BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat & Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian yang digunakan untuk mendapat data, informasi, keterangan-keterangan, dan hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan penelitian. Penelitian dilaksanakan di SDLB C Setya Darma Surakarta, Jl. Mr. Sartono No. 32 Bibis Baru, Kota Surakarta - Jawa Tengah. Peneliti meneliti ditempat tersebut karena peneliti melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah tersebut sehingga peneliti tahu situasi dan kondisi sekolah tersebut.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan antara bulan Desember 2015 s/d bulan Mei 2016. Kegiatan dalam penelitian ini meliputi: a. Tahap persiapan, meliputi observasi lapangan, pengajuan judul, penyusunan proposal, dan perijinan dilakukan bulan Desember 2015 – Maret 2016. b. Tahap penelitian, meliputi uji validasi, uji reliabilitas, pengambilan data, dan analisa data dilakukan bulan Maret 2016 – April 2016. c. Tahap penyusunan laporan penelitian dilakukan bulan April 2016 – Mei 2016.
B. Desain Penelitian Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Sugiyono (2013: 72) menjelaskan “metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali”. Sukardi (2012: 179) mengemukakan bahwa “metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang paling produktif, karena jika penelitian tersebut dilakukan dengan baik dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan dengan hubungan sebab akibat”.
30
31 Sementara itu menurut Sugiyono (2013: 6) berpendapat bahwa “metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode penelitian eksperimen adalah metode yang digunakan oleh peneliti untuk mencari pengaruh dari perlakuan (treatment) tertentu untuk menjawab hipotesis penelitian”. Sugiyono dalam Sinambela (2014: 233) menyatakan bahwa “desain atau proposal penelitian merupakan pedoman dan langkah-langkah yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakuan penelitiannya. Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu
Pre-Experimental
Design, True Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental. (Sugiyono, 2013: 73). Desain penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah Pre-Experimental karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguhsungguh. Hal tersebut karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random. Sugiyono (2013: 74) mengemukakan bahwa bentuk pre-eksperimental design ada beberapa macam yaitu: One-Shot Case Study, One Group PretestPosttest Design, dan Intect-Group Comparison. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain One Group Pre Test-Post Test Design. Menurut Suryabrata (2014: 101) menyatakan bahwa One Group Pre Test-Post Test Design digunakan dalam satu kelompok subjek. Pertama-tama dilakukan pengukuran, lalu dikenakan perlakuan untuk jangka waktu tertentu, kemudian dilakukan pengukuran untuk kedua kalinya. Desain rancangan ini dapat digambarkan pada tabel 3.1: Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Pretest T1
Treatment X
Posttest T2
32 Keterangan : T1 = Nilai pretest (Sebelum diberi perlakuan) X = Perlakuan yang diberikan oleh peneliti T2 = Nilai posttest (setelah diberi perlakuan) T2-T2 = Pengaruh perlakuan Adapun prosedur dengan desain penelitian one group pretest-posttest desaign yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Memberikan tes pertama/T1, yaitu pretest pemahaman bangun datar sebelum subjek diberikan pembelajaran menggunakan media goeoboard. 2. Memberi
perlakuan
kepada
subjek
dengan
diberikan
pembelajaran
menggunakan media geoboard untuk pemahaman bangun datar. 3. Memberikan tes kedua/T2, yaitu posttest pemahaman bangun datar setelah subjek diberikan pembelajaran menggunakan media geoboard. 4. Membandingkan T1 dan T2 untuk mengetahui perbedaan yang timbul sebagai akibat diberikan pembelajaran pemahaman bangun datar menggunakan geoboard. 5. Menerapkan analisis statistik yang cocok untuk menentukan apakah ada perbedaan yang signifikan atau tidak. Alasan peneliti menggunakan desain penelitian ini karena peneliti ini hanya terdapat satu kelompok saja, sehingga tidak ada kelompok kontrol dan pembanding. Dalam penelitian eksperimen ini terdapat dua variabel yaitu: variabel indepeden dan variabel dependen. Idrus (2009: 79) mengemukakan bahwa istilah yang sering digunakan untuk menyebutkan variabel independen adalah variable stimulus, variable prediktor, variabel antecedent, variable eksogen. Dalam bahasa Indonesia disebut variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan geoboard, sedangkan variabel dependen atau sering disebut variabel output, variabel kriteria, variabel konsekuen dan variabel endogen. Dalam bahasa Indonesia variabel dependen disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan
33 variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Veriabel terikat dalam penelitian ini adalah pemahaman bangun datar.
C. Populasi & Sampel 1. Populasi “Populasi adalah seluruh individu yang dimasukan untuk diteliti, dan nantinya akan dikenai generalisasi” (Winarsunu, 2002: 12). Menurut Arikunto (2010: 173) “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Azwar (2012: 77) menjelaskan “populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian”. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa populasi yaitu keseluruhan individu yang dijadikan subjek penelitian yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak kelas VI semester II SDLB C Setya Darma Surakarta, yang terdiri dari 5 orang anak.
2. Sampel “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Arikunto, 2010: 174). Pengertian sempel menurut Winarsunu (2002: 12) yaitu “sebagian kecil individu yang dijadikan wakil dalam penelitian”. Menurut Azwar (2012: 79) sampel adalah “sebagian dari populasi”. Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sabagian individu dari populasi yang akan dijadikan wakil penelitian. Dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan sebagian atau wakil individu dari populasi yang akan dijadikan wakil penelitian. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah anak kelas VI SDLB C Setya Darma Surakarta pada tahun ajaran 2015/2016, dengan jumlah anak sebanyak 5 anak. Pertimbangan peneliti mengambil subjek penelitian tersebut adalah yang memiliki karakteristik mengalami kesulitan dalam memahami bangun datar pada anak tunagrahita ringan kelas VI SDLB C Setya Darma Surakarta. Pada tabel 3.2 merupakan data dari sampel penelitian.
34 Tabel 3.2. Data Anak Tunagrahita Ringan Kelas VI SDLB C Setya Darma Surakarta No 1 2 3 4 5
Nama/ Inisial Anak AD EL RW YZ YP
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan
D. Teknik Pengambilan Sampel Winarsunu (2002: 13-18) mengemukan bahwa ada beberapa teknik dalam statistik untuk mendapatkan sampel yang representatif yaitu yang dapat mewakili populasi penelitian, teknik pengambilan sampel tersebut adalah: 1.
Teknik Sampel Proporsional Teknik sampel proposional diambil apabila karakteristik populasi terdiri dari kategori-kategori, kelompok atau golongan yang setara atau sejajar yang diduga secara kuat berpengaruh pada hasil-hasil penelitian.
2.
Teknik Sampel Stratifikasi Teknik sampel stratifikasi digunakan apabila populasi terdiri dari kategorikategori yang mempunyai susunan bertingkat dan diduga bahwa tingkatantingkatan tersebut berpengaruh pada variabel yang diteliti.
3.
Teknik Sampel Purposif Teknik sampel purposif dikenakan pada sampel yang karakteristiknya sudah ditentukan dan diketahui lebih dulu berdasarkan ciri dan sifat populasi.
4.
Teknik Sampel Insidental Teknik sampel insidental disebut juga teknik kebetulan. Anggota sampel adalah apa atau siapa saja yang kebetulan dijumpai peneliti saat mengadakan penelitian, asalkan ada hubungannya dengan tema penelitiannya.
5.
Teknik Sampel Area Teknik sampel area disebut juga dengan teknik wilayah atau daerah. Prosedur yang dilakukan adalah dengan jalan membagi daerah-daerah besar menjadi
35 beberapa daerah kecil dan mungkin daerah-daerah kecil itu akan dibagi menjadi daerah-daerah yang lebih kecil lagi. 6.
Teknik Sampel Kluster Teknik sampel kluster disebut juga teknik kelompok atau rumpun, dilakukan dengan jalan memilih sampel yang didasarkan pada klusternya bukan pada individunya.
7.
Teknik Sampel Ganda Teknik sampel ganda disebut juga dengan teknik sampel kembar yaitu suatu teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan menetapkan dua kelompok sampel yang sama karakteristiknya, dalam mana kelompok sampel yang kedua dijadikan pelengkap atau pengontrol bagi sampel kelompok pertama.
8.
Teknik Sampel Random Teknik sampel random dilakukan dengan jalan memberikan kemungkinan yang sama bagi individu yang menjadi anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel penelitian.
9.
Teknik Sampel Non-random Teknik sampel non-random merupakan kebalikan dari teknik random, dimana individu yang menjadi anggota populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan anggota sampel penelitian.
10. Teknik Sampel Kombinasi Di dalam kegiatan penelitian seringkali digunakan lebih dari satu macam teknik sampel. Misalnya dalam saat yang bersamaan, peneliti menggunakan teknik sampel proposional dengan random, maka penyebutan teknik sampelnya digabung menjadi teknik sampel proposional random. Jika teknik stratifikasi digabung dengan random maka nama sampelnya adalah sampel random stratifikasi. Pendapat lain menurut Sugiyono (2013: 81) menjelaskan “teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan”. Menurut Sugiyono (2013: 82-85) teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu:
36 1.
Probability Sampling Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik probability sampling meliputi, simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random, sampling area (cluster) sampling (sampling menurut daerah).
2.
Non probability Sampling Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota, insidental, purposive, jenuh dan snowball. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknik
pengambilan sampel merupakan teknik atau cara pengambilan sampel yang bertujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif yaitu yang dapat mewakili populasi penelitian. Karena jumlah populasi yang sedikit maka teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini teknik sampling non-probability yaitu sampling jenuh. Teknik sampling jenuh merupakan “teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sampel” (Sugiyono, 2013: 85).
E. Teknik Pengumpulan Data Menurut Arikunto (2010: 265), “instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah tes. Menurut Arikunto (2010: 193) menjelaskan bahwa “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Ary dkk dalam Sukardi (2012: 138) menyatakan bahwa “tes tidak lain adalah satu set stimuli yang diberikan kepada subjek atau objek yang hendak diteliti”. Pendapat lain dikemukakan oleh Suryani & Agung (2012: 170)
37 yang menjelaskan bahwa alat ukur yang berbentuk pertanyaan atau latihan, dipergunakan untuk mengukur kemampuan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah seperangkat pertanyaan atau latihan yang dijadikan alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan keterampilan, pengetahuan intelegensi maupun bakat pada seseorang maupun kelompok yang diteliti. Jenis-jenis tes ada beberapa jenisnya, menurut Sukmadinata (2006: 223), tes yang digunakan dalam pendidikan biasanya dibedakan antara: 1. Tes hasil belajar (achivement tests) Tes hasil belajar atau sering disebut tes prestasi belajar, digunakan untuk mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu. 2. Tes psikologis (psychological tests) Tes psikologis digunakan untuk mengukur atau mengetahui kecakapan potensial dan karakteristik pribadi dari para siswa. Jenis-jenis tes berdasarkan bentuk pertanyaannya menurut Wayan Nurkancana dkk dalam Dimyati (2013: 73-75) tes dibedakan menjadi: 1. Tes objektif Tes objektif adalah tes yang disusun dalam bentuk objektif yakni testee di dalam memberikan jawaban tinggal memberikan tanda silang, atau melingkari serta mengisi atau melengkapi terhadap soal yang diterimanya. Jenis-jenis tes objektif antara lain: a) Tes Benar-Salah (True False) b) Pilihan Ganda (Multiple Choice) c) Menjodohkan (Matching) d) Melengkapi (Completion) 2. Tes Uraian (Essay) Tes bentuk uaian menhendaki agar testee memberikan jawaban dalam bentuk uraian yang relatif panjang. Bentuk tes yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang berbentuk objektif jenis pilihan ganda. Tes objektif pilihan ganda tersebut disesuaikan dengan SK dan KD yang digunakan di SDLB C Setya Darma Surakarta.
38 Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
8. Mengenal 8.1 Memilih bangun bangun datar dan datar, bangun lingkaran, ruang yang segitiga, ada di persegi, sekitar dan anak persegi panjang.
Indikator
Nomor soal
Jumlah soal
8.1.1 Mampu mengenal macam-macam bangun datar berdasarkan bentuk. (lingkaran, segitiga, persegi dan persegi panjang). 8.1.2 Mampu membedakan ciri-ciri bangun datar lingkaran, segitiga, persegi dan persegi panjang. 8.1.3 Mampu menunjukan contoh bangun datar pada benda yang ada disekitar (lingkaran, segitiga, persegi dan persegi panjang)
1, 4, 6, 8,18, 20
6
2, 3, 5, 7, 10, 13, 16
7
9, 11, 12, 14, 15, 17, 19
7
39 Standar penilaian dalam tes obyektif adalah sebagai berikut: Jika siswa menjawab benar, untuk tiap nomor : nilainya 1 Jika siswa menjawab salah, untuk tiap nomor : nilanya 0 Jumlah Keseluruhan skor / skor maksimal Nilai Akhir :
: 20
X 100 =
F. Teknik Uji Validitasi dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 1. Teknik Uji Validitas Instrumen Sebelum melakukan penelitian maka istrumen terlebih dahulu harus diuji kelayakannya dengan menggunakan uji validas. Sehingga apabila valid maka istrumen tersebut dipastikan layak digunakan sebagai alat ukur pengaruh dari variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu istrumen. Suatu istrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, istrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2010: 211). Menurut Suryabrata (2014: 60) validitas instrumen didefinisikan “sejauh mana instrumen itu merekam/ mengukur apa yang dimaksudkan untuk direkam/ diukur”. Sukmadinata (2006: 228-229) mengatakan suatu instumen dikatakan valid atau memimiliki validitas bila instrumen tersebut benar-benar mengukur aspek atau segi yang akan diukur. Ada beberapa macam validitas diantaranya: a. Validitas isi (content validty), berkenaan dengan isi dan format dari instrumen. Apakah instrumen tepat untuk mengukur hal yang ingin diukur, apakah butir-butir pernyataan telah mewakili aspek-aspek yang akan diukur. b. Validitas konstruk (construct validity), berkenaan dengan konstruk atau struktur dan karakteristik psikologis aspek yang akan diukur dengan istrumen. Apakah konstruk tersebut dapat menjelaskan perbedaan kegiatan atau perilaku individu berkenaan dengan aspek yang diukur. c. Validitas kriteria (criterion validity), berkenaan dengan tingkat ketepatan instrumen mengukur segi yang akan diukur dibandingkan dengan hasil pengukuran dengan instrumen lain yang menjadi kriteria. Instrumen yang menjad kriteria adalah instrumen yang sudah standar. Validitas kriteria dihitung dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh dari penggunaan instrumen tersebut dengan skor dari insrumen lain
40 yang menjadi kriteria. Karena validitas kriteria juga diperoleh melalui penggunaan instumen dilapangan, maka validitas tersebut juga disebut validitas empiris. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi dapat diperkirakan perilaku yang akan datang. Oleh karena validitas kriteria disebut juga validitas prediksi. Pengujian validitas intrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity), yaitu validitas yang ditegakkan pada langkah telaah dan revisi butir pernyataan/butir pernyataan berdasarkan pendapat profesional (professional judgment) para penelaah. Instumen tes pada penelitian ini diuji para professional dalam masing-masing bidang yakni ahli pembelajaran matematika, ahli psikometri/ pengukuran, ahli tunagrahita dan guru kelas VI SDLB C Setya Darma Surakarta. Nama validator menguji instrumen tes yang akan disajikan dalam tabel tabel 3.4. Tabel 3.4. Nama Validator No
Nama
Keahlian
1
Dra. Siti Kamsiyati, M.Pd
Pembelajaran Matematika
2
Mahardika Supratiwi, S.Psi, M.A Dewi Sri Rejeki, S.Pd., M.Pd Purwani Wahyuningsih, S.Pd
Ahli psikometri/pengukuran
3 4
Ahli Tunagrahita Guru kelas VI SDLB C Setya Darma Surakarta
2. Teknik Uji Reliabilitas Instrumen Menurut Arikunto (2010: 221-222) menjelaskan bahwa “Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Secara garis besar ada dua jenis reliabilitas, yaitu: a. Reliabilitas Eksternal Ada dua cara menguji reliabilitas eksternal sesuatu instrumen yaitu dengan teknik paralel dan teknik ulang. Pada teknik paralel peneliti mau tidak mau harus menyusun dua stel instrumen, kemudian diujicobakan kepada sekelompok responden saja kemudian hasil dari dua kali tes uji coba tersebut
41 dikorelasikan, dengan teknik korelasi product-moment atau korelasi person. Teknik paralel juga disebut teknik double test double trial, sedangkan pada teknik ulang peneliti hanya menyusun satu perangkat instrumen. Instrumen tersebut diujicobakan kepada sekelompok responden, hasilnya dicatat. Pada waktu yang lain intrumen tersebut diberikan kepada kelompok semula untuk dikerjakan lagi,dan hasil yang kedua juga dicatat. Kemudian kedua hasil tersebut dikorelasikan. Teknik ulang juga disebut teknik single test double trial b. Reliabilitas Internal Ada beberapa teknik untuk mencari reliabilitas internal antara lain: 1) Mencari reliabilitas dengan rumus Spearman-Brown 2) Mencari reliabilitas dengan rumus Flanagan 3) Mencari reliabilitas dengan rumus Rulon 4) Mencari reliabilitas menggunakan rumus K-R. 20 5) Mencari reliabilitas menggunakan rumus K-R. 21 6) Mencari reliabilitas dengan rumus Hoyt 7) Mencari reliabilitas dengan rumus Alpha Pendapat lain mengenai realibilitas disampaikan Sugiyono (2013: 121) menjelaskan bahwa “instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Sugiyono (2013: 130-132) juga berpendapat pengujian instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada istrumen dengan teknik tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Intrumen penelitian dikatakan baik apabila instrumen tersebut sudah dapat dipercaya. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data
42 yang dapat dipercaya juga. Teknik uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian yaitu reliabilitas internal dengan teknik uji menggunakan rumus K-R 20, alasannya karena instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif pilihan ganda. Rumus K-R 20 (Sugiyono, 2013: 132) sebagai berikut:
=
Di mana:
−
−∑
K
= Jumlah item dalam istrumen
pi
= Proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1
qi
= 1- pi
St2 = Varians total Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas tersebut diperoleh nilai r11 = 0.476, perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6. Sesuai dengan hasil yang sudah diperoleh maka dapat simpulkan bahwa hasil uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah sedang/ cukup reliable, dengan interpretasi nilai r11 yang mengacu pada pendapat Guilford dalam Ruseffendi (1991: 191): r11≤ 0,20
reliabilitas : sangat rendah
0,20
reliabilitas : rendah
0,40
reliabilitas : sedang
0,70
reliabilitas : tinggi
0,90
reliabilitas : sangat tinggi. G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, apabila semua data yang dibutuhkan telah siap dan terkumpul. Maka langkah yang harus dilakukan selanjutnya adalah pengolahan atau menganalisa data tersebut. Data-data yang telah terkumpul maka akan diolah dan dianalisis. Sinambela (2014: 187) mengemukakan bahwa “analisis data menjadi bagian penting dalam penelitian sebab sebaik apapun data yang diperoleh jika tidak
43 dianalisis dengan metode yang tepat maka tidak akan dapat kesimpulan yang baik dan tepat”. Penganalisaan data merupakan cara yang digunakan dalam mengelola data serta menganalisa data yang telah terkumpul dalam penelitian untuk membuktikan hipotesa yang telah diajukan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data kuantitatif non-parametrik yakni dengan teknik analisis uji bertanda dari Wilcoxon (sign rank test Wilcoxon) yang diberi simbol Z. Alasan menggunakan teknik analisis ini karena subjek sedikit dan untuk membandingkan antara data hasil pretest dengan data hasil postest sebagai pengaruh treatment atau perlakuan. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Merumuskan Hipotesa a. Ho : To < Tt (media geoboard tidak berpengaruh dalam meningkatkan pemahaman bangun datar anak tunagrahita ringan kelas VI SDLB C Setya Darma Surakarta). b. Ha : To > Tt (media geoboard berpengaruh dalam meningkatkan pemahaman bangun datar anak tunagrahita ringan kelas VI SDLB C Setya Darma Surakarta). 2. Memilih taraf signifikansi, yaitu 5%. 3. Penentuan statistik uji Statistik uji yang digunakan adalah Wilcoxon Sign Ranks Test dengan program SPSS 23. Mencari Zhitung =
−
( − )
( + )(
+ )
T = Rangking dari selisih terkecil antara nilai sebelum dan sesudah (tanda tidak perlu disertakan) N = Jumlah sampel
44 4. Keputusan uji a. Jika Asymp. Sig Z < 5 % (α = 0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan bahwa geoboard berpengaruh dalam meningkatkan pemahaman bangun datar anak tunagrahita ringan kelas VI SDLB C Setya Darma Surakarta dapat diterima kebenarannya. b. Jika Asymp. Sig Z > 5 % (α = 0.05) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan bahwa geoboard berpengaruh dalam meningkatkan pemahaman bangun datar pada anak tunagrahita ringan kelas VI SDLB C Setya Darma Surakarta tidak dapat diterima kebenarannya. Terdapat beberapa alasan mengapa peneliti menggunakan analisis kuantitatif antara lain: 1. Data yang diperoleh berwujud angka. 2. Dengan analisis statistik hasil pengolahan data akan bersifat obyektif. 3. Dengan metode statistik dapat memberi keputusan secara pasti tentang pengaruh penggunaan geoboard dalam meningkatkan pemahaman bangun datar anak tunagrahita ringan kelas VI SDLB C Setya Darma Surakarta. 4. Adanya kesesuaian dengan jenis eksperimen yaitu menggunakan pretest dan posttest. Dimana pengaruh perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal dan pengukuran akhir.
H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang harus dilakukuan peneliti sejak awal hingga akhir penelitian. Prosedur yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Tahap persiapan Tahap persiapan penelitian, terlebih dahulu dilakukan pengurusan administrasi, persiapan instrumental, dan uji validitas serta uji reliabilitas instrumen. a. Persiapan administratif Sebelum
dilaksanakan
penelitian,
terlebih
dahulu
dilakukan
pengurusan administrasi berupa penyusunan judul, pembuatan proposal penelitian serta perijinan lapangan.
45 b. Persiapan instrumental Instrumen penelitian disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen penelitian mengenai kemampuan pemahaman bangun datar anak tunagrahita ringan kelas VI SDLB C Setya Sarma Surakarta. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes, yaitu tes pilihan ganda yang berjumlah 20 butir soal. c. Uji validasi instrumen dan media Uji validasi instrumen dalam penelitian ini dilakukan melalui validitas isi yang dilakukan oleh ahli konstruk, isi materi dan psikometri. Secara umum, berdasarkan hasil validasi instrumen melalui validitas isi, dapat disimpulkan bahwa : 1) semua soal dinyatakan valid sesuai dengan kisi-kisi dan dapat dipakai untuk penelitian. 2) Revisi pada penulisan soal. Sedangkan uji validasi media melalui validitas isi, dapat disimpulkan bahwa: 1) Media geoboard dinyatakan valid dan dapat dipakai. 2) Media geoboard sudah sesuai dengan materi dan jumlah anaknya. d. Uji reliabilitas instrumen Uji reliabilitas intrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu reliabilitas internal dengan teknik uji
menggunakan rumus K-R 20.
Berdasarkan uji reliabilitas yang dilakukan diperoleh r11= 0.421, maka dapat simpulkan bahwa hasil uji reliabilitas instrumen ini adalah sedang/ cukup reliable untuk penelitian mengenai pengaruh geoboard dalam meningkatkan pemahaman bangun datar bangun datar anak tunagrahita ringan kelas VI SDLB C Setya Darma serta layak untuk digunakan dalam penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian a. Mengumpulkan data awal anak untuk mengukur kemampuan pemahaman bangun datar menggunakan instrumen tes sebanyak 20 butir soal sebagai pretest sebelum diberikan treatment. b. Memberikan perlakuan atau treatment, yaitu dengan menggunakan geoboard saat pembelajaran sebanyak 4 kali pertemuan.
46 c. Mengumpulkan data akhir untuk mengukur kemampuan pemahaman bangun datar menggunakan instrumen tes sebagai posttest untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman bangun datar sesudah diberikan treatment. 3. Tahap akhir penelitian a. Mengolah data hasil sebelum treatment dan data setelah treatment. b. Menganalisis data penelitian dan membahas temuan penelitian. c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data. d. Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian.