35
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada penelitian ini membandingkan kelompok eksperiment yang sampelnya di observasi terlebih dahulu sebelum diberi perlakuan kemudian setelah diberikan perlakuan sample tersebut di observasi kembali dengan kelompok kontrol yang sampelnya diobservasi sebelum dan sesudah tanpa diberikan perlakuan. (Notoatmodjo, 2005). Bentuk rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut :
K-A
K-B
PRETES
PENYULUHAN HIPERTENSI
POSTES
A1
(X)
A2
PRETES
KONTROL
B1
( Y)
POSTES B2
Keterangan : K-A: Kelompok Eksperimen (Kelompok yang diberi perlakuan : penyuluhan hipertensi). K-B: Kelompok Kontrol (Kelompok yang tidak diberi perlakuan : tidak diberi penyuluhan hipertensi). A1: Tingkat pengetahuan pada kelompok intervensi sebelum diberikan penyuluhan hipertensi. (X): Pemberian penyuluhan tentang hipertensi. A2 : Tingkat pengetahuan pada kelompok intevensi setelah diberikan penyuluhan hipertensi. B1: Tingkat pengetahuan pada kelompok kontrol yang diberi koesioner pertama. (Y): Tidak diberi penyuluhan hipertensi.
36
B2: Tingkat pengetahuan pada kelompok kontrol yang diberi koesioner kedua. Dengan demikian didapatkan dua hasil obsevasi awal dan akhhir pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Rancangan ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh penyuluhan hipertensi terhadap
tingkat
pengetahuan pada penderita hipertensi. Hal ini dimaksudkan untuk menilai adanya peningkatan tingkat pengetahuan masyarakat dengan melihat besarnya pengaruh perlakuan terhadap kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan hipertensi dan kelompok kontrol yang tidak diberikan penyuluhan hipertensi.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah orang yang menderita hipertensi yang bertempat tinggal di Wilayah Kelurahan Kembangarum Semarang Barat, yaitu sebanyak 152 orang yang menderita hipertensi. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang menderita hipertensi di Kelurahan Kembangarum Semarang Barat. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan Purposive Sampling. Dimana pengambilan sample ini dengan pertimbangan tertentu. Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut: N
n=
2
1 N (d )
=
152 1 152(0,12 )
=60,31= 61
Jadi, jumlah sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini sebanyak 61orang. Keterangan : n = Perkiraan jumlah sampel. N = Besar Populasi.
37
d = tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan. (Notoatmodjo, 2002). Sampelnya terdiri dari 61 0rang yang menderita hipertensi, dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperiment 31 orang dan kelompok kontrol 30 orang. Untuk menentukan layak atau tidaknya sampel yang mewakili keseluruhan populasi untuk diteliti, harus berdasarkan kriteria sebagai berikut : a. Kriteria inklusi Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003). Yang termasuk dalam kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : 1) Penderita hipertensi yang berusia 40-60 tahun. 2) Penderita hipertensi dengan tingkat pendidikan SD,SMP,SMA. 3) Penderita hipertensi dengan tekanan darah di atas 140/90 mmHg 4) Penderita hipertensi yang setuju menjadi responden. 5) Responden yang dapat diajak komunikasi dengan baik, dapat membaca, menulis dan pendengarannya baik. b. Kriteria eklusi Kriteria eklusi adalah menghilangkan / mengeluarkan subjek yang tidak memenuhi kriteria inklusi karena berbagai sebab (Nursalam, 2003). Yang termasuk dalam kriteria eklusi dalam penelitian ini adalah : 1) Penderita hipertensi dengan komplikasi dan yang tidak memenuhi kriteria inklusi.
38
C. Definisi Operasional, Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran Tabel 3.1 Definisi Operasional No 1
2
Variabel Penyuluhan tentang hipertensi
Tingkat Pengetahuan
Definisi Operasional Pemberian penyuluhan hipertensi pada penderita hipertensi yang terdiri dari: Definisi hipertensi Klasifikasi hipertensi Penyebab hipertensi Tanda gejala hipertensi Komplikasi hipertensi Penatalaksanaan hipertensi Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab yang dilakukan selama 1 x 45 menit sebanyak 3 kali.
Instrumen SAP
Tingkat pemahaman masyarakat penderita hipertensi untuk menjawab pertanyaan tentang hipertensi meliputi: Definisi hipertensi Klasifikasi hipertensi Penyebab hipertensi Tanda gejala hipertensi Komplikasi hipertensi Penatalaksanaan hipertensi
Kuesioner Diukur dengan kuesioner dengan 20 item pertanyaan favourabel: skor 1 untuk jawaban benar, skor 0 untuk jawaban salah.
Hasil Ukur Diberi penyuluhan hipertensi.
Skala Nominal
Tidak diberi penyuluhan hipertensi
Skor tingkat Pengetahuan. Nilai tertinggi: 20 Nilai terendah: 0 Untuk mendeskripsika n maka dapat dikategorikan menjadi: Pengetahuan Baik:80100% Pengetahuan Cukup: 66%-79% Pengetahuan Kurang:< 65%
Ordinal
39
D. Metode Pengumpulan Data 1. Cara Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah dengan pemberian kuesioner pada responden penelitian. Dalam penelitian
ini
menggunakan
model
kuesioner
tertutup.
Peneliti
menggunakan dua buah kuesioner, kuesioner A untuk mengetahui data diri responden dan kuesioner B untuk mengetahui tingkat pengetahuan pada penderita hipertensi. Pada kuesioner B diberikan pada dua kelompok sample yang terdiri dari kelompok eksperiment dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperiment dilakukan pretest – postest dengan diberikan kuesioner B dengan 20 item pertanyaan yang sama untuk yang mengukur tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan hipertensi. Pada kelompok kontrol dilakukan pretest – postest dengan diberikan kuesioner B dengan 20 item pertanyaan yang sama untuk yang mengukur tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah tanpa diberikan penyuluhan hipertensi. Kemudian hasilnya dibandingkan antara kelompok eksperiment dan kelompok kontrol, dilihat adakah pengaruh tingkat pengetahuan pada penderita hipertensi yang diberi penyuluhan hipertensi dan yang tidak diberi penyuluhan setelah itu data tersebut diolah dan dianalisis sesuai dengan kebutuhan. Sebelum kuesioner diberikan responden diberi penjelasan tentang tujuan penelitian kemudian dianjurkan untuk menandatangani lembar persetujuan inform concent sebagai responden untuk mendapatkan data tingkat pengetahuan pada penderita hipertensi dengan memberikan kuesioner yang berisi 20 item pernyataan kepada responden penelitian untuk diisi. Sebelum mengisi kuesioner responden diberi penjelasan tentang cara pengisian dan jika ada responden yang kesulitan untuk menulis atau membaca maka peneliti akan membantu mengisikan atau membacakan sesuai dengan jawaban yang dipilih oleh responden.
40
2. Instrumen Penelitian Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri dari dua buah yaitu: kuesioner A untuk mengetahui data diri responden, kemudian kuesioner B yang terdiri dari 20 item pertanyaan dengan pilihan jawaban multiple choice, yang berisikan tentang pertanyaan yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan tentang hipertensi yang diberikan pada masyarakat penderita hipertensi di kelurahan Kembangarum Semarang Barat. Responden dapat memilih jawaban sesuai dengan tanggapannya. Pertanyaan sebanyak 20 item pertanyaan yang mendukung (favorable). Pemberian nilai untuk penyataan adalah pertanyaan favorable skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Instrumen tersebut berupa kuesioner yang telah dilampirkan (Notoatmodjo, 2005). Menurut Waridjan, (1999) mengatakan bahwa pengkategorian tehadap tingkat pengetahuan sebagai berikut : Baik jika jawaban benar
: 80-100 %
Cukup jika jawaban benar
: 66 – 79 %
Kurang jika jawaban benar
: < 65 %
3. Uji coba instrumen. Sebelum instrumen atau alat ukur digunakan maka dilakukan uji coba terlebih dahulu yaitu dengan pengujian validitas dan reliabilitas. a. Uji Validitas. Validitas berasal dari kata validity yang artinya bahwa sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Nursalam, 2003). Sebelumnya peneliti telah melakukan uji ekspert dengan ahli dalam bidang keperawatan komunitas dan keperawatan medikal bedah yaitu dua orang dosen pengampu mata kuliah keperawatan komunitas dan keperawatan medikal bedah Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang dengan hasil sebagai berikut: dari 23 item
41
pertanyaan yang diajukan ada 1 item pertanyaan yang tidak relevan yaitu soal no.3, ada 12 item pertanyaan yang relevan apabila pertanyaan direvisi yaitu soal no.2,4,5,7,8,9,11,12,16,19,20,21 sedangkan yang dinyatakan
relevan
ada
8
item
pertanyaan
yaitu
soal
no.1,6,10,13,14,15,17,18. Ada 2 yang relevan akan tetapi soalnya sama dengan soal no.21 sehingga dihilangkan yaitu soal no.22,23. Pengujian validitas eksternal dapat dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi lain mengenai variabel penelitian yang dimaksud. Agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati normal, maka perlu dilakukan uji coba melalui kegiatan pilot study dengan jumlah responden untuk uji coba adalah 20 orang. Uji coba ini akan dilakukan dengan jumlah responden 20 orang di Kelurahan Kalipancur Semarang Barat ( Arikunto, 2002). Uji validitas pada penelitian ini menggunakan rumus Pearson Product Moment untuk mengetahui validitas tiap item pertanyaan: rhitung
n XY X . Y
n. X
2
X .. n. Y 2 Y 2
2
keterangan : rhitung
: koefisien korelasi
Xi Yi
: jumlah skor item
n
: jumlah responden
: jumlah skor total
Hasil perhitungan korelasi tiap – tiap item dengan skor akan dibandingkan dengan tabel nilai Product Moment, jika nilai r hitung lebih besar dari koefisien nilai tabel kritis r yaitu pada taraf signifikasi 5 % maka instrumen yang diujikan dinyatakan valid ( Riwidikdo, 2006). Kuesioner ini telah dilakukan uji validitas di Kelurahan Kalipancur Semarang Barat dengan 20 responden, dalam hal ini tentang tingkat pengetahuan hipertensi pada penderita hiperternsi. Uji validitas ini dilakukan dengan perhitungan rumusan korelasi person product
42
moment. Berdasarkan perhitungan rumusan tersebut, nilai rhitung untuk pertanyaan dibandingkan rtabel adalah , dengan rhitung (0,5096-0,8887) > 0,44 rtabel atau p-value < 0,05. maka dapat diambil kesimpulan bahwa item kuesioner tersebut valid. b. Uji Reliabilitas. Uji Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali – kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2003). Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan ( Notoatmodjo, 2005). Setelah mengukur validitas, maka perlu mengukur reabilitas data apakah alat ukur tersebut dapat digunakan atau tidak. Pengujian reliabel instrumen pada penelitian ini menggunakan rumus Alpa Cronbach: r 11 : [ k ] [1 - σb 2 ] σi2
( k-1 ) Keterangan : r 11
= Koefisien reabilitas
k
= Jumlah item dalam instrumen
σb 2
= Jumlah varians butir
σi2
= Varians total
Instrumen ini dikatakan reliabel apabila indeks reliabilitas yang di peroleh r11 > r tabel. Pada penelitian ini nilai koefisian realibilitas instrumen memiliki nilai 0,9514 > 0,60, sehingga instrumen tersebut dinyatakan reliabel dan layak digunakan.
43
E. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan data. Adapun langkah-langkah dari pengolahan data meliputi : a. Editing data. Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan pada kuesioner yang dikembalikan oleh responden diperiksa kebenaran dan kelengkapannya jika ada yang belum lengkap, maka responden diminta untuk melengkapinya b. Skoring Setiap item pertanyaan tingkat pengetahuan favorable dijawab benar bernilai 1 dan dijawab salah bernilai 0, setiap respon memiliki total skor pengetahuan untuk kemudian dihitung persen benar.(Arikunto, 2002). c. Entry data Data yang didapat dari penelitian kemudian dimasukkan ke dalam komputer dengan menggunakan program SPSS for window release 16. d. Tabulating Setelah entry data kemudian data tersebut dikelompokkan dan ditabulasikan, sehingga diperoleh frekuensi dari masing-masing variabel. 2. Analisis data. Data yang telah dikumpulkan univariat dan bivariat akan dianalisis dan diinterpretasikan lebih lanjut untuk menguji hipotesa. Dalam penelitian ini, untuk menganalisa data yang telah dikumpulkan. Analisis data dilakukan dengan komputer menggunakan program SPSS. Analisis data yang akan dilakukan: a. Univariat. Unit ini digunakan untuk mendiskripsikan frekuensi dari masingmasing variabel, baik variabel bebas maupun variabel terikat melalui prosentase dan distribusi frekuensi. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai bahan informasi (Notoatmodjo, 2003). Penelitian ini menggunakan analisis univariat untuk mendeskripsikan
44
karakteristik
responden,
penyuluhan
hipertensi
sebagai
variabel
independen dan tingkat pengetahuan pada penderita hipertensi sebagai variabel dependen. b. Bivariat. Yaitu analisis data yang dilakukan pada dua variabel yang diduga mempunyai hubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2005). Untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah mendapat penyuluhan hipertensi dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah tanpa diberi penyuluhan hipertensi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji T - test( t dependent / t – paired test ). Sedangkan untuk mengetahui perbandingan perbedaan antara pre-test pada kelompok eksperiment dan kelompok kontrol, dan posttest pada kelompok eksperiment dan kelompok kontrol teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji Ttest
(T-independent).
Sebelumnya
dilakukan
uji
kenormalitasan
menggunakan Kolmogorof Smirnov dengan derajat kemaknaan p > 0,05 maka menunjukan data berdistribusi normal. Hasil dari uji kenormalan saat pre-test pada kelompok eksperimen adalah sebesar p 0,346 > 0,05 dan post-test pada kelompok eksperiment adalah sebesar p 0,208 > 0,05 sehingga data dinyatakan berdistribusi normal. Hasil uji
kenormalan
pada kelompok kontrol pada saat pre-test adalah sebesar p 0,793 > 0,05 dan post-test pada kelompok kontrol adalah sebesar p 0,878 > 0,05 sehingga data dinyatakan berdistribusi normal.Dari uji statistik tersebut dapat ditetapkan: 1. Hipotesa penelitian Ha diterima dan Ho ditolak jika dengan p value
lebih kecil dari alpha 0,05. 2. Hipotesa penelitian Ha ditolak dan Ho diterima jika dengan p value
lebih besar dari alpha 0,05.
45
F. Etika Penelitian 1. Informed Consent.
Peneliti memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian serta memberikan hak untuk menolak dijadikan responden penelitian. Informed Consent terlampir pada lampiran IV. 2. Anonimity.
Untuk tetap menjaga kerahasian responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden, tapi peneliti menggunakan inisial nama atau kode tertentu untuk masing-masing responden. 3. Confidentiality
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin oleh peneliti. Data tersebut hanya akan disajikan / dilaporkan pada pihak yang terkait dengan penelitian.
G. Jadwal Penelitian. Terlampir pada lampiran 18.