BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada Bank Umum Syariah di Indonesia pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2012-2015. Data laporan keuangan diperoleh melalui website resmi (www.ojk.go.id). B. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kausal, bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variabel (variabel independen) terhadap variable lainnya (variabel
dependen). Penelitian tersebut tercermin
ketika variabel terikat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel bebas tertentu. Penelitian ini bersifat deskriptif analitif yaitu penelitian yang menggambarkan dan menjelaskan CAR, BOPO, NPF, FDR, dan Inflasi untuk menganalisis bagaimana pengaruhnya terhadap profitabilitas. C. Definisi dan Operasional Variabel Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai (Sekaran, 2013, p. 116). Variabel yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah variable Dependen dan variabel Independen yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel Dependen Variabel Dependen merupakan variabel yang tidak bebas dalam suatu hubungan penelitian, sehingga variabel ini selalu dipengaruhi oleh variabel independen. 40 http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
Dalam penelitian yang penulis lakukan, variabel dependen tercermin pada tingkat Profitabilitas (ROA) Perbankan Syariah di Indonesia. Variabel dependen dalam penelitian ini disimbolkan dengan “Y”. Rasio ROA (Return on Asset) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Secara sistematis dapat ROA dirumuskan sebagai berikut (Kasmir, 2012, p.203). 2. Variabel Independen Variabel Independen sering juga disebut dengan variabel stimulus, prediktor, atau antecedent. Variabel ini merupakan variabel yang dapat memberi pengaruh kepada variabel independen. Variabel Dependen disimbolkan dengan “X”. Oleh karena terdapat enam variabel independen, maka variabel – variabel independen tersebut disimbolkan sebagai X1 (CAR) X2 (BOPO), X3 (NPF), X4 (FDR), X5 (Inflasi). Skala pengukuran yang digunakan dalam variabel independen dan variabel dependen adalah skala ratio yang merupakan skala pengukuran yang menunjukkan kategori, peringkat, jarak dan perbandingan konstruk yang diukur. CAR (Capital Adequacy Ratio) menurut Kasmir, (2012, p. 209). ” Rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ( kredit, penyertaan , surat berharga, tagihan pada bank lain ) ikut di biayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber – sumber di luar bank , seperti dana dari masyarakat , pinjaman , dan lain–lain. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
aktivanya sebagai akibat dari kerugian–kerugian bank yang di sebabkan oleh aktiva yang berisiko. BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) adalah rasio yang mengukur efisiensi dan efektivitas operasional suatu perusahaan dengan jalur membandingkan satu terhadap lainnya. Berbagai angka pendapatan dan pengeluaran dari laporan rugi laba dan terhadap angka-angka dalam neraca. Data BOPO diperoleh dengan cara membandingkan antara Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional. NPF (Non Performing Financing) rasio merupakan tingkat pengembalian kredit yang diberikan deposan kepada bank dengan kata lain NPF merupakan tingkat kredit macet pada bank tersebut. Data NPF diperoleh dengan cara Pembiayaan Non Lancar Terhadap Total Pembiayaan. FDR (Financing to Deposit Ratio) adalah rasio yang mengukur dan menilai cukup tidaknya likuiditas suatu bank. Data FDR diperoleh dengan cara menghitung perbandingan antara jumlah pinjaman yang diberikan kepada deposan dengan dana masyarakat yang dihimpun yaitu mencakup giro, simpanan berjangka (deposito), dan tabungan. Inflasi adalah kenaikan tingkat harga secara keseluruhan dan sebagian besar naik seiring berjalannya waktu (Mankiw, 2014, p. 141). Inflasi sebagai bagian dari keadaan perekonomian tentu akan dialami oleh setiap negara, hanya saja setiap negara memiliki tingkat inflasi yang berbeda-beda. Untuk mengukur tingkat inflasi dapat menggunakan indek harga konsumen. Data diperoleh dengan cara mengutip secara langsung dari Laporan Keuangan Publikasi bulanan yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
diterbitkan oleh Bank Umum Syariah dalam website resmi Otoritas Jasa Keuangan dan website resmi masing-masing bank selama periode 2012 sampai dengan 2015 (www.bi.go.id). Tabel 3.1 Tabel Definisi dan Operasional Variabel
No.
Jenis Variabel
Variabel
Skala
Pengukuran Penghasilan Bersih
1.
Dependen
ROA
ROA =
Rasio
Total Aktiva Modal Sendiri 2.
Independen
CAR
CAR =
x 100% ATMR
Rasio
Biaya Operasional 3.
Independen
BOPO
BOPO =
x 100% Pendapatan Operasional
Rasio
Total Pembiayaan Bermasalah 4.
Independen
NPF
NPF =
x 100% Total Pembiayaan
Rasio
Pembiayaan yang diberikan 5.
Independen
FDR
FDR =
x 100% Dana pihak ketiga + Modal sendiri
6.
Independen
Inflasi
Inflasi =
Harga sekarang Harga pada tahun dasar
x 100 %
D. Populasi dan Sampel Pada penelitian ini, populasi yang digunakan adalah bank umum syariah pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Adapun bank umum syariah di Otoritas Jasa Keuangan pada tahun 2015 ada sebanyak 12 bank umum syariah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Rasio Rasio
44
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan purposive sampling (sampel bertujuan). Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang didasarkan suatu kriteria tertentu yang ditentukan oleh sang peneliti untuk mendapatkan sampling yang memadai dan valid. Adapun kriteria sampel yang dijadikan peneliti sebagai pertimbangan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut : 1.
Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) yang ada di Indonesia.
2.
Bank Umum Syariah yang rutin menerbitkan Laporan Bulanan Bank Umum Syariah (LBUS) yang sekarang menjadi Laporan Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan (LSMK) periode tahun 2012 – 2015.
3.
Periode tahun yang mempunyai laporan keuangan dengan lengkap yang berisi rasio CAR, FDR, BOPO, NPF dan ROA Prosedur pemilihan sampel disajikan dalam table berikut : Tabel 3.2 Prosedur Pemilihan Sampel
No.
Keterangan
Jumlah
1
Jumlah BUS,UUS dan BPRS di Indonesia
116
2
Jumlah UUS yang tidak memenuhi kriteria
(22)
3
Jumlah BPRS yang tidak memenuhi kriteria
(82)
4
Jumlah BUS yang memenui kriteria tersedianya data
12
Total sampel yang digunakan 4 (tahun) x 12 (BUS)
48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
Tabel 3.3 Tabel Populasi dan Sampel Penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bank Umum Syariah Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Mega Syariah Indonesia Bank BRI Syariah Bank Syariah Bukopin Bank BNI Syariah Bank Jabar Banten Syariah Bank BCA Syariah Bank Victoria Syariah Bank Maybank Syariah Indonesia Bank Panin Syariah Bank BTPN Syariah
Sumber: Tim Informasi Perbankan Syariah, Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia
E. Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan adalah data eksternal dari luar perusahaan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi atas data sekunder berupa laporan keuangan masing – masing perusahaan yang mempunyai Laporan Keuangan dengan lengkap yang berisi rasio keuangan bank. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari media internet dengan cara mendownload melalui situs Bank Umum Syariah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo, 2013, p.147). Selain itu, data sekunder juga dapat diperoleh dari halaman –
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
halaman web yang menyajikan data sekunder seperti www.bisnis.com, www.idx.com, www.indoexchange.com, dan lain – lain. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perbankan syariah yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) www.ojk.go.id F. Metode Analisis 1. Penelitian Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skweness (kemencengan distribusi) (Ghazali, 2012, p. 19). F. Metode Analisis 1. Penelitian Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skweness (kemencengan distribusi) (Ghazali, 2012, p. 19). 2. Penelitian Pengujian Hipotesis 1. Pengujian Asumsi Klasik Berdasarkan data penelitian menggunakan data sekunder, maka perlu dilakukan uji asumsi klasik. Hasil dari regresi berganda digunakan sebagai alat prediksi yang baik dan tidak, bila memenuhi beberapa asumsi yang disebut asumsi klasik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
Dalam penelitian ini digunakan empat uji asumsi klasik yaitu normaliras,
multikolinieritas,
autokorelasi
serta
heteroskedastisitas yang akan dijelaskan sebagai berikut: 1) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi, kesalahan pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak (Ghazali, 2012, p.160). Model regresi yang baik adalah memiliki residual berdistribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan P-Plot dan uji statistik KolmogorovSmitrov. Untuk analisis P-Plot Residual normal dan tidak normal dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya, menunjukkan pola terdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal, tidak mengikuti arah garis diagonal dan tidak menunjukkan pola terdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Disamping
itu
kolmogorov-Smirnov.
uji
normalitas
Pengambilan
normalitas adalah sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dengan
uji
keputusan
statistik mengenai
48
a. Jika Asymp. Sig. < 0,05 maka distribusi data tidak normal. b. Jika Asymp. Sig. > 0,05 maka distribusi data normal. 2) Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas digunakan untuk menguji korelasi antara variabel independen. Jika terdapat korelasi yang tinggi antara variabel independen tersebut, maka hubungan antara
variabel
dependen
dan
independen
menjadi
terganggu. Dalam penelitian digunakan dua ukuran dalam memprediksi ada tidaknya gejala multikoliniearitas dalam model regresi, yaitu dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) (Ghazali, 2012, p.105). Sebagai dasar acuannya adalah sebagai berikut : a. Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel bebas dalam model regresi. b. Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinaeritas antar variabel bebas dalam model regresi. 3) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji dalam suatu model regresi terjadi atau tidak ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
(Ghazali, 2012, p.139). Jika varian dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas. Cara memprediksi pola gambar scatterplot adalah sebagai berikut : a. Jika titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur
seperti
kemudian
bergelombang,
menyempit,
maka
melebar terjadi
heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar secara acak di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu
Y,
maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas. Uji
heteroskedastisitas
dilakukan
dengan
menggunakan Uji Park. Uji Park dilakukan dengan cara meregresikan variabel bebas dengan nilai residual yang dikuadratkan (LnUi2) dengan masing-masing nilai variabel independen. Jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel
dependen,
maka
terjadi
heterokedaskitas. Sebaliknya, jika variabel bebas tidak signifikan
secara
statistik
mempengaruhi
dependen, maka tidak terjadi heterokedaskitas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
variabel
50
4) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi atau tidak antara kesalahan penggunaan pada periode (t) dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1) (Ghazali, 2012, p.110). Pada penelitian
ini
untuk
menguji
ada
tidaknya
gejala
autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (𝑑𝑈 ) dan (4 - 𝑑𝑈 ), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada korelasi. Tabel 3.4 Durbin Watson d test: Pengambilan Keputusan Hipotesis Nol Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negative Tidak ada korelasi negative Tidak ada autokorelasi positif/negative
Keputusan
Jika
Tolak
0 < 𝑑 < 𝑑𝐿
Tidak ada 𝑑𝐿 ≤ 𝑑 ≤ 𝑑𝑈
keputusan Tolak
4 − 𝑑𝐿 < 𝑑 < 4
Tidak ada keputusan Terima
4 − 𝑑𝑈 ≤ 𝑑 ≤ 4 − 𝑑𝐿 𝑑𝑈 < 𝑑 < 4 − 𝑑𝑈
Ket: 𝑑𝑈 : durbin watson upper, 𝑑𝐿 : durbin watson lower a. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (𝑑𝑈 ) dan (4 - 𝑑𝑈 ), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada korelasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (𝑑𝐿 ), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti autokorelasi positif. c. Bila nilai DW lebih besar daripada (4 - 𝑑𝐿 ), maka koefisien autokorelasi
lebih
kecil
daripada
nol,
berarti
ada
autokorelasi negatif. d. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (𝑑𝑈 ) dan batas bawah (𝑑𝑈 ), atau DW terletak diantara (4 - 𝑑𝑈 ) dan (4 𝑑𝐿 ), maka hasilnya tidak dapa disimpulkan. 2. Pengujian Hipotesis a) Untuk melakukan pengujian yang digunakan analisi regresi linear berganda, Pengujian dengan teknik regresi linear berganda merupakan teknik yang lebih sering digunakan untuk kepentingan pengujian hipotesis. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diutarakan oleh Supramono dan Utami (2009 : 81 ) bahwa analisis regresi merupakan teknik yang paling serius digunakan dibandingkan dengan teknik yang lain, mengingat sebagian besar rumusan penelitian akuntansi dan keuangan berkenaan dengan dugaan adanya pengaruh beberapa variabel dependen terhadap variabel independen. Model persamaanya adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
Dimana : Y
: Tingkat profitabilitas / ROA
a
: Konstanta
b1,b2,b3,b4, b5,b6
: Koefisien Regresi
X1
: CAR
X2
: BOPO
X3
: NPF
X4
: FDR
X5
: Inflasi
e
: Tingkat kesalahan pengganggu / Error
b) Uji hipotesis secara statistik. Uji hipotesis terhadap suatu variabel umumnya berupa uji perbedaan antara nilai sampel dengan populasi atau nilai data yang diteliti dengan nilai ekspektasi peneliti (Erlina, 2007: 113). Uji
hipotesis
secara
statistik
dilakukan
dengan
menggunakan uji signifikansi parsial (uji t) dan simultan (uji F) sesuai dengan teknik pengujian yang dipaparkan oleh Supramono dan Utami (2009 :77) bahwa jenis hipotesis perbedaan antar kelompok dapat menggunakan ttest bila terdiri dari dua kelompok atau F-test bila menggunakan
lebih
dari
dua
kelompok.
Kriteria
pengambilan keputusan untuk uji t dan uji F diterangkan sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α 5% Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α 5% H0 diterima jika F hitung ≤ F tabel pada α 5% Ha diterima jika F hitung ≥ F tabel pada α 5%
http://digilib.mercubuana.ac.id/