BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 1.1.1.Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. Lokasi SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati ini terletak di Jalan Juwana-Kuniran Km 5 Desa Ketip Kecamatan Juwana Kabupaten Pati kode pos 59185, tepatnya berada di daerah pinggiran kota kecamatan yang berada di paling timur Kota Kecamatan Juwana. Letaknya juga sangat strategis yaitu berada di pinggir jalan raya. Meskipun SD Negeri Ketip ini berada di daerah pedesaan, namun SD Negeri Ketip ini tidak kalah jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah SD lain yang berada di daerah kota. SD Negeri Ketip ini merupakan sekolah yang cukup berkompeten dan memiliki nilai akreditasi A. Sekolah ini mempunyai 6 ruang kelas, 1 ruang kantor guru, 1 ruang komputer, 1 ruang dapur sekolah dan 1 ruang untuk kantin sekolah. Sedangkan untuk jumlah guru dan karyawan yang ada dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 5 Keadaan Guru SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati Status Kepegawaian
Jumlah
Guru Tetap/ PNS
5
Guru Bantu/ Wiyata Bakti
4
Karyawan Tetap
1
Jumlah
10
1.1.2.Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati semester II Tahun Pelajaran 2012/2013, yang berjumlah 31 siswa terdiri dari 14
35
36
siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan dengan latar belakang yang berbeda, tingkat intelegensi yang heterogen dan tingkat ekonomi yang berbeda pula. Menurut keterangan yang peneliti peroleh dari guru kelas, siswa kelas 4 SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati ini rata-rata memiliki tinggat intelegensi yang kurang, karena untuk siswa yang memiliki tingkat intelegensi tinggi atau bisa dikatakan pandai itu bisa dihitung menggunakan jari saja. Kondisi seperti ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, bukan saja faktor dari pihak sekolah melainkan juga faktor dari keluarga. Kondisi sosial ekonomi dari orang tua atau wali siswa berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Mayoritas wali siswa ini bekerja sebagai petani, ada yang sebagai buruh dan wiraswasta. Kesibukan orang tua untuk bekerja setiap harinya terkadang menjadikan mereka kurang dalam mengawasi serta memperhatikan pendidikan putra dan putrinya, sehingga orang tua atau wali siswa menyerahkan seluruh pendidikan kepada pihak terkait seperti guru misalnya. Padahal pendidikan itu berhasil apabila ada kerjasama yang baik antara pihak sekolah, orang tua atau wali siswa dan masyarakat sekitar.
1.2. Variabel yang Diteliti dan Definisi Operasional Menurut Yatim Riyanto, (2010:11) variabel dapat diartikan sebagai suatu konsep yang memiliki nilai ganda, atau dengan perkataan lain suatu faktor yang jika diukur akan menghasilkan skor yang bervariasi. Variabel penelitian merupakan gejala yang menjadi objek penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
1.2.1. Variabel Bebas Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe index card match. Model pembelajaran kooperatif tipe index card match merupakan model pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa ketika pembelajaran dalam bentuk kelompok kecil berpasangan, setiap anggota memiliki materi yang berbeda dan bertugas mencari pasangannya berdasarkan kecocokan
37
materi yang tertulis dalam bentuk kartu indeks. Biasanya variabel independent diberi symbol X. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatiftipe index card match adalah sebagai berikut: a. b. c. d.
e.
f.
g. h.
Menyiapkan kartu indeks sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas(31 kartu indeks). Membagi kartu indeks tersebut menjadi dua bagian yang berisi kartu pertanyaan dan kartu jawaban. Guru mencampuradukkan kartu indeks tersebut secara acak sehingga tercampur antara kartu soal dan kartu jawaban. Guru membagikan kartu indeks tersebut kepada semua siswa. Guru juga menjelaskan bagaimana aturan permainan dengan menggunakan kartu indeks, bahwa siswa yang mendapatkan kartu soal harus mencari temannya yang mendapat kartu jawaban dari soal yang diperolehnya, demikian pula sebaliknya. Setelah siswa menemukan pasanganya, siswa diminta untuk duduk sesuai dengan pasangan yang diperolehnya. Antar pasangan satu dengan yang lain diminta untuk tidak memberitahukan materi yang diperolehnya. Kemudiansetiap pasangan diminta untuk membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras secara bergantian agar didengar oleh teman-teman yang lain, kemudian pasangannya membacakan jawaban juga dengan suara keras. Setelah semua pasangan selesai membacakan soal dan jawaban yang diperolehnya kemudian guru membuat klarifikasi. Bersama-sama siswa dan guru membuat kesimpulan hasil belajar yang telah dilakukan. Guru memberikan evaluasi pada akhir pembelajaran tentang materi yang telah dipelajari bersama. Penutup.
1.2.2. Variabel Terikat Variabel terikat (dependent)adalah variabel yang menjadi obyek utama penelitian. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar PKn. Hasil belajar PKn adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah melalui pengalaman belajarnya yang meliputi kemampuan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan). Biasanya variabel dependent diberi simbol Y.
38
1.3. Rencana Tindakan Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian tindakan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya, sehingga berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan karena ada kesenjangan atau perbedaan antara harapan dan kenyataan. Setelah Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan diharapkan terjadi keadaan yang ideal.Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu tipe kolaborasi, dimana peneliti berkolaborasi dengan guru kelas dan guru lain yang bertindak sebagai observer penelitian di SD tempat penelitian. Pada Penelitian Tindakan Kelas tipe kolaborasi, peneliti yang merancang RPP dan lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian. Guru kelas yang mengajarkan RPP tersebut pada saat pelaksanaan penelitian sedangkan peneliti yang dibantu oleh guru lain yang bertindak sebagai observer mengamati jalannya pelaksanaan penelitian. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdapat 3 kali pertemuan yang akan dilaksanakan dengan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai. Model rencana tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang dikemukakan oleh C.Kemmis dan Mc.Taggart, yang disebut model spiral. Tahap–tahap yang dilaksanakan dalam setiap sikluspada model ini terdiri dari tiga tahap yakni rencana tindakan, tindakan dan observasi, serta refleksi yang dapat ditunjukkan melalui gambar 2berikut ini: Perencanaan Refleksi Siklus 1
Pelaksanaan dan pengamatan
Perencanaan Refleksi Siklus 2
Pelaksanaan dan pengamatan
Gambar 2. Bagan Prosedur Penelitian
39
Berdasarkan prosedur penelitian PTK model Taggart, maka pelaksanaan tindakan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe index card match siswa kelas 4 SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati dilaksanakan dalam 2 siklus kegiatan, dimana setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Setiap siklus diadakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card match, dimana pada akhir masing-masing siklus guru dan peneliti melakukan refleksi untuk menilai atau mengukur tingkat keberhasilan model pembelajaran kooperatif tipe index card match dalam peningkatan hasil belajar siswa kelas 4 tersebut. Dalam satu siklus, diadakan sebanyak 3 kali pertemuan yang tiap pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran (2x35 menit). Pada pertemuan 1 dan pertemuan 2, diisi dengan penjelasan materi globalisasi oleh guru dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe index card match. Sedangkan pada pertemuan ke 3, diisi dengan sedikit pengulasan materi globalisasi oleh guru dan dilanjutkan dengan siswa mengerjakan evaluasi pembelajaran dan skala sikap pada akhir siklus.
1.3.1. Pelaksanaan Siklus 1 Pada pelaksanaan siklus I kegiatan yang dilakukan merupakan tindakan untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada kondis awal (Pra Siklus). Siklus 1 dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1)
Perencanaan Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil tes awal dan observasi awal. Dalam
kegiatan perencanaan, gurudan peneliti mendiskusikan tentang rencana tindakan yang akan dilakukan. Di samping itu, guru dan peneliti menyamakan persepsi dalam menyusun perangkat pembelajaran berupa: RPP, LKS, lembar pengamatan (observasi), dan penentuan tema atau materi pembelajaran. RPP yang dibuat tentang materi PKn yang akan diajarkan yaitu materi globalisasi tentang arti dan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya. Media yang akan digunakan dalam pembelajaran ini antara lain globe dan gambar-
40
gambar contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungan, perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian dan butir-butir soal. 2)
Implementasi Tindakan dan Observasi Pelaksanaan pembelajaran didasarkan pada skenario pembelajaran yang telah
dibuat dalam RPP dengan model pembelajaran kooperatif tipe index card match, sehingga prosesnya sesuai dengan arah yang diinginkan. Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Kegiatan inti dilakukan oleh guru kelas yang berkolaborasi dengan peneliti dibantu guru rekan sejawat di sekolah sebagai observer dan waktunya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi pada siklus 1 ini, dilakukan hanya untuk melihat bagaimana siswa dalam belajarnya terutama saat guru sedang mengajar dengan model pembelajaran kooperatif tipeindex card match. 3)
Refleksi Refleksi kegiatan dimana peneliti dan observer mengolah apa yang
diobservasinya, dan mencari maknanya untuk kemudian menemukan pola atau tema atau rangkaian-rangkaian kejadian. Refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-hambatan yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe index card match sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan belajar PKn materi globalisasi tentang arti dan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungan siswa kelas 4 SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus 2. Siklus 2 dilakukan untuk memantapkan model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe index card match.
41
1.3.2. Pelaksanaan Siklus 2 Pelaksanaan siklus 2 dirancang apabila siklus 1 belum berhasil mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Kegiatan yang dilakukan pada siklus 2 merupakan penyempurnaan dari kelemahan atau kekurangan pada siklus sebelumnya. Pelaksanaan siklus 2 dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan yang terdiri dari: 1)
Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sama dengan siklus 1 yaitu
penyusunan perangkat pembelajaran berupa: RPP, LKS, lembar pengamatan (observasi), dan penentuan tema materi pembelajaran. Namun dalam siklus 2 ini perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus 1. Tindakan pada siklus 2 ini disertai dengan penambahan/penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah pada siklus 1 atau dapat meningkatkan keterampilan yang diinginkan. RPP yang dibuat tentang materi PKn yang akan diajarkan yaitu materi globalisasi tentang keanekaragaman budaya Indonesia dan jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional. Media yang akan digunakan dalam pembelajaran ini antara lain gambar-gambar keanekaragaman budaya Indonesia, perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian dan butir-butir soal. 2)
Implementasi Tindakan dan Observasi Pelaksanaan pembelajaran didasarkan pada skenario pembelajaran yang telah
dibuat dalam RPP dengan model pembelajaran kooperatif tipe index card match, sehingga prosesnya sesuai dengan arah yang diinginkan. Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Kegiatan inti dilakukan oleh guru kelas yang berkolaborasi dengan peneliti dibantu rekan sejawat di sekolah sebagai observer dan waktunya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
42
Observasi pada siklus 2 ini, dilakukan hanya untuk melihat bagaimana siswa dalam belajarnya terutama saat guru sedang mengajar dengan model pembelajaran kooperatif index card match. 3)
Refleksi Refleksi dalam siklus 2 ini dilakukan sama seperti refleksi pada siklus 1.
Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-hambatan yang dihadapinya dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe index card match sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan belajar PKn materi globalisasi tentang keanekaragaman budaya Indonesia dan jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional siswa kelas 4 SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan apakah penelitian ini berhasil atau tidak dan apakah perlu diadakan siklus tambahan atau tidak dalam mengumpulkan data.
1.4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1.4.1. Teknik Pengumpulan Data 1.4.1.1.Observasi Data observasi proses pembelajaran dalam penelitian ini berupa observasi aktifitas guru dan aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran selama penerapan model pembelajaran kooperatif tipe index card match berlangsung. Pelaksanaan observasi dilaksanakan dengan cara menggunakan instrumen yang sudah dirancang sebelumnya sesuai dengan jenis perilaku yang akan diamati dan situasi yang akan diobservasi.
1.4.1.2.Tes dan non Tes Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian tindakan ini adalah teknik tes dan non tes yang terdiri dari:
43
a)
Tes Tes dalam penelitian ini adalah tes formatif. Tes formatif berbentuk pilihan ganda, digunakan untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe index card match.
b)
Non Tes Non tes dalam penelitian ini berupa skala sikap yang diwujudkan dalam skala likert untuk mengetahui sikap siswa terhadap materi globalisasi pada mata pelajaran PKn. Dalam skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan ke dalam beberapa indikator variabel, kemudian dari indikator tersebut disusunlah item-item tiap instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, dan berupa kata-kata.
1.4.1.3.Dokumentasi Data dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto-foto bukti proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa selama PBM berlangsung yaitu mulai dari tahap persiapan sampai akhir pembelajaran. Di dalam dokumentasi ini juga terdapat bukti foto-foto penelitian seperti kegiatan tahap perencanaan penelitian, pelaksanaan atau pengamatan penelitian dan refleksi penelitian serta bukti foto-foto lain yang dapat mendukung penelitian ini.
1.4.2. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan datadalam penelitian ini berupalembar observasi yang terdiri dari lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi implementasi RPP. Selain lembar observasi di dalam instrumen pengumpulan data penelitian ini juga terdapat lembar soal tes dan lembar skala sikap.
44
1.4.2.1. Lembar Observasi Lembar observasi dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi implementasi RPP. Lembar observasi ini disusun untuk mengetahui bagaimana aktivitas guru dan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Lembar aktivitas ini disusun berdasarkan kisi-kisi pedoman observasi yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam membuat kisi-kisi pedoman observasi terdapat beberapa tahapan penyusunan yaitu menentukan beberapa aspek tertentu yang akan diamati. Aspek-aspek tertentu yang akan diamati tersebut kemudian dijabarkankedalam beberapa indikator pembelajaran. Setelah dijabarkan ke dalam beberapa indikator pembelajaran baru dituangkan kedalam beberapa nomor item aspek yang diamati selama proses belajar mengajar berlangsung. Lembar observasi aktivitas guru, di dalam penyusunan kisi-kisi pedoman observasi aktivitas guru ini ada 3 aspek yang akan diamati selama proses belajar mengajar berlangsung yaitu aspek mengkondisikan kelas, aspek melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match dan aspek menutup pembelajaran. Setelah menentukan beberapa aspek yang akan diamati kemudian dijabarkan kedalam beberapa indikator pembelajaran sesuai dengan aspek-aspek tersebut. Selanjutnya dituangkan kedalam 20 nomer item aspek yang akan diamati selama proses belajar mengajar berlangsung, misalnya kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran, doa memulai
pembelajaran,
memeriksa
kesiapan
siswa,
melakukan
apersepsi,
menyampaikan tujuan pembelajaran, menyiapkan kartu indeks, membagi kartu indeks menjadi dua bagian yang sama, mencampuradukkan kartu indeks secara acak, membagiakan kartu indeks kepada siswa, menjelaskan peraturan kegiatan pembelajaran,
memantau
kegiatan
pembelajaran,
mengevaluasi
kegiatan
pembelajaran, melakukan penilaian akhir, menarik kesimpulan, melakukan refleksi, melaksanakan
tindak
lanjut,
sampai
melakukan
doa
untuk
menutup
pembelajaran.Penjelasan selengkapnya dapat dilihat pada penjabaran tabel 6 dibawah ini:
45
Tabel6 Kisi-Kisi Pedoman Observasi Aktivitas Guru
No 1
2
Aspek
Indikator
Mengkondisikan kelas
2.
Kesiapan ruang, alat pembelajaran Doa memulai pelajaran
3.
Memeriksa kesiapan siswa
3
4.
Melakukan apersepsi
4
5.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
5
model
1.
Menyiapkan kartu index
6
pembelajaran kooperatif
2.
Membagi kartu index menjadi dua bagian yang sama Mencampuraduk kartu index secara acak
7
9
6.
Membagikan kartu index kepada semua siswa Menjelaskan peraturan kegiatan pembelajaran Memantau kegiatan siswa dalam PBM
11, 12
7.
Mengevaluasi kegiatan pembelajaran
13, 14
1.
Melakukan penilaian akhir
15, 16
2.
Menarik kesimpulan
17
3.
Melakukan refleksi
18
4.
Melaksanakan tindak lanjut
19
5.
Doa penutup
20
Melaksanaan
tipe index card match
1.
3. 4. 5.
3
No. Item
Menutup pembelajaran
dan
media
1 2
8
10
Lembar observasi aktivitas siswa, dalam penyusunan kisi-kisi pedoman observasi aktivitas siswa ini ada 5 aspek yang akan diamati yaitu kesiapan dalam PBM, kerjasama, penguasaan konsep, antusiasme dan keberanian. Setelah menentukan aspek-aspek yang akan diamati dalam pembelajaran, langkah selanjutnya adalah menjabarkan aspek-aspek tersebut ke dalam beberapa indikator pembelajaran yang akan dituangkan ke dalam 12 nomer item aspek yang akan diamati selama proses belajar mengajar berlangsung. Penjelasan selengkapnya dapat dilihat pada penjabaran tabel 7 berikut ini:
46
Tabel 7 Kisi-Kisi Pedoman Observasi Aktivitas Siswa
No.
Aspek
Indikator
No. Item
1
Kesiapan dalam PBM
1.
Kesiapan melakukan PBM
1
2.
Menyimak tujuan pembelajaran
2
2
Kerjasama
1.
Memupuk sikap kerjasama
3
3
Penguasaan konsep
1.
4
4
Antusiasme
1.
Mampu menjelaskan materi pelajaran dengan baik Aktif dalam melakukan PBM
2.
Serius dalam melakukan PBM
3.
2.
Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan Mempresentasikan hasil kegiatan pembelajaran di depan kelas Bertanya tentang materi pelajaran
10
3.
Menjawab pertanyaan dari guru
11
4.
Mengungkapkan pendapat
12
5
Keberanian
1.
5 6, 7 8 9
1.4.2.2. Soal Tes Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes formatif dalam bentuk pilihan ganda. Soal tes ini diberikan setelah pembelajaran berakhir untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa menyerap materi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match. Soal tes ini disusun berdasarkan kisi-kisi pedoman penulisan soal evaluasi. Penyusunan kisi-kisi ini berdasarkan beberapa tahapan. Pertama, menentukan SK dan KD pembelajaran terlebih dahulu. Kedua, menjabarkan SK dan KD tersebut kedalam beberapa indikator pembelajaran. Ketiga, menyusun beberapa nomer item soal berdasarkan indikator-indikator pembelajaran tersebut kemudian yang terakhir menganalisis itemitem soal tersebut untuk dibedakan berdasarkan tingkatan kognitifnya yaitu C1, C2 dan C3 supaya pembaca tau bahwa item-item tersebut memiliki tingkatan kognitif yang berbeda. Penjelasan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 8 dan 9 berikut ini:
47
Tabel 8 Kisi- Kisi Pedoman Penulisan Soal Evaluasi Siklus 1
Tingkat
Standar
Kompetensi Dasar
Kompetensi 4.
Menunjukkan
sikap
terhadap
globalisasi lingkungannya
di
4.1. contoh
Memberikan sederhana
C1
C2
1. Memahami arti globalisasi
2
1
2. Menceritakan pengaruh globalisasi di bidang politik
1
pengaruh globalisasi
3. Menceritakan pengaruh globalisasi di bidang ekonomi
di lingkungannya
4. Menceritakan pengaruh globalisasi di bidang komunikasi dan
No.
Kognitif
Indikator
2
Item
C3
1, 4, 29 1
5, 8
1
2
3, 10, 12
1
1
9,
informasi
13,
23, 30
5. Menceritakan pengaruh globalisasi di bidang transportasi
1
1
14, 15
6. Menceritakan pengaruh globalisasi pada perilaku
1
7. Menceritakan pengaruh globalisasi pada gaya hidup
1
1
16, 18
8. Menceritakan pengaruh globalisasi pada makanan
1
1
2, 19
9. Mencerikakan pengaruh globalisasi pada pakaian
1
1
20, 27
10. Menceritakan pengaruh globalisasi pada hiburan
1
7
21
11. Menjelaskan sikap kita terhadap pengaruh globalisasi
1
22
12. Menjelaskan pengaruh positif adanya globalisasi
1
24
13. Menjelaskan pengaruh negatif adanya globalisasi
2
17, 25
14. Memberikan contoh pengaruh positif globalisasi di lingkungan 15. Memberikan contoh pengaruh negatif globalisasi di lingkungan
1
1
26
2
6, 11, 28
48
Tabel 9 Kisi- Kisi Pedoman Penulisan Soal Evaluasi Siklus 2
Standar
Kompetensi Dasar
Kompetensi 4.
Indikator
Tingkat Kognitif C1
C2 1
Menunjukkan
4.2. Mendefinisikan jenis
1. Menjelaskan arti budaya
2
terhadap
budaya Indonesia yang
2. Menyebutkan keanekaragaman budaya Indonesia dalam hal adat istiadat
1
di
pernah ditampilkan dalam
3. Menyebutkan keanekaragaman budaya Indonesia dalam hal tarian adat
2
misi
4. Menyebutkan keanekaragaman budaya Indonesia dalam hal alat musik
sikap globalisasi
lingkungannya
internasional
kebudayaan
No. Item
C3 4, 15,27 26
1 2
6, 9, 11 1
5, 16, 28
daerah 5. Menyebutkan keanekaragaman budaya Indonesia dalam hal upacara
2
1, 29
3
7, 20, 22
adat 6. Menyebutkan keanekaragaman budaya Indonesia dalam hal rumah adat 7. Menjelaskan bagaimana cara kita melestarikan budaya Indonesia
5
2
3, 12, 13, 18, 21, 23, 25
8. Menyebutkan contoh budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam
5
1
misi kebudayaan internasional 9. Menjelaskan manfaat adanya misi kebudayaan internasional bagi bangsa Indonesia
2, 8, 10, 17, 19, 24
2
14, 30
49
1.4.2.3. Skala Sikap Selain kemampuan kognitif dalam penelitian ini juga mengukur kemampuan afektif siswa dengan menggunakan skala sikap yang dibantu oleh skala likert. Di dalam skala sikap ini yang dinilai adalah bagaimana sikap siswa terhadap materi pelajaran itu sendiri yaitu materi globalisasi. Skala sikap ini disusun berdasarkan kisikisi pedoman penulisan skala sikap yang telah ditentukan sebelumnya. Ada beberapa tahapan dalam penyusunan kisi-kisi skala sikap ini, yang pertama adalah menentukan KD (Kompetensi Dasar) pembelajaran terlebih dahulu. Kedua, menjabarkan KD (Kompetensi Dasar) pembelajaran ke dalam beberapa indikator pembelajaran. Ketiga, berdasarkan indikator pembelajaran dijabarkan ke dalam beberapa nomer item soal yang berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap nomer item soal yang berupa pertanyaan atau pernyataan tersebut mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang berupa kata-kata. Di dalam skala sikap ini terdapat 10 instrumen pertanyaan atau pernyataan pada masing-masing siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2 yang semuanya berkaitan dengan materi globalisasi pada mata pelajaran PKn. Kesepuluh nomor instrumen skala sikap pada siklus 1 berisi pertanyaan atau pernyataan tentang bagaimana sikap kita terhadap pengaruh globalisasi di lingkungan. Misalnya, sikap saya dengan adanya handphone untuk mempermudah kita berkomunikasi dengan orang lain, meniru cara berpakaian artis-artis Barat dengan memakai baju mini, dan sikap kita dengan masuknya budaya asing yang masuk ke Indonesia. Sedangkan kesepuluh instrumen skala sikap pada siklus 2 berisi pertanyaan atau pernyataan tentang bagaimana sikap kita terhadap keanekaragaman budaya Indonesia dan budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional. Misalnya sikap dengan diakuinya tradisi reog ponorogo oleh Negara Malaysia, kurangnya pengetahuan generasi sekarang terhadap keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia, dan sikap saya dengan ditampilkannya budaya Indonesia di dunia internasional. Penjelasan selengkapnya mengenai kisi-kisi pedoman penulisan skala sikap persiklus dapat dilihat pada tabel 10 dan 11 dibawah ini:
50
Tabel 10 Kisi-Kisi Pedoman Penulisan Skala Sikap Siklus 1
Kompetensi Dasar
Memberikan
Indikator
contoh
sederhana
pengaruh
globalisasi
di
lingkungannya.
Menceritakan globalisasi
Skala
Jumlah
Pertanyaan/Pernyataan
Butir pengaruh
di
1, 4
bidang
1. 2.
komunikasi dan informasi. Menceritakan
pengaruh
Sikap saya terhadap adanya internet sebagai sumber informasi. Sikap saya dengan adanya handphone untuk mempermudah kita berkomunikasi dengan orang lain.
7
3.
Bersikap sopan santun kepada orang yang lebih tua.
3
4.
Sikap saya dengan munculnya restoran cepat saji di lingkungan sekitar.
8
5.
Meniru cara berpakaian artis-artis Barat dengan memakai baju mini.
5
6.
Sikap saya dengan adanya playstation sebagai salah satu hiburan yang membuat kita lebih semangat untuk belajar.
6, 10
7. 8.
Sikap kita dengan masuknya budaya asing yang masuk ke Indonesia. Mencintai produk dalam negeri.
9.
Bersikap acuh terhadap teman yang sedang kesusahan.
globalisasi pada perilaku. Menceritakan
pengaruh
globalisasi pada makanan. Menceritakan
pengaruh
globalisasi pada pakaian. Menceritakan
pengaruh
globalisasi pada hiburan. Menjelaskan
sikap
kita
terhadap pengaruh globalisasi. Memberikan contoh pengaruh negatif
globalisasi
2, 9
di
lingkungan. 10. Sikap saya terhadap gaya rambut kuning/merah yang merupakan ciri negatif dari globalisasi.
Setuju
Tdk Setuju
51
Tabel 11 Kisi-Kisi Pedoman Penulisan Skala Sikap Siklus 2
Kompetensi Dasar
Mendefinisikan
jenis
Indikator
Menyebutkan
4, 7
keanekaragaman
pernah
Indonesia dalam hal tarian
dalam misi kebudayaan
adat.
internasional.
Menyebutkan
budaya
keanekaragaman Indonesia
dalam
Pertanyaan/Pernyataan
Butir
budaya Indonesia yang ditampilkan
Skala
Jumlah
1. 2.
3
3.
Sikap saya dengan diakuinya alat musik tradisional angklung oleh Negara Malaysia.
8, 9, 10
4.
Penggunaan pakaian adat kebaya pada peringatan hari Kartini. Banyak munculnya seniman asing yang pandai mendalang dari pada generasi Indonesia saat ini. Kurangnya pengetahuan generasi sekarang terhadap keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia. Sikap saya dengan ditampilkannya kebudayaan Indonesia di dunia internasional. Sikap saya terhadap punahnya kesenian wayang kulit yang mulai ditinggalkan bangsa Indonesia.
budaya hal
Sikap saya dengan diakuinya tradisi reog ponorogo oleh Negara Malaysia. Banyaknya kolaborasi penari asli Indonesia dengan seniman asing yang membuat luntur budaya asli Indonesia.
alat
musik daerah. Menjelaskan bagaimana cara kita
melestarikan
budaya
5.
Indonesia. 6. Menyebutkan contoh budaya Indonesia ditampilkan
yang
1, 5
pernah
dalam
7. 8.
misi
kebudayaan internasional. Menjelaskan manfaat adanya misi kebudayaan internasional bagi bangsa Indonesia.
2, 6
9.
Sikap saya untuk menunjukkan dan memperkenalkan budaya bangsa Indonesia ke dunia internasional. 10. Sikap saya dengan adanya pertukaran kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia yang ditularkan di Negara lain.
Setuju
Tdk Setuju
52
1.5. Indikator Kinerja Keberhasilan pelaksanaan penelitian dari segi ketuntasan belajar adalah apabila individu siswa mencapai nilai sama dan lebih besar dari KKM yang ditentukan yaitu 75, dan apabila 90% dari keseluruhan siswa mencapai nilai sama atau lebih besar dari 75 dinyatakan telah mencapai hasil belajar dalam kondisi baik.
1.6. Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini ada 2 macam yaitu analisis ketuntasan dan analisis komparatif. Analisis ketuntasan yaitu analisis data hasil belajar pada siklus 1 dan siklus 2 yang berisi jumlah nilai yang berhasil tuntas dan yang belum tuntas dari masing-masing siklus beserta jumlah presentasenya. Sedangkan analisis komparatif yaitu data hasil belajar pada kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 dianalisis menggunakan teknik deskriptif komparatif dilanjutkan dengan refleksi. Analisis dengan teknik deskriptif komparatif adalah dengan cara membandingkan data hasil belajar pada kondisi awal dibandingkan dengan data hasil belajar siklus 1, data hasil belajar siklus 1 dibandingkan dengan data hasil belajar pada siklus 2, dan data hasil belajar pada kondisi awal dibandingkan dengan data hasil belajar pada siklus akhir (siklus 2).
1.7. Uji Prasyarat 1.7.1.Uji Validitas Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan guna untuk mengetahui seberapa cermat suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur (Duwi Priyatno, 2010:14). Uji validitas ini dilakukan dengan bantuan dari program SPSS 17,0 . Kriteria validitas instrumen menurut Azwar dalam Duwi Priyatno (2010:21) menyatakan bahwa semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Jadi jika nilai koefisien korelasinya diatas 0,30 maka item tersebut dinyatakan valid, sedangkan jika nilai koefisien korelasinya dibawah 0,30 maka item tersebut dinyatakan tidak valid.
53
1.7.2.Uji Reliabilitas Uji reliabilitas yaitu untuk menguji konsistensi alat ukur, apakah hasilnya tetap konsisten jika pengukuran diulang (Duwi Priyatno, 2010:14). Metode pengambilan keputusan pada uji reliabilitas menurut Sekaran dalam Duwi Priyatno (2010:32) reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 17,0.
1.7.3.Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa yang menjawab benar. Tingkat kesukaran berkisar dari 0 sampai dengan 1. Makin besar tingkat kesukaran makin mudah soal tersebut begitu pula sebaliknya makin kecil tingkat kesukaran makin sukar soal tersebut. Tingkat kesukaran soal pilihan ganda diperoleh melalui perhitungandengan menggunakan rumus berikut:
Keterangan: TK = Tingkat kesukaran soal pilihan ganda JB = Banyak siswa yang menjawab benar n = Banyak siswa Tingkat kesukaran dibagi menjadi 3 kategori yaitu soal sukar, soal sedang, dan soal mudah. Berikut ini adalah kriteria tingkat kesukaran soal: TK < 0, 3 = Sukar 0,3 ≤ TK ≤ 0,7 = Sedang TK > 0,7 = Mudah Uji tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas diambil 30 butir soal pilihan ganda pada siklus 1 serta pada siklus 2
54
diambil 30 butir soal pilihan ganda. Untuk hasil akhir pada uji validitas menjadi 21 butir soal pada siklus 1 dan 20 butir soal pada siklus 2. Untuk memudahkan peneliti dalam menilai hasil evaluasi maka diambil 20 butir soal pilihan ganda pada masingmasing siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2. Berdasarkan
analisis
tingkat
kesukaran
soal
sebelum
diolah
dengan
menggunakan bantuan program SPSS 17,0 secara rinci akan dijelaskan di halaman lampiran 14 pada halaman 204-212. Data tingkat kesukaran soal didapat dari hasil uji validitas soal di sekolah lain yang tidak digunakan sebagai tempat melakukan penelitian tindakan kelas. Sekolah yang dipilih untuk melakukan uji validitas soal adalah sekolah yang mempunyai kemampuan kompetensi yang sama dengan sekolah yang dipilih untuk melakukan penelitian tindakan kelas. Sekolah yang dipilih untuk melakukan uji validitas soal adalah SD Negeri Karang Juwana Kabupaten Pati di kelas 4.
1.7.3.1.Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Uji validitas soal dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes evaluasi pembelajaran setelah diadakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match. Untuk mengetahui tingkat validitas item soal yaitu dengan melihat angka pada corrected item correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item nilai. Jumlah responden yang digunakan untuk uji instrumen menentukan nilai corrected item-total correlation (r) pada r tabel. Nilai tersebut kemudian digunakan sebagai standar untuk melihat soal yang valid dan tidak valid dengan mencocokkannya dengan nilai corrected item-total correlation yang muncul pada output program SPSS 17,0. Pengambilan keputusan butir soal yang valid digunakan sebagai acuan atau pedoman ketentuan tingkat validitas suatu soal menurut Azwar dalam Duwi Priyatno (2010:27) yaitu menggunakan batasan r tabel dengan signifikansi 0,05 dan uji 2 sisi, atau menggunakan batasan 0,3. Untuk batasan r tabel maka dengan n = 30 maka di
55
dapat r tabel sebesar 0,361. Artinya jika nilai korelasi lebih dari batasan yang ditentukan maka item dianggap valid, sedangkan jika kurang dari batasan yang ditentukan maka item dianggap tidak valid.Berdasarkan pendapat ahli tersebut peneliti memutuskan menggunakan batasan koefisien korelasi minimal 0,30 sebagai acuan ketentuan tingkat validitas suatu soal. Nilai tersebut kemudian dicocokan dengan corrected item-total correlation yang muncul pada output SPSS 17,0 untuk mengetahui tingkat kevaliditasan suatu soal. Jika nilai koefisien korelasinya diatas 0,30 (≥ 0,30) maka item tersebut dinyatakan valid, sedangkan jika nilai koefisien korelasinya dibawah 0,30 (≤ 0,30) maka item tersebut dinyatakan tidak valid. Dari hasil uji validitas siklus 1 sebanyak 30 butir soal yang diujikan dengan menggunakan bantuan program SPSS 17,0 terdapat 21 butir soal yang memenuhi kriteria valid. Nilai yang koefisien korelasinya ≥ 0,30 menyatakan bahwa soal tersebut valid diantaranya adalah soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, dan 25. Sedangkan nilai yang koefisien korelasinya ≤ 0,30 menyatakan bahwa soal tersebut tidak valid, diantaranya adalah soal nomor 6, 8, 12, 13, 26, 27, 28, 29, dan 30. Untuk hasil uji validitas siklus 2 sebanyak 30 butir soal yang diujikan dengan menggunakan bantuan program SPSS 17,0 terdapat 20 butir soal yang memenuhi kriteria valid. Nilai yang koefisien korelasinya ≥ 0,30 menyatakan bahwa soal tersebut valid diantaranya adalah soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, dan 25. Sedangkan nilai yang koefisien korelasinya ≤ 0,30 menyatakan bahwa soal tersebut tidak valid, diantaranya adalah soal nomor 6, 8, 9, 12, 13, 26, 27, 28, 29, dan 30. Dan untuk memudahkan peneliti dalam pembuatan soal evaluasi penelitian maka diambil 20 butir soal dari masing-masing siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2. Metode pengambilan keputusan pada uji reliabilitas menurut Sekaran dalam Duwi Priyatno (2010:32) reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pengambilan keputusan pada uji reliabilitas yang tergolong kriteria baik adalah diatas 0,8.
56
Hasil uji reliabilitas pada siklus 1 sebanyak 30 butir soal yang diujikan dengan menggunakan bantuan program SPSS 17,0 diperoleh nilai cronbach’s Alpha sebesar 0,839. Sedangkan setelah didapat sebanyak 21 butir soal yang memenuhi kriteria valid, diperoleh nilai cronbach’s Alpha sebesar 0,893. Untuk uji reliabilitas pada siklus 2 sebanyak 30 butir soal yang diujikan dengan menggunakan bantuan program SPSS 17,0 diperoleh nilai cronbach’s Alpha sebesar 0,853. Sedangkan setelah didapat sebanyak 20 butir soal yang memenuhi kriteria valid, diperoleh nilai cronbach’s Alpha sebesar 0,893.