BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah berupa penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Kusumah dan Dwitagama (2010:9) penelitian tindakan kelas (PTK) adalah “penelitian yang dilakukan di kelasnya dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat”. Penelitian ini disebut dengan PTK karena penelitian ini merupakan tindakan yang dilakukan oleh guru dalam memperbaiki kualitas dalam proses belajar mengajar dan digunakan dalam memecahkan masalah di kelas.
3.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di SD Negeri 1 Candimulyo Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. Sekolah ini merupakan SD yang letaknya di pinggir jalan raya sehingga lokasi ini merupakan lokasi yang strategis dalam memperoleh informasi baik bagi kepala sekolah, guru, karyawan, maupun bagi siswa. Penelitian ini diadakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA melalui model pembelajaran investigasi kelompok.
3.3 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SD Negeri 1 Candimulyo Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung dengan siswa yang berjumlah 27 anak yang terdiri atas 15 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
3.4 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel X dan variabel Y. Variabel X disini adalah variabel bebas sedangkan variabel Y adalah variabel
24
25
terikat. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab atau berubahnya suatu variabel lain (variabel terikat), sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain (variabel bebas). Dalam penelitian tindakan kelas ini, variabel X adalah model pembelajaran investigasi kelompok sedangkan variabel Y adalah hasil belajar IPA. Ini berarti dalam penelitian ini model pembelajaran investigasi kelompok mempengaruhi hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri 1 Candimulyo.
3.5 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis & Mc Taggart dalam (Kusumah dan Dwitagama, 2010:20-21). Pada hakikatnya model ini berupa perangkat-perangkat. Satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dapat dipandang sebagai satu siklus. Model penelitian tindakan kelas ini merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Hanya saja model ini menggabungkan antara komponen tindakan (acting) dan pengamatan (observing) menjadi satu kesatuan. Disatukannya dua komponen ini disebabkan adanya kenyataan bahwa penerapan acting dan observing ini merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan karena dua komponen ini merupakan dua kegiatan yang terjadi dalam satu kesatuan waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan.
Gambar 3.1 Siklus PTK Model Kemmis & Mc Taggart
26
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama akan dilakukan dengan tatap muka dan pemberian evaluasi dan siklus kedua juga akan dilakukan cara yang sama yaitu tatap muka dan pemberian evaluasi. Pada gambar diatas, masing-masing siklus dilaksanakan melalui 4 tahapan yaitu tahap planning (perencanaan), tindakan, pengamatan, dan refleksi. Siklus 1 dan siklus 2 direncanakan dalam tiga kali pertemuan dalam satu kompetensi dasar. Melalui rincian prosedur tindakan sebagai berikut. 1. Siklus 1 a. Tahap Perencanaan (planning) Perencanaan (planning) merupakan kegiatan menyusun rancangan tindakan. Kegiatan ini dilakukan untuk persiapan pelaksanaan penelitian. Perencanaandilaksanakan sebelum tahap pelaksanaan tindakan diterapkan. Pada tahap ini langkah-langkah yang dilakukan yaitu: 1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 dengan standar kompetensi menerapkan sifatsifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model dengan model pembelajaran investigasi kelompok. 2. Mempersiapkan sumber dan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran. 3. Menyusun dan menyiapkan lembar kerja kelompok dan tes evaluasi. 4. Membuat dan menyiapkan instrumen lembar observasi yang bertujuan untuk
mengamati kegiatan
guru
dan kegiatan siswa
dalam
pembelajaran yang dilakukan. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (acting ) Pada tahap ini dilakukan kegiatan pembelajaran dengan tatap muka dan pemberian evaluasi. Alokasi waktu yang digunakan adalah 2 x 35 menit. Pada siklus pertama ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti sedangkan teman sejawat bertugas sebagai observer terhadap proses belajar mengajar. Tahap tindakan dalam siklus ini direncanakan dalam 3 kali pertemuan dalam 1 kompetensi dasar. Pelaksanaan tindakan dalam siklus 1 terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi) dan
27
kegiatan penutup. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan dalam 3 kali pertemuan tersebut tersaji dalam tabel 3.1 di bawah ini. Tabel 3.1 Langkah-langkah Pembelajaran Siklus 1
No. 1.
Tahap Pendahuluan 1.
2.
Inti: Eksplorasi
Elaborasi
Konfirmasi
3.
Penutup
Kegiatan 1. Mengucapkan salam, berdoa. 2. Mengabsensi siswa. 3. Pemberian motivasi dan apersepsi kepada siswa. 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. 1. Guru menyampaikan peta konsep materi kepada siswa tentang cahaya dan sifat-sifatnya. 2. Guru bertanya kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari. 1. Siswa memilih sub topik sesuai dengan topik permasalahan yang telah dibacakan guru. 2. Siswa dibagi dalam kelompok kecil (satu kelompok 5-6 siswa). 3. Tiap kelompok mendapat sub topik yang berbeda-beda. 4. Guru membagi lembar kerja dan alat peraga kepada siswa. 5. Siswa secara berkelompok berdiskusi dalam melakukan pembuktian melalui percobaan. 6. Siswa secara berkelompok merangkum informasi yang telah didapat sesuai percobaan yang telah dilakukan. 7. Siswa secara berkelompok mempersiapkan laporan tentang materi dan hasil percobaan untuk dipresentasikan. 8. Siswa secara berkelompok berkesempatan mempresentasikan hasil laporannya didepan kelas secara bergantian yang dikoordinir guru. 9. Semua siswa berkesempatan untuk menanggapi presentasi kelompok yang maju ke depan kelas. 1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil presentasi yang telah dibahas. 2. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. 3. Guru menyimpulkan materi yang telah dibahas dan menjadikannya menjadi sebuah rangkuman dan memberikan penguatan. 1. Guru menyampaikan KKM, yaitu 75. 2. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang dibagikan guru. 3. Guru mengoreksi beberapa hasil jawaban siswa. 4. Melakukan refleksi. 5. Mengakhiri pelajaran dengan mengajak semua siswa berdoa.
28
c. Observasi (observing) Observasi (observing), yaitu kegiatan mengamati dampak atas tindakan yang dilakukan. Kegiatan observasi ini dilakukan pada saat tindakan diterapkan dalam kelas, sehingga antara pelaksanaan tindakan dan pengamatan berlangsung dalam waktu yang sama. Penelitian tindakan ini dilakukan dalam bentuk kolaborasi. Pelaksana adalah peneliti sedangkan teman sejawat menjadi observer. d. Refleksi Refleksi ini berdasarkan pada hasil belajar siswa yang berupa hasil tes tertulis yang telah diperoleh siswa dalam siklus pertama ini. Hasil refleksi pada siklus 1 dijadikan bahan pertimbangan dalam proses pembelajaran pada siklus 2. 2. Siklus 2 Rancangan pelaksanaan siklus 2 dilakukan tahapan-tahapan yang sama pada siklus 1 tetapi terlebih dahulu diawali dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus 1 dan refleksi, sehingga kelemahankelemahan pada siklus 1 tidak terjadi lagi pada siklus 2. Pelaksanaan siklus 2 akan disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia di SD tempat dilakukannya penelitian dengan kompetensi dasar yang berbeda.
3.6 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: a. Tes Tes menurut Uno (2007:71) adalah suatu pertanyaan, tugas, dan direncanakan untuk memperoleh informasi. Setiap butir pertanyaan mempunyai jawaban dan memberikan implikasi bahwa setiap butir tes menuntut jawaban dari orang yang dites. Tes dalam peneitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa yang berupa tes tertulis. Tes tertulis yang digunakan berupa tes dengan jawaban pilihan ganda. Instrumen pengumpulan datanya yaitu
29
kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal tes yang sudah disiapkan sebelumnya oleh peneliti. Sebelum dilakukan tes, pada indikator membuat karya/model sesuai rancangan terlebih dahulu dilakukan penilaian proses dalam pembuatan karya/model sesuai dengan rancangan. Rubrik penilaian proses ini dapat dilihat dalam lampiran halaman 141. Tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar IPA siswa menggunakan model investigasi
kelompok.
Berikut
ini
disajikan
tabel
tentang
kisi-kisi
pengembangan instrument penilaian pada pembelajaran IPA siklus 1 dan siklus 2 dalam tabel 3.2 berikut ini Tabel 3.2 Kisi-kisi Pengembangan Instrument Penilaian pada Pelajaran IPA Siklus 1 dan Siklus 2 Kompetensi Dasar Siklus 1 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Siklus 2 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifatsifat cahaya.
Indikator Menyebutkan benda-benda yang termasuk sumber cahaya. Membuktikan sifat-sifat cahaya mengenai cahaya merambat lurus Membuktikan sifat cahaya yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap). Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung). Memberikan contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari melalui percobaan.
Item Soal 1, 5, 7, 11, 30 2, 10, 13, 15, 21 3, 9, 19, 24, 28 6, 8, 12, 22, 14, 25, 26, 27, 16 4, 17, 18, 20, 23, 29
Menyebutkan model yang berkaitan dengan 1, 8, 9, 13, 15, 19, 21, 23, 24, 27, 29 sifat-sifat cahaya dan cara kerjanya. Membuat karya/model yang sesuai dengan 5, 7, 12, 16, 25, 26 rancangan. Menggunakan berbagai alat/bahan yang sesuai. 4, 10, 11, 17, 28 Menguji cara kerja model yang dibuat. 2, 3, 6, 14, 18, 20, 22, 30
30
b. Observasi Observasi menurut Uno (2007:71) adalah metode pengumpulan data dengan cara mengamati tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam melakukan suatu pekerjaan. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis penilaian kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran baik pada siklus 1 maupun siklus 2. Kisi-kisi lembar observasi kegiatan guru dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok seperti pada tabel 3.3 dibawah ini. Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Langkah- langkah pembelajaran Kegiatan pra pembelajaran Kegiatan Awal:
Kegiatan Inti: Eksplorasi Elaborasi
Indikator (Aspek Observasi) 1. Guru menyiapkan alat dan bahan pembelajaran yang akan digunakan. 2. 3. 4. 5.
Guru menyampaikan salam. Guru mengabsensi siswa. Guru melakukan motivasi dan apersepsi kepada siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.
6. Guru menjelaskan garis besar materi yang akan disampaikan. 7. Guru memberi pertanyaan untuk dijawab siswa. 8. Guru membacakan topik permasalahan yang akan dipelajari siswa. 9. Guru membagi siswa ke dalam kelompok- kelompok kecil (satu kelompok 5-6 siswa). 10. Guru meminta siswa bergabung dengan kelompoknya. 11. Guru memberikan sub topik yang berbeda-beda pada tiap-tiap kelompok. 12. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan mencari informasi dari sumber buku dan sumber lain yang akan digunakan siswa. 13. Guru memberikan lembar kerja dan alat peraga yang diperlukan dalam pembuktian melalui percobaan kepada siswa. 14. Guru meminta siswa untuk berdiskusi dalam melakukan percobaan. 15. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan data hasil percobaan. 16. Guru memberi kesempatan siswa untuk membuat laporan tentang materi dan hasil percobaan
31
Langkah-langkah Pembelajaran
Indikator (Aspek Observasi) 17. Guru meminta tiap kelompok untuk melakukan presentasi. 18. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk memberi tanggapan kelompok yang sedang presentasi.
Konfirmasi
19. Guru menyimpulkan hasil presentasi dengan melibatkan siswa. 20. Guru bertanya tentang materi yang belum dipahami. 21. Guru memberi kesimpulan tentang materi dengan melibatkan siswa. 22. Guru memberi penguatan atas materi yang telah dibahas.
Kegiatan Penutup
23. Guru menanyakan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan 24. Guru menyampaikan materi yang akan datang. 25. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi
Keterangan: Skor 1 : kurang Skor 2 : cukup Skor 3 : baik Skor 4 : sangat baik Nilai kinerja guru =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
x 100
Skor maksimum = 100
Berikut ini kisi-kisi lembar observasi kegiatan siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok yang disajikan dalam tabel 3.4 di bawah ini.
32
Tabel 3.4 Kisi–kisi Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Langkah langkah pembelajaran Kegiatan pra pembelajaran Kegiatan Awal:
Kegiatan Inti: Eksplorasi
Indikator (Aspek Observasi)
1. Siswa menyiapkan buku pelajaran. 2. Siswa menjawab salam. 3. Siswa menjawab absensi dari guru. 4. Siswa menjawab pertanyaan motivasi dan apersepsi dari guru. 5. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru. 6. Siswa menjawab pertanyaan dari guru. 7. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang garis besar materi.
Elaborasi
8. Siswa memilih sub topik sesuai topik permasalahan yang dibacakan guru. 9. Siswa melaksanakan perintah guru untuk membentuk kelompok. 10. Siswa bergabung dengan kelompok masing-masing. 11. Tiap kelompok menerima sub topik yang berbeda-beda dari guru. 12. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya dan mencari informasi dari sumber buku dan sumber lain yang akan digunakan siswa. 13. Siswa menerima lembar kerja dan alat peraga yang diberikan guru. 14. Siswa berdiskusi dalam melakukan pembuktian melalui percobaan. 15. Siswa mengumpulkan data hasil percobaan. 16. Siswa membuat laporan tentang materi dan hasil percobaan. 17. Siswa melakukan presentasi dengan kelompoknya sesuai sub topik yang diperoleh. 18. Siswa memberi tanggapan kelompok yang sedang presentasi.
Konfirmasi
19. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil presentasi. 20. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang materi yang belum dipahami. 21. Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 22. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah dipelajari 23. Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang refleksi pembelajaran yang telah dilakukan. 24. Siswa membuka materi yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya. 25. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang dibagikan guru
Kegiatan Penutup
33
Keterangan: Skor 1 : banyak siswa yang melakukan kegiatan < 25% Skor 2 : banyak siswa yang melakukan kegiatan 26-50% Skor 3: banyak siswa yang melakukan kegiatan 51-75% dari jumlah siswa Skor 4 : banyak siswa yang melakukan kegiatan >75% dari jumlah siswa Penilaian: Nilai aktivitas siswa =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
x 100
Skor maksimum = 100
1.7 Jenis data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang digunakan dalam penelitian yang berupa angka. Data ini digunakan untuk mengetahui hasil tes tertulis siswa dalam setiap akhir pertemuan pada siklus 1 maupun 2. Sedangkan data kualitatif adalah data digunakan dalam penelitian yang tidak berupa angka. Data ini digunakan untuk menganalisis kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam pembelajaran IPA dengan model pembelajaran investigasi kelompok.
1.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Uji validitas dan reliabilitas penjabarannya adalah sebagai berikut. 1.8.1 Uji Validitas Validitas menurut Santosa dan Ashari (2005:247) validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Perhitungan Uji validitas menggunakan SPSS 16. Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut. 1. Ketik data jawaban tes pada Excel. 2. Buka program SPSS. 3. Copylah skor-skor jawaban tes yang ada pada Excel. 4. Klik menu Analyze, Scale, Reliability Analysis.
34
5. Bloklah semua items, kemudian pindahkan ke kotak items dengan mengklik tanda panah. 6. Pada kotak model pilih alpha kemudian klik tombol statistic sehimgga akan muncul Reability Analysis Statistics 7. Pada kotak Descriptives for pilih statistic, item, scale, scale if item deleted, none 8. Pilih continue lalu klik OK Untuk mengetahui soal yang diuji itu valid atau tidak dengan melihat hasil output dari pengolahan data tersebut yaitu dilihat dari Corrected Item-Total Correlation dimana jika hasil 𝑁ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal dinyatakan valid dan dapat dipergunakan, sedangkan jika hasil hasil hasil 𝑁ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal dinyatakan tidak valid dan tidak dapat dipergunakan. Nilai tabel r dapat dilihat pada a = 5% dan db = n-2. Berdasarkan hasil soal uji validitas siklus 1 dan siklus 2 yang masing-masing berjumlah 30 soal didapatkan bahwa antara siklus 1 dan 2 jumlah soal yang valid sama-sama berjumlah 20 soal sedangkan soal yang tidak valid berjumlah 10 soal dengan kriteria r tabel adalah 0,444. Perinciannya pada tabel 3.5 sebagai berikut.
Tabel 3.5 Perbandingan Kevalidan Soal Siklus 1 dan 2
No 1.
Siklus Siklus 1
2.
Siklus 2
Valid Tidak Valid 1, 2, 3, 6, 7, 8, 9,10, 12, 13, 14, 15, 4, 5, 11, 20, 23, 24, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 25, 28 26, 27, 29, 30 1, 6, 8, 9, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 2, 3, 4, 5, 7, 10, 11, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30 12, 13, 26
1.8.2 Uji Reliabilitas Wijaya (2009:109) mengungkapkan bahwa pengujian reliabilitas berkaitan dengan adanya kepercayaan terhadap instrumen. Suatu instrumen dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi (konsisten) jika hasil dari dari pengujian instrumen tersebut menunjukkan hasil yang tetap.
35
Menurut Kuder dan Richardson (dalam Sudijono, 2011:254-259) reliabilitas digunakan untuk menguji jawaban dalam tes melalui butir item yang diberikan. Butir item soal tersebut dengan syarat bahwa untuk setiap jawaban benar diberi skor 1, sedangkan untuk setiap butir soal yang salah diberi skor 0. Apabila diperoleh koefisien tes lebih besar dari 0,70 maka hasil belajar siswa dapat dikatakan dengan reliabilitas tinggi, sebaliknya jika diperoleh koefisien tes kurang dari 0,70 maka hasil belajar siswa dapat dikatakan dengan reliabilitas rendah. Untuk menghitung koefisien reliabilitas menggunakan SPSS 16 dengan langkah-langkah yang sama seperti uji validitas. Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah diolah menggunakan SPSS 16 dapat dilihat dari hasil outputnya pada Cronbach’s Alpha dalam tabel 3.6 sebagai berikut.
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas
No. 1 2
Keterangan Siklus 1 Siklus 2
Nilai Hitung r 0,888 0,884
Nilai Tabel r 0,444 0,444
Dari tabel 3.6 dapat dilihat bahwa hasil nilai hitung r baik itu pada siklus 1 maupun 2 dapat diketahui bahwa nilai hitung r lebih besar daripada 0,70 ini berarti antara siklus 1 maupun 2 memiliki nilai koefesien reliabilitas yang tinggi. 𝟑.9 Uji Tingkat Kesukaran Soal Butir-butir item soal dalam tes hasil belajar mempunyai mutu atau tidaknya dapat diketahui melalui derajat kesukaran dari masing-masing butir soal yang akan diujikan. Syarat butir-butir soal yang baik yaitu apabila butir-butir item soal tersebut tidak terlalu sukar dan terlalu mudah. Butir-butir soal dalam tes hasil belajar dapat dikatakan memadai dalam derajat kesukaran menurut Witherington (dalam Sudijono, 2011:371) dapat diketahui dari besar kecilnya angka yang melambangkan tingkat kesulitan dari item tersebut. Angka yang dapat
36
memberikan petunjuk tentang tingkat kesukaran soal atau lebih dikenal dengan difficulty index biasanya dilambangkan dalam huruf “P” yang merupakan singkatan dari kata proportion (proporsi proporsa). Menurut Witherington (dalam Sudijono, 2011:371) Angka indek kesukaran item besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Artinya angka indek kesukaran itu paling rendah adalah 0,00 dan paling tinggi adalah 1,00 dimana apabila angka indek sebesar 0,00 merupakan kategori item yang terlalu mudah. Pemerolehan angka indek kesukaran item menggunakan rumus yang dikemukakan Du Bois sebagai berikut. 𝐵 P = 𝐽𝑆
Dimana, P = proportion = difficulty index = angka indek kesukaran item B = banyaknya testee yang dapat menjawab dengan betul dan butir item yang bersangkutan. JS = jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar
Cara memberikan interpretasi/ penafsiran terhadap indek kesukaran item disajikan dalam tabel 3.7 sebagai berikut.
Tabel 3.7 Cara Pemberian Penafsiran/interpretasi terhadap Indek Kesukaran Item Besarnya P < 0,25 0,25-0,75 > 0,75
Penafsiran/interpretasi Terlalu sukar Cukup (sedang) Terlalu mudah
Dari hasil pengolahan dari Exel dapat diketahui bahwa dari soal yang berjumlah 30 bahwa kategori soal terbagi menjadi 3 yaitu sukar, sedang, dan mudah. Berikut ini hasil uji tingkat kesukaran soal pada siklus 1 disajikan pada tabel 3.8 dibawah ini.
37
Tabel 3.8 Tingkat Kesukaran Soal pada Siklus 1
Tingkat Kesukaran
Nomer soal
Jumlah
Mudah
2, 3, 5, 13, 14, 15, 21, 25, 26
9
Sedang
1, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 27, 28, 29, 30
20
Sukar
4
1 30
Total:
Berikut ini hasil uji tingkat kesukaran soal siklus 2 seperti pada tabel 3.9 sebagai berikut.
Tabel 3.9 Tingkat Kesukaran Soal pada Siklus 2
Tingkat Kesukaran
Nomer soal
Jumlah
Mudah
4, 8, 11, 19, 22, 24, 27, 28, 29
9
Sedang
1, 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 23, 25, 30
20
Sukar
26
1 Total:
30
3.10 Indikator Keberhasilan Sebagai penentu keberhasilan penelitian yang diuji cobakan berhasil atau tidaknya maka digunakan indikator keberhasilan. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
38
a. Terjadinya kenaikan hasil belajar dapat dilihat dari keberhasilan hasil belajar IPA diukur dari ketuntasan hasil belajar IPA siswa sudah mencapai 80% dari nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan sekolah yaitu 75. b. Untuk mengetahui tingkat
keberhasilan langkah-langkah dari model
pembelajaran investigasi kelompok dalam pembelajaran IPA dengan mengetahui kriteria kerja yang dapat dilihat dalam kategori berikut ini. 0-20
= Sangat kurang
20-40
= Kurang
40-60
= Cukup
60-80
= Baik
80-100 = Sangat baik
3.11 Analisis Data Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPA yang diperoleh siswa pada masing-masing siklus disetiap akhir pertemuan melalui model pembelajaran investigasi kelompok. Deskriptif kualitatif digunakan untuk mengetahui hasil observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok.