BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu di
Desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal, Bogor yang merupakan kawasan Ring 1 penerima program CSR PT Holcim Indonesia Tbk, salah satunya program pembiayaan usaha mikro dari Baitul Maal wa Tamwil Swadaya Pribumi. Desa Kembang Kuning dinilai oleh PT Holcim Indonesia Tbk sebagai desa yang terkena dampak paling besar dari kegiatan operasional PT Holcim Indonesia Tbk karena lokasinya yang berdekatan dengan Holcim Indonesia Pabrik Narogong. Sebelum menentukan lokasi penelitian, peneliti melakukan observasi dan telaah dokumen yang berkaitan dengan lokasi penelitian. Peneliti juga menanyakan langsung kepada pihak-pihak yang melakukan penelitian terhadap CSR PT Holcim Indonesia Tbk. Penjajagan lokasi penelitian dilakukan pada bulan JuliOktober dan penelitian dimulai pada bulan Oktober dan berakhir pada bulan November akhir tahun 2011.
3.2
Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif. Pendekatan kuantitatif berperan sebagai landasan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dan didukung pendekatan kualitatif yang berguna untuk menjawab perumusan masalah secara lebih mendalam sehingga memperkuat data yang diperoleh melalui pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yang digunakan adalah penelitian survai, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok (Singarimbun dan Effendi, 2008). Kuesioner berisi pertanyaan dan pernyataan kepada sejumlah responden. Kuesioner merupakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun penelitian survai pada penelitian ini digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabelvariabel melalui pengujian hipotesis yang disebut juga sebagai penelitian penjelasan atau explanatory research (Singarimbun dan Effendi, 2008).
38
Pendekatan kualitatif yang digunakan adalah studi kasus yang bersifat multi metode, yaitu wawancara, pengamatan, dan analisis dokumen (Sitorus, 1998).
3.3
Teknik Pemilihan Informan dan Responden Terdapat dua subyek penelitian dalam penelitian ini, yaitu responden dan
informan. Responden adalah pihak yang memberikan keterangan atau informasi mengenai keadaan dirinya dan kegiatan yang dilaksanakan dengan mengisi kuesioner yang diberikan peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Kembang Kuning yang menjadi peserta program BMT Swadaya Pribumi yang berjumlah 317 orang. Dari populasi tersebut, dibentuklah kerangka sampling yang berjumlah 66 orang yang merupakan masyarakat Desa Kembang Kuning yang menjadi peserta produk pembiayaan BMT Swadaya Pribumi dan berprofesi sebagai pedagang atau wiraswasta. Kemudian ditentukanlah sampel penelitian yang berjumlah 30 responden yang diambil secara acak nonproposional (non-propotional random sampling) dan terdiri atas 15 orang responden laki-laki dan 15 responden perempuan. Unit sasaran dalam penelitian ini adalah individu. Pemilihan informan dilakukan secara sengaja (purposive) dengan teknik bola salju. Informan kunci yang dipilih adalah pihak Community Relation PT Holcim Indonesia Tbk, pengurus BMT Swadaya Pribumi, tokoh masyarakat, beserta masyarakat Desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal yang memperoleh manfaat dari program BMT Swadaya Pribumi. Data-data lainnya juga diperoleh dari informan selain informan kunci. Informasi yang diperoleh dari informan lainnya berfungsi untuk melengkapi informasi dari informan kunci.
3.4
Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden dan informan, sedangkan data sekunder diperoleh melalui penelusuran dokumen atau arsip. Teknik pengumpulan data pada metode kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden penelitian sedangkan penelitian kualitatif dilakukan dengan metode triangulasi untuk memperoleh data yang
39
akurat berupa wawancara mendalam, pengamatan berperan serta, dan penelusuran dokumen. Tabel 6
Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis Data
Data yang Dikumpulkan
Sumber Data
Data Sekunder
1.Gambaran umum lokasi penelitian 2.Profil dan sejarah BMT Swadaya Pribumi 3.Visi dan misi BMT Swadaya Pribumi 4.Jenis Produk Pembiayaan 5.Jenis Produk Simpanan 6.Kepedulian Sosial BMT Swadaya Pribumi 7.Flow chart proses pengajuan produk pembiayaan
1.Laporan hasil survai CSR 2.Laporan tahunan CSR 3.Publikasi berkala oleh perusahaan 4.Laporan tahunan BMT Swadaya Pribumi 5.Leaflet BMT Swadaya Pribumi
Data Primer
1.Identitas dan karakteristik responden 2.Peran (pembagian kerja) dalam rumahtangga 3.Akses dalam memperoleh sumberdaya BMT Swadaya Pribumi 4.Kontrol dalam memperoleh sumberdaya BMT Swadaya Pribumi 5.Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan BMT Swadaya Pribumi 6.Kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi 7.Pemenuhan kebutuhan praktis gender dalam BMT Swadaya Pribumi 8.Pemenuhan kebutuhan strategis gender dalam BMT Swadaya Pribumi 9.Keberhasilan BMT Swadaya Pribumi
1.Informan 2.Responden
3.5
Teknik Pengolahan dan Analisis Data Data sekunder yang diperoleh secara kualitatif dari lapangan, seperti data
gambaran umum lokasi penelitian Desa Kembang Kuning dan gambaran umum
40
BMT
Swadaya
Pribumi
dideskripsikan
ke
dalam
bentuk
tabel
serta
diinterpretasikan. Data primer yang diperoleh secara kuantitatif dari lapangan melalui proses pengeditan informasi yang sesuai dengan yang diteliti, kemudian data kuantitatif tersebut dikode, diberikan skor, dan di entry ke dalam Microsoft excel 2007 dan software SPSS Statistic 17.00. Data kuantitatif tersebut kemudian diolah dengan menggunakan tabulasi silang untuk menyajikan gambaran hubungan data terpilah berdasarkan jenis kelamin (perempuan dan laki-laki) dengan karakteristik peserta produk pembiayaan BMT Swadaya Pribumi, tingkat kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi, dan tingkat keberhasilan BMT Swadaya Pribumi. Selanjutnya, data kuantitatif yang ditampilkan ke dalam tabulasi silang diuji dengan uji statistik non-parametik Chi Square untuk data skala minimal nominal pada taraf nyata (α)=0,05 dan uji korelasi Rank Spearman untuk data dengan skala minimal ordinal pada taraf nyata (α)=0,05. Tanda bintang (*) yang terdapat pada nilai korelasi koefisien juga menunjukkan signifikansi atau hubungan antar variabel. Semakin banyak jumlah bintang (*) pada koefisien korelasi maka semakin tinggi tingkat signifikan atau hubungan antar variabel.
3.5.1
Uji Chi Square Hasil uji non-parametik Chi Square menghasilkan nilai Asympyotic
Significance (Asymp Sig.) yang menunjukkan hubungan antara variabel yang diujikan pada taraf nyata (α) = 0,05. Jika nilai Asymp Sig. (2-side) lebih kecil dari nilai taraf nyata (α) = 0,05, maka H0 ditolak. 1) H0: Tidak terdapat hubungan nyata/signifikan antara status pernikahan peserta dengan tingkat kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi. H1: Terdapat hubungan nyata/signifikan antara status pernikahan peserta dengan tingkat kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi. 2) H0: Tidak terdapat hubungan nyata/signifikan antara jenis usaha peserta dengan tingkat kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi.
41
H1: Terdapat hubungan nyata/signifikan antara jenis usaha peserta dengan tingkat kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi.
3.5.2
Uji Korelasi Rank Spearman Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yang berskala ordinal (Uyanto, 2009). Hasil uji korelasi akan menunjukkan nilai koefisien korelasi yang bernilai positif (+) atau negatif (-). Jika nilai koefisien korelasi bernilai positif maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat bersifat searah, artinya jika variabel bebas besar maka variabel terikat juga besar. Jika koefisien korelasi bernilai negatif maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat bersifat tidak searah, artinya jika variabel bebas besar maka variabel terikat kecil. Hasil
uji
korelasi
Rank
Spearman
menghasilkan
p-value
yang
menunjukkan hubungan antara variabel yang diujikan pada taraf nyata (α) = 0,05. Jika nilai p-value lebih kecil dari nilai taraf nyata (α) = 0,05, maka H0 ditolak. 1) H0: Tidak terdapat hubungan nyata/signifikan antara umur (median) peserta dengan tingkat kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi. H1: Terdapat hubungan nyata/signifikan antara umur (median) peserta dengan tingkat kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi. 2) H0: Tidak terdapat hubungan nyata/signifikan antara umur (BPS) peserta dengan tingkat kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi. H1: Terdapat hubungan nyata/signifikan antara umur (BPS) peserta dengan tingkat kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi. 3) H0: Tidak terdapat hubungan nyata/signifikan antara tingkat pendidikan peserta dengan tingkat kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi. H1: Terdapat hubungan nyata/signifikan antara tingkat pendidikan peserta dengan tingkat kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi.
42
4) H0: Tidak terdapat hubungan nyata/signifikan antara tingkat pendapatan peserta dengan tingkat kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi. H1: Terdapat hubungan nyata/signifikan antara tingkat pendapatan peserta dengan tingkat kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi. 5) H0: Tidak terdapat hubungan nyata/signifikan antara tingkat akses peserta terhadap sumberdaya dari BMT Swadaya Pribumi dengan tingkat keberhasilan BMT Swadaya Pribumi. H1: Terdapat hubungan nyata/signifikan antara tingkat akses peserta terhadap sumberdaya dari BMT Swadaya Pribumi dengan tingkat keberhasilan BMT Swadaya Pribumi. 6) H0: Tidak terdapat hubungan nyata/signifikan antara tingkat kontrol peserta terhadap sumberdaya dari BMT Swadaya Pribumi dengan tingkat keberhasilan BMT Swadaya Pribumi. H1: Terdapat hubungan nyata/signifikan antara tingkat kontrol peserta terhadap sumberdaya dari BMT Swadaya Pribumi dengan tingkat keberhasilan BMT Swadaya Pribumi. 7) H0: Tidak terdapat hubungan nyata/signifikan antara tingkat manfaat yang dinikmati oleh peserta dengan tingkat keberhasilan BMT Swadaya Pribumi. H1: Terdapat hubungan nyata/signifikan antara tingkat manfaat yang dinikmati oleh peserta dengan tingkat keberhasilan BMT Swadaya Pribumi. 8) H0: Tidak terdapat hubungan nyata/signifikan antara tingkat kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi dengan tingkat keberhasilan BMT Swadaya Pribumi. H1: Terdapat hubungan nyata/signifikan antara tingkat kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi dengan tingkat keberhasilan BMT Swadaya Pribumi.