BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta. Sekolah ini beralamat di Jalan Sumbing VI/49, Mojosongo, Jebres, Surakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2015 sampai dengan April 2015 semester genap tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari persiapan penelitian, pelaksanaan tindakan, analisis data dan pelaporan dengan rincian pada Tabel 3.1 di Lampiran 1. B. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIA semester genap SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Subjek diambil 1 kelas dari 7 kelas XI yang ada di SMA Negeri 8 Surakarta yaitu kelas XI MIA-3 yang terdiri dari 25 siswa. Kelas XI MIA-3 merupakan kelas dengan nilai rata-rata afektif, kognitif, serta psikomotor Fisika yang rendah dan siswa bersifat pasif dalam pembelajaran. Objek penelitian ini adalah hasil belajar fisika siswa yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. C. Data dan Sumber Data 1. Data Penelitian Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data informasi yang berasal dari guru serta siswa. Data dari guru dan siswa ini dilihat dari aspek kualitatif dan kuantatif. Aspek kualitatif diambil dari data observasi, wawancara, kajian dokumen atau arsip dengan berpedoman pada lembar observasi dan angket yang menggambarkan proses pembelajaran di kelas. Aspek kuantitatif yang dimaksud adalah hasil penilaian belajar Fisika siswa dari tes kognitif, afektif, dan psikomotor siswa terhadap pembelajaran baik silkus I maupun siklus II. 2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA-3 SMA Negeri 8 Surakarta tahun ajaran 2014/2015 dan guru fisika sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran. Data yang diperoleh berupa keadaan pada saat proses 41
42 pembelajaran berlangsung, hasil observasi, wawancara dengan guru dan siswa, serta angket yang diberikan ke siswa sebagai gambaran tentang peningkatan hasil belajar Fisika siswa. a. Siswa SMA Kelas XI MIA-3 SMA N 8 Surakarta Siswa kelas XI MIA-3 SMA N 8 Surakarta tahun ajaran 2014/2015 merupakan objek penelitian, yang dalam penelitian berperan sebagai pelajar dan dalam analisis hasil belajar fisika. Secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 5. b. Guru Fisika Guru fisika berperan penting dalam menjalankan tindakan dan mengarahkan siswa saat pembelajaran berlangsung sehingga tujuan yang direncanakan dapat tercapai. Dalam tahap refleksi, guru menjadi sumber data kualitatif dalam penerapan model pembelajaran berbasis proyek. D. Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu teknik tes dan teknik non tes yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Teknik Tes Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang
diperoleh
pembelajaran
siswa
pada
khususnya
meteri
teori
kemampuan kinetik
gas
kognitifnya
setelah
menggunakan
model
pembelajaran berbasis proyek. Tes dilaksanakan tiap akhir siklus untuk mengetahui implikasi dari tindakan yang diberikan yaitu penerapan pembelajaran berbasis proyek dalam proses pembelajaran terhadap hasil belajar siswa pada materi teori kinetik gas. Bentuk tes yang digunkan berupa soal uraian yang berbeda pada siklus I dan siklus II sesuai indikator pembelajaran. 2. Teknik Non Tes Menurut Sudijono (2005:76) menyatakan melalui teknik non tes, maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan tanpa “menguji” pengamatan
peserta secara
didik,
melainkan
sistematis
dilakukan
(observation),
dengan
melakukan
melakukan
wawancara
43 (interview), menyebarkan angket (questionnaire), dan memeriksa atau meneliti dokumen (documentary analysis). Teknik non tes ini pada umumnya memegang peranan penting dari segi ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah keterampilan (psycomotoric domain). Pada penelitian ini, teknik non tes yang digunakan adalah observasi, wawancara, kuesioner, dan kajian dokumen. a. Pengamatan atau Observasi Menurut Sugiyono (2012: 203) observasi sebagai teknik pengumulan data mempunyi ciri-ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan angket. Kalau wawancara dan angket selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain. Observasi dilakukan ketika guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas dengan model pembelajaran seperti biasa maupun dengan model pembelajaran berbasis proyek. Observasi yang dilakukan berupa interaksi belajar mengajar, tingkah laku, interaksi kelompok yang terkait dengan aspek afketif dan psikomotor siswa sesuai dengan pedoman observasi yang telah disiapkan. b. Wawancara Wawancara dilakukan terhadap siswa maupun guru sesuai dengan pedoman wawancara yang telah disiapkan. Wawancara terhadap guru dan siswa dilakukan untuk memperjelas evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan mengenai proses pembelajaran dengan model pembelajaran
berbasis
proyek
dan
partisipasi
siswa
selama
pembelajaran. Wawancara yang dilakukan di awal siklus digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang pelaksanaan pembelajaran Fisika di kelas XI MIA-3 dan menganalisis data tersebut untuk merencanakan tindakan di siklus I. Setelah tindakan diberikan atau dengan kata lain siklus I telah usai, maka dilakukan wawancara kembali dengan siswa kelas XI MIA-3 tentang pendapat siswa mengenai
44 penerapan pembelajaran berbasis proyek, hal-hal yang menjadi kendala selama pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek, manfaat yang diperoleh siswa, serta kesan siswa mengenai materi Fisika yang disampaikan dengan pembelajaran berbasis proyek. Selain wawancara dengan siswa, wawancara dengan guru juga dilakukan supaya tindakan yang telah diberikan dievaluasi, yakni tentang pembelajaran berbasis proyek yang diterapkan dan membuat strategi untuk mengatasi kendala yang muncul pada siklus I sehingga proses pembelajaran akan lebih baik sebagai refleksi disiklus II. Pada akhir siklus II kembali dilakukan wawancara kepada guru dan siswa. Wawancara kepada guru dilakukan untuk mengetahui pendapat guru mengenai keberhasilan tindakan yang telah diterapkan yaitu
menerapkan
model
pembelajaran
berbasis
proyek
untuk
meningkatkan hasil belajar fisika siswa baik dari aspek kogitif afektif maupun psikomotor. Wawancara kepada siswa juga dilakukan kembali supaya manfaat dari diterapkannya model pembelajaran berbasis proyek ini dapat diketahui. Hasil wawancara ini merupakan salah satu data yang nantinya akan dianalisis. c. Kuesioner/ Angket Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang kan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono, 2012 : 199-200 ). Teknik pengambilan data non tes secara angket ini dilakukan untuk memperoleh data sikap sosial siswa serta untuk mengetahui tanggapan dan respon siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek pada materi teori kinetik gas. Data yang diperoleh dari angket tersebut dianalisis, sehingga memperoleh informasi yang tidak akan didapat hanya dengan observasi saja.
45 Pernyataan diberikan langsung ke siswa beserta pilihan jawaban yang telah disediakan pula. Pilihan jawaban yang disediakan adalah sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Penyusunan angket menggunakan skala Likert dalam Depdiknas (2008:13), yaitu menggunakan rentang mulai dari pernyataan sangat positif sampai pernyataan sangat negatif. d. Kajian Dokumen Kajian terhadap dokumen atau arsip juga dilakukan seperti terhadap silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, buku referensi mengajar serta hasil belajar fisika siswa. E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu instrument pembelajaran dan instrument penelitian. 1. Instrumen Pembelajaran a. Silabus Silabus yang digunakan dalam penelitian adalah silabus dari sekolah yang dikembangkan
dan
disesuaikan
dengan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) penelitian. Silabus dapat dilihat pada Lampiran 2. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan pembelajaran dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegitan belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar. RPP yang digunakan disusun dan disetujui oleh guru yang mengajar siswa sebagai subjek penelitian, hal ini dimaksud agar proses pembelajaran dalam penelitian dapat terstruktur dengan baik. RPP dapat dilihat secara rinci pada Lampiran 3 untuk siklus I dan Lampiran 4 untuk siklus II. c. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Lembar Kegiatan Siswa (LKS) digunakan dalam pembelajaran model pembelajaran berbasis poyek sebagai salah satu bahan ajar yang membantu siswa dalam memahami materi teori kinetik gas.
46 2. Instrumen Penilaian Instrumen penilaian yang digunakan yaitu instrumen penilaian hasil belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotor, serta instrument berupa angket balikan siswa terhadap proses belajar mengajar. a. Instrumen Penilaian Kognitif Penelitian ini menggunakan instrumen tes untuk mengukur kemampuan kognitif siswa kelas XI MIA-3 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Instrumen tes dalam penelitian ini berupa tes uraian atau essay. Tes essay tentang materi teori kinetik gas terdiri dari 5-10 butir soal. Jawaban diberi skor sesuai rubrik penilaian yang digunakan. Langkah pembuatan tes terdiri dari membuat kisi-kisi, menyusun soal tes, dan memvalidasinya. Validasi dilakukan oleh ahli, dalam hal ini dosen pembimbing dan guru mata pelajaran Fisika kelas XI MIA-3 SMAN 8 Surakarta. Soal tes kognitif siklus I maupun siklus II dapat dilihat pada Lampiran 17 dan 20. b. Instrumen Penilaian Afektif Pada penelitian ini, instrumen non tes berupa lembar observasi dan angket digunakan untuk menilai aspek afektif siswa kelas XI MIA-3 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Ranah afektif siswa yang diukur yaitu sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong royong, santun, dan percaya diri. Lembar observasi dalam penelitian ini diisi oleh observer dan peneliti yang berpedoman pada indikator penialaian aspek afektif siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Lalu instrument berupa angket diisi sendiri oleh subjek penelitian yaitu siswa kelas XI MIA-3 SMA Negeri 8 surakarta. Lembar angket dapat dilihat di Lampiran 14, sedangkan lembar observasi pada Lampiran 12. c. Instrumen Penilaian Psikomotor Pada penelitian ini, instrumen non tes berupa lembar observasi digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah psikomotor siswa kelas XI
47 MIA-3 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Lembar observasi yang digunakan disusun dalam bentuk checklist yang terdiri atas daftar pernyataan yang mancakup kemampuan motorik siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Lembar observasi dapat dilihat pada Lampiran 22-26. F. Uji Validitas Data Data yang telah diperoleh harus diuji validitasnya, validitas data berguna untuk menentukan valid tidaknya suatu data yang akan digunakan sebagai sumber penelitian. Dalam penelitian ini data yang diperoleh diolah dan diuji keabsahannya dengan triangulasi dan review informan kunci. Menurut Moleong dalam Suwandi (2009), triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang digunakan antara lain berupa triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data. Teknik triangulasi metode pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data tetap dan mengumpulkan data yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara, kajian dokumen atau arsip, angket dan tes. Review informan kunci adalah mengkonfimasikan data atau interpretasi temuan kepada informan kunci sehingga diperoleh kesepakatan anatara peneliti dan informan tentang data atau interpretasi temuan tersebut. Gambar 3.1. menunjukan skema dari pemeriksaan validitas data yang digunakan. Tes/angket Data
Observasi Wawancara/ Arsip
Gambar 3.1. Skema Pemeriksaan Validitas Data (Sumber: Moleong, 2013: 330)
Sumber Data
48 G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum masuk lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan (Sugiyono, 2012:336). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan rata-rata prosentase pada hasil belajar siswa yang dijelaskan secara kualitatif serta gabungan dari Miles-Huberman dan Spradley untuk saling melengkapi. Dalam setiap tahapan penelitian Miles-Huberman menggunakan langkah-langkah data reduksi, data display, dan verification. Ketiga langkah tersebut dapat dilakukan pada semua tahap dalam proses penelitian kualitatif, yaitu tahap deskripsi, fokus, dan seleksi (Sugiyono, 2012: 362). Berbeda dari interpretasi data hasil tiap observasi yang dijadikan bahan tiap diskusi balikan sebagai tindak lanjut dan suatu observasi sebagaimana telah digunakan sebelumnya, analisis data dalam rangka refleksi setelah implementasi suatu paket tindakan perbaikan mencakup proses dan dampak seperangkat tindakan perbaikan dalam suatu siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara keseluruhan. Dalam hubungan ini, analisis data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, megabstraksikan, mengorganisasikan data secara sistematik dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK (Suwandi, 2009). Telah disebutkan bahwa analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrkan dan trnsformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatn tertulis di lapangan. Paparan data adalah proses penampilan data secara sederhana dalam bentuk paparan naratif, representasi tabular termasuk dalam format matriks, representasi grafis, dan sebagainya. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dan sajian data yang telah terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan atau formula yang singkat dan padat, tetapi mengandung pengertian yang luas. Gambar 3.2. menunjukkan skema analisis data.
49
Pengumpulan
Reduksi Data
Sajian Data
Kesimpulan dan verifikasi Gambar 3.2. Skema Analisis Data (Sumber: Miles dan Huberman, 1995: 20) H. Indikator Ketercapaian Untuk menentukan ketercapaian tujuan penelitian ini perlu dirumuskan indikator
keberhasilan
tindakan
yang
disusun
secara
realistik
dengan
memeprtimbangkan kondisi sebelum diberi tindakan dan jumlah siklus tindakan yang akan dilakukan dan dapat diukur. Dalam penelitian ini indikator keberhasilannya yaitu peningkatan hasil belajar Fisika yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Tabel 3.2 menyajikan indikator kinerja penelitian. Tabel 3.2. Indikator Kinerja Penelitian Aspek yang diukur Kognitif (KKM = 68)
Afektif
Presentase siswa yang ditargetkan Sejumlah 60 % dari total siswa memperoleh ketuntasan Sejumlah 30 % dari total siswa memperoleh kriteria sangat baik dan 70 % siswa memperoleh kriteria baik.
Cara mengukur Persentase ketuntasan siswa = × 100 %
Persentase afektif siswa =
× 100 %
50
Psikomotor
Sejumlah 30 % dari total siswa memperoleh kriteria sangat baik dan 70 % siswa memperoleh kriteria baik.
Persentase psikomotor siswa =
× 100 %
I. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan kelas mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart yaitu model spiral yang saling berkait, dalam satu siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai. Langkah-langkah operasional penelitian tiap siklus adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan Tahap perencanaan dilakukan mulai tanggal 9 Februari 2015. Kegiatan yang dilakukan meliputi : a. Menetapkan tindakan fokus penelitian yang harus dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan yang telah ditetapkan bersama guru. Adapun tindakan yang disepakati adalah penerapan pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan Hasil Belajar Fisika yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswa kelas XI MIA-3 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015 materi Teori Kinetik Gas. b. Menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh yang berupa perencanaan tindakan kelas bersama guru, dalam hal ini kegiatan pembelajaran direncanakan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek. c. Menyusun
instrumen
penelitian
meliputi
lembar
observasi
atau
pengamatan afektif dan psikomotor siswa, pedoman wawancara, RPP, sintak pembelajaran, LKS, soal tes kognitif Fisika siswa, dan angket afektif serta respon balikan siswa terhadap pembelajaran. d. Pemvalidasian instrumen penelitian baik oleh dosen pembimbing I, dosen pembimbing II, maupun guru Fisika yang bersangkutan.
51 2. Tindakan Pada penelitian ini, tindakan mulai dilakukan tanggal 23 Maret 2015. Kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain : a. Melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun dalam RPP yang dirangkum dalam sintak pembelajaran. b. Melakukan kegiatan pemantauan proses pembelajaran observasi langsung pada setiap pertemuan dengan observer. c. Menyelenggarakan evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa diakhir siklus. d. Melakukan perbaikan atau penyempurnaan terhadap strategi dan tindakan apabila proses dan hasil belajar yang telah diterapkan masih kurang memuaskan. 3. Observasi Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam observasi adalah sebagai berikut : a. Pengamatan difokuskan pada sikap sosial (afektif) dan keterampilan (psikomotor) siswa yang telah ditetapkan dan kejadian-kejadian yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung. b. Pengamat mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi. c. Mendiskusikan hasil pengamatan dengan guru, observer maupun dosen terhadap hasil pengamatan setelah proses pembelajaran selesai. d. Membuat kesimpulan hasil pengamatan. 4. Refleksi Tahap refleksi dilakukan analisis proses dan dampak dari pelaksanaan tindakan yang sebelumnya telah dilakukan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Mengemukakan catatan hasil pengamatan dari observer mengenai proses pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan fokus penelitian kemudian mengemukakan segi-segi kelebihan dan kekurangan.
52 b. Meminta pendapat dari guru tentang pelaksanaan pembelajaran di kelas, yang antara lain adalah mengungkap kelebihan dan kekurangan serta permasalahan lain yang berhubungan dengan kegiatan penelitian. c. Mendiskusikan hal-hal yang telah dikemukakan untuk menyamakan persepsi tentang hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran fisika untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil analisis pada tahap refleksi berupa kelebihan, kelemahan, ataupun hambatan dalam pelaksanaan tindakan dijadikan dasar perencanaan kegiatan pada siklus berikutnya. Jika hasil tes kognitif ataupun hasil pengamatan dari observer mengenai aspek afektif dan psikomotor siswa meningkat pada tiap indikator, maka penerapan dari model pembelajaran dinyatakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun prosedur penelitian secara skematis dapat dilihat pada Gambar 3.3. Perencanaan Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I
Refleksi I Masalah Siklus I
Belum Terselesaikan
Observasi I
Pelaksanaan Tindakan II
Siklus II
Observasi II
Perencanaan Tindakan II Refleksi II
Terselesaikan Gambar 3.3. Skema Prosedur Penelitian