BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012 dan dilakukan secara bertahap. Adapun tahap-tahapnya meliputi: 1) Tahap persiapan (Januari-Maret 2012) Tahap ini mencakup judul, pembuatan proposal, pembuatan instrumen, permohonan ijin serta survey di sekolah yang direncanakan sebagai tempat penelitian. 2) Tahap pelaksanaan (Maret-April 2012) Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang meliputi uji coba instrumen dan pengambilan data. 3) Tahap penyusunan laporan (April-Mei2012) Tahap pengelolaan data yang diikuti penyusunan laporan serta persiapan ujian. 3.1.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Mangunsari 04 dan SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga. 3.2 Jenis Penelitian, Desain dan Prosedur Eksperimen 3.2.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010:107), penelitian ekperimental (experimental research) adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dalam penelitian ini perlakuan yang digunakan adalah penggunaan pendekatan STM. Tujuan dari penelitian eksperimental adalah untuk 28
29
menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab-akibat berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada kelompok eksperimen dan menyediakan kontrol untuk perbandingan. 3.2.2 Desain Eksperimen Desain eksperimen yang akan digunakan peneliti adalah Penelitian Kuasi Eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen dipilih apabila peneliti ingin
menerapkan
sesuatu
tindakan
atau
perlakuan
(Endang
Mulyatiningsih, 2011:88). Jenis eksperimen kuasi yang dipilih adalah Two Group Posttest Only (Neuman, 2003; dalam Endang Mulyatiningsih, 2011;89). Pemilihan ini didasarkan pada asumsi bahwa pada kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan yang setara. Untuk memperjelas desain penelitian yang digunakan, maka dapat digambarkan rancangan penelitian pada gambar 3.1. O1 O2 Gambar 3.1 Desain Penelitian Eksperimen R
X
Keterangan: R
: Random Assigment (Pemberian Tes I/Tes Homogenitas)
X
: Perlakuan (treatment) untuk kelompok eksperimen yaitu pada SD Negeri Mangunsari 04 Salatiga berupa pembelajaran STM
O1
: Pemberian tes formatif (Tes II) untuk kelompok eksperimen
O2
: Pemberian tes formatif (Tes II) untuk kelompok kontrol
3.2.3 Prosedur Eksperimen Prosedur pelaksanaan eksperimen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Menyusun kisi-kisi Tes I dan II 2) Menyusun instrumen Tes I dan II berdasarkan kisi-kisi yang sudah disusun.
30
3) Mengujicobakan instrumen Tes I dan II pada kelas uji coba. 4) Menganalisis data hasil uji coba instrumen Tes I dan II untuk mengetahui validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran soal. 5) Memberi Tes I (Tes Homogenitas) kepada kelompok eksperimen dan kontrol untuk mengetahui homogenitas dan normalitas. 6) Memberi perlakuan pada kelas IV SD Negeri Mangunsari 04 sebagai kelas eksperimen dan SD Negeri Mangunsari 07 sebagai kelas kontrol. 7) Memberi Tes II kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 8) Menganalisis hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes formatif dan atau penilaian proses. 9) Menyusun laporan hasil penelitian. Pada kondisi awal diharapkan keadaan sama, tidak ada perbedaan. Hal ini dilihat dari pemberian Tes I. Setelah kondisi awal sama, maka dilanjutkan dengan pembagian dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 menjadi kelompok kontrol, dan siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 04 menjadi kelompok eksperimen. Kelompok kontrol diberikan perlakuan berupa
pembelajaran konvensional sedangkan
kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan pendekatan STM. Setelah diberikan perlakuan, diberikan tes formatif (Tes II) pada kedua kelompok untuk memperoleh hasil belajarnya. Untuk kelompok kontrol menggunakan hasil tes formatif sedangkan kelompok eksperimen menggunakan hasil tes formatif dan penilaian proses selama pembelajaran. Secara sederhana rancangan penelitian dapat digambarkan pada gambar 3.2 berikut ini.
Tes I: Kondisi awal siswa sama
Kelompok Kontrol
Perlakuan konvensional
Kelompok Eksperimen
Perlakuan menggunakan pendekatan STM
Tes II: Hasil Belajar IPS
Gambar 3.2 Rancangan Penelitian Eksperimen Pengaruh Pendekatan STM
31
3.3 Unit Penelitian Di dalam penelitian ini yang menjadi unit penelitian adalah siswa kelas IV di SD Negeri Mangunsari 04 sebagai kelompok eksperimen dan SD Negeri Mangunsari 07 sebagai kelompok kontrol. Peneliti mengambil unit penelitian ini karena mempertimbangkan keadaan kedua SD yang homogen, letak geografis sekolah juga berada pada satu kompleks, jumlah siswa dan prestasi yang diraih pun tidak jauh berbeda. Tabel 3.1 Distribusi Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari Tahun Ajaran 2011/2012 Jumlah Siswa L P
Nama SD SD N Mangunsari 04 SD N Mangunsari 07
Total
Perlakuan
17
15
32
Kelompok Eksperimen
23
14
37
Kelompok Kontrol
Jumlah
69
Penentuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara acak, didapatkan hasil seperti tertera pada tabel 3.1. 3.4 Variabel Penelitian Penelitian ini terdapat dua variabel yang terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat yang definisi operasionalnya tersaji berikut ini. 3.4.1 Pendekatan STM Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan STM. Pendekatan STM adalah pendekatan dalam pembelajaran tentang perkembangan teknologi transportasi dengan langkah-langkah pembelajaran meliputi tahap invitasi, pembentukan konsep, aplikasi konsep/pemecahan masalah, pemantapan konsep, dan evaluasi. 3.4.2 Hasil Belajar Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Hasil belajar adalah besarnya skor yang diperoleh siswa dari 40% skor non tes (menyimak, diskusi, presentasi, dan LKS) dan 60 % skor tes formatif.
32
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Variabel yang nantinya diukur adalah variabel hasil belajar IPS. Oleh karena itu, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data primer. Instrumen yang digunakan yaitu tes berbentuk pilihan ganda dan uraian yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah: 1. Tes Salah satu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah Tes I dan Tes II. Pemberian Tes I berbentuk pilihan ganda bertujuan untuk mengetahui homogenitas kelompok eksperimen dan kontrol. Sedangkan Tes II bertujuan untuk mengukur hasil belajar IPS siswa kelas IV pokok bahasan perkembangan teknologi transportasi dalam bentuk tes pilihan ganda dan uraian. Peneliti mengujicobakan instrumen Tes I dan II di kelas IV SD Negeri Bugel 01 Salatiga untuk mengetahui validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran soal. Kisi-kisi instrumen Tes I dan II tersaji pada Lampiran 1, sedangkan instrumennya tersaji pada Lampiran 2 dan 3. 2. Non tes Teknik non tes adalah pengukuran yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa tanpa menggunakan tes. Penelitian ini menggunakan teknik observasi yaitu sebuah teknik pengukuran untuk melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Berikut ini tersaji pengambilan data dengan teknik non tes. a.
Observasi Implementasi RPP Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang pencapaian pengajar dalam pemberian treatment di dalam kelompok eksperimen, sehingga di dalam pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses yang diharapkan. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran menggunakan pendekatan STM. Untuk
33
melakukan observasi tersebut maka dibuat instrumen observasi. Sebelum instrumen observasi dibuat, maka dibuat dulu kisi-kisi instrumen observasi. Konsep dasar penyusunan instrumen observasi dalam hal ini adalah teori dan prosedur pelaksanaan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian, yaitu pendekatan yang tersaji pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Implementasi RPP Pertemuan I No 1.
2.
3 4.
Aspek yang diamati Kegiatan awal
Kegiatan inti Tahap invitasi
Indikator 1. Melakukan kegiatan apersepsi 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3. Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan STM.
4. Memfasilitasi siswa dalam merumuskan masalah transportasi. Tahap 5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk pembentukan menyimak materi. konsep 6. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi alat transportasi 7. Memfasilitasi siswa dalam proses identifikasi 8. Memfasilitasi siswa dalam merumuskan konsep keadaan transportasi dalam LKS Tahap aplikasi 9. Memfasilitasi diskusi kelompok dalam konsep/pemecahan memecahkan masalah. masalah 10. Memfasilitasi siswa merancang penggunaan transportasi yang tepat saat sekarang. Kegiatan penutup 11. Melakukan refleksi bersama siswa Keterampilan mengajar
12. Menggunakan media secara efektif dan efisien. 13. Mengelola waktu secara efisien 14. Penggunaan bahasa dalam pembelajaran 15. Mengatur tempat duduk untuk diskusi
Sedangkan kisi-kisi instrumen observasi implementasi RPP pada pertemuan II adalah sebagai berikut.
34
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Implementasi RPP Pertemuan II
1.
Aspek yang Diamati Kegiatan awal
2.
Kegiatan inti
3.
Tahap pemantapan 4. Memfasilitasi siswa dalam diskusi kelas. konsep 5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk presentasi dan memberi tanggapan. 6. Memfasilitasi siswa untuk memperoleh konsep yang benar. Kegiatan penutup 7. Melakukan refleksi bersama siswa
No
4.
Tahap evaluasi Keterampilan mengajar
Nomor Item 1. Melakukan kegiatan apersepsi 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 3. Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM.
8. Menyediakan soal tes. 9. Mengelola waktu secara efisien 10. Penggunaan bahasa dalam pembelajaran 11. Mengatur tempat duduk untuk diskusi
Adapun instrumen observasi implementasi RPP baik pertemuan I dan II tersaji pada Lampiran 4. b.
Observasi aktivitas siswa Observasi ini dilakukan pada kelompok eksperimen yaitu kelas IV SD Negeri Mangunsari 04. Observasi aktivitas siswa dalam penelitian ini bertujuan mendapatkan data tentang pencapaian guru dalam pemberian treatment di dalam kelas, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses yang diharapkan. Berikut ini tersaji kisi-kisi instrumen observasi aktivitas siswa baik pertemuan I maupun II. Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan I
No Aspek yang Diamati 1. Kegiatan awal
Indikator 1. Menempati tempat duduk yang telah ditetapkan.
35
No
2.
Aspek yang Diamati
Kegiatan inti Tahap invitasi Tahap pembentukan konsep Tahap aplikasi konsep /pemecahan masalah
3
Kegiatan penutup
4
Lain-lain
Indikator 2. Mengikuti dengan seksama segala sesuatu yang sedang disampaikan oleh guru 3. Berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya dalam mengerjakan LKS 4. Menyimak materi pembelajaran yang dibagikan oleh guru 5. Mengerjakan LKS yang dibagikan guru bersama kelompoknya 6. Melakukan diskusi kelompok 7. Melakukan kegiatan refleksi 8. Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik 9. Menggunakan waktu yang diberikan dengan baik dan efisien 10.Siswa leluasa bergerak dan bekerja
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan II No 1.
Aspek yang Diamati Kegiatan awal
1. 2.
2.
3. 4.
Kegiatan inti
3.
Tahap pemantapan konsep
4.
Kegiatan Penutup Tahap evaluasi Lain-lain
6. 7. 8. 9.
5.
Indikator Menempati tempat duduk yang telah ditetapkan. Mengikuti dengan seksama segala sesuatu yang sedang disampaikan oleh guru Melaporkan hasil pengerjaan LKS dalam diskusi kelas Memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik Melakukan kegiatan refleksi Mengerjakan soal tes. Siswa leluasa bergerak dan bekerja Menggunakan waktu yang diberikan dengan baik dan efisien
Pemberian skor setiap item observasi aktivitas siswa dilakukan berdasarkan indikator yang tersaji pada Lampiran 5
36
c. Penilaian proses pembelajaran Penilaian proses pembelajaran bertujuan untuk memperoleh skor proses siswa yang nantinya skor perolehan akan dirata-rata dengan skor hasil. Instrumen yang digunakan untuk observasi kegiatan siswa diantaranya kegiatan menyimak, diskusi, dan presentasi yang instrumennya terlampir bersama RPP (Lampiran 6). Selain observasi, penilaian proses juga dilakukan dengan hasil kerja kelompok dalam mengerjakan LKS tentang perkembangan teknologi transportasi yang instrumennya terlampir bersama RPP (Lampiran 6). Uji Instrumen Penelitian Uji Validitas Menurut Suharsimi (2006: 168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan suatu instrumen. Sebuah
instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan Pearson (Arikunto dalam Dwinanto; 2011:34). Rumus korelasi product moment dengan angka kasar. =
[ ∑
Keterangan:
∑
− (∑ )(∑ )
− (∑ ) ][ ∑
rxy
= koefisien korelasi pearson
x
= variabel bebas
y
= variabel terikat
n
= jumlah data
− (∑ ) ]
Uji validitas dilakukan dengan bantuan SPSS 19,0. Kriteria validitas intrumen menurut Saifuddin Azwar (2008) dalam Naniek Sulistya Wardani (2010:35) menyatakan bahwa suatu item instrumen
37
dianggap valid jika memiliki koefissien corrected item to total correlation ≥ 0,20. Kategori inilah yang digunakan untuk menentukan apakah item valid atau tidak, dengan rentang indeks validitas sebagai berikut: Tabel 3.6 Indeks Validitas No 1
Indeks 0.81-1.00
Interprestasi Sangat tinggi
2 0.61-0.80 Tinggi 3 0.41-0.60 Cukup 4 0.21-0.40 Rendah 5 0.00-0.20 Sangat rendah Instrumen Tes I dan II yang akan diberikan pada kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan uji coba terlebih dahulu. Instrumen Tes I diujikan pada siswa kelas IV SD Negeri Bugel 01 Salatiga pada hari Sabtu, 17 Maret 2012, sedangkan Tes II pada hari Senin, 9 April 2012 di SD yang sama. Setelah uji coba dilakukan, kemudian dilakukan uji
validitas instrumen menggunakan bantuan SPSS 19. Dari 40 item soal Tes I (pilihan ganda) yang diujicobakan, diperoleh 25 item soal valid dan 15 item soal yang tidak valid dibuang. Dari 25 item soal yang valid tersebut dilakukan uji validitas lagi dan hasilnya menunjukkan semua item valid. Adapun hasil uji validitas Tes I dengan bantuan SPSS 19 tersaji pada Lampiran 7. Begitu pula dengan instrumen Tes II. Dari 50 item soal (40 item soal pilihan ganda dan 10 item soal uraian) yang diujicobakan, diperoleh 32 item soal valid yang terdiri dari 26 item soal pilihan ganda dan 6 item soal uraian. 32 item soal yang valid tersebut dilakukan lagi uji validitas dan hasilnya menunjukkan semua item valid. Adapun hasil uji validitas Tes II dengan bantuan SPSS 19 tersaji pada Lampiran 7. Dari 32 soal, peneliti mengambil 30 soal yang terdiri dari 25 soal pilihan ganda (membuang soal nomor 28) dan 5 soal uraian (membuang soal nomor 8). Dua buah soal tidak disertakan karena sudah terdapat item soal valid lain yang mewakili indikator yang akan diukur oleh soal tersebut.
38
Uji Reliabilitas Menurut Sudjana (2011:16), reliabilitas alat peskoran adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Reliabilitas ini menjaga konsistensi (keajegan) hasil
penilaian.
Penilaian
yang
ajeg
(reliable)
memungkinkan
perbandingan yang reliable, menjamin konsistensi, dan keterpercayaan. Rumus reliabilitas dengan metode Alpha (Sugiyono, 2006:282) adalah: =
Keterangan:
−1
1−
∑ ∑
: koefisien realibilitas alpha k
: mean kuadrat antara subyek
∑
: mean kuadrat kesalahan
∑
: varians total
Dalam menentukan
tingkat reliabilitas instrumen digunakan
pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery dalam Naniek Sulistya Wardani (2010:35) sebagai berikut: α ≤ 0,7
: tidak dapat diterima
0,7 < α ≤ 0,8
: dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9
: reliabilitas bagus
α > 0,9
: reliabilitas memuaskan
Untuk penghitungan reliabilitas instrumen Tes I (setelah uji validitas: 25 item soal pilihan ganda) didapatkan hasil penghitungan reliabilitas sebesar 0,869 dengan kategori reliabilitas bagus. Berdasarkan hasil penghitungan tersebut maka instrumen tes I dapat digunakan untuk penelitian. Untuk penghitungan reliabilitas instrumen Tes II (setelah uji validitas: 25 item soal pilihan ganda dan 5 item soal uraian) dengan hasil penghitungan reliabilitas sebesar 0,859 dengan kategori reliabilitas
39
bagus. Berdasarkan hasil penghitungan tersebut maka instrumen Tes II dapat digunakan untuk penelitian. Adapun hasil reliabilitas instrumen Tes I dan II tersaji pada Lampiran 7. Tingkat Kesukaran Soal Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa yang menjawab benar. Tingkat kesukaran berkisar dari 0 sampai dengan 1. Makin besar tingkat kesukaran makin mudah soal tersebut begitu pula sebaliknya makin kecil tingkat kesukaran makin sukar soal tersebut (Rahmah Zulaiha, 2008;14). Tingkat
kesukaran
soal
pilihan
ganda
diperoleh
melalui
perhitungan dengan menggunakan rumus berikut (Rahmah Zulaiha, 2008:15):
TK
=
Keterangan: TK
= Tingkat kesukaran soal pilihan ganda
JB
= Banyak siswa yang menjawab benar
n
= Banyak siswa
Tingkat kesukaran soal uraian menurut klasifikasi puspendik dalam Rahmah Zulaiha (2008:34) diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus:
TK = Keterangan: TK
= Tingkat kesukaran soal uraian
Mean
= Rata-rata skor siswa
Skor Maksimum = Skor maksimum yang ada pada tabel penskoran Tingkat kesukaran biasanya dibagi menjadi 3 kategori yaitu soal sukar, soal sedang, dan soal mudah. Berikut ini kriteria tingkat kesukaran soal (Rahmah Zulaiha, 2008:14). 0 – 0,30
= Soal kategori sukar
40
0,31 – 0,70
= Soal kategori sedang
0,71 – 1,00
= Soal kategori mudah
Uji tingkat kesukaran soal dilakukan setelah instrumen terbukti valid dan reliabel. Berdasarkan hasil penghitungan tingkat kesukaran soal Tes I yang tersaji pada Lampiran 8, maka dapat disimpulkan bahwa dari 25 soal diperoleh 2 soal kategori sukar, 14 kategori soal sedang, dan 9 kategori soal mudah. Sedangkan tingkat kesukaran soal Tes II, dapat disimpulkan bahwa dari 25 soal pilihan ganda diperoleh 3 soal kategori sukar, 5 soal kategori sedang, 17 soal kategori mudah, dan dari 5 soal uraian Tes II terdapat 3 soal pada kategori mudah dan 2 soal kategori sedang. Uji Normalitas Skor Tes I Untuk mengetahui data yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukanlah uji normalitas. Uji normalitas dilakukan berdasarkan hasil skor Tes I yang terlampir pada Lampiran 9. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika taraf signifikansi atau skor ρ > 0,05. Apabila hasil uji normalitas memenuhi syarat tersebut, maka data akan dinyatakan normal. Uji normalitas dilakukan dengan bantuan SPSS 19 menggunakan teknik One Sample Kolmoogov-Smirov Test, hasilnya adalah sebagai berikut. Tabel 3.7 Hasil Uji Normalitas Skor Tes I Eksperimen N
Kontrol
32
37
71.34
69.08
12.270
13.446
Absolute
.148
.117
Positive
.120
.117
Negative
-.148
-.110
Kolmogorov-Smirnov Z
.836
.710
Asymp. Sig. (2-tailed)
.486
.694
Normal Parameters
a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
41
Berdasarkan tabel 3.7 tentang hasil uji normalitas Tes 1 dapat disimpulkan bahwa: 1.
Pada kolom eksperimen nampak tingkat signifikansi dua sisi dengan taraf kepercayaan 5 % (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,486. Pada tabel diatas menunjukkan bahwa S = P = 0,486. Artinya berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5 % maka p > 0,05 atau 0,486 > 0,05. Jadi data dari skor Tes I kelompok eksperimen adalah berdistribusi normal. Berikut ini tersaji grafik normalitas skor Tes I kelompok eksperimen.
Gambar 3.3 Grafik Normalitas Skor Tes I Kelompok Eksperimen 2.
Dari tabel tersebut nampak tingkat signifikansi dua sisi dengan taraf kepercayaan 5 % (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,694. Pada tabel diatas menunjukkan bahwa S = P = 0,694. Artinya berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5 % maka P > 0,05 atau 0,694> 0,05. Jadi data dari skor tes 1 kelompok kontrol adalah berdistribusi normal. Berikut ini tersaji grafik normalitas skor Tes I kelompok kontrol.
42
Gambar 3.4 Grafik Normalitas Skor Tes I Kelompok Kontrol Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak berdasarkan perolehan skor Tes I. Oleh karena itu, sebelumnya disiapkan hipotesis sebagai berikut. (Duwi Priyatno, 2010) H0 = kedua varian kelompok adalah identik (homogen) H1 = kedua varian tidak identik (heterogen), dengan ketentuan: a. Jika skor probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima b. Jika skor probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak. Berikut ini tersaji hasil uji homogenitas skor Tes I. Tabel 3.8 Hasil Uji Homogenitas Skor Tes I Test of Homogeneity of Variances Skor Levene Statistic .023
df1
df2 1
Sig. 67
.881
43
Berdasarkan Tabel 3.8, diperoleh taraf signifikansi sebesar 0,881. Hal ini berarti 0,881 > 0,05, maka H0 diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen dan kontrol dalam kondisi yang sama/homogen. 3.6 Teknik Analisis Data Data yang terkumpul dari hasil tes akhir pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan pengujian perbedaan rata-rata. Untuk menguji perbedaan rata-rata dipakai Uii T dilakukan dengan bantuan SPSS 19. Sebelum melakukan Uji T dipastikan skor dalam kondisi berdistribusi normal dan homogen. Uji T digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan mean antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil Uji T akan diperoleh besarnya t hitung dan taraf signifikansi yang nantinya digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Hipotesis yang telah diuji dapat digunakan untuk menarik kesimpulan dalam penelitian ini. Rumus statistik untuk menghitung t-tes menurut Sugiyono (2006:119) adalah sebagai berikut: t= Keterangan:
+
X −X − 2r
√
√
t
= t hitung
s
= variansi kelompok eksperimen
n
= jumlah kelompok eksperimen
X
= mean skor tes akhir kelompok eksperimen
s
= variansi kelompok kontrol
n
= jumlah kelompok kontrol
X
= mean skor tes akhir kelompok eksperimen