BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 dan pengumpulan data akhir dilaksanakan pada Bulan April 2013. Tempat penelitian dilaksanakan di unit usaha pemindangan Gebyar Cakalang Kecamatan Palabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi. 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. Unit penelitian yang menjadi objek penelitian adalah industri pengolahan yang bergerak di bidang pemindangan ikan di Gebyar Cakalang Kecamatan Palabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi. Studi kasus adalah suatu penelitian yang lebih terarah dan terfokus pada seseorang atau suatu kelompok sehingga mendapatkan gambaran yang luas dan lengkap dari objek yang diteliti (Singarimbun dan Effendi,
2001). Subjek dari penelitian ini dapat berupa individu, kelompok,
lembaga ataupun masyarakat. 3.3 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dibutuhkan untuk analisis adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari observasi dan wawancara terhadap pelaku usaha pemindangan ikan. Data primer yang dibutuhkan adalah identitas pemilik usaha, data yang berkaitan dengan kegiatan usaha pemindangan ikan, volume penjualan produk, volume pembelian, komponen biaya investasi, komponen biaya tetap, komponen biaya variabel, aspek finansial. Data sekunder berasal dari buku, literatur, internet dan instansi dinas yang terkait.
24
25
3.4 Teknik Pengambilan Data Metode pengambilan responden yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu responden yang dipilih secara sengaja untuk memenuhi tujuan tertentu dengan mengandalkan logika atas kaidah-kaidah yang berlaku (Fauzi, 2001). Responden dipilih secara sengaja dan ditetapkan berjumlah 17 orang dengan
pertimbangan respoden tersebut merupakan
pelaku dari usaha
pemindangan yaitu pemilik usaha, bagian produksi, bagian keuangan dan konsumen. 3.5 Analisis Data 3.5.1 Aspek Teknik Analisis secara aspek teknik menguji hubungan-hubungan teknik yang mungkin dalam suatu proyek yang diusulkan (Gittinger 1986). Analisis secara aspek teknik dilakukan dengan penilaian terhadap lokasi usaha yang dipilih, jenis produk dan teknologi yang diterapkan. Investasi yang dilihat dari aspek teknik juga kondisi lingkungan sesuai dengan usaha pemindangan ikan yang dilakukan, peralatan dan teknologi yang mendukung usaha pemindangan tersebut, sehingga dapat meningkatkan jumlah produksi, dan lokasi strategis. 3.5.2 Aspek Pemasaran Husnan dan Muhammad (2000) menyatakan bahwa peranan analisis aspek pasar dalam pendirian maupun perluasan usaha pada studi evaluasi kinerja usaha merupakan variabel pertama dan utama untuk mendapat perhatian, aspek pasar dan pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam sasaran. Alat bauran pemasaran diklasifikasikan menjadi empat unsur yang dikenal dengan empat P yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion) (Kotler 1997).
26
3.5.3
Aspek Finansial
3.5.3.1 Analisis Pendapatan Usaha Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh dari usaha pemindangan ikan. Analisis pendapatan dihitung berdasarkan selisih antara penerimaan total (TR) dengan biaya total (TC) dengan rumus sebagai berikut: Keuntungan ( ) = Penerimaan Total (TR) - Biaya Total (TC) Dengan kriteria usaha sebagai berikut :
Penerimaan total > biaya total, usaha dikatakan untung.
Penerimaan total = biaya total, usaha dikatakan tidak untung dan tidak rugi
Penerimaan total < biaya total, usaha dikatakan rugi.
3.5.4.2 Analisis BCR Hasil perhitungan dari analisis ini menunjukkan bahwa usaha tersebut layak untuk dijalankan maka usaha tersebut layak untuk memperoleh investasi untuk kegiatan perkembangan usahanya dan jika hasil análisis menunjukkan bahwa suatu usaha tidak layak untuk dijalankan maka perlu dilakukan evaluasi usaha yang sudah berjalan. Analisis ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus: B/C = Total Penerimaan Total Biaya Dengan kriteria usaha sebagai berikut : 1. B/C > 1, usaha dikatakan untung 2. B/C = 1, usaha dikatakan tidak untung dan tidak rugi 3. B/C < 1, usaha dikatakan rugi 3.6
Arah Pengembangan Usaha Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematika untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) den peluang (Opportunities), namun secara
27
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategi (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah Analisa SWOT. Tahapan- tahapan analisis SWOT yaitu: 1. Analisis IFAS dan Analisis EFAS Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal. Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan, seperti analisis pasar, analisis kompetitor, analisis komunitas, analisis pemasok, analisis pemerintah, analisis kelompok kepentingan tertentu. Sedangkan data internal dapat diperoleh di dalam perusahaan itu sendiri, seperti laporan keuangan (neraca, Laba-rugi, cash-flow, struktur pendanaan), laporan kegiatan sumber daya manusia jumlah karyawan, pendidikan, keahlian, pengalaman, gaji, turn-over), laporan kegiatan operasional, laporan kegiatan pemasaran. Dalam evaluasi faktor strategis yang digunakan pada tahap ini adalah model Matrik Faktor Strategis Eksternal dan Matrik Faktor Strategi Internal. David (2009) menyatakan bahwa tahapan identifikasi faktor-faktor internal atau IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary), yaitu dengan cara mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Dalam penyajiannya, faktor yang bersifat positif (kekuatan) ditulis sebelum faktor yang bersifat negative (kelemahan). Begitu pula dengan tahap identifikasi faktor eksternal atau EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary) perusahaan dalam mendaftarkan semua peluang dan ancaman.
28
2. Analisis Matriks IFE dan Matriks EFE Untuk tahap input, digunakan matriks evaluasi faktor eksternal (EFE) dan matriks evaluasi faktor internal (IFE). Matriks EFE dan IFE diolah dengan menggunakan beberapa langkah analisis. Identifikasi faktor-faktor eksternal dan Internal, Langkah awal yang dilakukan adalah menjaring informasi dan mengidentifikasi faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) dan internal (kekuatan dan kelemahan) yang berhubungan dengan usaha pemindangan ini dengan melakukan diskusi dan wawancara menggunakan kuisioner kepada unsur pelaku atau pakar. Tabel 4. Matriks IFE Faktor- faktor Strategis Internal Kekuatan 1. 2. … Kelemahan 1. 2. … Total Sumber : David, 2009
Bobot
Peringkat
Skor
… …
… …
… …
… … …
… … …
… … …
…
…
…
Sedangkan matriks EFE (External Faktor Evaluation) digunakan untuk menganalisis lingkungan eksternal sehingga diperoleh faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh pengusaha pemindangan ikan. Bentuk matriks EFE disajikan pada tabel 5. Tabel 5. Matriks EFE Faktor- faktor Strategis Eksternal Peluang 1. 2. … Ancaman 1. 2. … Total Sumber: David, 2009
Bobot
Peringkat
Skor
… … …
… … …
… … …
… … … …
… … … …
… … … …
29
Langkah-langkah untuk mengembangkan matriks IFE dan EFE (David, 2009) yaitu: a. Pada kolom 1, tentukan faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang ada pada perusahaan dan faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan. b. Pada kolom 2, memberikan bobot pada setiap faktor dengan skala 1,0 (sangat penting dan 0,0 (tidak penting) sesuai dengan pengaruhnya terhadap posisi strategis perusahaan. Jumlah bobot harus sama dengan 1,00. Penentuan bobot setiap variabel dilakukan dengan cara mengajukan faktor eksternal dan internal kunci kepada pihak manajemen perusahaan sebagai penentu kebijakan perusahaan dengan mengguanakan metode Paired Comparasion. Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor internal dan eksternal kunci dengan cara membandingkan variabel horizontal terhadap variabel vertikal. Bobot setiap variabel diberi nilai 1,2,3 dimana: nilai 1 jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal, nilai 2 jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal, dan nilai 3 indikator horizontal lebih penting dari indikator vertikal. Penilaian pembobotan disajikan pada tabel 6. Tabel 6. Penilaian Bobot Faktor Internal/Eksternal Perusahaan Faktor Strategis Faktor a Faktor b Faktor c Internal/ Eksternal Faktor a Faktor b Faktor c … Total Sumber: (Kinnear dan Taylor, 2000 dalam Siahaan, 2008)
…
Total
Bobot
X1 X2 X3 X… Xn
A1 A2 A3 A… 1,00
Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus: ai = ∑
30
Keterangan: ai
:
Xi
: nilai
i
: 1,2,3
n
: Jumlah variabel
Bobot variabel ke-i variabel ke-i ….. n
c. Pada kolom 3 matriks IFE dan matriks EFE, pemberian peringkat dalam kuesioner ditentukan berdasarkan kondisi masing-masing faktor di dalam perusahaan. Rangkuti (2006), skala peringkat yang digunakan adalah: Untuk analisis faktor internal: 1 (kelemahan mayor), 2 (kelemahan minor), 3 (kekuatan minor), 4 (kekuatan mayor); Untuk analisis faktor eksternal (peluang dan ancaman): 1 (kurang), 2 (sedang), 3 (baik), 4 (sangat baik). Untuk faktor peluang, peringkat yang diberikan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam merespon peluang yang ada. Untuk faktor ancaman, peringkat yang diberikan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghindari ancaman yang dihadapi. d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor). Dengan nilai rata-rata 2,5. Total skor pembobotan dibawah 2,5 menunjukkan organisasi lemah secara internal/eksternal dan jika diatas 2,5 menunjukkan posisi internal/eksternal yang kuat. 3. Analisis Matriks Strategi Matriks strategi didasarkan pada dua demensi kunci, yaitu total nilai IFE dan EFE yang diberikan bobot. Dari matriks IFE dan EFE usaha pemindangan Gebyar Cakalang akan didapat total nilai skor. Kemudian untuk menentukan kedudukan perusahaan dalam matriks strategi (Gambar 6) digunakan rumus: Keterangan :
;
S : Kekuatan (Strenght) W : Kelemahan (Weakness) O : Peluang (Opportunity) T : Ancaman (Threats)
31
FAKTOR PELUANG I
III
Mendukung Strategi Turnaround
FAKTOR KELEMAHAN
Mendukung Strategi Agresif
IV
II
Mendukung Strategi Defensif
Mendukung Strategi Diversifikasi
FAKTOR KEKUATAN
FAKTOR ANCAMAN
Gambar 5. Matriks Strategi Sumber: Rangkuti, 2006
Keterangan: Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Kuadran 2: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar). Kuadran 3: Perusahaan mengahadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, perusahaan menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Focus strategi perusahaan adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
32
Kuadran 4: Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal sehingga diperlukan teknik defensif. 4. Pemaknaan Strategi David (2009) menyatakan bahwa setelah tahap input, dilanjutkan tahap pencocokan yang difokuskan untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak dengan memadukan faktor eksternal dan internal hasil dari tahap input (matriks EFE dan IFE). Alat analisis dalam tahapan ini digunakan Matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats). Matriks ini memadukan peluang dan ancaman yang dihadapi disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki untuk menghasilkan empat alternatif strategi, yaitu strategi SO, strategi WO, strategi WT dan strategi ST. • Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. • Strategi ST Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. • Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. • Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.