linier antara X dan Y kuat dan terdapat korelasi yang tinggi antara kedua variabel tersebut.
29
2.
Apabila nilai r (determinasi) mendekati nol, hubungan linier antara X dan Y sangat lemah atau tidak ada sama sekali.
3.6.3 Uji F Uji F digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa koefisien determinasi majemuk dalam populasi, R2, sama dengan nol. Uji signifikansi meliputi pengujian signifikansi persamaan regresi secara keseluruhan serta koefisien regresi parsial spesifik. Uji keseluruhan dapat dilakukan dengan menggunakan statistik F . Statistik uji ini mengikuti distribusi F dengan derajat kebebasan k dan (nk-1) (Malhotra dalam Sutrisni, 2010). Jika hipotesis nol keseluruhan ditolak, satu atau lebih koefisien regresi majemuk populasi mempunyai nilai tak sama dengan 0. Uji F parsial meliputi penguraian jumlah total kuadrat regresi Ssreg menjadi komponen yang terkait dengan masing-masing variabel independen. Dalam pendekatan yang standar, hal ini dilakukan dengan mengasumsikan bahwa setiap variabel independen telah ditambahkan ke dalam persamaan regresi setelah seluruh variabel independen lainnya telah disertakan. Kenaikan dari jumlah kuadrat yang dijelaskan, yang disebabkan oleh penambahan sebuah variabel independen Xi , merupakan komponen variasi yang disebabkan variabel tersebut dan disimbolkan dengan SSxi . Signifikansi koefisien regresi parsial untuk variabel, diuji dengan menggunakan sebuah statistik F inkremental (Malhotra dalam Sutrisni 2010). Hipotesis nol akan diterima jika F hitung lebih kecil daripada F tabel dan akan ditolak jika F hitung lebih besar daripada F tabel. 3.6.4. Uji Parsial (Uji T) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen (Ghozali 2001).
30
Langkah-langkah Uji Hipotesis untuk Koefisien Regresi adalah: 1. Perumusan Hipotesis Nihil (H0) dan Hipotesis Alternatif (H1) H0 : β1, β2, β3, β4, β5 = 0 Tidak ada pengaruh dari masing-masing variabel bebas (X1,X2,X3,X4,X5) terhadap variabel terikat (Y). H1 : β1, β2, β3, β4, β5 ≠ 0 Ada pengaruh dari masing-masing atau salah satu dari variabel bebas (X1,X2,X3,X4,X5) terhadap variabel terikat (Y). 2. Penentuan harga t tabel berdasarkan taraf signifikansi dan taraf derajat kebebasan Taraf signifikansi = 5% (0,05) Derajat kebebasan = (n-1-k) Maka dapat disimpulkan bahwa H0 akan diterima jika t hitung lebih kecil dari t tabel dan akan ditolak ketika t hitung lebih besar daripada t tabel.