49
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian.1 Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik eksplorasi yaitu segala cara untuk menetapkan lebih teliti atau seksama dalam suatu penelitian.2 Penelitian ini menggunakan dokumentasi dengan rancangan penelitian deskriptif kuantitatif dan deskriptif komparatif. Deskriptif kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan keanekaragaman jenis jamur kelas Basidiomycetes yang didapatkan pada lokasi penelitian, sedangkan deskriptif komparatif digunakan untuk mendeskripsikan perbedaan tingkat keanekaragaman jenis jamur yang didapatkan pada penelitian ini.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jenis jamur kelas Basidiomycetes yang terdapat di kawasan hutan
Lahei II Kecamatan
Lahei Kabupaten Barito Utara.
1
Melisa, ” Inventarisasi Jenis-Jenis Jamur Kelas Basidiomycetes di Kawasan Hutan Air Terjun Sampulan Kelurahan Muara Tuhup Kabupaten Murung Raya”, Skripsi, Palangka Raya : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palangka Raya, 2012, h. 42, t.d. 2
Ibid, h. 42
49
50
2. Sampel Sampel penelitian adalah seluruh jenis jamur Kelas Basidiomycetes yang terdapat pada masing-masing plot di dua stasiun pengamatan, yaitu 100 plot pada daerah dataran rendah dan 100 plot pada daerah dataran tinggi di kawasan hutan Kecamatan Lahei Kabupaten Barito Utara.
C. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan alat dan bahan yang digunakan sebagai penunjang untuk terlaksananya penelitian. Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah kamera, penggaris, toples spesimen jamur, botol kaca, pensil, meteran, pisau, gunting, lup, tali rafia, penyemprot, termometer, soil tester, sedangkan bahan yang digunakan adalah kantong plastik, formalin, alkohol, asam asetet glasial, kertas label, aquades, dan kertas koran.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei, yaitu menelusuri seluruh wilayah penelitian dari kedua stasiun yang didalam masing-masing stasiun terdapat 100 plot, yakni pada daerah dataran rendah dan daerah dataran tinggi. Pengambilan data dilakukan
51
menggunakan lembar pengamatan. Data yang dikumpulkan meliputi nama daerah, habitat, nama ilmiah, dan ciri morfologi.3 2. Langkah-langkah Pengumpulan Data a. Penentuan Stasiun Pengamatan Stasiun yang ditetapkan sebagai lokasi atau tempat pengambilan data adalah daerah dataran rendah di kawasan hutan Kelurahan Lahei II Kecamatan Lahei Kabupaten Barito Utara yang mewakili stasiun 1, sedangkan untuk daerah yang dataran tinggi
di kawasan hutan
Kelurahan Lahei II Kecamatan Lahei Kabupaten Barito Utara yang mewakili stasiun 2.4 b. Penentuan Garis Transek dan Pemetaan Kuadrat Penentuan garis transek dan pemetaan plot dilakukan sebagai berikut. Pembuatan garis transek dilakukan secara vertikal sebanyak 10 garis transek dengan jarak antara yang lain adalah 5 meter. Pada setiap transek dibuat plot senbanyak 10 plot dengan ukuran 1x1 m2 dengan jarak antara plot satu dengan plot yang lainnya adalah sama atau seragam, yakni 5 m, sehingga pada akhirnya setiap stasiun pengambilan data akan terdapat 100 plot.5 Gambaran di atas dapat dilihat pada Gambar 3.1 di bawah ini.
3
Ibrahim, “Keanekaragaman Gastropoda pada Daerah Pasang Surut Kawasan Konservasi Hutan Mangrove Kota Tarakan dan Hubungan Antara Pengetahuan Sikap dengan Manifestasi Perilaku Masyarakat Terhadap Pelestariannya”, Tesis Magister, Malang : Universitas Malang, 2009, h. 50, t.d. 4
Ibid, h. 50
5
Ibid, h. 50
52
Kawasan Hutan
1
11
21
31
41
51
61
71
81
91
2
12
22
32
42
52
62
72
82
92
3
13
23
33
43
53
63
73
83
93
4
14
24
34
44
54
64
74
84
94
5
15
25
35
45
55
65
75
85
95
6
16
26
36
46
56
66
76
86
96
7
17
27
37
47
57
67
77
87
97
8
18
28
38
48
58
68
78
88
98
9
19
29
39
49
59
69
79
89
99
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
5m
5m Hutan Gambar 3.1 Denah Garis Transek dan Pemetaan Plot Keterangan : : plot 1 x 1 m : garis transek 1 sampai 10 : batas pasang tertinggi (dataran rendah atau dataran tinggi)
53
E. Analisa Data Spesimen jenis jamur yang sudah ditemukan dan dikumpulkan, kemudian diidentifikasi, dideskripsikan, diklasifikasikan, dinventarisasi dan data yang sudah didapatkan dilanjutkan dalam tahap analisis. Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif untuk mengungkap permasalahan sebagai berikut : 1. Keanekaragaman jenis (indeks keanekaragaman, kemerataan, kekayaan, dan kerapatan relatif). 2. Perbedaan tingkat keanekaragaman jenis Jamur Basidiomycetes antara yang berada di daerah dataran rendah dan yang berada di daerah dataran tinggi. Kenekaragaman jenis dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut. 1) Keanekaragaman a. Indeks keanekaragaman Jamur Basidiomycetes menggunakan rumus Shannon-Wiener, sebagai berikut : H
dimana Pi =
Dimana : H’ : Indeks keanekaragaman Shannon and wiener ni : Jumlah individu semua jenis ke-i
N : Jumlah total semua jenis dalam komunitas Pi : kelimpahan relatif ∑ : Jumlah spesies individu
Kriteria pengambilan Nilai H’ (Indeks Keanekaragaman) : 1,5 1,5-3,5 3,5 6
: Keanekaragaman rendah : Keanekaragaman sedang : Keanekaragaman tinggi6
Agus Dharmawan, “Ekologi Hewan”, Malang : Universitas Malang, 2005, h. 25.
54
b. Kemerataan Nilai kemerataan diperoleh dengan persamaan sebagai berikut. E= Dimana : H’ : Indeks keanekaragaman E : Kemerataan S : Jumlah total Spesies (n1, n2, n3….)7
c. Kekayaan Nilai kekayaan diperoleh dengan persamaan sebagai berikut. R= Dimana : R S n
: Kekayaan : Jumlah total Spesies (n1, n2, n3…) : Jumlah individu setiap jenis8
d. Kerapatan Relatif (KR)9
2) Analisis Perbedaan Keanekaragaman Jenis Jamur Perbedaan tingkat keanekaragaman jenis jamur yang ditemukan pada dataran tinggi dan dataran rendah Hutan Kelurahan Lahei II Kecamatan Lahei Kabupaten Barito Utara dianalisis dengan menggunakan
7
Ibrahim, “Keanekaragaman Gastropoda pada Daerah Pasang Surut Kawasan Konservasi Hutan Mangrove Kota Tarakan dan Hubungan Antara Pengetahuan Sikap dengan Manifestasi Perilaku Masyarakat Terhadap Pelestariannya”, Tesis Magister, Malang : Universitas Malang, 2009, h. 50, t.d. 8
9
Ibid, h. 50
Mukhamad Khaul Yuhri, “Keanekaragaman Jenis dan Komposisi Jamur Makroskopis di Kawasan Cagar Alam Hutan Gebungan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang ”, Skripsi, Semarang : Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP)Semarang, 2013, h. 25, t.d.
55
perhitungan statistik melalui Uji t-test, yakni menggunakan rumus polled varians.
Keterangan : = Jumlah sampai ke 1 = Jumlah sampai ke 2 = Rata-rata sampel ke 1
= Rata-rata sampel ke 2 = Varian sampel ke 1 = Varian sampel ke 2 10
Penggunaan rumus diatas ditentukan dengan beberapa aturan yang merujuk pada penentuan rumus t-test. Beberapa pertimbangan dalam memilih rumus t-test adalah melalui pengujian homogenitas varians dan berdasarkan pada rata-rata dua sampel yang jumlahnya sama atau tidak. F. Skema Pelaksanaan Penelitian Langkah-langkah dalam pengumpulan data pada penelitian ini diawali dengan tahapan observasi lapangan, persiapan, pelaksanaan penelitian, pengambilan data dan analisis data hasil penelitian sampai kesimpulan, yang dijelaskan dalam diagram alur berikut :
10
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta, 2009 h. 138
56
Perizinan penelitian
Observasi Lapangan
Penentuan Tempat Pengambilan Data Dataran Rendah Dataran Tinggi Persiapan Penelitian
Pengambilan Data
Pengadaan Alat dan Bahan Penelitian
1. 2. 3. 4.
Pengamatan ciri morfologi Dokumentasi Identifikasi Pembuatan herbarium
Data Hasil Penelitian Analisis Deskriptif kuantitatif (untuk keanekaragaman jamur Basidiomycetes yang ditemukan)
Analisis Data
Kesimpulan
Analisis Komparatif (untuk melihat perbandingan tingkat keanekaragaman jenis jamur Basidiomycetes yang ditemukan)
Gambar 3.2 Diagram Alur Pelaksanaan Penelitian
57
G. Jadwal Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 25 Juni 2014 sampai dengan tanggal 16 Agustus 2014. Adapun jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel di bawah ini : Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
1
Penyusunan proposal
2
Seminar dan revisi hasil seminar serta persiapan penelitian.
3
Menentukan lokasi pengambilan data, pengambilan foto dan mengamati ciri morfologi dari jamur yang ditemukan serta pembuatan herbarium.
4
Identifikasi jamur Basidiomycetes
Bulan April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
Juli 2 3 4
X X X X X X X X X X
X X X XX X
X XX X
Bulan No
Kegiatan
5
Analisis data dan pembahasan
6
Penyusunan laporan hasil penelitian
7 8 9
Pembimbingan skripsi Munaqasah Perbaikan skripsi
Agustus
September
Oktober
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 X X X X
1
2
X X X X X X
X X X X X X X X X X
3
4