30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Metode ialah cara atau jalan untuk mendapatkan tujuan tertentu. Menurut Poerwadarminta (1999:767) mengemukakan bahwa : “Metode adalah cara yang telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai suatu tujuan”. Sedangkan penelitian adalah kegiatan pengumpulan data-data dengan teliti dan seksama dengan dengan memperhatikan fakta dilapangan. Poerwadarminta (1999:1162) menjelaskan bahwa : “Kegiatan pengumpulan, pengolahaan, analisis dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum”. Lebih lanjut Sugiyono (2012:3) mengemukakan bahwa : “Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment) atau latihan tertentu pada setiap sempel. Lebih lanjut Sugiyono (2012:107) menjelaskan bahwa : “Metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali”. Kemudian Surakhmad (1998:149) bereksperimen dalam arti yang luas adalah “Mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil. Hasil itu akan menegaskan bagaimanakah kedudukan perhubungan kausal antara variabel yang diselidiki”. Dalam penggunaan suatu metode tergantung dari penelitian yang akan dicapai. Penggunaan metode haruslah efektif, efesien, dan relevan. Maksudnya, metode yang digunakan harus mempunyai nilai postif pada tiap perubahan sesuai tujuan yang diharapkan hemat, tepat guna, dengan biaya sedikit dapat menghasilkan penelitian yang maksimal. Metode penelitian eksprimen merupakan prosedur kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki suatu masalah ada tidaknya hubungan sebab Deni Haryadi, 2014 30 TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN KETERAMPILAN DRIBBLING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
31
akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksprimental dan menyediakan control untuk perbandingan, sehingga diperoleh hasil. Adapun variabel-variabel yang menjadi pokok dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas ke-1 (X1) Latihan dengan pendekatan Taktis 2. Variabel bebas ke-2 (X2) Latihan dengan pendekatan Teknis 3. Variabel Terikat (Y1) Peningkatan keterampilan dribbling dalam permainan sepakbola Adapun desain penelitian yang digunakan ialah Pre-test and Post-test design. Alasan memilih desain tersebut adalah karena penulis meneliti peningkatan keterampilan dribbling dalam permainan sepakbola menggunakan dua metode yang berbeda, karena kedua metode tersebut sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian yang akan dilaksanakan penulis. . Dengan melihat uraian diatas dengan jelas bahwa metode eksperimen memunyai sifat yang harus dicobakan atau dengan diberikannya latihan atau treatment terlebih dahulu terhadap sempel. Maka dari itu akan dicobakan kepada pendekatan taktis dan pendekatan teknis terhadap keterampilan dribbling siswa Viking Soccer School KU-12 (Cianjur).
B. Populasi dan Sampel a) Populasi Dalam sebuah penelitian yang akan dilakukan memerlukan adanya data yang akan diperoleh sesuai dengan fakta dilapangan. Data dapat diperoleh dari objek atau populasi yang akan diteliti. Sugiyono (2012:117) menyatakan bahwa : “objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Viking Soccer School KU-12 yang berjumlah 20 orang.
Deni Haryadi, 2014 IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN DRIBBLING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32
b) Sampel Sugiyono (2012:118) menjelaskan bahwa : “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dengan demikian sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili), ada pun teknik pengambilan sampel yang akan digunakan penulis ialah sampling jenuh. Sugiyono (2012 : 124) menyatakan bahwa : Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 otang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Dikarenakan menggunakan sampling jenuh jadi yang akan menjadi sampel adalah siswa VSS KU- 12 (Viking Soccer School) yang berjumlah 20. Dengan prosedur pengelompokan dengan cara sistem ranking agar kedua kelompok memiliki kemampuan yang setara.
C. Penentuan Kelompok Sampel Agar mempermudah dalam penelitian diperlukan langkah-langkah yang teratur supaya tujuan dan hasil sesuai dengan apa yang diharapkan. Oleh karena itu agar semua tujuan dan hasil tercapai penulis dalam penelitian ini akan menggunakan pre-test, post-test group desain menggunakan Matched Subject. Desain ini sampel akan dibagi kedalam dua kelompok sesuai dengan ranking dari tes awal dari mulai yang terendah sampai yang tertinggi dengan cara zig-zag atau A-B-B-A, cara yang satu ini digunakan agar kedua kelompok mempunyai kemampuan yang seimbang (equivalen). Inilah gambaran pembagian kedua kelompok sesuai hasil ranking, sebagai berikut :
Deni Haryadi, 2014 IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN DRIBBLING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33
Gambar 3.1 ( Desain A-B-B-A)
D.
Desain Penelitian Desain dalam penelitian digunakan untuk melihat tahapan penelitian
secara efektif dan efisien. Dalam penelitian eksperimen banyak sekali desain yang dipilih untuk di gunakan. Penggunaan desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian dan pokok masalah yang akan diungkapkan. Nasution (1982:12) menjelaskan tentang rencana penelitian sebagai berikut: Deni Haryadi, 2014 IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN DRIBBLING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
Tiap penelitian harus direncanakan, untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan suatu rencana tentang cara pengumpulan dan menganalis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan tersebut. Penelitian eksprimen mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan desain tersebut disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Berdasarkan argument tersebut, maka penulis menggunakan pre-test post-test design sebagai desain penelitiannya. Dalam desain ini sampel diperoleh sebesar jumlah populasi, kemudian diadakan tes awal atau pre-test. Tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal sampel, dalam hal ini yaitu kemampuan keterampilan dasar dribbling. Data hasil tes awal disusun berdasarkan rangking, tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan teknik dribbling sampel mulai dari yang terbesar sampai terendah. Selanjutnya dibagi dua kemudian dua objek yang memiliki skor yang setaraf dijodohkan menggunakan metode matching sehingga terdapat dua kelompok yang memiliki keterampilan dribbling yang hampir sama. Hal ini dilakukan dalam rangka menyeimbangkan komposisi kedua kelompok. Setelah itu sampel diberikan perlakuan atau treatment. Desain penelitian yang penulis gunakan adalah Pre-test and Post-test Design. Penulis menggunakan desain tersebut karena dalam pelaksannaan penelitian penulis membagi sampel menjadi dua kelompok yang sama dengan perlakuan yang berbeda. . Dibawah ini adalah gambar “Pre-test dan Post-test Group Design” menggunakan “Matched Subject”. Kelompokeksperimen (A)
O1
M
X1
O2
-----------------------------------------------------------------------------------------
Kelompokeksperimen (B)
O1
M
X2
Gamabar 3.2 Desain penelitian Sumber : Lutan (2007:165)
Deni Haryadi, 2014 IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN DRIBBLING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
O2
35
Keterangan : Keterangan: A : Kelompok pendekatan taktis B : Kelompok pendekatan teknis O1 : Tes Awal M : Matching X1 : Treatment (Latihan pendekatan taktis) X2 : Treatment (Latihan pendekatan teknis) O2 : Tes Akhir Dalam desain penelitian ini penggunaan tes awal (O 1) selain bertujuan untuk mendapatkan data awal dari kemampuan dasar sampel, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk membagi kelompok ke dalam dua kelompok eksperimen dengan cara “Macthed Subject” (M). Dua kelompok terbagi atas satu kelompok eksperimen A yang diberi perlakuan latihan terpusat (X 1) dan satu kelompok eksperimen B yang menggunakan metode latihan acak (X2). Pembagian kelompok ditentukan oleh hasil dari tes awal sehingga nantinya akan terbentuk dua kelompok yang equivalen. Tes akhir (O2) bertujuan untuk melihat perkembangan atau hasil dari treatment yang diberikan. Pada penelitian ini langkah-langkah yang disusun adalah sebagai berikut: 1.
Menetapkan populasi dan sampel penelitian.
2. Melakukan tes awal 3. Melakukan latihan dribbling sepakbola dengan menggunakan pendekatan taktis dan pendekatan teknis. 4. Melakukan tes akhir 5. Pengolahan data 6. Analisis data 7. Menetapkan kesimpulan.
Deni Haryadi, 2014 IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN DRIBBLING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36
Sedangkan langkah pengumpulan data sebagai berikut :
Gambar 3.3 Langkah-langkah penelitian Sumber: Dokumentasi Pribadi E. Instrumen Penelitian Dalam mengumpulkan data diperlukan alat pengukuran, sehingga dengan menggunakan alat ini akan diperoleh data yang merupakan hasil pengukuran. Suharsimi Arikunto dalam Nurhasan (2006:1) menjelaskan bahwa: “Tes merupakan suatu alat atau prosedur untuk mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan”. Instrument penelitian dalam penelitian ini adalah dengan cara melakukan tes dribbling pada pretest dan post tes. Dribbling dilakukan dengan cara minggiring bola melewati alur rintangan : Deni Haryadi, 2014 IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN DRIBBLING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
Adapun tata cara pelaksanaan tes tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tujuan : Mengukur keterampilan , kelincahan, dan kelincahan kaki dalam memainkan bola. 2. Alat-alat yang digunakan
3.
-
Bola
-
Stop Watch
-
6 buah rintangan (tongkat/lembing atau cones)
-
Tiang bendera
-
Kapur
-
Pluit
Petunjuk pelaksanaan -
Pada aba-aba “siap”, testee berdiri di belakang garis star dengan bola dalam penguasaan kakinya.
-
Pada aba-aba “Ya”, testee mulai menggiring bola ke arah kiri melewati rintangan pertama dan berikutnya menuju rintangan berikutnya sesuai dengan arah panah yang telah ditetapkan sampai ia melewati garis finish.
-
Salah arah dalam menggiring bola, ia arus memperbaikinya tanpa menggunakan anggota badan selain kaki dimana melakukan kesalahan dan selama itu pula stop watch tetap jalan.
-
Menggiring bola dilakukan oleh kaki kanan dan kaki bergantian,atau minimal salah satu kaki pernah menyentuh bola satu kali sentuhan.
Gerakan : tersebut dinyatakan gagal bila : -
Testee menggiring bola hanya dengan menggunakan satu kaki saja.
-
Testee menggiring bola tidak sesuai dengan arah panah.
-
Testee menggunakan anggota badan selain kaki pada saat menggiring bola.
Untuk lebih jelasnya mengenai diagram lapangan tes menggiring bola terlihat seperti pada gambar 3.4.
Deni Haryadi, 2014 IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN DRIBBLING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38
Gambar 3.4 Diagram lapangan tes menggiring bola Sumber : Nurhasan (2007:212)
4. Cara menskor : Waktu yang di tempuh oleh testee dari aba-aba “Ya” sampai ia melewati garis finish. Waktu dicatat sampai satuan detik. Alat ukur untuk mengukur kemampuan menggiring bola dinamakan Dribble Test, diambil dari buku Meansure cincepts in Physical Education: Frank M. Verduci Ed. D (1980:35). Tingkat validitas tes ini adalah 0,92 dan tingkat relibitasnya adalah 0,99.
F. Pelaksanaan Penelitian Penelitan ini dilaksanakan disekolah sepakbola (SSB) Viking Soccer School KU-12 (CIANJUR). Waktu penelitian dilaksanakan dari tanggal 14 november sampai 30 desember 2013 selama enam minggu dengan perlakuan
Deni Haryadi, 2014 IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN DRIBBLING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39
eksperimen selama 18 kali pertemuan dengan frekwensi perpertemuan tiga kali dalam seminggu. Adapun urutan jadwal pertemuan selama seminggunya adalah : 1.
Minggu, Pukul 07.00-09.00 WIB dilapangan sepakbola bojong kabupaten Cianjur
2.
Kamis, Pukul 16.00-18.00 WIB dilapangan sepakbola bojong kabupaten Cianjur.
3.
Sabtu, Pukul 16.00-18.00 WIB dilapangan sepakbola ciherang kabupaten Cianjur..
1. Tes awal Pre test dilaksanakan pada tanggal 14 november 2013 dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dribbling. Pelaksanaan tes sebagi berikut : 1. Para pemain melakukan pemanasan dengan baik dan maksimal. 2. Pemain dipanggil satu persatu sesuai dengan urutan dari nomor 1 sampai 20. 3. Tes pertama adalah Tes Menggiring Bola diarea yang telah disediakan. 4. Pemain melakukan tes sesuai dengan kemampuannya dan sebaik-baiknya.
2. Pelaksanaan latihan Pelaksanaan latihan yang akan diberikan dalam penelitian ini untuk memperoleh data, penulis merencanakan tahap-tahap latihan yang akan diberikan kepada kedua kelompok. Lama latihan untuk eksperimen ini adalah satu setengah bulan atau lebih, hal ini dikemukakan oleh Harsono (1988:154) yang menyatakan bahwa : “Latihan kondisi fisik per-season yang intensif selama 6-10 minggu”. Selanjutnya Harsono (1988:194) menyatakan juga bahwa: “Sebaiknya latihan dilakukan tiga kali dalam seminggu dan diselingi satu hari untuk istirahat untuk memberikan kesempatan bagi otot untuk berkembang dan mengadaptasikan diri pada hari istirahat tersebut”. Latihan yang akan dilakukan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu latihan pemanasan, latihan inti dan latihan pendinginan. Berikut ini uraian dari ketiga bagian latihan.
Deni Haryadi, 2014 IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN DRIBBLING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40
a. Pemanasan Latihan pemanasan sangat diperlukan untuk dapat berlatih dengan aman dan mencegah terjadinya cedera. Menurut Karpovich yang dikutip oleh Harsono (1988), “Pemanasan tidak akan meningkatkan prestasi seorang atlet, tetapi menurutnya pemanasan hanya dibutuhkan untuk menghindari dari cedera-cedera otot dan sendi pada waktu melakukan aktifitas olahraga berat”. Latihan pemanasan dimulai dari peregangan statis, latihan kardio dan peregangan dinamis. Sesuai dengan pendapat Rai (2006:85) “Sebelum melakukan latihan beban lakukan latihan kardio misalnya dengan sepeda, joging, tredmill dan lain-lain dengan intensitas yang rendah dengan melakukan sekitar 10-15 menit”. Kedua kelompok melakukan pemanasan yang sama.
b. Latihan Inti Sebelum melakukan latihan inti anak diberikan penjelasan mengenai rencana latihan yang akan diberikan. Penyampaian materi latihan sesuai dengan program latihan yang diterapkan, latihan yang harus dilakukan masing-masing kelompok dijelaskan lagi. Setelah anak siap melaksanakan latihan, maka latihan inti pun dimulai. Dengan penerapan metode yang berbeda yaitu kelompok A menggunakan pendekatan taktis dan kelompok B menggunakan pendekatan teknis. Pelaksanaan latihan dribbling ini dilakukan di lapangan sepakbola. Tiap-tiap kelompok melakukan latihan teknik dasar dengan pendekatan taktis dan teknis seperti contoh di bawah ini. 1. Pelaksanaan latihan dribbling pendekatan taktis ( kelompok A): Latihan dribbling taktis dengan bentuk lalu lintas
Peraturan : buat lapangan berbentuk persegi berukuran 20 x 20 m.
Peralatan : rompi, cone, bola.
Cara pelaksanaan : Para pemain menggiring bola didalam lapangan secara
acak
tanpa
berbenturan
dengan
pemain
lain,
sambil
mendengarkan intruksi pelatih. Contoh : lampu hijau = semua pemain berlari menuju cone yang berwarna hijau, lampu merah = semua
Deni Haryadi, 2014 IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN DRIBBLING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
pemain berlari menuju cone berwarna merah, kemudian lampu kuning = para pemain berlari menuju cone berwarna kuning.
Poin latihan : Dorong pemain untuk banyak bergerak sambil mengontrol bola agar tidak jauh dari kaki, menggiring bola sambil menghindari
teman
sesuai
dengan
situasi
permainan
yang
sesungguhnya.
Waktu : Set I dribbling dengan waktu 15 menit, dengan intensitas 100%, istirahat 3-5 menit. Set II dribbling dengan waktu 15 menit dengan intensitas 100%, istirahat 3-5 menit.
2. Pelaksanaan latihan dribbling pendekatan teknis ( kelompok B) Latihan dribbling teknis dengan bentuk dribbling lurus
Peraturan : buat cones berhadapan dengan jarak 10-15 meter dengan formasi memanjang ke samping
Peralatan : Rompi, cones, bola.
Cara pelaksanaan : Para pemain menggiring bola dari cones yang satu ke yang kedua dengan lurus, dengan menggunakan kaki bagian luar,dalam dan punggung kaki secara perlahan terlebih dahulu.
Poin latihan : Dorong pemain agar memahami tentang dribbling menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar, dan punggung kaki secara baik.
Waktu : Set I dribbling lurus dengan waktu 15 menit, intensitas 100%, istirahat 3-5 menit. Set II dribbling lurus dengan waktu 15 menit, intensitas 100%, istirahat 3-5 menit.
Dalam latihan inti secara garis besar para sampel eksperimen diberikan latihan dribbling dengan metode pendekatan taktis dan pendekatan teknis. Untuk penentuan beban latihan dilakukan dengan cara memberikan latihan dari yang termudah sampai dengan yang tersulit. Tentunya sesuai dengan prinsip – prinsip latihan. Mengenai pelaksanaan latihan secara lebih detail dapat dilihat pada lampiran tentang program latihan.
Deni Haryadi, 2014 IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN DRIBBLING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42
c. Pendinginan Setelah melakukan latihan inti, teste diinstruksikan untuk melakukan latihan pendinginan dan peregangan pasif yang bertujuan untuk mengurangi rasa sakit pada otot setelah melakukan latihan, terutama pada otot yang dominan saat melakukan latihan. Kedua kelompok melakukan pendinginan dan peregangan yang sama.
3. Tes akhir Setelah melakukan program latihan selama 18 kali pertemuan, maka tes akhir dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil dari latihan yang diberikan. Tes akhir dilaksanakan 29 desember 2013 dilapangan bojong (Cianjur). Alat tes yang digunakan dalam pengambilan data akhir sama dengan yang digunakan pada tes awal yaitu, tes Menggiring Bola (Dribbling). Pelaksanaan tes yang dilakukan sesuai dengan yang dijelaskan pada instrumen penelitian.
G. Prosedur Pengolahan Data Setelah data penelitian terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah data dan menganalisis data tersebut secara statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut ditempuh dengan prosedur sebagai berikut: a.
Menghitung skor rata-rata dari setiap kelompok sampel dengan rumus dari Sudjana (2002:67) : = Arti dari tanda-tanda tersebut adalah: = Rata-rata hitung yang dicari ∑ = Jumlah dari Xi = Data hasil pengukuran n = Jumlah sampel
b.
Menghitung simpangan baku, menurut Sudjana (2002:94) : S =
Deni Haryadi, 2014 IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN DRIBBLING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: S = Simpangan baku yang dicari n = Jumlah sampel = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata c. Menguji Homogenitas, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: F= Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika F-hitung lebih kecil dari Ftabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V 1,V2) dengan taraf nyata (a) = 0,05. d. Menguji normalitas data menggunakan uji Liliefors. Prosedur yang digunakan adalah: 1) Penggunaan X1, X2,...Xn dijadikan bilangan baku Z1,Z2,...Zn dengan menggunakan rumus Z skor : Zi = (
dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel)
2) Untuk tiap angka baku tersebut, dengan bantuan tabel distribusi normal baku (tabel distribusi Z). Kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai X (Fzi) dengan ketentuan: Jika nilai Z negatif maka dalam menetukan Fzi nya adalah 0,5 – luas daerah distrbusi Z pada tabel. 3) Menetukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyaknya sampel. 4) Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya. 5) Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh sampel yang ada dan berilah simbol Lo. 6) Dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukanlah nilai L.
Deni Haryadi, 2014 IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN DRIBBLING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44
7) Bandingkanlah nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk menghitung diterima atau ditolak hipotesisnya, dengan kriteria:
e.
-
Terima Ho jika Lo < Lα = Normal
-
Tolak Ho jika Lo > Lα = Tidak normal
Uji Signifikasi peningkatan hasil latihan, dengan menggunakan uji t dengan rumus : H0 :
= 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan
H1 :
≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan
t=
Untuk masing-masing kelompok
Arti dari tanda-tanda dari rumus tersebut: t
= Nilai t hitung yang dicari = Rata-rata nilai beda = Simpangan baku beda
n = Jumlah sampel Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis: terima H0 jika –t (1-1/2α) < t > t (11/2 α) dk
(n-1). Dalam hal lainya H0 ditolak
f. Uji Signifikasi perbedaan peningkatan hasil latihan, menggunakan uji t: H0 : µ1 ≤ µ2, tidak terdapat perbedaan yang signifikan H1 : µ1 > µ2, terdapat perbedaan yang signifikan
t=
–
Untuk perbedaan kelompok
t = Nilai t hitung yang dicari S = Simpangan baku
n1 = Jumlah sampel kelompok 1 n2 = Jumlah sampel kelompok 2 = Nilai rata-rata kelompok 1 = Nilai rata-rata kelompok 2 Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis: -
Terima hipotesis jika, thitung ≤ t(1-0.05)
Deni Haryadi, 2014 IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN DRIBBLING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
-
Tolak hipotesis jika, thitung > t(1-0.05)
Batas penerimaan dan penolakan hipotesis 1-α 1-(0.05) 0.95 Dk = n1+n2-2
Deni Haryadi, 2014 IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN DRIBBLING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu