BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian 1. Subyek Penelitian Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas “classroom action research”. Ini berawal dari istilah “action research” atau penelitian tindakan kelas. Secara umum “action research” digunakan untuk menemukan pemecahan permasalahan yang dihadapi seseorang dalam tugasnya sehari-hari. PTK bersifat situasional dan kontekstual, maksudnya adalah PTK selalu dilakukan dalam situasi dan kondisi tertentu, untuk kelas dan mata pelajaran tertentu sehingga simpulan atau hasilnya pun hanya diarahkan pada konteks yang bersangkutan, bukan untuk konteks lain1. Subyek penelitian dalam skripsi ini adalah terdiri dari guru, peneliti dan kolaborator. a. Guru dan Peneliti Pada penelitian ini peneliti sekaligus bertindak sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran hukum mim sukun dengan model Everyone is a Teacher Here. Dengan demikian sebelum melaksanakan tugas harus mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan lainnya yang dibutuhkan dalam pembelajaran. b. Kolaborator Kolaborator adalah suatu kerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti atasan, sejawat atau kolega. Kolaborator ini diharapkan dapat dijadikan sumber data, karena pada hakekatnya kedudukan peneliti pada penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari situasi dan kondisi dari suatu latar yang ditelitinya. Peneliti tidak hanya sebagai
1
Masnur Muslich, Melaksanakan PTK Itu Mudah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm. 10.
21
pengamat, tetapi juga terlibat langsung dalam proses, situasi dan kondisi2. Pada kegiatan penelitian peneliti bersama bapak Mas’udi, guru Madrasah Diniyah Awaliyah Nahdlatul Ulama (MDA NU) 03 ALITQON Kebonharjo Kec. Patebon Kab. Kendal sebagai kolaborator. Dalam penelitian ini kolaborator berperan sebagai pengamat dan penilai
pelaksanaan
pembelajaran
yang
menerapkan
model
pembelajaran Everyone is a Teacher Here pada materi pokok hukum mim sukun yang dilakukan oleh peneliti. c. Peserta Didik Peserta didik yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah kelas IV sebanyak 31 anak. 2. Objek penelitian Objek penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Everyone is a Teacher Here pada materi pokok hukum mim sukun dan prestasi hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran Everyone is a Teacher Here. 3. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan pada tanggal 19 Januari s/d 17 Februari 2011 pada MDA NU 03 AL-ITQON Kebonharjo Kec. Patebon Kab. Kendal, Jl. KH. Abu Bakar No.09.
B. Prosedur Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dipilih dengan menggunakan model spiral dari Kemmis dan Taggart yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dalam bukunya “Penelitian Tindakan Kelas” yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil tindakan tindakan-tindakan pada siklus sebelumnya. Dalam setiap siklusnya
2
Departemen Pendidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Penelitian Tindakan Kelas, (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2003), hlm.13.
22
terdiri dari empat elemen penting, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Model Penelitian Tindakan3 Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS III
Pelaksanaan
Pengamatan ?
3
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Bumi Aksara, 2006, hlm. 16.
23
Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Dalam penelitian Tindakan Kelas, penelitia menggunakan 3 siklus, yaitu siklus I, siklus II dan siklus III. Sebelum dilaksanakan siklus I, peneliti mengadakan pre-tes yaitu untuk mengetahui sejauhmana kemampuan peserta didik dalam menguasai materi yang akan diajarkan. Pre-tes ini juga digunakan untuk menentukan skor awal dalam menentukan kemajuan tim setelah peserta didik melaksanakan tes. Sedangkan untuk tiap-tiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
1. Siklus I a. Perencanaan 1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan materi Ikhfak Syafawi 2) Peneliti menyiapkan media pembelajaran. 3) Menyiapkan soal tes siklus I dengan materi yang telah dipelajari bersama b. Tindakan 1) Guru memberikan appersepsi kepada peserta didik untuk mengetahui sejauhmana kemampuan peserta didik terhadap materi hukum bacaan mim sukun. 2) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu bacaan Ikhfak Syafawi. 3) Kursi peserta didik dimohon untuk ditata setengah melingkar 4) Guru memberikan sehelai kertas kepada peserta didik untuk menulis sebuah pertanyaan mengenai materi yang sudah dijelaskan tadi, waktunya dibatasi. Contoh: Bagaimana bacaan Ikhfak Syafawi itu?. Setelah peserta didik selesai menulisnya, kemudian kertas tadi diberikan lagi kepada guru. Guru memberikan appresiasi kepada peserta didik. 5) Setelah semua pertanyaan terkumpul, guru memberikan lagi kertaskertas tadi secara acak kepada peserta didik.
24
6) Setelah peserta didik mendapatkan pertanyaan, guru meminta beberapa peserta didik untuk tunjuk jari manakala pertanyaan yang ada di tangannya penting untuk dibahas. 7) Kemudian peserta didik membacakan soal tersebut sekalian membacakan jawabannya tetapi sebelumnya peserta didik diminta untuk mengamati dan memikirkan jawaban yang tepat. 8) Setelah jawaban disampaikan, peserta didik lainnya menanggapi apabila jawaban peserta didik lainnya tidak sama, guru memberikan kesempatan kepada beberapa peserta didik untuk memberikan jawaban lain. Guru memberikan apresiasi. 9) Begitu seterusnya sampai beberapa peserta didik membacakan soal dan memberikan jawaban dan peserta yang lain menanggapi.
c. Pengamatan 1) Peneliti mengamati aktivitas peserta didik dalam partisipasi aktif membuat pertanyaan dan memberikan jawaban 2) Mengamati partisipasi aktif peserta didik dalam menanggapi jawaban dari pertanyaan peserta didik lain. 3) Mengamati hasil kerja peserta didik pada siklus I
d. Refleksi 1) Menganalisis
hasil
pengamatan
untuk
membuat
simpulan
sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I 2) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus II.
2. Siklus II Pada siklus II, materi yang akan dibahas adalah bacaan Idghom Mitsli. Pada dasarnya kegiatan pada siklus II sama dengan kegiatan siklus I sebagai perbaikan dari siklus I, terutama didasarkan atas hasil refleksi pada siklus I.
25
a. Perencanaan 1) Menyiapkan materi pembelajaran 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3) Menyiapkan alat/media pembelajaran
b. Tindakan 1) Guru menjelaskan hukum bacaan Idghom Mitsli. 2) Guru merangsang peserta didik untuk dapat bertanya dan peserta didik lainnya menjawab, prosesnya seperti pada siklus I. 3) Peserta
didik
bersama-sama
guru
menyimpulkan
materi
pembelajaran. 4) Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mengetahui sejauhmana mereka memahami materi pembelajaran. 5) Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan evaluasi.
c. Pengamatan 1) Peneliti mengamati aktivitas peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model Everyone is a Teacher Here. 2) Mengamati dan mencatat peserta didik aktif dalam proses pelaksanaan model pembelajaran Everyone is a Teacher Here. 3) Memeriksa hasil latihan soal setelah peserta didik diberi tugas individu.
d) Refleksi 1) Menganalisis
hasil
pengamatan
untuk
membuat
simpulan
sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. 2) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan siklus III.
26
3. Siklus III a. Perencanaan 1) Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, menyiapkan materi dan alat pembelajaran 2) Peneliti menyiapkan lembar pengamatan, pendokumentasian, refleksi dan evaluasi.
b. Tindakan 1) Guru memberikan appersepsi kepada peserta didik untuk mengetahui sejauhmana kemampuan peserta didik terhadap materi pembelajaran. Guru memberikan pre tes untuk menyesuaikan kemampuan materi pembelajaran 2) Kepada peserta didik guru menjelaskan cara membaca hukum bacaan Idzhar Syafawi. 3) Guru merangsang peserta didik untuk berani mempraktekkan cara membaca hukum bacaan Idzhar Syafawi. 4) Guru mempersilahkan peserta didik untuk tunjuk jari guna mempratekkan cara membaca hukum bacaan yang telah dipelajari dengan cara individu dan peserta didik lainnya menanggapinya. 5) Pembelajaran diakhiri dengan evaluasi
c. Pengamatan 1) Peneliti
mengamati
aktivitas
peserta
didik
ketika
proses
pembelajaran dan keberhasilan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran. 2) Mengamati dan mencatat peserta didik yang aktif dan berani mempraktekkan materi pembelajaran di depan peserta didik lainnya. 3) Pengamatan partisipatif dalam memeriksa hasil latihan soal setelah peserta didik diberi tugas rumah individu.
27
d. Refleksi 1) Menganalisis
hasil
pengamatan
untuk
membuat
simpulan
sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus III. 2) Mendiskusikan hasil analisis dan evaluasi siklus III. Diharapkan setelah siklus ini, penerapan Model Pembelajaran Everyone is a Teacher Here pada peserta didik kelas IV MDA NU 03 ALITQON Kebonharjo, Patebon menjadi lebih efektif, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Metode Observasi Metode Observasi adalah metode yang digunakan melalui pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera4. Metode ini digunakan dalam rangka mengamatai proses belajar mengajar termasuk model pembelajaran yang dilaksanakan dalam penelitian ini. 2. Metode Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengumpulan data yang diperoleh dari pengampilan dokumen-dokumen5. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang letak geografis, profil dan dokumentasi pembelajaran di MDA NU 03 AL-ITQON Kebonharjo yang dibutuhkan dalam penelitian. 3. Metode Tes Tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka6.
4
Ibbid, hlm.149. Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 110. 6 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004) Cet.4, hlm. 170. 5
28
Menurut Drs. HM. Daryanto dalam bukunya Evaluasi Pendidikan yang dikutip dari Webster’s Collegiate menjelaskan: “Test = any series of questions or exercise or other means of measuring the skill, knowledge, intelligence, capacities of aptitudes or an individual or group”. Yang artinya kurang lebih: Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.7 Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tes merupakan alat untuk mengumpulkan informasi tentang keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat individu atau kelompok. Metode ini digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik dengan model Everyone is a Teacher Here, sehingga nantinya dapat diketahui seberapa besar peningkatan hasil belajar dan ketuntasan belajar yang dicapai.
D. Teknik Analisis Data Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, digunakan daftar nilai kognitif. Menurut Ngalim Purwanto, data tersebut diperoleh pada tiap tiap siklus dianalisa secara deskriptif dengan menghitung percentages correction, dengan rumus sebagai berikut:8 S=
R x 100% N
Keterangan: S : Nilai yang diharapkan (dicari) R : Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N : Skor maksimum dari tes tersebut.
7
HM. Daryono, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008) Cet. Kelima. Hal. 35. Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. 9, hlm.112. 8
29
Dalam bukunya Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan menyatakan bahwa untuk menentukan nilai hasil belajar peserta didik dapat dinyatakan dalam skala yaitu sebagai berikut:9 Kategori
Huruf
Keterangan
80 – 100
A
Baik sekali
66 – 79
B
Baik
56 – 65
C
Cukup
40 – 55
D
Kurang
30 – 39
E
Gagal
E. Indikator Keberhasilan Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila terjadi ketuntasan hasil belajar peserta didik yaitu sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang tuntas belajar yaitu memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 65.10 Dengan penerapan model pembelajaran Everyone is a Teacher Here pada penelitian ini, diharapkan peserta didik hasil belajarnya dapat meningkat dari Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan 60 minimal 85% dari jumlah peserta didik yang tuntas belajarnya dengan memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 70. Alat ukurnya dengan menganalisis prosentase ketuntasan belajar peserta didik dari tes siklus yang telah mereka kerjakan.
9
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), Cet. 7, hal. 249. 10 E. Mulyasa, Kurikulum berbasis kompetensi, Konsep, karakteristik, implementasi dan Inovasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), Cet.XI, hal. 99.