BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri Sekota Samarinda, pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Kota Samarinda memiliki 20 SMA Negeri sebagai populasi penelitian. Sampel penelitian diambil dari SMA Negeri 3 sebagai kelas eksperimen dan SMA Negeri 1 sebagai kelas kontrol.
B. Waktu Penelitian Penelitian dibagi dalam beberapa tahap antara lain; tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap penyelesaian penelitian. Tahap persiapan, meliputi penyusunan proposal, pembuatan instrumen penelitian, perizinan. Keseluruhan waktu penelitian akan berlangsung selama bulan Juli 2015 – Mei 2016. Rincian jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3. Jadwal Penelitian No. 1.
2.
3.
Kegiatan Persiapan Penelitian a.
Mengajukan Judul
b.
Menyusun Proposal
c.
Seminar Proposal
d.
Revisi Proposal
e.
Mengurus Izin
f.
Menyusun Instrumen
Pelaksanaan Penelitian a.
Ujicoba Instrumen
b.
Menganalisis Hasil Uji Coba
c.
Melaksanakan Eksperimen
d.
Mengumpulkan Data
e.
Mengolah dan Analisis Data
f.
Menyusun Bab IV dan V
Penyelesaian Penelitian a.
Seminar Hasil Penelitian
b.
Revisi Hasil Penelitian
c.
Ujian Tesis
d.
Revisi Tesis
e.
Penggandaan Tesis
Bulan Jul.
Agu.
Sept.
Okt.
Nov.
Des.
Jan.
Feb.
Mar.
Apr.
Mei
57
C. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Menurut Arikunto (2005: 207) penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Caranya adalah dengan memandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima perlakuan. Pada kelas eksperimen, siswa mengikuti pembelajaran dengan metode mengajar inquiry. Sementara itu, pada kelas kontrol, siswa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode mengajar two stay two stray.
Tabel 4. Rancangan Analisis Data Desain Faktorial 2x2 Metode Mengajar (A) Minat Membaca (B)
Inquiry (A1)
Kooperatif Two Stay Two Stray (A2)
Tinggi (B1)
A1B1
A2B1
Rendah (B2)
A1B2
A2B2
Keterangan: A1B1: Kelompok siswa dengan kemampuan menulis cerita pendek menggunakan metode mengajar inquiry yang mempunyai minat membaca tinggi. A2B1: Kelompok siswa dengan kemampuan menulis cerita pendek menggunakan metode mengajar two stay two stray yang mempunyai minat membaca tinggi. A1B2: Kelompok siswa dengan kemampuan menulis cerita pendek menggunakan metode mengajar inquiry yang mempunyai minat membaca rendah. A2B2: Kelompok siswa dengan kemampuan menulis cerita pendek menggunakan metode mengajar two stay two stray yang mempunyai minat membaca rendah.
58
Kelompok A1 dan A2 memiliki karakteristik yang sama dan homogen karena diambil secara acak (random) dari populasi yang homogen pula. Kemudian kelompok A1 sebagai kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus berupa kemampuan menulis cerita pendek dengan metode mengajar inquiry. Kelompok A2 diberi perlakuan biasa, yaitu kemampuan menulis cerita pendek dengan metode mengajar two stay two stray. Setelah beberapa saat kedua kelompok dites dengan tes yang sama. Hasil tes kelas eksperimen dan kelas kontrol diperbandingkan (diuji perbedaannya).
D. Populasi, Sampel, dan Sampling 1. Populasi Penelitian Populasi menurut Sugiyono (2013: 117) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek maupun subyek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri Sekota Samarinda. 2. Sampel Penelitian Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan menggunakan langkah-langkah berikut: Pertama, ditentukan terlebih dahulu dua SMA Negeri di kota Samarinda yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan teknik acak sederhana atau simple random sampling. Simple random sampling ialah teknik sampling yang digunakan oleh peneliti dengan melakukan lotre terhadap semua populasi (Arikunto, 2005: 97). Hasil dari sampel acak tersebut mendapatkan dua sekolah yaitu SMA Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Samarinda. Kedua, penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dari dua SMA terpilih. Hasil penentuan menyatakan SMA Negeri 3 menjadi kelas eksperimen dan SMA Negeri 1 menjadi kelas kontrol.
59
Ketiga, pendataan tinggi dan rendahnya minat membaca didasarkan pada jawaban responden terhadap angket minat membaca yang diberikan sebelum penelitian dilaksanakan. Kelompok siswa dikatakan memiliki minat membaca tinggi jika nilai total angket yang diperoleh di atas rata-rata, sebaliknya jika nilai total angket yang diperoleh siswa di bawah rata-rata, akan dikelompokkan minat membaca rendah. Perlakuan (treatment) pada pelaksaan penelitian, dibedakan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sesuai pembagian yang telah ditetapkan sebelumnya. Perbedaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Perlakuan (treatment) pada Kelas Eksperimen Subjek penelitian pada kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran tentang menulis cerita pendek sebanyak 10 kali pertemuan melalui Kompetensi Dasar (KD) 4.2 yaitu “memproduksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi, kompleks, dan ulasan/review film/drama yang koheren sesuai dengan karakteristik yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan”. Materi pembelajaran akan diberikan berdasarkan langkah-langkah yang ada pada metode mengajar kontekstual inquiri. b. Perlakuan (treatment) pada Kelas Kontrol Subjek penelitian pada kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran tentang menulis cerita pendek sebanyak 10 kali pertemuan melalui Kompetensi Dasar (KD) 4.2 yaitu “memproduksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi, kompleks, dan ulasan/review film/drama yang koheren sesuai dengan karakteristik yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan”. Materi pembelajaran akan diberikan berdasarkan langkah-langkah yang ada pada metode mengajar two stay two stray. Prosedur perlakuan Penelitian dilakukan melalui tiga tahap yaitu 1) tahap persiapan, 2) tahap pelaksanaan, dan 3) tahap akhir pelaksanaan perlakuan. Penjelasan lebih lengkap dapat dilihat pada uraian berikut:
60
1) Tahap Persiapan Tahap ini diisi dengan melakukan kegiatan penyusunan bahan perlakuan yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penyusunan bahan perlakuan RPP terdiri atas dua kelompok, yaitu bahan perlakuan yang berisi RPP untuk metode mengajar inquiry dan RPP untuk metode mengajar two stay two stray. Bahan perlakuan tersebut disesuaikan dengan silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013. Selanjutnya, RPP tersebut disajikan dalam 10 pertemuan. 2) Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan perlakuan berlangsung secara serempak pada masing-masing kelas selama 10 kali pertemuan. Tiap pertemuan, baik untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dilakukan pada dan waktu sesuai jadwal pelajaran siswa di masing-masing kelas. Sebelum disampaikannya materi pembelajaran, para siswa diberi pretes untuk mengetahui kemampuan awal menulis cerita pendek. Kelompok siswa yang diajar dengan metode mengajar inquiry pada tiap pertemuan dilakukan treatment dengan tahap atau langkah-langkah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelompok metode mengajar inquiry. Sementara itu, siswa yang diajar dengan metode mengajar two stay two stray juga dilakukan treatment dengan tahap atau langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan RPP kelopok metode mengajar two stay two stray. 3) Tahap Akhir Pelaksanaan Setelah melaksanakan 10 kali pertemuan, diadakan posttest untuk semua responden. Hal ini bertujuan untuk melihat kemampuan menulis cerita pendek berdasarkan penyerapan materi yang telah dipelajari selama diberikan treatment.
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas yang pertama ialah variabel metode mengajar sedangkan variabel bebas yang kedua adalah minat membaca. Variabel terikat yang ada pada penelitian ini ialah kemampuan menulis cerita pendek. Variabel metode mengajar terbagi menjadi dua
61
bagian, yaitu metode mengajar Inquiry (KI) dan metode mengajar Two Stay Two Stray (KTS). Variabel minat membaca dibedakan menjadi dua bagian, yaitu minat membaca tinggi dan minat membaca rendah. Secara operasional variabel-variabel penelitian tersebut diuraikan pada bagian selanjutnya. 2. Definisi Operasional a. Kemampuan Menulis Cerita Pendek Skor yang diperoleh siswa didapat setelah menulis cerita pendek pada instrumen menulis yang telah disediakan. Variabel kemampuan menulis cerita pendek akan diukur dengan menggunakan unsur-unsur penilaian kemampuan menulis cerita pendek dengan berbagai bobot untuk masing-masing unsur yang telah ditentukan sebelumnya. Penilaian tersebut menggunakan unsur: (1) kualitas dan ruang lingkup isi dengan bobot 20, (2) organisasi dan penyajian isi dengan bobot 30, (3) gaya dan bentuk bahasa dengan bobot 15, (4) mekanik yang berkenaan dengan tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan, dan kebersihan dengan bobot 25, serta (5) respon afektif guru terhadap karya dengan bobot 10. Jumlah nilai maksimal untuk kemampuan menulis cerita pendek berdasarkan definisi operasional di atas ialah 100. b. Minat Membaca Secara operasional, skor yang diperoleh siswa didapat setelah mengisi angket minat membaca. variabel yang akan diukur diubah menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan maupun pertanyaan. Pernyataan atau dukungan sikap diungkapkan dalam skala yang terbagi menjadi dua yaitu, pernyataan mendukung (positif) dan pernyataan tidak mendukung (negatif). Pada masing-masing item terdapat empat kategori pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Kriteria penilaian/skor pada angket yang digunakan dalam penelitian dibedakan antara item positif dan item negatif. Item positif dengan pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) mendapat skor Empat (4). Item positif dengan
62
pilihan jawaban Setuju (S) mendapat skor Tiga (3). Item positif dengan pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) mendapat skor Dua (2). Item positif dengan pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat skor Satu (1). Item negatif dengan pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) mendapat skor Satu (1). Item negatif dengan pilihan jawaban Setuju (S) mendapat skor Dua (2). Item negatif dengan pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) mendapat skor Tiga (3). Item negatif dengan pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat skor Empat (4). F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes untuk data kemampuan menulis cerita pendek dan teknik angket untuk data minat membaca. Data kemampuan menulis cerita pendek dikumpulkan dengan teknik tes yang berupa tes praktik menulis cerita pendek kepada setiap responden secara eksperimental. Peneliti melakukan penelitian terhadap sampel yang dikelompokkan dalam dua perlakuan yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelumnya siswa dibagi dalam dua kelompok, yaitu siswa yang memiliki minat membaca tinggi dan siswa yang mempunyai minat membaca rendah. Pengelompokkan tersebut dilakukan dengan menggunakan angket. Kemudian dilakukan tes kemampuan menulis cerita pendek yang diajar dengan metode mengajar inquiry dan yang diajar dengan metode mengajar two stay two stray. Hasil tes digunakan sebagai data untuk menentukan apakah antara metode mengajar inquiry dan two stay two stray serta minat membaca dapat mempengaruhi keterampilan menulis cerita pendek siswa.
G. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu: (1) lembar angket minat membaca dan (2) lembar tes keterampilan menulis cerita pendek. Penjelasannya dapat dilihat pada pemaparan berikut:
63
1. Angket Minat Membaca Angket minat membaca diberikan kepada siswa guna mengukur tinggi rendahnya minat membaca. Aspek-aspek yang digunakan dalam mengukur minat membaca ialah (1) motivasi, (2) kegemaran, (3) kebutuhan, (4) kesenangan, dan (5) ketertarikan. Adapun fungsinya adalah untuk mengetahui minat tinggi dan minat rendah membaca siswa. Prosedur penyusunan angket minat adalah menyusun indikator-indiktor minat yang terdiri dari: 5 butir soal motivasi, kebutuhan 12 butir soal, kesenangan 11 butir soal, dan perhatian 8 butir soal. Bentuk angket minat ialah menggunakan skala Likert. Dalam model Likert ini pernyataan pilihan terdiri dari kategori: sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju yang akan terbagi dalam 36 soal angket. Penilaian untuk pernyataan positif, dimulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju dengan skor 4, 3, 2, dan 1. Penilaian negatif berisi pernyataan dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju dengan skor 1, 2, 3, dan 4. Nilai responden merupakan nilai kumulatif yang diperoleh dari setiap butir pernyataan. 2. Tes Kemampuan Menulis Cerita Pendek Tes kemampuan menulis cerita pendek dimaksudkan untuk mengukur kemampuan menulis cerita pendek siswa. Tes tersebut berupa tes kinerja atau praktik menulis cerita pendek. Siswa ditugasi oleh guru untuk menulis cerita pendek agar dapat mengungkap gagasan, ide, dan perasaan dengan tema yang beraneka ragam sesuai dengan hal yang diketahui oleh siswa sendiri. Sementara itu, aspek yang dinilai dalam kemampuan menulis cerita pendek telah ditetapkan sesuai kriteria sebagai berikut:
64
Tabel 5. Tabel Penilaian Kemampuan Menulis Cerita Pendek No.
Unsur yang dinilai
Skor Maksimal
Skor Siswa
1.
Kualitas dan ruang lingkup isi
20
...
2.
Organisasi dan penyajian isi
30
...
3.
Gaya dan bentuk bahasa
15
...
4.
Mekanik: tata bahasa, ejaan, dan tanda baca,
25
...
Respon afektif guru terhadap karya tulis
10
...
Jumlah
100
...
kerapian tulisan, dan kebersihan 5.
H. Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen penelitian yang telah dibuat sebelumnya berupa angket untuk menilai minat membaca; dan tes menulis cerita pendek untuk mengukur kemampuan menulis cerita pendek, perlu dilakukan ujicoba untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitasnya. Ujicoba dilaksanakan di luar sampel namun tetap dalam populasi penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Ujicoba dilaksanakan di SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 10 Samarinda. Berikut paparan hasil uji validitas dan reliabilitas penelitian ini: 1. Instrumen Angket Minat Membaca a. Validitas Instrumen angket minat validitasnya diuji dengan menggunakan rumus korelasi product moment, yaitu validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh item-item tes mampu mengukur apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan (Djaali, Muljono, dan Ramli, 2000: 73). Langkah untuk mencari konstruk tersebut adalah: (a) mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur, (b) melakukan uji coba skala pengukuran tersebut pada sejumlah responden, (c) mempersiapkan tabel tabulasi jawaban, (d) menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total menggunakan rumus korelasi product moment.
65
Uji coba insrumen dengan menggunakan rumus korelasi product moment untuk mengetahui butir-butir yang valid dan tidak valid:
(Arikunto, 2005: 72) Keterangan: = koefisien korelasi antara X dan Y = skor rata-rata dari = skor rata-rata dari = banyaknya subjek Dari hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan angka kritik dari tabel korelasi nilai r dengan taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujian dinyatakan valid jika rhitung > rtabel. Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan rumus pearson product moment akan diketahui soal mana dari 36 soal tersebut yang memenuhi syarat di atas. Hasil uji validitas terhadap angket minat membaca dengan menggunakan rumus korelasi product moment, jumlah soal angket minat membaca semula berjumlah 60 butir diberikan kepada 33 responden. Setelah dihitung, diperoleh 36 butir soal valid. Sementara itu, 24 butir soal angket yang lain dinyatakan tidak valid atau gugur. Hal ini disebabkan 24 butir soal angket tersebut lebih kecil dari r-kritis yaitu 0,344 dengan taraf nyata = 0,05 dan n = 33 (lihat Lampiran 3a.) b. Reliabilitas Reliabilitas instrumen angket minat membaca dalam penelitian ini diuji dengan rumus alpha sebagai berikut:
r11= (Arikunto, 2005: 109)
66
Keterangan:
r11
= reliabilitas instrument
k
= banyaknya butir pertanyaan atau soal = jumlah butir varians = varians total Besarnya koefisien tingkat kepercayaan berkisar antara 0.00 – 1.00, dengan
ketentuan sebagai berikut: Koefisien 0.800 – 1.000 = sangat tinggi Koefisien 0.600 – 0.799 = tinggi Koefisien 0.400 – 0.599 = cukup Koefisien 0.200 – 0.399 = rendah Koefisien 0.000 – 0.199 = sangat rendah Hasil perhitungan uji reliabilitas yang ada mengunakan rumus alpha cronbach pada angket minat membaca menunjukkan hasil reliabel. Hal tersebut dikarenakan dari hasil perhitungan yang dilakukan setelah ujicoba diperoleh nilai koefisien reliabilitas 0,897 (lihat Lampiran 3b)
2.
Instrumen Tes Kemampuan Menulis Cerita Pendek
a.
Validitas Khusus validitas tes kemampuan menulis cerita pendek tidak dilakukan secara
empirik atau melalui perhitungan statistik, tetapi hanya digunakan construct validity atau validitas konstruk dengan melihat indikator yang diukur. Indikator tersebut sebelumnya telah disesuaikan dengan butir penilaian kemampuan menulis cerita pendek dan akan diminta pendapat dan penilaian ahli mengenai validitas indikator yang ada (Sugiyono, 2013: 177). Indikator yang telah ditetapkan disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Silabus untuk kemudian
67
dikaji oleh peneliti dengan mempertimbangkan saran dan pendapat dari pembimbing sebagai penilai ahli (expert judgement).
b. Reliabilitas Reliabilitas hasil ujicoba tes kemampuan menulis cerita pendek akan diuji menggunakan rumus alpha sama dengan rumus reliabilitas perhitungan angket minat membaca yang telah disampaikan sebelumnya. Pengukuran reliabilitas instrumen tes menulis cerita pendek akan menggunakan rumus statistik reliabilitas ratings. Adapun rumus relibilitas tersebut sebagai berikut: 11 =
(Purwanto, 2013: 172) Keterangan: 11
= koefisien reliabilitas rating dari seorang raters = varians antar subjek, Mk. = varians residu, varians interaksi subjek (s)
k
= banyak raters
Berikut langkah-langkah mencari nilai reliabilitas ratings:
a.
Mencari Jumlah Kuadrat Total (JKT) JKT = dan dbT =
b.
Mencari Jumlah Kuadrat Antar Raters (JKt) JKt =
68
dan dbt =
c.
Jumlah Kuadrat Antar Subyek (JKs) JKs =
dan dbs =
d.
Jumlah Kuadrat Residu (JKts) JKts = JKT – JKt – JKs dan dbts =
Hasil ujicoba reliabilitas tes kemampuan menulis cerita pendek akan dinyatakan reliabel dengan teknik reliabilitas ratings jika diperoleh nilai koefisien reliabilitas antara 0.00 – 1.00. Artinya jika nilai koefisien berada pada angka tersebut, tes kemampuan menulis cerita pendek dapat dikatakan reliabel. Setelah dilakukan uji coba dan perhitungan menggunakan teknik reliabilitas ratings pada instrumen kemampuan menulis cerita pendek, didapat nilai reliabilitas ratings sebesar 0,98. Artinya, instrumen tes kemampuan menulis cerita pendek dinilai reliabel (lihat Lampiran 3c.).
I.
Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu analisis data deskriptif dan inferensial. 1. Analisis Data Deskriptif Analisis data deskriptif dilakukan dengan menyajikan data melalui tabel distribusi frekuensi yang umumnya menggunakan histogram, kemudian dilanjutkan dengan perhitungan nilai sentral untuk melihat sebaran data dengan menghitung modus, median,
69
mean. Selanjutnya, dapat dilihat variansi data dengan menggunakan range, varians, standar deviasi, dan koefisien variasi (Taniredja dan Mustafidah, 2012: 61).
2. Analisis Data Inferensial Analisis data inferensial adalah teknik analisis statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan unuk populasi yang jelas, teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random (Sugiyono, 2013: 209). Analisis ini dilakukan dengna terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan sebagai syarat untuk uji hipotesis. Penjabaran lebih lanjut dapat dilihat melalui uraian berikut ini: a.
Uji Persyaratan
Uji persyaratan dilakukan dengan dua tahap yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas sampel ialah pengujian terhadap normal atau tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Uji homogenitas adalah pengujian yang melihat ada tidaknya variansi di antara kelompok sampel. Jika hasil uji persyaratan menunjukkan hasil yang baik, maka data sampel dapat digunakan untuk generalisasi pada populasi. Uji persyaratan meliputi normalitas dengan menggunakan teknik Liliefors (lihat lampiran 8,), sedangkan homogenitas menggunakan teknik Bartlett (lihat lampiran 9.). b. Uji Hipotesis Penggunaan analisis data inferensial untuk menguji hipotesis digunakan statistik anava dua jalan. Uji persyaratan tersebut dilakukan pada masing-masing kolom dan baris pada rancangan eksperimen 2x2. Bentuk rancangan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 6. Rancangan Analisis Data Desain Faktorial 2x2 Metode Mengajar (A) Inquiry (A1) Two Stay Two Stray (A2)
Minat Membaca (B) Tinggi (B1)
Rendah (B2)
A1B1
A1B2
A2B1
A2B2
70
Keterangan: A1B1: Kelompok siswa dengan kemampuan menulis cerita pendek menggunakan metode mengajar inquiry yang mempunyai minat membaca tinggi. A2B1: Kelompok siswa dengan kemampuan menulis cerita pendek menggunakan metode mengajar two stay two stray yang mempunyai minat membaca tinggi. A1B2: Kelompok siswa dengan kemampuan menulis cerita pendek menggunakan metode mengajar inquiry yang mempunyai minat membaca rendah. A2B2: Kelompok siswa dengan kemampuan menulis cerita pendek menggunakan metode mengajar two stay two stray yang mempunyai minat membaca rendah.
J. Hipotesis Statistik Untuk menguji hipotesis nol (H0), maka hipotesis dirumuskan sebagai berikut: 1. Hipotesis pertama H0 : μA1 ≤ μA2 H1 : μA1 > μA2 2. Hipotesis kedua H0 : μB1 ≤ μB2 H1 : μB1 > μB2 3. Hipotesis ketiga H0 : A x B = 0 H1 : A x B > 0 Keterangan: μA1
: Rerata keterampilan menulis cerita pendek siswa menggunakan metode mengajar inquiry.
μA2
: Rerata
keterampilan menulis cerita pendek siswa menggunakan metode
71
mengajar two stay two stray. μB1
: Rerata
keterampilan menulis cerita pendek siswa dengan minat membaca
tinggi. μB2
: Rerata
keterampilan menulis cerita pendek siswa dengan minat membaca
rendah. A
: Metode mengajar.
B
: Minat membaca.
A x B : Interaksi antara metode mengajar dan minat membaca.