1
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SMP Negeri 1 Kebakkramat yang berada di kabupaten Karanganyar, dengan alasan: a.
Siswa SMP Negeri 1 Kebakkramat masih banyak didapati yang cenderung pasif ketika di dalam kelas maupun di luar kelas. Pasif yang dimaksud adalah ketrampilan partisipasi yang sesuai dengan civic skills dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Terlihat dari perilaku siswa yang kurang berani bertanya, mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran. Kegiatan di luar kelas yang berhubungan dengan hal tersebut adalah ketika kampanye ketua OSIS bulan November 2015 di sekolah tersebut, beberapa siswa terlihat kurang tertarik mengikuti kegiatan tersebut.
b.
Berkaitan
dengan
kecerdasan
berdemokrasi,
guru
Pendidikan
Kewarganegaraan sudah berusaha menciptakan iklim yang demokratis ketika proses pembelajaran di kelas khususnya guru kelas VIII. Hal ini sesuai dengan pengamatan ketika peneliti melakukan Praktik Pengalaman Lapangan di sekolah tersebut guru berusaha memicu keaktifan siswa dengan mengunakan berbagai metode dalam pembelajaran. Selain itu, sekolah juga membuat kegiatan yang berkaitan dengan penerapan demokrasi di sekolah seperti kampanye ketua OSIS sampai pada pemilihan ketua OSIS. c.
Belum pernah dilakukan penelitian yang berkaitan dengan masalah kecerdasan berdemokrasi di kelas sehingga peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di tempat tersebut. Berdasarkan dari berbagai pertimbangan tersebut, penelitian ini
diharapkan memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian.
2
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian merupakan waktu dimana penelitian akan dilakukan setelah lokasi penelitian ditentukan. Susan Stainback dalam (Sugiyono, 2015: 37) lamanya penelitian tergantung pada keberadaan sumber data, interes dan tujuan penelitian. Selain itu juga bergantung pada cakupan penelitian, dan bagaimana peneliti mengatur waktu yang akan digunakan. Penelitian dilaksanakan setelah mendapat perijinan dari pihak yang berwenang. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 5 bulan (Januari 2016 sampai Mei 2016) yang dimulai dari tahap pengajuan judul, penyusunan proposal, ijin penelitian, pengumpulan data, analisa data sampai pada penyusunan laporan, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian No. 1 2 3 4 5 6
Kegiatan
Jan
Feb
Tahun 2015 Mar Apr
Mei
Jun
Pengajuan Judul Penyusunan Proposal Ijin Penelitian Pengumpulan Data Analisis Data Penyusunan Laporan B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
1. Pendekatan Penelitian Penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam menyusun penelitian yang bertujuan untuk memahami suatu masalah dan pemecahan masalah tersebut. Pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif. Kirk dan Miller dalam Lexy J Moleong (2002) mendefinisikan bahwa, “penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasnnya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahnya”. (Zuldafrial dan Muhammad Lahir, 2012: 2)
3
Selanjutnya pendekatan kualitatif juga diungkapkan oleh Creswell (2010: 4-5) yang menyatakan bahwa, “Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna baru yang diperoleh sejumlah individu atau sekelompok orang, yang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan”. Pendapat lain yang menjelaskan penelitian kualitatif adalah Anselen Strauss dna Juliet Corbin (2013) yang menyatakan bahwa, “penelitian kualitatif diartikan sebagai jenis penelitian yang temuantemuannya tidak diperoleh melaui prosedur statistik atau bentuk hitung lainnya.” (Zuldafrial dan Muhammad Lahir, 2012: 2) Berdasarkan uraian pengertian penelitian kualitatif diatas, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, agar hasil penelitian ini nantinya dapat mengungkap rasa keingintahuan yang dirasakan oleh peneliti. Pembaca diharapkan mudah dalam memahami penelitian ini, karena penelitian kualitatif tidak terdiri dari angka-angka, melainkan berisi informasi deskriptif yang terdiri dari kata-kata dan gambar-gambar, sehingga bisa bermanfaat bagi orang banyak. Menurut Herdiansyah (2010: 64) “penelitian kualitatif memiliki banyak model, diantaranya yang umum digunakan, yaitu boigrafi, fenomenologi, grounded theory, etnografi, dan yang paling familier studi kasus tertentu. Sebagaimana pendapat Yin bahwa, “Penelitian studi kasus adalah suatu inqury empiris yang mendalami fenomena dalam konteks kehidupan nyata, ketika batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan jelas” (Herdiansyah, 2010: 76). Lebih lanjut, Herdiansyah, 2010: 76) menjelaskan bahwa, “salah satu ciri khas dari studi kasus adalah adanya sistem terbatas. Hal ini dimaksud dengan sistem yang terbatas adanya batasan dalam hal waktu dan tempat serta batasan dalam hal kasus yang diangkat”. 2. Jenis Penelitian
4
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif kualitatif, hal ini dikarenakan hasil penelitian ini memaparkan obyek yang diteliti (orang, lembaga atau yang lainnya) yang berdasarkan fakta. Satori dan Komariah (2011: 28) menjelaskan bahwa: Penelitian deskriptif berusaha untuk mendeskripsikan suatu objek, fenomena, atau setting sosial terjewantah dalam suatu tulisan yang bersifat naratif. Artinya, data, fakta yang dihimpun berbentuk kata atau gambar daripada angka-angka. Mendeskripsikan sesuatu berarti menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana suatu kejadian terjadi. Berdasarakan penjelasan di atas dapat ditegaskan bahwa penelitian deskriptif memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi yang sedang terjadi saat sekarang untuk mengangkat fakta-fakta dan menyajikan akurat apa adanya. Sutopo (2002: 110) menyatakan bahwa, “Penelitian deskriptif adalah penelitian tingkat kedua yang merupakan pengembangan lanjut dari penelitian eksploratif, peneliti sudah mengetahui variabel yang terlibat dalam sasaran studinya”. Sedangkan penelitian eksploratif merupakan tingkat penelitian awal, yang sifatnya merupakan penelitian penjelajahan, artinya peneliti sama sekali belum mengetahui apa yang terjadi (Sutopo, 2002: 110) Peneliti berusaha menyajikan data deskriptif berupa keterangan atau tanggapan dari informan dengan memahami makna baru, observasi lapangan serta studi dokumen yang berhubungan dengan obyek, dalam hal ini peneliti menekankan pada kompetensi pedagogik guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam membangun kecerdasan berdemokrasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kebakkramat. C. Data dan Sumber Data Menurut Riduwan (2012: 20) menjelaskan bahwa, “Data ialah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta”. Data dalam penelitian kualitatif sendiri bukan berupa angka-angka karena
5
data angka atau numerik hanya sebagai pelengkap saja. Data yang dominan ialah berupa kata-kata yang diperoleh dari hasil berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Sejalan dengan penjelasan tersebut Haris Herdiansyah (2010: 116) menjelaskan, “data adalah sesuatu yang diperoleh melalui suatu metode pengumpulan data yang diolah dan dianalisis dengan suatu metode tertentu yang selanjutnya akan menghasilkan suatu hal yang dapat menggambarkan atau mengindikasikan sesuatu”. Menurut Hassan (2002: 16) “Data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau yang dianggap. Jadi, data dapat diartikan sebagai sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan”. Sugiyono (2015: 333-335), membagi jenis data menjadi dua kelompok, yaitu data kuantitatif (yang berbentuk angka, dengan teknik analisis data menggunakan metode statistik) dan data kualitatif (yang berbentuk kata-kata atau kalimat). Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, observasi lapangan yang telah dituangkan dalam bentuk catatan lapangan (transkrip) dan studi dokumen berupa gambar yang diperoleh melalui pemotretan saat guru melaksanakan pembelajaran. Sumber data dalam penelitian kualitatif diungkapkan oleh H. B Sutopo (2002:50-54) yang menyatakan bahwa “sumber data dalam penelitian kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa, atau aktivitas, tempat atau lokasi, benda, beragam gambar, atau rekaman, dokumen atau arsip”. Selanjutnya, Menurut Arikunto (2013: 172) yang dimaksud dengan sumber data adalah “subjek dari mana data diperoleh”.
6
Sumber data dalam penelitian kualitatif ada beberapa yang dapat digunakan, seperti yang diungkap oleh Sugiyono (2015: 308-309) yang menyebutkan bahwa: Sumber data dalam penelitian kualitatif dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuestioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya. Berdasarkan uraian di atas mengenai sumber data maka peneliti menggunakan sumber data yang berupa informasi, tempat dan peristiwa, dokumen dan arsip, yang lebih jelasnya sebagai berikut: 1.
Narasumber (Informan) Informan adalah individu yang memiliki informasi, H.B Sutopo (2002: 50) menyatakan bahwa: Jenis sumber data yang berupa manusia dalam penelitian pada umumnya dikenal sebagi responden. Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (narasumber) sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki informasinya. Peneliti dan narasumber di sini memiliki posisi yang sama, dan narasumber bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi bisa memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang dia miliki. Dengan sumber data ini maka akan diperoleh informasi yang berupa kata-kata atau kalimat. Informasi yang diperoleh dari informan disebut data primer, yaitu orang yang tahu dan dapat dipercaya serta mengetahui secara mendalam data-data yang diperlukan. Informan yang dapat memberikan data antara lain: a. Ibu Murni Hidayati, S.Pd selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum b. Ibu
Tatik
Susilowati,
S.Pd
selaku
Kewarganegaraan SMP Negeri 1 Kebakkramat
Guru
Pedidikan
7
c. Landung Wahyu Prasetya selaku peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kebakkramat d. Hendro Setyo Prawoto selaku peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kebakkramat e. Tri Alamsyah Kurnia Wanto selaku peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kebakkramat f. Rahmadani Putri Pramudita selaku peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kebakkramat g. Hanifaw Rahma Setyoningrum selaku peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kebakkramat h. Afi Mika Nanda Kamelia selaku peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kebakkramat i. Zonna Rizky Pratama selaku peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kebakkramat j. Muhamad Kelvin Maulana selaku peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kebakkramat k. Pinky Ferbiansyah selaku peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kebakkramat l. Pramita M. R selaku peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kebakkramat m. Sania Mar’atul Latifah selaku peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kebakkramat n. Tejo Utami selaku peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kebakkramat. 2. Tempat dan Peristiwa Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data yang dimanfaatkan oleh peneliti (H. B Sutopo, 2002: 52). Tempat yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian yaitu SMP Negeri 1 Kebakkramat.
8
Peristiwa dalam penelitian ini adalah kompetensi pedagogik guru dalam membangun kecerdasan berdemokrasi dalam kegiatan belajar mengajar dan pengelolaan kelas pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 3. Dokumen dan Arsip Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu (H.B Sutopo, 2002: 54). Dalam mengkaji dokumen hendaknya tidak hanya mencatat apa yang tertulis, tetapi juga menggali dan menangkap maknanya yang tersirat di dalam dokumen tersebut Dokumen dan arsip yang digunakan peneliti sebagai sumber data antara lain: a. Silabus Pendidikan Kewarganegaraan tahun ajaran 2015/2016 b. Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
Pendidikan
Kewaraganegaraan kelas VIII semester 2 (dua) tahun ajaran 2015/2016 c. Program semester SMP Negeri 1 Kebakkramat d. Foto-foto kegiatan proses pembelajaran yang berkaitan dengan kompetensi
pedagogik
guru
dalam
membangun
kecerdasan
berdemokrasi di kelas maupun lingkungan sekolah. D. Teknik Sampling (Cuplikan) Menurut Sugiyono (2015: 118) teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Di dalam penelitian kualitatif, sampel akan ditujukan oleh peneliti dengan mempertimbangkan bahwa sampel itu mengenai masalah yang diteliti, jujur, dapat dipercaya dan datanya bersifat objektif. Teknik cuplikan yang biasa digunakan adalah teknik cuplikan yang bersifat selektif dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan konsep teoritis yang digunakan dan keingintahuan pribadi peneliti. Lebih lanjut Sugiyono (2015: 300) menjelaskan dalam penelitian kualitatif ada dua teknik sampling yang digunakan sebagai berikut: 1. Purposive sampling, adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa
9
yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagi penguasa sehingga akan menudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti. 2. Snowball sampling, adalah tekik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit lama-lama menjadi besar. Hal ini dilkukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit itu tersebut belum mampu memberikan data yang lengkap, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakn sebagai sumber data. Dengan demikian jumlah sampel sumber data semakin besar, seperti bola salju yang menggelinding, lama-lama menjadi besar. Lincon dan Guba dalam Sugiyono (2015: 301) mengemukakan bahwa “Naturalistic sampling is, then, very different from conventional sampling. It is based on informantional, not statistical, considerations. Its purpose is to maximize information, not to facilitate generalization”. Artinya penentuan sampel dalam kualitatif (naturalistik) sangat berbeda dengan penentuan sampel dalam penelitian konvesional (kuantitatif). Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif tidak didasarkan perhitungan statistik. Sampel yang dipilih berfungsi untuk mendapatkan informasi yang maksimum, bukan untuk digeneralisasikan. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti menggunakan teknik sampling
purposive
sampling,
yaitu
penentuan
sampel
dengan
pertimbangan tertentu. Dimana peneliti cenderung memilih informan yang lebih tahu, kemudian dari yang dipilih tersebut dijadikan sumber data yang dapat membantu dalam mengungkap permasalahan yang telah dirumuskan. Dalam purposive sampling, selain pengambilan sampel didasarkan atas pertimbangan tertentu, tetapi juga didasarkan dengan tujuan tertentu. Dengan kata lain, teknik pengambilan sampel yang digunakan dengan teknik informan kunci (key informan) yaitu peneliti mengambil orangorang kunci untuk dijadikan sumber data. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini cenderung memilih informasi dari orang-orang yang dijadikan informasi kunci (key informan) yang dapat dipercaya. Adapun informan kunci di dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
10
1. Murni Hidayati, S.Pd Murni Hidayati, S.Pd merupakan wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang memiliki tugas dan wewenang untuk menentukan kebijakan
tentang
program/kegiatan
peserta
didik,
khususnya
program/kegiatan yang berhubungan dengan proses pembelajaran. 2. Tatik Susilowati, S.Pd Tatik
Susilowati,
S.Pd
merupakan
pendidik
Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) kelas VIII yang di dalam pelajaran juga membahas secara lebih mendalam mengenai demokrasi. Pendidik PKn ini merupakan pihak yang sangat penting dalam membangun kecerdasan berdemokrasi dengan cara menciptakan kondisi yang demokratis di dalam kelas, hal ini sekaligus implementasi dari Kompetensi
Dasar
4.3
Menunjukkan
sikap
positif
terhadap
pelaksanaan demokrasi dalam berbagai kehidupan. 3. Peserta didik Peserta didik merupakan salah satu obyek yang diteliti yang diambil oleh peneliti beberapa peserta didik saja sebagai sampel, dengan pertimbangan peserta yang diambil bisa mewakili seluruh populasi peserta didik yang diteliti dalam memberikan informasi. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2015: 308). Terdapat beberapa cara dalam pengumpulan data antara lain: menggunakan metode tes, metode angket, metode interview, metode observasi, dan menggunkaan metode dokumentasi Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa : 1. Wawancara (Interview) Metode interview atau wawancara merupakan sebuah kegiatan komunikasi verbal antara peneliti dengan narasumber yang dinilai kompeten, melalui percakapan dengan tatap muka langsung, guna
11
memperoleh informasi yang dibutuhkan. “Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi”. (Sugiyono, 2015: 317) Sutrisno hadi dalam (Sugiyono, 2015: 194) mengemukakan bahwa
anggapan
yang
perlu
dipegang
oleh
peneliti
dalam
menggunakan metode interview dan juga kuesioner adalah sebagai berikut: a. Bahwa subyek adalah orang yang paling tahu dirinya sendiri b. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya c. Bahwa interprestasi subyek mengenai pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan yang dimaksudkan oleh peneliti. Pendapat
di
atas
menjelasakan
bahwa
dalam
memilih
narasumber harus teliti, dengan memperhatikan subyek adalah orang yang tahun dirinya sendiri, yang diungkapkan narasumber adalah data yang benar dan dapat dipercaya serta dapat sama presepsi antara narasumber dengan peneliti. Esterberg menyatakan beberapa macam wawancara, diantaranya adalah sebgai berikut: a.
b.
c.
Wawancara terstruktur (Structured interview) Wawancara terstruktur digunakan sebagi teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh Wawancara semi terstruktur (Semi structure interview) Wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Wawancara tang berstruktur (Unstructured interview) Wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis
12
dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2015: 319-320) Berdasarkan uraian diatas, wawancara dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara tetapi tanggapan dari responden yang dirasa perlu ditanyakan peneliti maka peneliti bisa menanyakan kepada responden walaupun di dalam pedoman wawancara tidak ada pertanyaannya. Dalam melakukan wawancara, ada beberapa langkah yang digunakan agar tujuan dari penelitian dapat tercapai. Lincoln dan Guba mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu: a. b. c. d. e. f. g.
Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan Mengawasi atau membuka alur wawancara Melangsungkan alur wawancara Mengkonfirmasikan ihtisar hasil wawancara dan mengakhirinya Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh (Sugiyono, 2015: 322)
Wawancara pada penelitian ini dilakukan terhadap beberapa pendidik dan beberapa peserta didik di SMP Negeri 1 Kebakkramat. Pedoman wawancara dan petikan hasil wawancara dapat dilihat di lampiran 2 dan lampiran 3. 2. Observasi (Pengamatan) Menurut
Sutrisno
Hadi
dalam
(Sugiyono,
2015:
203),
“Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis”. Teknik observasi pada dasarnya digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda serta rekaman gambar. Lebih lanjut Nasution dalam (Sugiyono, 2015: 310) menerangkan bahwa, “observasi merupakan dasar dari semua ilmu
13
pengetahuan”. Hal tersebut dapat dimaknai bahwa dalam suatu penelitian seorang peneliti harus berdasar pada data yaitu fakta yang diperoleh melalui suatu observasi. Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 2004: 158). Observasi dalam penelitian harus menggunakan teknik, agar dalam observasi menghasilkan data yang diharapkan. H.B Sutopo (2002: 64) menyatakan bahwa, “teknik observasi digunakan untuk menggali data yang berupa peristiwa, temapt atau lokasi dan benda, serta rekaman gambar”. Spradley (1980) menjelaskan bahwa, “pelaksanaan teknik dalam observasi dapat dibagi menjadi, tak berperan sama sekali dan observasi berperan”. (Sutopo. 2002: 64). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi berperan, alsannnya karena: Observasi berperan merupakan observasi yang dilakukan dengan mendatangi peristiwanya, kehadiran peneliti di lokasi sudah menunjukkan peran yang paling pasif, sebab kehadirannya sebagai orang asing diketahui oleh yang diamati, dan bagaimanapun hal itu membawa pengaruh pada yang diamati (Sutopo, 2002: 65) Berdasarkan uraian di atas peneliti melakukan pengamatan terhadap objek yang diteliti secara langsung yang bertujuan untuk mengumpulkan data. Adapaun tempat tujuan observasi peneliti yaitu di SMP Negeri 1 Kebakkramat. Observasi ini dilakukan dengan mengamati guru dalam proses belajar mengajar dan dalam mengelola kelas. Pedoman observasi dapat dilihat di lampiran 4. 3. Dokumen Sugiyono (2015: 329) “Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah lalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, atau karyakarya monumental dari seseorang”. Selanjutnya Sugiyono (2015: 329) “Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode obsevasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif”. Peneliti
14
mengumpulkan dokumen yang berupa informasi yang disimpan atau didokumentasikan seperti: dokumen, data soft file, data outentik, foto dan arsip lainnya yang dapat digunakan sebagi data pelengkap dari data yang diperoleh dalam kegiatan wawancara dan observasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya: a. Silabus Pendidikan Kewarganegaraan tahun ajaran 2015/2016 b. Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
Pendidikan
Kewaraganegaraan kelas VIII semester 2 (dua) tahun ajaran 2015/2016 c. Program tahunan SMP Negeri 1 Kebakkramat d. Foto kegiatan F. Uji Validitas Data Validitas data adalah keabsahan data yang diperoleh dalam penelitian atau suatu data yang diakui kebenarannya. Jadi dalam penelitian ini agar terjamin keabsahan datanya, maka uji validitas data dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu trianggulasi, informan review dan member check. Peneliti dalam hal ini menggunakan trianggulasi. Menurut Lexy J. Moleong (2004: 330) “Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluaan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.” Dalam kaitan ini (Sutopo, 2002: 78-82) menyebutkan bahwa, “ada empat trianggulasi yaitu trianggulasi data, trianggulasi metode, trianggulasi peneliti dan trianggulasi teori”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode dalam melakukan penelitian. Patton menyatakan pengertian trianggulasi data adalah sebagai berikut: Trianggulasi Data (data triangulation) artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari bebrapa sumber data yang berbeda. Dengan demikian apa yang diperoleh dari sumber yang satu bisa lebih teruji kebenaranya jika dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda. (Sutopo, 2002: 79)
15
Cara ini mengarahkan peneliti agar dalam pengumpulan data harus menggunakan beragam data yang tersedia, artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber yang berbeda. Sumber data yang digunakan adalah informan pendidik dan peserta didik SMP Negeri 1 Kebakkramat, dokumen terkait, tempat dan peristiwa.
Peneliti
selain
menggunakan
trianggulasi
data,
juga
menggunakan trianggulasi metode. Tranggulasi metode menurut Sutopo (2002: 80) sebagai berikut: Trianggulasi metode merupakan jenis trianggulasi yang bisa dilakukan oleh seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk menguji kemantapan informasi yang diperoleh. Trianggulasi metode yang dipergunakan untuk memperoleh data yang sejenis dilakukan memalui berbagai teknik pengumpulan data dalam bentuk wawancara, observasi, dan studi dokumen. Penelitian menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode karena untuk menutup kemungkinan apabila ada kekuarangan data dari salah satu sumber atau salah satu metode, maka dapat dilengkapi dengan data dari sumber atau metode lain. G. Analisis Data Analisis data merupakan langkah yang harus ditempuh dalam penelitian kualitatif yaitu mengumpulkan data perolehan, mengorganisir data, menyusun data dan merakit dalam kesatuan yang logis sehingga menjadi jelas kaitannya, proses tersebut harus dilakukan secara sistematis dan komprehensif.
Bogdan menyatakan bahwa, “Analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat dipahami, dan temuannya dapat diinforamsikan kepada orang lain”. (Sugiyono, 2015: 334) Menurut Sugiyono (2015: 334) menyatakan bahwa, Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
16
lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasian data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari , dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Sutopo (2002: 91) menyatakan bahwa, “ dalam proses analisis data terdapat 4 komponen utama yang harus dipahami oleh setiap peneliti kualitatif. Empat komponen tersebut adalah: (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) sajian data, (4) penarikan kesimpulan atau verifikasi”. Penjelasannya sebagai berikut: c.1. Pengumpulan data Pengumpulan
data
merupakan
kegiatan
memperoleh
informasi yang berupa kalimat-kalimat yang dikumpulkan melalui kegiatan wawancara, observasi, dan dokumen. Data yang diperoleh masih berupa data mentah yang tidak teratur, sehingga diperlukan analisis agar data menjadi teratur. c.2. Reduksi data Reduksi data yaitu pemilahan pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabsahan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan, “Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu” (Sugiyono, 2015: 338) Berdasarkan data-data yang diperoleh berdasar penelitain yang dilakukan, peneliti hanya mengambil data-data yang terfokus dala objek yang diteliti yaitu mengenai Kompetensi pedagogik guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam membangun kecerdaan berdemokrasi pada peserta didik di SMP Negeri 1 Kebakkramat. c.3. Sajian Data Sajian data merupakan rakitan oraganisaasi informasi yang memugkinkan riset dapat dilakukan. Sajian data dapat berupa
17
matriks, gambar atau skema, jaringan kerja kegiatan dan tabel, semuanya dirakit secara teratur guna mmepermudah pemahaman informasi. c.4. Penarikan kesimpulan dan verifikasi Peneliti sejak awal berusaha untuk memberi makna data yang dikumpulkan, untuk itu peneliti mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan sebagianya. Jadi data yang diperoleh peneliti di lapangan, kemudian peneliti menyusun kesimpulan-kesimpulan yang masih perlu divalidasi lagi. Maka, kesimpulan harus senantiasa diverifikasi agar kesimpulan yang diambil lebih kuat dan bisa dipertanggungjawabkan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam bagan di bawah ini:
Gambar 3.1 Komponen- komponen Analisis: Model Interaktif (Miles dan Huberman, 1992: 20) Berdasarkan gambar di atas, data yang terkumpul akan dianalisis melalui tiga tahapan yaitu mereduksi data, menyajikan data dan kemudian menarik kesimpulan. Semuanya dirancang dalam suatu proses siklus antara masing-masing tahap tersebut sehingga komponen-komponen
18
tersebut merupakan suatu rangkaian yang tidak bisa dipisahkan. Pada hakikatnya akan menghasilkan data yang tersusun secara sistematis. H. Prosedur Penelitian Kegiatan penelitian ini direncanakan melalui beberapa tahap, yaitu: “(1) persiapan, (2) Pengumpulan data, (3) Analisis data, (4) Penyusunan laporan penelitian”. (Sutopo, 2002: 187-190). Untuk lebih jelasnya masing-masing akan diuraikan sebagai berikut: 1. Persiapan a. Mengurus perizinan penelitian b. Menyusun
proposal
penenlitian,
pengembangan
pedoman
pengumpulan data dan menyusun jadwal kegiatan penelitian 2. Pengumpulan data a. Mengumpulkan data di lokasi studi dengan melakukan observasi, waawancara mendalam dan mencatat serta merekam dokumen b. Melakukan review dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul c. Memilah dan mengatur data sesuai dengan kebutuhan 3. Analisis Data a. Menentukan teknik analisis data yang tepat sesuai dengan proposal penelitian b. Mengmbangkan sajian data dengan analisis lanjut kemudian di cross check kan dengan penemuan di lapangan c. Setelah mendapat data sesuai intensitas kebutuhan maka dilakukan proses verifikasai dan pengayaan dengan mengkonsultasikan dengan orang yang dianggap lebih ahli d. Setelah selesai, baru dibuat simpulan akhir sebagi temuan penelitian 4. Penyusunan Laporan penelitian a. Penyusunan laporan awal
19
b. Review laporan pertemuan diadakan dengan mengundang kurang lebih dua orang cukup memahami penelitian untuk mendiskusikan lapaoran yang telah disusun sementara c. Perbaikan laporan d. Penyusunan laporan akhir Berikut adalah gambaran tentang prosedur penelitian yang peneliti lakukan:
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian