55
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini di laksanakan pada bulan Maret tahun 2015. Data Penelitian didapatkan di Urusan Perencanaan dan Keuangan yaitu Laporan Realisasi Keuangan, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. Badan Pertanahan Nasional Kota Tangerang yang berlokasi di Jalan Perintis Kemerdekaan Kav 5 Cikokol – Tangerang. B. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif. Artinya, penelitian ini akan menggambarkan fenomena atau karakteristik data yang tengah berlangsung pada saat penelitian ini dilakukan atau selama kurun waktu tertentu untuk menguji dan menjawab pertanyaan
mengenai
status
terakhir
dari
subyek
penelitian.
(Sugiyono,2007). Adapun teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Deskriptif yaitu menganalisis data sedemikian rupa sesuai dengan teori yang relevan dengan permasalahan kemudian dibuat kesimpulan.
55
56
2. Kuantitatif yaitu perhitungan analisis kinerja keuangan Badan Pertanahan Nasional kota Tangerang dengan menggunakan rasio keuangan daerah. C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 1. Definisi Variabel Untuk mengukur perkembangan kinerja keuangan daerah agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah yang termuat dalam operasionalisasi variabel penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan pemerintah daerah yang dihitung menggunakan rasio keuangan daerah dan menghitung kemampuan keuangan daerah yang dihitung menggunakan Share dan growh APBD, Peta Kemampuan Keuangan Daerah dan Indeks Kemampuan Keuangan (IKK). 2. Operasionalisasi Variabel Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel
Konsep
Skala
Rasio Kemandirian
Rasio kemandirian menunjukkan kemampuan
RASIO
Pemerintah daerah dalam membiayai sendiri kegiatan
pemerintahan,
pelayanan masyarakat.
pembangunan,
dan
57
Rasio Efektifitas
Rasio efektifitas menggambarkan kemampuan Pemda
dalam
merealisasikan
PAD
RASIO
yang
direncanakan dibandingkan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Rasio Efisiensi
Rasio efisiensi menggambarkan perbandingan
RASIO
antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
pendapatan
dengan
realisasi
pendapatan yang diterima. Rasio Aktivitas
Rasio ini menggambarkan bagaimana pemerintah
RASIO
daerah memprioritaskan alokasi dananya pada belanja rutin dan belanja pembangunan secara optimal. Rasio Pertumbuhan
Rasio pertumbuhan mengukur seberapa besar kemampuan
pemerintah
daerah
RASIO
dalam
mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai dari periode ke periode berikutnya. Share dan growh
Diawali dengan perhitungan dan Analisis Kinerja PAD melalui ukuran Share dan Growt kemudian mengklasifikasikan dengan Pemetaan Kemampuan Keuangan Daerah berdasarkan Metode Kuadran.
Perhitungan Kemampuan Keuangan Daerah
58
Indeks Kemampuan Metode Indeks Kemampuan Keuangan merupakan Keuangan (IKK) rata-rata hitungan dari Indeks Pertumbuhan (Growth), Indeks Elastisitas dan Indeks Share
D. Pengukuran Variabel Pengukuran yang dihitung dalam penelitian ini adalah menggunakan Rasio Keuangan Daerah. Penelitian ini hanya dibatasi pada perhitugan Rasio Keuangan terhadap Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Hasil perhitungan dan grafik Laporan Keuangan Badan Pertanahan kota Tangerang tahun Anggaran 2010-2014. Kemudian dari grafik tersebut ditarik kesimpulan berkenaan dengan kinerja keuangan dan kemampuan keuangan Badan Pertanahan kota Tangerang. E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan Badan Pertanahan Nasional Kota Tangerang. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini penulis tidak
59
menggunakan sampel, tetapi memilih data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan keuangan Badan Pertanahan Nasional kota Tangerang. F. Teknik Pengumpulan Data Metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data untuk penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari Badan Pertanahan Nasional kota Tangerang yang berkaitan dengan penelitian ini yang sudah diolah dan didapatkan melalui dokumen-dokumen yang telah tersedia. Data sekunder berbentuk laporan keuangan Badan Pertanahan Nasional kota Tangerang periode 2010-2014. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi yaitu pengambilan data dengan cara mengumpulkan data yang diperoleh dari laporan keuangan Badan Pertanahan Nasional kota Tangerang baik berupa hardcopy maupun softcopy. G. Metode Analisis Analisis data merupakan proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dipahami sehingga berguna untuk mencapai tujuan penelitian. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini analisis deskripsi kuantitatif. Metode ini menerapkan konsep perhitungan rasio keuangan, yaitu dengan menghitung rasio keuangan dari pos-pos dalam Realisasi Anggaran yang tertuang dalam Laporan Keuangan untuk tahun anggaran 2010-2014. Metode ini dilakukan dengan memperhatikan indikator kinerja Badan Pertanahan Nasional Kota Tangerang dalam mengelola keuangan daerahnya dengan menggunakan rasio-rasio.
60
Tahap-tahap yang dilakukan dalam menganalisis data ini antara lain : a. Menghitung rasio keuangan berdasarkan data yang diperoleh dengan membuat tabel. b. Membuat grafik dari hasil perhitungan rasio keuangan dari setiap periode. c. Mendeskripsikan data dari hasil perhitungan rasio keuangan atau dengan melihat grafiknya. Dalam menganalisis Anggaran Pendapatan dan Belaja Daerah Badan Pertanahan kota Tangerang tahun
Anggaran 2010-2014, rumus-
rumus yang digunakan antara lain: 1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Langkah-langkah dalam menganalisis Rasio Kemandirian antara lain: a. Membuat
tabel
perkembangan
APBD
Badan Pertanahan
Nasional kota Tangerang tahun anggaran 2010-2014. b. Menghitung
Rasio
Kemandirian
dari
tahun
2010-2014
dengan menggunakan perhitungan: Pendapatan Asli Daerah Rasio Kemandirian =
X100%
Bantuan Pusat dan Pinjaman Tabel 3.2 Pola Hubungan dan Tingkat Kemandirian Daerah Kemampuan Keuangan Rendah sekali
Rasio Kemandirian (%) 0 – 25
Pola Hubungan Instruktif
Rendah
> 25 – 50
Konsultatif
Sedang
> 50 – 75
Partisipatif
Keterangan Dimana peranan Pemerintah Pusat lebih dominan dari pada kemandirian Pemerintah daerah Dimana campur tanganPemerintah Pusat sudah mulai berkurang Dimana peranan Pemerintah Pusat Semakin berkurang mengingat daerah yang bersangkutan tingkat kemandiriannya mendekati mampu
61
melaksanankan otonomi daerah > 75 – 100
Tinggi
Delegatif
Dimana campur tanganPemerintah Pusat sudah tidak ada karena daerah telah benar-benar mandiri dalam melaksanakan otonomi daerah
Sumber : Mahsun, 2006 2. Rasio Efektifitas dan Efisiensi Langkah-langkah dalam menganalisis Rasio Efektifitas yaitu: a.
Membuat tabel realisasi
Penerimaan PAD dan target
Penerimaan PAD tahun anggaran 2010-2014. b. Menghitung Rasio Efektifitas dari tahun anggaran 2010-2014 dengan menggunakan perhitungan: Realisasi Penerimaan PAD Rasio Efektifitas
=
X100%
Target Penerimaan PAD Tabel 3.3 Kriteria Efektifitas Kinerja Keuangan Kemampuan Keuangan Sangat efektif
Rasio Efektifitas (%) > 100%
Efektif
100%
Cukup efektif
90% - 99%
Kurang efektif Tidak efektif Sumber : Mahsun, 2006
75% - 89% < 75%
Untuk memperoleh ukuran yang lebih baik, rasio efektifitas perlu dibandingkan dengan rasio efisiensi yang dicapai pemerintah. Langkah-langkah dalam menganalisis Rasio Efisiensi yaitu: a. Membuat table biaya yang dikeluarkan untuk memungut PAD
62
dan realisasi penerimaan PAD tahun anggaran 2010-2014. b.
Menghitung Rasio Efisiensi dari tahun 2010-2014 dengan menggunakan perhitungan:
Biaya Pemerolehan PAD
Rasio Efisiensi =
X100%
Realisasi Penerimaan PAD Tabel 3.4 Kriteria Efisiensi Kinerja Keuangan Kemampuan Keuangan Sangat efisien Efisien
Rasio Efisiensi (%) < 10% 10% - 20%
Cukup efisien
21% - 30%
Kurang efisien
31% - 40%
Tidak efisien
> 40%
Sumber : Mahsun, 2006 3. Rasio Aktivitas (Keserasian) Langkah-langkah dalam menganalisis Rasio Aktivitas antara lain: a.
Membuat
tabel
Total
Belanja
Rutin, Total
Belanja
Pembangunan, dan Pengelolaan Belanja tahun anggaran 20102014. b.
Menghitung
Rasio
Belanja
Rutin,
Rasio
Belanja
Pembangunan dan Rasio Pengelolaan Belanja dari tahun 20102014 dengan menggunakan perhitungan:
63
Total Belanja Rutin X100% Rasio Belanja Rutin terhadap APBD =
Total APBD
Rasio Belanja Pembangunan terhadap APBD = Total Belanja Pembangunan X100% Total APBD Belum ada patokan yang pasti berapa besarnya rasio belanja rutin maupun pembangunan terhadap APBD yang ideal, karena sangat dipengaruhi oleh dinamisasi kegiatan pembangunan dan besarnya kebutuhan investasi yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan yang ditargetkan. Rasio pengelolaan belanja menunjukkan bahwa kegiatan belanja yang dilakukan oleh pemerintah daerah memiliki equitas antara periode yang positif, yaitu belanja yang dilakukan tidak lebih besar dari total pendapatan yang diterima pemerintah daerah. Total Pendapatan X100% Rasio Pengelolaan Belanja =
Total Belanja
4. Rasio Pertumbuhan Langkah-langkah dalam menganalisis Rasio Pertumbuhan antara lain: a.
Membuat tabel Total PAD, Total Pendapatan, Total Belanja Rutin dan Total Belanja Pembangunan tahun anggaran 2010-2014.
b. Menghitung Rasio Pertumbuhan PAD, Rasio Pertumbuhan Total Pendapatan, Rasio Pertumbuhan Belanja Rutin Daerah dan Rasio
64
Belanja Pembangunan anggaran 2010-2014 dengan menggunakan perhitungan: Rasio Pertumbuhan PAD =
PAD tahun p0 - PAD tahun p-1 X100%
PAD tahun p-1
Rasio Pertumbuhan total pendapatan = Pendapatan tahun p0 - Pendapatan tahun p-1 Pendapatan tahun p-1
X100%
Rasio Pertumbuhan Belanja Rutin Daerah = Belanja Rutin tahun p0 – Belanja Rutin tahun p-1 X100% Belanja Rutin tahun p-1
Rasio Pertumbuhan Belanja Pembangunan = Belanja Pembangunan tahun p0 – Belanja Pembangunan tahun p-1
Belanja Pembangunan tahun p-1
X100%
Keterangan : dimana: p0 = Tahun yang dihitung p-1 = Tahun sebelumnya 5. Perhitungan dan Analisis Share dan Growth Langkah-langkah dalam menganalisis Share dan Growth sebagai berikut:
65
a. Membuat tabel Indeks Elastisitas Belanja Langsung terhadap PAD, Indeks Pertumbuhan PAD, dan Indeks Peran PAD. b. Menghitung Share dan Growth dengan menggunakan perhitungan: PAD Share =
X100%
Total Belanja
Growth
=
PADi
X100%
PADi-1 Keterangan: PADi
= Pendapatan Asli Daerah periode i
PADi-1 = Pendapatan Asli Daerah periode i-1 6. Analisis Peta Kemampuan Keuangan Daerah Langkah-langkah dalam menganalisis Peta Kemampuan Keuangan Daerah adalah sebagai berikut: a. Mengklasifikasikan hasil perhitungan Share dan Growth kuadran daerah tersebut dengan menggunakan pemetaan kemampuan keuangan daerah berdasarkan Metode Kuadran. b. Mendeskripsikan kemampuan keuangan daerah berdasarkan tabel klasifikasi status kemampuan keuangan daerah berdasarkan Metode Kuadran. Klasifikasi
Status
Kemampuan
Keuangan
Berdasarkan Metode Kuadran di artikan sebagai berikut :
Daerah
66
Tabel 3.5 Klafikasi Status Kemampuan Keuangan Daerah Berdasarkan Metode Kuadran KUADRAN
KONDISI
I
Kondisi paling ideal. PAD mengambil peran besar dalam
Total
Belanja
dan
daerah
mempunyai
kemampuan mengembangkan potensi lokal. Kondisi ini ditunjukkan dengan besarnya nilai share dan growth yang tinggi.
II
Kondisi ini belum ideal, tetapi daerah mempunyai pegembangan potensi lokal, sehingga PAD berpeluang memiliki peran besar dalam Total Belanja. Sumbangan PAD terhadap Total Belanja masih rendah namun pertumbuhan (growth) PAD tinggi.
III
Kondisi ini juga belum ideal. Peran PAD yang besar dalam Total Belanja mempunyai peluang yang kecil karena pertumbuhan PAD kecil. Sumbangan PAD terhadap Total Belanja tinggi, namun pertumbuhan PAD rendah.
67
Kondisi
IV
ini
paling
buruk.
Peran
PAD
belum
mengambil peran yang besar dalam Total Belanja, dan daerah
belum
mempunyai
kemampuan
mengembangkan potensi lokal. Sumbangan PAD terhadap Total Belanja dan pertumbuhan PAD terhadap Total
Belanja
dan
pertumbuhan
PAD
rendah.
Sumber : Bappenas, 2003 7. Menghitung Indeks Kemampuan Keuangan (IKK) Langkah-langkah untuk menganalisis Indeks Kemampuan Keuangan (IKK) sebagai berikut: a. Menghitung indeks kemampuan keuangan dengan persamaan: Indeks X
=
(Nilai X Hasil Pengukuran) – (Nilai X Kondisi Minimum) (Nilai X Kondisi Maksimum) – (Nilai X Kondisi Minimum)
Berdasarkan persamaan di atas, maka persamaan IKK dapat ditulis sebagai berikut: lKK =
XG + XE + XS 3
Keterangan: XG = Indeks Pertumbuhan (PAD) XE = Indeks Elastisitas (Belanja Langsung Terhadap PAD) XS = Indeks Share (PAD terhadap APBD)
68
Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Kemampuan Keuangan Daerah Indeks Kemampuan Keuangan
Klasifikasi
0,00-0,33
Rendah
0.34-0,43
Sedang
0,44-1,00
Tinggi
Sumber: Bappenas, 2003