BAB III METODE PENELITIAN
1.1.
Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 3 yakni, variabel dependen yang didefinisikan sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain atau variabel terikat, variabel independen yakni variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain atau variabel bebas, serta variabel kontrol yang berfungsi sebagai variabel yang membuat hubungan diantara variabel dependen dan independen menjadi tetap konstan. 1.
Variabel Dependen Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA.
2.
Variabel Independen Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ownership (kepemilikan) yang terdiri dari Dummy Majority Foreign Owned dan Dummy Domestic Owned.
3.
Varibel Kontrol Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Size dan Leverage.
23
1.2.
Definisi Operasional Berikut ini definisi operasional pada setiap variabel yang digunakan dalam penelitian: 1.2.1. Variabel Dependen 1.
ROA Kinerja perbankan dalam penelitian ini diukur atau diproksikan dengan ROA (Return on Assets). Dimana ROA adalah rasio laba/pendapatan setelah dikurangi bunga dan pajak atau sering disebut EAT (Earning after Tax) dibagi total aset yang dimiliki perusahaan (Brigham dan Ehrhadrt, 2005). Maka rumusan yang digunakan dalam penelitian ini:
1.2.2. Variabel Independen Kepemilikan bank dalam penelitian ini akan menggunakan dummy variabel. Struktur kepemilikan bank yang ada di Indonesia sangatlah banyak, namun dalam penelitian ini hanya akan disoroti mengenai kepemilikan yang sifatnya majforeign, minforeign, dan domestic. Dengan 3 kategori ini, maka hanya akan digunakan 2 variabel dummy saja (m-1). 2 variabel dummy ini, yakni: dummy majforeign dan dummy domestic. Sehingga dalam penelitian ini, variabel minforeign dikeluarkan dan dijadikan base. Nantinya hasil yang akan didapat pada variabel ini akan berkebalikan dengan hasil regresi variabel yang lain. Walaupun begitu, variabel ini akan memiliki
tingkat
signifikansi
24
yang
sama
dengan
variabel
independen yang ada dalam penelitian. Jika variabel independen memiliki hasil yang tidak signifikan maka variabel minforeign juga memiliki hasil yang sama yakni tidak signifikan. Namun, ketika hasil regresi signifikan maka variabel base ini akan mendapatkan tanda koefisien yang berkebalikan dengan hasil regresi. 1.
Foreign owned Foreign owned (kepemilikan asing) merupakan proporsi kepemilikan atas suatu korporasi yang dalam hal ini adalah bank
oleh
pihak
asing.
Proporsi
ini
dapat
dihitung
menggunakan rumus seperti: ∑
Dari perhitungan tadi akan diperoleh prosentase besarnya kepemilikan berdasarkan jumlah total saham yang beredar oleh pihak asing. Dikatakan Majority Foreign Owned jika paling sedikit 50% aset bank dimikili oleh asing (Nada Kobeissi dan Xian Sun, 2010). Untuk perhitungannya menggunakan dummy,
Dummy satu jika aset bank yang dimiliki oleh asing paling sedikit 50%.
Dummy nol jika sebaliknya.
25
2.
Domestic owned Domestic owned (kepemilikan domestik) merupakan proporsi kepemilikan atas suatu korporasi yang dalam hal ini adalah bank oleh pihak dalam negeri. Proporsi ini dapat dihitung menggunakan rumus seperti: ∑
Dari perhitungan tadi akan diperoleh prosentasi besarnya kepemilikan berdasarkan jumlah total saham yang beredar oleh pihak dalam negeri. Dikatakan Domestic owned jika seluruh aset bank dimiliki oleh pihak dalam negeri, dengan kata lain 100% kepemilikan oleh pihak dalam negeri (Allen et al., 2009). Untuk perhitungannya menggunakan dummy,
Dummy satu jika 100% aset bank dimiliki oleh pihak domestik tanpa adanya kepemilikan asing minoritas.
Dummy nol jika sebaliknya.
1.2.3. Variabel kontrol 1. Size Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur melalui total aset yang dimiliki menggunakan logaritma natural. Perusahaan yang sudah besar akan sangat mudah dalam mendapatkan dana dari para investor kerena memiliki flexsibilitas untuk itu (Sari, 2010). Dengan kemudahan dalam
26
memperoleh dana ini maka memungkinkan suatu perusahaan akan memiliki dana yang cukup besar dalam mendorong produktifitas yang nantinya akan meningkatkan kinerja dari persahaan tersebut. Maka rumusan yang digunakan dalam penelitian ini:
Firm Size = Log Natural of Total Asset
2. Leverage Dalam penelitian ini digunakan leverage atau tingkat hutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan untuk bisa mendanai aktivitas bisnis yang dijalankan. Dengan kata lain, leverage mengukur rasio total aset terhadap total hutang yang ada (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Maka rumusan yang digunakan dalam penelitian ini:
1.3.
Populasi dan Sampel Penelitian 1.3.1. Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. 1.3.2. Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank dengan kepemilikan asing baik mayoritas maupun minoritas serta bank domestik dalam kurun waktu 2010-2014.
27
1.3.3. Teknik Sampling Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan kriteria data yang lengkap sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebagai sampel. 1.3.4. Sumber Data dan Jenis Dalam penelitian ini digunakan data sekunder yang bersumber dari data-data yang tersedia di Bursa Efek Indonesia. Data yang diperlukan merupakan data historis yang dapat dilihat dari laporan tahunan (annual report) bank yang terdaftar di BEI pada kurun waktu 2010-2014. Nantinya, annual report dapat diperoleh melalui www.idx.co.id, www.icamel.id dan juga website resmi perusahaan.
1.4.
Metode Analisis ROA
= α + β1 D1 (MAJforeign)+ β2 D2 (Domestic) + β3 SIZE + β4 LEVERAGE + ε
Keterangan : ROA
= Earning after tax by total assets
D1Majforeign = Indikator variabel, 1 if at least 50 % of its assets are foreign owned D2Domestic = Indikator variabel, 1 if fully assets are domestic owned SIZE
= Log Natural of Total Asset
LEVERAGE =Total debt (short and long-term debt) by total assets
28
1.5.
Pengujian Asumsi Klasik 1.5.1. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui dan menguji apakah dalam model regresi yang digunakan ditemukan hubungan korelasi diantara variabel bebas (independen). Variabel bebas yang saling berkorelasi berdampak pada hasil masing-masing koefisien regresi terhadap variabel dependen menjadi lebih sulit. Model regresi yang baik seharusnya adalah model regresi yang tidak memiliki atau tidak terjadi hubungan korelasi diantara variabel independen. Ada beberapa cara untuk dapat mengetahui ada tidaknya masalah multikolinearitas dalam suatu model empirik, salah satunya adalah dengan menggunakan korelasi parsial (Rahayu, 2007). Pendekatan ini dapat dilakukan dengan membandingkan nilai R2 hasil estimasi persamaan awal dengan nilai R2 hasil regresi yang dilakukan untuk variabel bebasnya. Dikatakan tidak terjadi masalah multikolinearitas apabila nilai R 2 pada regresi untuk variabel bebas lebih kecil bila dibandingkan dengan nilai R2 persamaan penelitian.
1.5.2. Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui dan memastikan apakah di dalam model regresi yang digunakan dalam penelitian terjadi kesamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila variance dari residual pengamatan yang satu dengan yang lain adalah tetap,
29
maka hal ini disebut homoskedastisitas, sedangkan apabila berbeda hal ini yang disebut heteroskedastisitas. Nantinya, dikatakan memiliki model regresi yang baik apabila residual dari variancenya adalah homoskedastisitas atau dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan Metode grafik, Uji Park, Uji Glejser, Uji Korelasi Spearman, Uji Goldfelt-Quandt, Uji Bruesch-Pagan-Godfrey dan Uji White (Wing, 2011). Dalam penelitian ini akan digunakan Uji Glejser, uji ini akan memberikan informasi terkait masalah heteroskedastisitas melalui tingkat
signifikansinya.
Dikatakan
terhindar
dari
masalah
heteroskedastisitas apabila tingkat signifikansi yang menunjukkan nilai lebih tinggi dari 0,05.
1.5.3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui dan menguji apakah didalam model regresi terdapat hubungan korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Hal ini terjadi karena observasi yang dilakukan selama kurun waktu yang berurutan dan saling berkaitan satu sama lain. Menurut Wing (2011), uji autokorelasi dapat dilakukan menggunakan 2 cara yakni melalui Uji Durbin-Watson atau Uji Breusch-Godfrey (B-G test). Dari kedua pilihan metode tersebut, penelitian ini nantinya akan menggunakan
30
Uji Durbin-Watson untuk mengetahui masalah autokorelasinya. Untuk mengidentifikasi masalah autokorelasi maka dapat dilihat pada kriteria dibawah ini: Tabel 3.1 Dasar Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi Hipotesis nol
Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Ditolak
0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif
No Decision
dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif
Ditolak 4-dl < d < 4 No Decision 4-du ≤ d ≤ 4-dl Diterima
du < d < 4-du
Sumber: Gujarati, 2006
1.6.
Pengujian Hipotesis 1.6.1. Uji F Uji F dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui dan menguji apakah semua variabel independen yang digunakan didalam model regresi memiliki pengaruh secara signifikan terhadap
variabel
dependen.
Hal
ini
dilakukan
dengan
membandingkan antara nilai F-hitung dan nilai F-tabel pada level signifikansi (level of significance) sebesar 5% (Ghozali, 2006). a. Jika p-value lebih kecil dari standar level of significance sebesar 5% maka H0 ditolak sedangkan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen secara bersamasama memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
31
b. Jika p-value lebih besar dari standar level of significance sebesar 5% maka H0 diterima sedangkan H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen secara bersamasama tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
1.6.2. Uji R2 Uji R2 atau uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui dan menguji seberapa besar atau kecil kemampuan suatu model dalam menerangkan variasi perubahan dari variabel dependennya (Ghozali, 2006). Hal ini dapat dilihat melalui: a. Jika nilai R2 mendekati nilai 1, maka hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
memberikan
hampir
semua
informasi
yang
diperlukan dalam menjelaskan variasi dari variabel dependen. Dengan kata lain, semakin besar nilai R2 maka semakin besar pula pengaruh yang dapat dijelaskan oleh variabel independen terhadap variabel dependennya. Hal ini juga menunjukkan bahwa model dapat dikatakan semakin baik. b. Jika nilai R2 mendekati nilai 0, maka hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
memberikan
cukup
sedikit
atau
terbatasnya
informasi yang diperlukan dalam menjelaskan variasi dari variabel dependen. Dengan kata lain semakin kecil nilai R2 maka semakin sedikit pula pengaruh yang dapat dijelaskan
32
oleh variabel independen terhadap variabel dependennya sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain.
1.6.3. Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui dan menguji seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial/individu menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2006). Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan level of significance tiap variabel independen yakni sebesar 10% atau 0,1. a. Jika level of significance lebih kecil dari 0,1 maka hal ini menunjukkan bahwa hipotesisnya diterima, dengan kata lain koefisien regresi signifikan. Artinya, variabel independen yang digunakan dalam penelitian berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. b. Jika level of significance lebih besar dari 0,1 maka hal ini menunjukkan bahwa hipotesisnya tidak diterima, dengan kata lain koefisien regresi tidak signifikan. Artinya, variabel independen
yang
digunakan
dalam
penelitian
tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
33