BAB III METODE PENELITIAN
1.1.
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasi. Arikunto (1998) menyatakan bahwa penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan antara dua variabel atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam sebuah variabel dengan veriabel lain. Besar atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.
1.2. Variabel penelitian 3.2.1.
Identifikasi variabel Variabel dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang diasumsikan menjadi penyebab munculnya variabel lain. Variabel terikat adalah variabel yang kemunculannya diasumsikan yang disebabkan oleh variabel bebas.
3.2.2.
Hubungan antar variabel Dalam penelitian ini sesuai dengan judul maka terdapat dua variabel yaitu :
1. Variabel bebas (X), adalah variabel yang mempengaruhi terhadap satu gejala. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosional. 2. Variabel terikat, adalah variabel yang dipengaruhi oleh suatu gejala. Adapun yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah komunikasi interpersonal (Y).
Kecerdasan
Komunikasi
Emosional
Antar Pribadi
Variabel Bebas (X)
Variabel Terikat (Y)
1.3. Definisi Operasional Untuk mengoperasikan variabel penelitian, maka perlu dirumuskan definisi opersional. Devinisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut, yang dapat diamati (Syaifudin Azwar, 1999). Variabel dalam penelitian ini mempunyai definisi operasional sebagai berikut : 3.3.1.
Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan membina hubungan dengan orang lain.
3.3.2.
Komunikasi Antar Pribadi Komunikasi Antar Pribadi, pada hakikatnya adalah komunikasi antara komunikator dan komunikan. DeVito (dalam Effendi, 2000) mendefinisikan komunikasi antar pribadi sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua komunikator atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika Komunikasi Antar Pribadi menunjuk pada komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka dimana orang-orang terlibat secara langsung satu sama lain dalam penyampaian dan penerimaan pesan secara nyata. Komunikasi antar pribadi mencangkup komunikasi antar dua orang (“dyadic communication”). Yang menncangkup aspek-aspek efektifitas komunikasi antar pribadi, keterbukaan, empati, perasaan positif dan kesamaan/kesetaraan.
1.4. Populasi dan Sampel 3.4.1.
Populasi Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Populasi merupakan keseluruhan elemen yang hendak dijelaskan melalui penelitian atau dengan kata lain populasi adalah objek dari penelitian yang dilakukan.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Salatiga yang seluruhnya berjumlah 219 orang siswa. Tabel 3.1 Data Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Salatiga Tahun Ajaran 2012 – 2013
3.4.2.
Kelas
Jumlah
VIII A
26
VIII B
28
VIII C
28
VIII D
28
VIII E
28
VIII F
28
VIII G
27
VIII H
27
Jumlah Total
219
Sampel Sugiyono (2011) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
probability sampling, merupakan teknik pengambilan
sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono 2011). Jenisnya sampelnya sendiri adalah simple random sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi (Sugiyono, 2011). Cara demikian dilakukan karena populasi yang ada bersifat homogen yaitu siswa kelas VIII. Selanjutnya dalam penentuan jumlah sampel penelitian, peneliti akan menggunakan rumus penentuan sampel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael (dalam Sugiyono, 2011) sebagai berikut : S=
λ².N.P.Q d²(N-1)+λ².P.Q Dalam penerapan rumus tersebut Sugiyono (2011) telah
membuat tabel penentuan sampel dengan taraf kesalahan 1%, 5%, dan 10%. Penggunaan tabel penentuan jumlah sampel disesuaikan dengan jumlah populasi yang dimiliki. Melalui tabel tersebut peneliti menggunakan sampel dengan taraf kesalahan 5%. Penghitungan jumlah sampel diambil dari jumlah populasi kelas VIII SMP Negeri 5 Salatiga sejumlah 219 siswa. Dengan jumlah 219 populasi, sampel yang dapat diambil dengan taraf kesalahan 5 % sesuai tabel penentuan sampel Sugiyono (2011) adalah 135 siswa. 1.5. Instrumen Penelitian Skala dalam penelitian ini menggunakan skala pilihan agar subjek mudah mengerjakannya. Alasan yang mendasari skala semacam ini adalah pertimbangan bahwa item-item tipe pilihan umumnyan lebih menarik bagi para subjek dibanding tipe lain (Hadi, 1997). Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.5.1
Skala Sikap Komunikasi Antar Pribadi Skala komunikasi antar pribadi ini digunakan untuk mengungkap subjek pada komunikasi antar pribadi. Skala komunikasi antar pribadi ini disusun oleh Rufaida Mayasita (2008) yang diadaptasi mengacu pada teori Joseph De Vito (1989) mengenai ciri komunikasi antar pribadi. Komunikasi antar pribadi ini dimodifikasi dengan penyesuaian kebahasaan vane terdiri dari 50 item. Skala komunikasi antar pribadi ini terdiri dari beberapa aspek, yang dinyatakan dalam pemyataan favorabel (positif) dan unfavorabel (negatif) yang harus direspon oleh subjek dengan 5 altematif jawaban. Item favorabel adalah item yang mengandung ungkapan tentang diri subjek yang positif sedangkan unfavorabel adalah item yang mengandung ungkapan tentang diri subjek yang negatif. Dengan altematif jawaban yaitu: a. Item Favorable Sangat Setuju skor (4), Setuju skor (3), Tidak Setuju skor (2), Sangat Tidak Setuju skor (1) b. Item Unfavorable Sangat Setuju skor (1), Setuju skor (2), Tidak Setuju skor (3), Sangat Tidak Setuju skor (4) Skala kominikasi ini menunjukkan semakin tinggi skor total yang dicapai subjek berarti taraf komunikasi antar pribadi subjek semakin tinggi, sebaliknva semakin rendah skor totalnya,
maka semakin rendah pula cara berkomunikasi antar pribadi subjek. Aspek-aspek komunikasi antar pribadi yang akan diungkap dalam kisi-kisi : Tabel 3.2 Item Skala Komunikasi Antar Pribadi Variabel
Sub Variabel
Komunikasi 1. Openess antar (Keterbupribadi kaan)
2. Empathy (empati)
3. Suportivenes s (dukungan)
4. Positive ness (perasaan positif)
5. Equality (kesama-an)
JUMLAH
Indikator a. Tidak menutup diri b. Bereaksi kepada orang lain c. Tidak menyendiri d. Menerima diri dan orang lain a. Ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain b. Ikut mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang diungkapkan orang lain c. Menolong meringankan beban orang lain a. Memberikan dukungan atau penghargaan kepada orang lain b. Memberikan bombongan atau tanggapan kepada oran lain a. Sikap ekspresi positif dari diri sendiri. b. Sikap positif terhadap orang lain c. Sikap positif terhadap situasi
Nomor Item F UF 1, 3, 2, 6 5, 7, 11, 41 42
Jumlah
9
9, 10, 15, 16, 43, 44, 45
12, 13 14
18, 23, 46, 22
17, 19, 20, 21 24, 25
10
26, 27, 29, 30, 31, 47, 48
4, 8 28, 32
11
37, 38 49, 50
33, 34, 39, 35, 36, 40
10
10
50
3.5.2
Skala sikap Kecerdasan Emosional Dalam penelitian ini skala kecerdasan emosional telah dimodifikasi skripsi oleh Mangun Nurmala (2012) mengacu pada skala teori Goleman (2005), mengungkapkan lima aspek dalam kecerdasan emosional yang meliputi kesadaran diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan membina hubungan. Skala Kecerdasan Emosional ini terdiri dari pernyataan favourable dan unfavourable dengan empat kategori jawaban dan skoring didasarkan pada alternatif pilihan jawaban. Sistem penilaian skala dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Item Favorable Sangat Setuju skor (4), Setuju skor (3), Tidak Setuju skor (2), Sangat Tidak Setuju skor (1) b. Item Unfavorable Sangat Setuju skor (1), Setuju skor (2), Tidak Setuju skor (3), Sangat Tidak Setuju skor (4) Aspek-aspek komunikasi antar pribadi yang akan diungkap dalam kisi-kisi :
Tabel 3.3
Skala Sikap Kecerdasan Emosional Variabel Kecerdasan Emosional
Sub Variabel Kesadaran diri
a. Mampu mengenal emosi dalam diri b. Memahami penyebab timbulnya emosi
Mengelola emosi
a. Mampu mengekspresikan dan mengendalikan emosi dengan tepat b. Mampu mengatasi kecemasan, ketakutan dan kesedihan dengan baik c. Mampu menghibur diri ketika sedang sedih a. Mampu mengambil inisiatif, keputusan atau gagasan b. Mampu membuat rencana-rencana yang inovatif-kreatif ke depan c. Bertanggung jawab dalam mengambil keputusan d. Memiliki rasa optimis yang tinggi dalam mencapai tujuan a. Mampu melihat tandatanda non verbal yang ditunjukan orang lain b. Memiliki empati
17, 18, 24
4, 7, 27,25
19, 21
1, 3, 5, 6, 8, 23
11, 12, 15,
2, 10
a. Mampu mengembangkan dan mempertahankan hubungan baik dengan orang lain b. Mampu bersosialisasi dengan baik c. Menghargai hubungan yang sudah terjalin
9, 13, 14, 16, 20
Memotivasi Diri Sendiri
Mengenali Emosi Orang lain (Empathy)
Kecerdasan Emosional
Jumlah
No Item F UF 22, 26, 28, 29, 30
Indikator
Membina hubungan
15
15
1.6. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Suatu alat ukur yang baik harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas, karena alat
ukur yang tidak reliabel atau tidak valid akan
memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subjek atau model dikenai tes (Azwar, 2001). Validitas item adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur/instrumen. Alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, (Azwar, 2001). Pengujian validitas item dan reliabilitas dilakukan setelah skala determinasi diri dan komunikasi interpersonal diisi oleh responden dengan fasilitasi program komputer SPSS release 16.0 for windows. Dalam menginterpretasi koefisien validitas sifatnya relativ, tidak ada batasan universal yang menunjuk angka minimal agar suatu skala psikologi dikatakan valid. Penilaiannya dikembalikan kepada pihak pemakai skala atau kepada pemakai yang berkepentingan dalam penggunaan hasil ukur skala yang bersangkutan. Seringkali suatu skala yang memiliki koefisien skala tidak begitu tinggi masih dapat bermanfaat guna membantu pengambilan keputusan (Azwar, 1999). Sebuah tes bisa memperbaiki efisiensi prediktif jika tes itu menunjukkan korelasi apapun yang berarti (signifikan) dengan kriteria seberapapun rendahnya. Dalam keadaan ini, bahkan validitas serendah
0.198 bisa membenarkan dimasukannya tes ke dalam program seleksi (Anastasi, 1997). Menurut Azwar (2000) untuk menguji reliabilitas digunakan teknik Alpha Cronbach, dikatakan reliabel jika besarnya korelasi minimal 0,70. Untuk mengetahui reliabilitas alat ukur, Goerge & Mallery (1995) mengemukakan bahwa: > 0,9 sangat bagus ( excellent) > 0,8 dikatakan bagus ( good) > 0,7 dapat diterima (acceptable) > 0,6 dapat dipertanyakan ( questionable) > 0,5 jelek ( poor) < 0,5 tidak dapat diterima ( unacceptable)
3.6.1
Validitas dan Reliabilitas Item Skala Komunikasi Antar Pribadi Validitas skor SMP Negeri 5 Salatiga pada tabel 3.4 lampiran, menunjukan skor Corrected Item to Total Correlation item komunikasi antar pribadi skor terendah (0,208) dan tertinggi (0,630) sehingga dapat diketahui bahwa semua item soal dinyatakan valid sesuai dengan pendapat teori (Anastasi, 1997) yang menyatakan validitas angka terendah bergerak pada nilai (1,98).
Tabel 3.5 Reliabilitas Item Skala Komunikasi Antar Pribadi Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.929
50
Hasil analisis Alpha (α) komunikasi antar pribadi diperoleh hasil α = 0,929 sehingga dapat dikatakan memiliki reliabilitas pada kategori sangat bagus. Dengan demikian instrumen penelitian dapat dinyatakan item-itemnya valid dan instrumentnya reliabel untuk dipakai dalam penelitian ini. 3.6.2
Validitas dan Reliabilitas Item Skala Kecerdasan Emosional Validitas Skor SMP Negeri 5 Salatiga pada tabel 3.6 lampiran, menunjukan skor Corrected Item to Total Correlation item Kecerdasan Emosional skor terendah (0,211) dan tertinggi (0,728) sehingga dapat diketahui bahwa semua item soal dinyatakan valid sesuai dengan pendapat teori (Anastasi, 1997) yang menyatakan validitas angka terendah bergerak pada nilai (1,98). Tabel 3.7 Reliabilitas Item Skala Kecerdasan Emosional Reliability Statistics Cronbach's Alpha .919
N of Items 30
Hasil analisis Alpha (α) Skala kecerdasan Emosional diperoleh hasil α = 0,919 sehingga dapat dikatakan memiliki reliabilitas pada kategori sangat bagus. Dengan demikian instrumen penelitian dapat dinyatakan item-itemnya valid dan instrumennya reliabel untuk dipakai dalam penelitian ini.
1.7. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik. Hal tersebut dikarenakan bila menggunakan analisis statistik dapat menghasilkan kesimpulan yang dapat dipertimbangkan faktor keberhasilan, serta bersifat objektif dan universal dalam arti dapat digunakan hampir pada semua bidang penelitian (Hadi, 1993). Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data ordinal. Dikatakan data ordinal karena menunjukkan
angka
posisi
dari
suatu
urutan
variasi,
tanpa
memperhitungkan besarnya jarak antara golongan yang satu dengan yang lainnya untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan antara kecerdasan emosional dan komunikasi antar pribadi akan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik korelasi Kendall’s tau_b dengan bantuan program SPSS for Windows release 16.0.