BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di kawasan objek wisata Waduk Sermo di Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) karena berdasarkan informasi, kawasan objek wisata Waduk Sermo memiliki potensi ekonomi dan wisata serta telah menjadi salah satu objek wisata yang cukup banyak dikunjungi wisatawan. B. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data antarruang (cross section),yaitu jenis data yang terdiri dari variabel-variabel yang dikumpulkan pada sejumlah kategori pada satu waktu tertentu. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada sumber data diperoleh, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden yakni wisatawan Waduk Sermo melalui kuesioner (lampiran 3). Kuesioner berisi daftar pertanyaan mengenai willingness to pay wisatawan untuk perbaikan kualitas objek wisata Waduk Sermo yang telah disiapkan terlebih dahulu. Adapun data sekunder merupakan data yang diperoleh dari hasil pengolahan pihak kedua atau hasil publikasi pihak lain seperti instansi, badan internasional, publikasi ilmiah dan hasil penelitian orang lain. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini di antaranya diperoleh dari Dinas Pariwisata 37
Daerah Istimewa Yogyakarta, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo serta dari literaturliteratur lainnya yang relevan dengan penelitian ini. C. Metode Pengumpulan Data Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Menurut Dewajani dalam Wafi (2014) metode survei (self administered survey) adalah suatu metode mengumpulkan informasi tentang karakteristik, tindakan, pendapat dari sekelompok responden yang dianggap sebagai representatif populasi. Metode survei merupakan metode terbaik yang ada dalam mengumpulkan data asli untuk mendeskripsikan suatu populasi yang terlalu besar untuk diamati secara langsung. Instrumen yang digunakan dalam metode survei penelitian ini adalah kuesioner, yaitu suatu alat penelitian berupa lembaran yang berisi daftar pertanyaan dengan struktur yang baku untuk memperoleh informasi dari sejumlah responden. D. Metode Pengambilan Sampel Adanya
keterbatasan
waktu,
biaya
dan
tenaga,
maka
dalam
pengumpulan data primer dilakukan terhadap 100 responden dengan metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Nonprobability Sampling yaitu Accidental Sampling. Menurut
Jogianto dalam
Amanda (2009), Accidental Sampling adalah : “suatu metode pengambilan sampel secara nyaman yang dilakukan dengan memilih sampel bebas, sekehendak periset, dimana responden yang mudah ditemui atau dijangkau akan dijadikan sebagai sampel dengan tetap mempertahankan kelayakan dan ketepatan sampel yang
38
dipilih”. Penentuan jumlah sampel berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut (Sugiyono, 2003) : 𝑛=
𝑁 1 + 𝑁𝑒 2
Dimana : n
= Ukuran sampel
N
= Ukuran populasi
e
= Standar Error sebesar 0,10 (10%)
Dengan menggunakan rumus di atas, maka perhitungannya adalah sebagai berikut : 𝑛=
=
81.460 1 + 81.460 0,10
2
81.460 1 + 814,6
= 99,88 Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka diperoleh jumlah sampel adalah 99,88 yang dibulatkan menjadi 100 orang. E. Definisi Operasional Variabel Variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable). Adapun variabel yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Variabel Terikat Willingness to pay (WTP) adalah kesediaan membayar wisatawan Waduk Sermo yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). Estimasi Willingness to pay (WTP) diperoleh melalui nilai rata-rata Willingness to pay (EWTP) 39
responden pada Focus Group Discussion (FGD) dengan metode Bidding Game yang selanjutnya keseluruhan nilai willingness to pay akan dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah responden. Estimasi nilai rata-rata willingness to pay dirumuskan sebagai berikut : 𝐸𝑊𝑇𝑃 =
𝑛 𝑡=1 𝑊𝑇𝑃𝑖
𝑛
Di mana : EWTP
= Estimasi Rata-rata willingness to pay
WTPi
= Nilai willingness to pay ke-i
n
= Jumlah Responden
i
= Responden ke-i yang bersedia membayar (𝑖=1,2,3,…n)
Nilai EWTP ini digunakan untuk menentukan willingness to pay responden dengan Dichotomous Choice. Nilai variabel dummy WTP adalah 1 jika “WTP = EWTP” dan 0 jika ”WTP ≠ EWTP”. 2. Variabel Bebas 1) Jenis Kelamin (JK), adalah gender responden yaitu laki-laki dan perempuan. Nilai variabel dummy JK adalah 1 jika ”laki-laki” dan 0 jika ”perempuan”. 2) Usia (US), adalah usia responden yang dinyatakan dalam satuan tahun. 3) Status Pernikahan (SP), adalah status yang dimiliki responden apakah memiliki/pernah memiliki ikatan pernikahan, baik secara formal negara, agama atau adat. Nilai variabel dummy SP adalah 1 jika ” sudah menikah” dan 0 jika ” belum/tidak menikah”.
40
4) Pendidikan (PDDKN), adalah lama pendidikan formal yang dicapai oleh responden yang dinyatakan dalam satuan tahun. 5) Pendapatan (PDPTN), adalah upah atau gaji responden yang diterima tiap bulan. Untuk pelajar dan mahasiswa, pendapatan merupakan uang saku perbulan, sedangkan untuk ibu rumah tangga pendapatan merupakan total pengeluaran konsumsi tiap bulan yang dinyatakan dalam rupiah (Rp). 6) Frekuensi Kunjungan (FK), adalah banyaknya kunjungan ke objek wisata yang pernah dilakukan oleh responden. F. Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi willingness to pay wisatawan untuk perbaikan kualitas objek wisata Waduk Sermo di kabupaten Kulonprogo dilakukan dengan menggunakan metode regresi logistik. Menurut Mirawanti, dan Ulama (2008), metode regresi logistik digunakan ketika variabel terikatnya mempunyai sifat kualitatif dan mempunyai urutan. Bentuk modelnya terdiri dari regresi logistik dichotomous dengan syarat variabel terikat terdiri dari dua kategori, dan regresi logistik polytomous dengan syarat variabel terikat terdiri dari lebih dari dua kategori. Ghozali dalam Ulfah (2014) menyatakan kelebihan dari metode regresi logistik adalah lebih fleksibel dibanding metode lainnya karena tidak memerlukan uji normalitas serta uji asumsi klasik lainnya pada variabel bebasnya. Selain itu variabel bebas dalam regresi logistik bisa campuran dari variabel kontinyu, diskrit dan dikotomi.
41
Pengujian terhadap data dilakukan dengan uji ketepatan klasifikasi, uji kesesuaian model, dan uji signifikansi parameter sebagai berikut : 1. Uji Ketepatan Klasifikasi Uji ketepatan klasifikasi dilakukan dengan tujuan untuk memprediksi ketepatan model dalam mengklasifikasikan observasi yang dinyatakan dalam persentase. Semakin besar persentasenya maka semakin sempurna ketepatan suatu model dalam mengklasifikasikan observasinya. 2. Uji Kesesuaian Model a. Uji Nagelkerke R Square Uji Nagelkerke R Square sama halnya dengan R –Square (R2) pada regresi linier yang menjelaskan seberapa besar persentase kecocokan model, atau nilai yang menunjukkan seberapa variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat (Basuki, 2015).
Nilai Nagelkerke R Square berkisar
antara 0 sampai 1. Suatu Nagelkerke R Square bernilai 1 berarti ada kecocokan sempurna antara variabel terikat dengan variabel bebas. Sedangkan Nagelkerke R Square bernilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas. b. Uji Hosmer dan Lemeshow Uji Hosmer and Lemeshow dilakukan untuk menguji apakah data empiris sesuai dengan model sehingga model dapat dikatakan fit dan layak dipakai. Hipotesis yang digunakan adalah : 𝐻0 ∶ model mampu memprediksi nilai observasinya 𝐻1 ∶ model tidak mampu memprediksi nilai observasinya
42
Menurut Ningsih (2015), hasil pengujiannya adalah : -
H0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05, maka model mampu memprediksi nilai observasinya.
-
H1 diterima jika nilai signifikansi < 0,05, maka model tidak mampu memprediksi nilai observasinya.
3. Uji Signifikansi a. Uji Signifikansi Simultan (Overall Test) Uji signifikansi simultan dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hipotesisnya yaitu : 𝐻0 ∶ Semua variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. 𝐻1 ∶ Semua variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Hasil pengujiannya adalah : -
H0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05, maka semua variabel bebas secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel terikat.
-
H1 diterima jika nilai signifikansi < 0,05, maka semua variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat.
b. Uji Signifikansi Parsial (Partial Test) Uji parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Hipotesis yang digunakan adalah : 𝐻0 ∶ variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
43
𝐻1 ∶ variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Hasil pengujiannya adalah : -
H0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05, maka variabel bebas tidak mempengaruhi variabel terikat.
-
H1 diterima jika jika nilai signifikansi < 0,05, maka variabel bebas mempengaruhi variabel terikat.
44